Anda di halaman 1dari 7

KESIMPULAN

PERAMALAN

Dari hasil peramalan dengan metode rata-rata bergerak tunggal (Single


Moving Average), metode pemulusan tunggal (Single Exponential Smoothing),
metode pemulusan ganda (Double Moving Average), metode winter’s (Winter’s
Method) dan metode proyeksi tren dengan regresi, diperoleh hasil berupa MAD,MSD
dan MAPE. Ketiga hal inilah yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan perencanaan persediaan.
Dari perbandingan hasil forecasting yakni perbandingan MAD, MSD dan
MAPE yang diperoleh dari ke-6 metode peramalan, metode proyeksi tren dengan
regresi dinilai paling baik untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan perencanaan persediaan karena menghasilkan MAD, MSD, MAPE
paling rendah dibandingkan dengan ke-5 metode lainnya.
KESIMPULAN

INVENTORY

Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan total biaya persediaan yang


dilakukan dengan tiga metode yaitu Economic Order Quantity (EOQ), Quantity
Discount Model Dan Analisis ABC. maka dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan hasil uji peramalan dengan menggunakan software POM
QM, diketahui bahwa peramalan dengan menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ) window inventory results memiliki
nilai demand rate 214, stup ordering cos 24 dan 34 holding cost
sehingga menghasilkan recorder point 4.28 units yang memiliki total
cost 590.972.
2. Pada Inventory Economic Order Quantity (EOQ) window inventory
results memiliki nilai demand rate 114, stup ordering cos 44 dan
holding cost 24% sehingga menghasilkan data solve pada units coxt
PD 11,172 dan total cost 11,663.24.
3. Pada Analisis ABC ada sepuluh produk yang di kelompokan sehingga
mendapat hasil kelompok A “LMN’’ 41.95%, “ABC” 57.05%, EFG
“68.38% dan “GHI” 78.45%. Kelompok B‘’CDE’’86.5 % dan OPQ
“94.05%. Kelompok C “IJK” 97.41%, “XYZ” 99.51%, “TUV” 99.8%
dan “RST” 100%.
KESIMPULAN

MATERIAL REQUEREMENT PLANING (MRP)

Secara keseluruhan MRP memberikan hasil yang positif dan sangat membantu
dalam berlangsungnya proses produksi. Dengan bantuan MRP dapat mengetahui
kapan proses produksi dapat dilakukan, kapan dan berapa jumlah bahan baku harus
diadakan dan kapan produksi dapat diselesaikan. Dengan membuat MRP dan Bill Of
Material dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Material Requiremnts Planing window Material Requiremnts Planing


Results p7 dan p8 memiliki nilai masing-masing 114 dan lead time a = 1, b =
3, e = 2, f = 2, c = 3, d= 3 dan e = 2 sehingga menghasilkan solve total rec
pada p7 324.
2. Pada Material Requiremnts Planing window The Indented Bill of Materials
p7 dan p8 memili nilai masing-masing 114 dan lead time a = 1, b = 3, e = 2,
f = 2, c = 3, d= 3 dan e = 2 sehingga menghasilkan solve item per parent
until a , b , c , e, f
3.2.2 Bagan BOM

Level

A
0
Lead time = 1

B C
1
Lead time =3 Lead time = 3

E F D E

Lead Time = 2 Lead Time = 2 Lead Time = 3 Laed Time = 2


2

3.3 PORel (Planned Order Release)

PORel (Planned Order Release) merupakan jumlah item yang direncanakan


untuk dipesan agar memenuhi perencanaan pada masa yang akan datang atau order
produksi yang dapat dilepas untuk dimanufaktur. Penentuan nilai PORel sangat
dipengaruhi oleh lead time (waktu tenggang yang diperlukan untuk membuat suatu
barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai barang itu diterima oleh
pemesan).
Tabel 2.8 hasil dari data Inventory cost yang dimasukkan pada Analysis ABC

Pada Analisis ABC ada sepuluh produk yang di kelompokan


sehingga mendapat hasil kelompok A “LMN’’ 41.95%, ‘’CDE’’86.5 % dan
minuman coklat 83.89%. Kelompok B minman soda 90.04. Kelompok C
Air mineral 93.96%, Minuman berenergi 96.64%, minuman 97.76%,
Minuman buah 98.77%, minuman 99.44% dan minuman jamu 100%.

 Diagram Analisi ABC


Gambar diatas ini menunjukkan diagram analisis ABC yang dibuat dengan
software excel. Pada diagram diatas menunjukkan warna biru unit price dan warna
merah demand (permintaan). Diagram di atas dimana demand (permintaan) paling
sedikit dan unit price paling tingga terdapat pada OPQ.
Gambar diatas ini menunjukkan grafik permintaan dan peramalan yang dibuat
dengan software POM QM. Garis berwarna hitam menunjukkan permintaan yang
terjadi, dan garis berwarna biru menunjukkan hasil peramalan dengan menggunakan
metode trend analysis.

1.5 Analisis Error


Hasil Penghitungan Tingkat Eror Dari Masing – Masing Metode Peramalan
Metode MAD MSE MAPE
Trend Analysis 14.42 288.47 .08
Exponential Smoothing 40.3242 3,316.093 .1643
With Trend
Naive 62.4 4624 .23
Moving Average 62.8 4,756 .2276
Weighted Moving averages 75 5,686.56 .2354
Exponential Smoothing 103.675 10,839.89 .3564

Dari hasil pengukuran tingkat error untuk masing – masing metode


peramalan, hasil pengukuran diberi ranking antara satu sampai enam. Satu
menunjukkan bahwa nilai tingkat error yang dimiliki merupakan yang paling rendah
yaitu Trend Analysis yang dilihat dari nilai Mean Absolute Devialition (MAD) yaitu
14.42. Sedangkan enam yaitu Exponential Smoothing menunjukkan tingkat error
yang paling tinggi atau paling tidak akurat karena memiliki nilai Mean Absolute
Devialition (MAD) yaitu 103.675.

Anda mungkin juga menyukai