Anda di halaman 1dari 8

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Sept. 2013, Vol. 2, No. 3, hal 191 - 198

Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri


Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh

Kristin Margiani IGAA Novi Ekayati


Kristin_undana@yahoo.com noviekayati@yahoo.com
Universitas Nusa Cendana Universitas 17 Agustus 1945
Kupang Surabaya

Abstract. Aggressivity is a destructive behavior which can be done by anyone and


anywhere. The purpose of this study to examine the relationship between stress and family
support with aggressiveness at wife who underwent a long-distance marriage. The subject
of this study were 53 wives who underwent a long-distance marriage which have child at
least one person. The data was collected using Aggressivity scale, stress scale and the
scale of family support. The collected data were analyzed with a statistical technique of
regression analysis and then parcial correlation. Results of regression analysis showed
that there was a significant relationship between stress and family support with
Aggressivity, with the effective contribution of stres and family support respectively by
23,07 % dan 45,03 %. By partial, stress variable did not correlated with aggressivity, but
the family support variables significantly negatively correlated with aggressivity.
Keywords : stress, family support, aggressiveness

Intisari. Agresivitas merupakan perilaku destruktif yang dapat dilakukan oleh siapa saja
dan di mana saja. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara stres dan dukungan
keluarga dengan agresivitas pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh. Subyek
penelitian ini adalah 53 orang istri yang menjalani pernikahan jarak jauh yang sudah
memiliki anak sedikitnya satu orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala
agresivitas, skala stres dan skala dukungan keluarga. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan teknik statistik regresi dan korelasi parsial. Hasil analisis regresi
menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara stres dan dukungan keluarga
dengan agresivitas, dengan sumbangan efektif stres dan dukungan keluarga masing-masing
sebesar 23,07 % dan 45,03 %. Secara parsial variabel stres tidak berkorelasi dengan
agresivitas, tetapi variabel dukungan keluarga berkorelasi negatif sangat signifikan dengan
agresivitas.
Kata Kunci : stres, dukungan keluarga, agresivitas

PENDAHULUAN (1988), banyak hal yang memicu timbulnya


agresivitas seperti stres, frustasi, deindividuasi,
Dewasa ini fenomena perilaku agresif dalam
serta suhu udara. Mulyono (1999) juga menam-
kehidupan masyarakat menunjukkan suatu geja-
bahkan bahwa lingkungan masyarakat dan ling-
la yang meningkat. Pemberitaan di media masa
kungan keluarga turut serta mempengaruhi
tentang kejahatan kriminal yang sering terjadi
munculnya agresivitas.
seperti tindakan kekerasan, penyerangan, pe-
Perilaku agresif bisa dilakukan oleh siapa
nganiayaan bahkan pembunuhan sudah menjadi
saja dan di mana saja. Kebanyakan agresivitas
hal yang biasa karena sering terjadi. Agresivitas
dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita,
adalah segala bentuk perilaku yang dimasudkan
keluarga kita, pasangan kita atau kekasih kita,
untuk menyakiti seseorang baik secara fisik
bahkan orang tua kita. Hanya 44,4 % agresivitas
maupun mental (Berkowitz, 1995). Agresivitas
dilakukan orang asing (Taylor, dkk. 2009).
juga dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
eksternal maupun internal. Menurut Koeswara
191
Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh

Keluarga merupakan satuan kekerabatan akibat kelelahan dalam menjalankan tugasnya


yang mendasar dalam masyarakat. Keluarga seperti seorang single parent dapat mempe-
selalu diidentikkan dengan mengarungi rumah ngaruhi munculnya agresivitas.
tangga yang hidup dalam satu atap rumah ber- Reaksi Terhadap Stres dapat digolongkan
kumpul bersama suami, istri dan anak. Dalam menjadi dua yaitu fisiologis dan psikologis.
Undang-Undang No. 1 tahun 1974, pasal 1 di- Walter Canon (dalam sarafino, 2006) memberi-
sebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir kan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh
batin antara seorang pria dengan seorang wanita terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia
sebagai suami istri dengan tujuan untuk mem- menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-
bentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia fight response karena respon fisiologis memper-
dan kekal berdasarkan keTuhanan yang Maha siapkan individu untuk menghadapi atau meng-
Esa. Melalui asas inilah suatu perkawinan akan hindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-
dapat mencapai tujuan dari perkawinan. Namun or-fight response menyebabkan individu dapat
asas yang dijalani oleh sebuah keluarga untuk berespon dengan cepat terhadap situasi yang
mencapai tujuan perkawinan tidak mudah dan mengancam. Akan tetapi bila arousal yang
banyak mengalami rintangan-rintangan oleh tinggi terus menerus muncul dapat membahaya-
berbagai macam permasalahan, mulai dari ma- kan kesehatan individu.
salah anak, ekonomi, kesehatan, sampai peker- Reaksi psikologis terhadap stressor meliputi:
jaan sehingga tidak jarang masalah tersebut a) Kognisi. Stres dapat melemahkan ingatan dan
akhirnya memisahkan pasangan (suami dan perhatian dalam aktifitas kognitif; b) Emosi.
istri) berada di dua daerah yang terpisah dalam Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu
kurun waktu yang bahkan tidak menentu, seper- sering menggunakan keadaan emosionalnya un-
ti keluarga prajurit atau pedagang. tuk mengevaluasi stres dan pengalaman emosi-
Pernikahan jarak jauh (long distance marria- onal. Maslach, dkk (dalam Sarafino, 2006) me-
ge) atau oleh Jones, dkk (1995) disebut sebagai ngatakan bahwa reaksi emosional terhadap stres
commuter marriage adalah pernikahan antara yaitu rasa takut, phobia, kecemasan, depresi,
pasangan suami istri yang tinggalnya terpisah. perasaan sedih dan marah; c) Perilaku Sosial.
Torsina (1991), menyatakan bahwa pernikahan Stres dapat mengubah perilaku individu terha-
jarak jauh adalah pernikahan yang karena ala- dap orang lain. Individu dapat berperilaku men-
san khusus menyebabkan pasangan suami istri jadi positif dan negatif (Sarafino, 2006). Don-
tidak bisa tinggal serumah. Maines (1993), nerstein & Wilson (dalam Sarafino, 2006), me-
menjelasakan bahwa pernikahan jarak jauh ngatakan bahwa stres yang diikuti dengan rasa
adalah pernikahan terpisah antara suami dengan marah menyebabkan perilaku sosial negatif
istri yang didasari atas komitmen sebelum cenderung meningkat sehingga dapat menim-
pernikahan karena tuntutan karier atau pekerja- bulkan perilaku agresif.
an. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
Bagi istri yang menjalani pernikahan jarak hidup sendirian tanpa bantuan dari orang lain.
jauh, hidup jauh dari suami merupakan suatu Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), ke-
tantangan yang cukup berat. Stres adalah salah butuhan sosial (pergaulan, pengakuan) dan
satu faktor munculnya agresivitas pada seorang kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa
istri. Kelelahan fisik akibat rutinias urusan aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin ter-
rumah tangga sehari-hari juga dapat berakibat penuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika
pada kelelahan psikologis. Beban kelelahan orang tersebut sedang menghadapi masalah,
fisik dan psikologis seorang istri yang menja- baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti
lani pernikahan jarak jauh cenderung akan itu seseorang akan mencari dukungan sosial
mempengaruhi perilaku sehari-harinya yang ku- dari orang-orang disekitarnya, sehingga dirinya
rang menguntungkan anggota keluarganya ter- merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
masuk anak-anaknya seperti memukul, melem- Dalam hal ini, seorang istri yang menjalani
par, mencubit, berbicara dengan kasar dan me- pernikahan jarak jauh juga membutuhkan du-
nyakitkan perasaan. Dengan kata lain stressor kungan sosial karena mereka memiliki beban

192
Kristin Margiani dan IGAA Novi Ekayati

dan tanggung jawab hampir sama dengan orang Alat Ukur Penelitian
tua tunggal (single parent), dimana ia diper- Untuk mengumpulkan data variabel agresivi-
hadapkan dengan urusan rumah tangga yang tas menggunakan skala agresivitas dengan me-
cukup kompleks seorang diri. Dari hasil pene- nggunakan pola skala Likert dengan empat
litian yang dilakukan Suriyasam (dalam Budi- kategori jawaban. Item pernyataan dalam skala
man, 2006) menunjukkan bahwa faktor penting bersifat favorabel dan unfavorabel. Dalam
yang dapat mengurangi stres adalah adanya memberikan penilaian terhadap jawaban yang
dukungan dari Suami. Namun dalam hal perni- ada, untuk setiap pernyataan favorabel bernilai
kahan jarak jauh, suami dan istri berada pada dari 4 sampai 1. Pilihan sangat setuju diberi
tempat yang berbeda yang dipisahkan dengan nilai 4, pilihan setuju diberi nilai 3, pilihan tidak
jarak yang cukup jauh. Oleh sebab itu dukungan setuju diberi nilai 2 dan pilihan sangat tidak
dari lingkungan keluarga sangat dibutuhkan. setuju diberi nilai 1. Sebaliknya untuk pernya-
Dukungan keluarga terkait erat dengan ling- taan unfavorabel.
kungan keluarga, karena melalui lingkungan Untuk mengumpulkan data variabel stres
keluarga seseorang bisa mendapat berbagai du- menggunakan skala stres dengan menggunakan
kungan serta merasakan adanya kenyamanan pola skala Likert dengan empat kategori jawa-
secara fisik maupun psikologis dari keluarga ban. Item pernyataan dalam skala bersifat favo-
serta orang-arang di sekitarnya yang membuat rabel dan unfavorabel. Dalam memberikan pe-
dirinya merasa diperhatikan, dihargai dan nilaian terhadap jawaban yang ada, untuk setiap
dicintai dan menjadi bagian dalam kelompok. pernyataan favorabel bernilai dari 4 sampai 1.
Sekaran (1986) mengatakan bahwa dukungan Pilihan sangat setuju diberi nilai 4, pilihan
dan bantuan yang diberikan suami dan anggota setuju diberi nilai 3, pilihan tidak setuju diberi
keluarga lainnya akan memberikan rasa aman nilai 2 dan pilihan sangat tidak setuju diberi
bagi wanita dalam melakukan segala tugas dan nilai 1. Sebaliknya untuk pernyataan unfavora-
tanggung jawabnya. House ( dalam Smet, 1994) bel.
membedakan bentuk dukungan sosial menjadi: Untuk mengumpulkan data variabel duku-
dukungan emosional, dukungan penghargaan, ngan keluarga menggunakan skala dukungan
dukungan instrumental, dan dukungan informa- keluarga dengan menggunakan pola skala
tif. Jika dukungan keluarga ini diberikan pada Likert dengan empat kategori jawaban. Item
istri yang menjalani pernikahan jarak jauh maka pernyataan dalam skala bersifat favorabel dan
dengan sendirinya akan meminimalisir timbul- unfavorabel. Dalam memberikan penilaian ter-
nya agresivitas yang merupakan reaksi dari hadap jawaban yang ada, untuk setiap pernyata-
stres yang dialaminya. an favorabel bernilai dari 4 sampai 1. Pilihan
Berdasarkan uraian di atas, penulis berminat sangat setuju diberi nilai 4, pilihan setuju diberi
untuk melakukan suatu penelitian untuk menge- nilai 3, pilihan tidak setuju diberi nilai 2 dan
tahui apakah ada hubungan stres dan dukungan pilihan sangat tidak setuju diberi nilai 1.
keluarga dengan agresifitas pada istri yang Sebaliknya untuk pernyataan unfavorabel.
menjalani pernikahan jarak jauh.
HASIL
METODE
Sampel Uji normalitas sebaran menunjukkan harga
koefisien Z Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,708
Penelitian ini mengambil sampel dari popu- pada p = 0,697 untuk variabel Stres; 2,020 pada
lasi dengan teknik incidental sampling, yaitu p = 0,001 untuk variabel Dukungan Keluarga
mengambil sampel dalam berbagai kesempatan dan 1,077 pada p = 0,196 untuk variabel Agresi-
bertemu dengan sampel untuk diminta kesedia- vitas. Oleh karena variabel X1 dan Y memiliki
annya mengisi alat pengumpul data penelitian. harga p > 0,05, maka dinyatakan memiliki seba-
Jumlah sampel penelitian ini 53 orang istri yang ran skor yang normal. Sedangkan pada variabel
menjalani pernikahan jarak jauh. X2 dinyatakan memiliki sebaran skor yang
tidak normal karena memiliki harga p < 0,05.

193
Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh

Hasil uji linieritas hubungan antara Stres Hasil dari uji hipotesis ini membuktikan per-
dengan Agresivitas menunjukkan harga F = nyataan Koeswara (1988) bahwa banyak hal
27,285 pada p = 0,000 (p<0,05), sehingga dapat yang memicu timbulnya agresivitas seperti
disimpulkan antara kedua variabel memiliki stres, frustasi, deindividuasi, serta suhu udara,
hubungan yang linier. serta pernyataan Mulyono (1999) yang menam-
Hasil uji linieritas hubungan antara Duku- bahkan bahwa lingkungan masyarakat dan ling-
ngan Keluarga dengan Agresivitas menunjuk- kungan keluarga turut serta mempengaruhi
kan harga F = 108,883 pada p = 0,000 (p<0,05). munculnya agresivitas.
Hal ini menunjukkan bahwa antara kedua varia- Secara parsial, uji hipotesis kedua menunjuk-
bel diatas juga memiliki hubungan yang linier. kan bahwa tidak ada hubungan antara stres de-
Hasil olah statistik dengan analisa regresi ngan agresivitas pada istri yang menjalani per-
menunjukkan harga koefisien F = 53,445 pada nikahan jarak jauh. Artinya, hipotesis kedua
p = 0,000 (p < 0,01). Sehingga dapat disimpul- yang menyatakan ada hubungn antara stres
kan bahwa secara bersama-sama variabel stres dengan agresivitas istri yang menjalani perni-
dan dukungan keluarga berkorelasi yang sangat kahan jarak jauh ditolak. Hasil tersebut mem-
signifikan dengan variabel agresivitas. perkuat General Affective Aggression model
Secara parsial, hasil perhitungan statistik (GAAM) yang diajukan oleh Anderson dan
menunjukkan harga t = 0,214 pada p = 0,832 (p kawan-kawan (Baron dan Byrne, 2005) bahwa
> 0,05) untuk korelasi antara variabel stres de- agresi dipicu oleh banyak sekali variabel input –
ngan agresivitas dan harga t = -7,226 pada p = aspek-aspek dari situasi saat ini atau kecende-
0,000 (p < 0,01) untuk korelasi antara variabel rungan yang dibawa individu ketika mengha-
dukungan keluarga dengan agresivitas. Artinya, dapi situasi tertentu. Variabel yang termasuk
secara parsial variabel stres tidak berkorelasi dalam kategori pertama meliputi hampir semua
dengan agresivitas, tetapi variabel dukungan hal yang dapat menyebabkan individu mengala-
keluarga berkorelasi negatif sangat signifikan mi ketidaknyamanan dalam hal ini stres yang
dengan agresivitas. disebabkan oleh ketidaknyamanan yang dirasa-
Pada penelitian ini juga diperoleh harga sum- kan istri yang menjalani pernikahan jarak jauh
bangan efektif kedua variabel X terhadap Y dalam melaksanakan beban tugas yang berat
yang ditunjukkan dari harga R2= 0,681, yang sebagaimana seorang single parent. Variabel
berarti variabel stres dan dukungan keluarga yang masuk dalam kategori kedua adalah sikap
secara bersama-sama memberikan pengaruh dan belief tertentu terhadap perilaku agresif
terhadap agresivitas sebesar 68,1 %, yang misalnya mempercayai bahwa hal tersebut tidak
terdiri dari sumbangan efektif variabel stres diterima dan tidak layak, atau nilai mengenai
(X1) sebesar 23,07% dan variabel dukungan perilaku agresif misalnya pandangan bahwa itu
keluarga (X2) sebesar 45,03%. Sehingga, selain adalah hal yang tidak baik. Disamping itu, Sears
kedua variabel X yang diteliti masih ada 31,9 % (1991) mengatakan bahwa hal yang memung-
variabel lain yang memberi pengaruh terhadap kinkan seseorang untuk tidak berperilaku agre-
agresivitas. sif adalah ia belajar untuk mengendalikan peri-
laku agresifnya, tidak peduli apakah ia akan
PEMBAHASAN diancam dihukum atau tidak. Ada dua pelajaran
umum yang dipelajari: menekan perilaku agre-
Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis per- sif secara umum dan menekannya dalam situasi
tama menunjukkan bahwa terdapat hubungan tertentu. Hambatan agresi yang dipelajari seca-
yang sangat signifikan antara stres dan duku- ra umum dapat disebut sebagai kecemasan agre-
ngan keluarga dengan agresivitas pada istri si. Tidak semua orang mempunyai jumlah kece-
yang menjalani pernikahan jarak jauh. Hal ini masan agresi yang sama. Wanita lebih banyak
berarti bahwa stres dan dukungan keluarga mempunyai kecemasan agresi dibandingkan
secara bersama-sama dapat digunakan sebagai pria. Individu yang diasuh dalam keluarga kelas
prediktor untuk memprediksi agresivitas pada menengah cenderung mempunyai lebih banyak
istri yang menjalani pernikahan jarak jauh. kecemasan agresi dibandingkan anak yang

194
Kristin Margiani dan IGAA Novi Ekayati

diasuh dalam keluarga kelas bawah. Kita juga ga secara bersama-sama memberikan pengaruh
mempelajari kecemasan tentang pengungkapan terhadap agresivitas sebesar 68,1 %, yang
agresi dalam situasi tertentu yang sangat spe- terdiri dari sumbangan efektif variabel stres
sifik. Selama hidup kita belajar dan mempe- sebesar 23,07% dan variabel dukungan keluarga
lajari kembali “ikatan”, norma-norma lingku- sebesar 45,03%. Sehingga, selain kedua varia-
ngan sosial kita. Mahasiswa belajar untuk tidak bel X yang diteliti, masih ada variabel lain yang
memaki sang profesor dihadapannya, dan sang memberi pengaruh terhadap agresivitas sebesar
profesor belajar untuk tidak melempar sesuatu 31,9 % misalnya usia, tingkat pendidikan, tipe
pada mahasiswanya. Kita belajar bahwa ber- kepribadian, lingkungan tempat tinggal, jumlah
teriak dan menjerit apalagi memukul pada anak anak, pekerjaan dan masih banyak lagi.
kita adalah hal yang tidak dibenarkan. Kita
boleh membunuh binatang untuk dimakan, teta- KESIMPULAN
pi kita tidak boleh saling membunuh hewan
piaraan seseorang. Kita mempunyai sejumlah Agresivitas adalah tingkah laku kekerasan
perbedaan kecil tentang agresi apa yang diper- fisik maupun verbal terhadap individu-individu
bolehkan dan agresi apa yang tidak diper- lain atau objek lain. Agresivitas juga dipenga-
bolehkan. Hambatan yang dipelajari ini meru- ruhi oleh banyak faktor, baik faktor eksternal
pakan kontrol perilaku agresi yang paling kuat maupun internal. Perilaku agresif bisa dilaku-
yang kita miliki. Hal inilah yang kemungkinan kan oleh siapa saja dan di mana saja, termasuk
menjadi salah satu penyebab yang mempe- pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh.
ngaruhi perilaku istri yang menjalani perni- Seorang istri yang menjalani pernikahan jarak
kahan jarak jauh yang menjadi subyek dalam jauh memiliki beban dan tanggung jawab ham-
penelitian ini, meskipun dalam keadaan stres pir sama dengan orang tua tunggal (singgle
namun tidak berperilaku agresif. parent), dimana ia diperhadapkan dengan uru-
Hipotesis ketiga menunjukkan ada hubungan san rumah tangga yang cukup kompleks se-
negatif yang sangat signifikan antara dukungan orang diri. Kelelahan fisik yang dialaminya
keluarga dengan agresifitas istri yang menjalani akan dapat berakibat pada kelelahan psikisnya
pernikahan jarak jauh. Artinya, hipotesis ketiga yang cenderung berdampak pada perilaku agre-
yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif sivitas. Dengan kata lain, stressor yang dialami
antara dukungan keluarga dengan agresivitas oleh istri yang menjalani pernikahan jarak jauh
istri yang menjalani pernikahan jarak jauh dapat memicu perilaku agresif. Dalam melak-
diterima. Arah hubungan yang negatif menun- sanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang
jukkan bahwa semakin tinggi dukungan keluar- istri yang menjalani pernikahan jarak jauh
ga maka semakin rendah agresivitas istri yang membutuhkan dukungan dari lingkungan kelu-
menjalani pernikahan jaraak jauh. Sebaliknya, arga, karena melalui lingkungan keluarga ia
jika semakin rendah dukungan keluarga maka mendapatkan dukungan serta merasakan adanya
semakin tinggi agresivitasnya. Hasil tersebut kenyamanan secara fisik maupun psikologis
sesuai dengan pendapat Sekaran (1986) yang yang dengan sendirinya akan meminimalisir
mengatakan bahwa dukungan dan bantuan yang agresivitas. Oleh sebab itu peneliti membuat
diberikan anggota keluarga akan memberikan hipotesis bahwa ada hubungan antara stres dan
rasa aman bagi seorang wanita dalam melaku- dukungan keluarga dengan agresivitas pada istri
kan segala tugas dan tanggung jawabnya. Jika yang menjalani pernikahan jarak jauh, ada
dukungan keluarga ini diberikan pada istri yang hubungan positif antara stres dengan agresivitas
menjalani pernikahan jarak jauh maka dengan pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh,
sendirinya akan meminimalisir timbulnya agre- serta ada hubungan negatif antara dukungan
sivitas yang merupakan reaksi dari stres yang keluarga dengan agresivitas pada istri yang
dialami. menjalani pernikahan jarak jauh.
Harga sumbangan efektif kedua variabel X Untuk menguji hipotesis diatas dilakukan
terhadap Y ditunjukkan dari harga R2= 0,681, pengumpulan data dengan menggunakan skala
yang berarti variabel stres dan dukungan keluar- agresivitas, skala stres dan skala dukungan ke-

195
Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh

luarga dengan model skala Likert yang sebe- Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi.
lumnya telah diujicoba pada 30 orang serta Yogyakarta: Pustaka Belajar.
telah melalui uji reliabilitas. Pengambilan data Azwar, S. 2010. Reliabilitas dan Validitas.
dilakukan pada 53 orang istri yang menjalani Edisi kelima.Yogjakarta: Pustaka Pelajar
pernikahan jarak jauh. Setelah data diperoleh Offset.
kemudian dilakukan uji asumsi serta analisa
regresi dan parsial dengan bantuan program Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Yogyakar-
SPSS 16 pada komputer. Secara regresi hasil ta: Pustaka Pelajar.
hitungan menunjukkan harga koefisien F = Baron, A & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial .
53,445 pada p = 0,000 (p < 0,01), berarti dapat Jilid 2. Edisi 10. Jakarta: Erlangga.
disimpulkan bahwa secara bersama-sama varia-
bel stres dan dukungan keluarga berkorelasi Berkowitz, L. 1995. Agresi Sebab dan Akibat-
yang sangat signifikan dengan variabel agresi- nya. Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo
vitas. Dengan demikian, hipotesis yang menga- Brigham, J. C. 1991. Social Psychology. New
takan ada hubungan antara stres dan dukungan York: Harpercollins Publisher.
keluarga dengan agresivitas diterima. Secara
parsial hasil hitungan menunjukkan harga t = Budiman. 2006. Persepsi Efektifitas kinerja
0,214 pada p = 0,832 (p > 0,05) untuk korelasi Karyawan Ditinjau dari Konflik peran Ganda
antara variabel stres dengan agresivitas dan Istri dan Dukungan Sosial Rekan Kerja.
harga t = -7,226 pada p = 0,000 (p < 0,01) untuk Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakul-
korelasi antara variabel dukungan keluarga de- tas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
ngan agresivitas. Artinya, secara parsial varia- Buss, A. H. & Perry, M. 1992. Personality
bel stres tidak berkorelasi dengan agresivitas, Processes and Individual Differences: The
tetapi variabel dukungan keluarga berkorelasi Aggression Questionnaire. Journal of Perso-
negatif sangat signifikan dengan agresivitas. nality and Social Psychology. Vol.63, No.3.
Dengan demikian, dipotesis yang mengatakan 452-459.
ada hubungan antara stres dengan agresivitas
Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi.
pada istri yang menjalani pernikahan jarak jauh
Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Raja-
ditolak, sedangkan hipotesis yang mengatakan
wali Pres.
ada hubungan negatif antara dukungan keluarga
dengan agresivitas pada istri yang menjalani Cohen, S. 1977. Special people: A brighter
pernikahan jarak jauh diterima. future for everyone with physical, mental and
Harga sumbangan efektif variabel stres dan emotional disabilities. New Jersey: Prentice-
dukungan keluarga secara bersama-sama mem- Hall.
berikan pengaruh terhadap agresivitas sebesar Dagun, S. M. 1990. Psikologi Keluarga : Peran
68,1 %, yang terdiri dari sumbangan efektif Ayah dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
variabel stres sebesar 23,07% dan variabel du-
kungan keluarga sebesar 45,03%. Sehingga, Davidoff, L. L. 1991. Psikologi suatu Pengan-
selain kedua variabel X yang diteliti masih ada tar. Jakarta: Erlangga.
31,9 % variabel lain yang memberi pengaruh Effendi, R.W & Tjahyono, E. 1999. Hubungan
terhadap agresivitas. Antara Perilaku Coping dan Dukungan Sosi-
al Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Anak
DAFTAR PUSTAKA Pertama. Anima, Volume 14. Nomor. 54.
Halaman 214 – 227.
Aronson, E. 1992. The Social Animal. San Fran-
cisco: W. H. Freeman &Co. Ekasari, N. 2008. Permasalahan Pada Istri
Dalam Commuter Marriage. Jurnal Publika-
Atkinson, R. L, Atkinson, R. C. & Hilgard E. R. si. Surabaya: Ubaya.
1993. Pengantar Psikologi. Jilid 2. Edisi
VIII. Jakarta: Erlangga. Folkman, S., Lazarus, R.S., Schetter, C.D.,
DeLongis, A., & Gruen, R.J. 1986. Dyna-

196
Kristin Margiani dan IGAA Novi Ekayati

mics of stressful encounter: Cognitive appra- Larsen, R.J., & Buss, M.D. 2008. Personality
isal, coping, and encounter outcomes. Jour- psychology, Domains of knowledge about
nal of Personality and Social Psychology. human nature. New York: McGraw-Hill.
50, 992 – 1003 Maines (1993). Long-Distance Romances. Ame-
Gerungan, W. A.,1983. Psikologi Sosial : Suatu rican Demographics 15:47.
Ringkasan. Bandung: Eresco Mu’arifah, A. 2005. Hubungan Kecemasan dan
Gunarsa, Singgih. 1980. Psikologi untuk Mem- Agresivitas. Humanitas: Indonesian Psycho-
bimbing. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. logical Journal. Vol:2. No.2, 102-111.
Gunarsa, Singgih, D. 2003. Psikologi Untuk Mulyono, Y. B. 1984. Pendekatan Analisis
Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya.
Yogyakarta: Kanisius.
Hadi, S. 2000. Methodology Research. Jilid 1.
Yogyakarta: Andi Offset. Nashori, F. 2008. Psikologi Sosial Islami.
Jakarta: PT refika aditama.
Hadi, S, 2004. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta:
Andi Offset. Pearlman, D & Cozby, P. C. 1983. Social Psy-
chology. Orlando: Holtz, Rinehart and
Hall, C. S. & Lindzey, G. 1993. Psikologi
Winston, Inc.
Kepribadian 2: Teori-teori Holistik (Orga-
nismik-Fenomenologis). Yogyakarta: Kani- Praptiani, S. 2013. Pengaruh Kontrol Diri
sius. Terhadap Agresivitas Remaja Dalam Meng-
hadapi Konflik Sebaya Dalam Pemaknaan
Hawari, D. 2011. Stres, Cemas dan Depresi.
Gender. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi.
Jakarta: Fakultaas Kedokteran Universitas
Vol: 1. No.1, 01-13. Magister Psikologi
Indonesia.
UMM.
Hurlock, E. B. 1997. Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehi- Rachmaningrum, I.S. 1999. Hubungan Antara
Sense of Humor dengan stres Kerja pada
dupan. Jakarta: Erlangga.
Wanita Berperan Ganda. Skripsi (tidak di-
Hurlock, E.B. 2005. Perkembangan Anak. terbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. UGM.
Ihromi, T. O. 1995. Kajian Wanita Dalam Pem- Resmilawati, R. 2012. Gambaran Perilaku
bangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Agresif Ibu di Wilayah Perumahan X Tange-
Jones, Tepperman & Wilson, R (1995). Weary rang. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta :
of commuter marriages, more couples in Universitas Esa Unggul.
academe make career sacrifices to be Rutter. 1993. Understanding human an adjust-
together. Article - The Chronicle of Higher men normal adaptation through the last
Education. Washington: Sep 20, 1996. Vol. cycle. Canada : Power Associate, inc.
43, Iss. 4; pg. A10, 2 pgs diambil pada
tanggal 7 April 2013. dari http://www. Sapari, A. 2008. Gambaran Agresivitas Aparat
Kepolisian Yang Menangani Demonstrasi.
proquest.umi.com/pqdweb?
Jurnal Psikologi. Vol:1, No.2, 129-135.
Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenal
Wanita Sebagai Ibu dan nenek. Jilid 2. Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology: Bio-
psychosocial Interactions. Fifth Edition.
Bandung: mandar Maju.
USA : John Wiley & Sons.
Khare, B. 2005. Buku Panduan Psikologi Sosi-
al: Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Sarason, I.G Levine H.M Basham R.B &
Sarason, B.R. 1983. Assesing Social Sup-
Pelajar Offset.
port: The Social Support Questionnaire.
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: Journal of Personality and Social Psycho-
PT Eresco. logy. 44:127-139

197
Stres, Dukungan Keluarga Dan Agresivitas Pada Istri Yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh

Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. Susetyo, Y. F. 1999. Hubungan Antara Berpikir
1994. PsikologiSosial. Jilid II. Edisi Kelima. Positif Dan Jenis kelamin Dengan Kecen-
AlihBahasa : Michael Adryanto & Savitri derungan Agresif Reaktif Pada Remaja. Psi-
Soekrisno. Jakarta : Erlangga. kologika. Nomor 07 Tahun III.
Sekaran, U. 1986. Dual Carrer Families. San Taylor, S. E., Peplau, L. A. & Sears D. O. 2009.
Fransisco : Josey Bass Publishers Psikologi Sosial. Edisi 12. Jakarta : Kencana.
Selye, H. 1976. The Stress of life. New York: Tellenback, S., Breuner, Sten-Olof & Lofgren,
McGraw-Hill Book Compny, Inc. H. 1983. Teacher Stress: Exploratory Model
Building. Journal Of Occupational Psycho-
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta:
logy. 57 (1), 277-293
PT. Grasindo
Torsina. 1991. Is long-distance marriage trou-
Sulastri, C. S. 2007. Agresivitas Anak jalanan
ble? Article 2 of 5 Dallas Morning News, April
Ditinjau Dari Dukungan Sosial keluarga dan
19, 2004 pNA. dari http://www.dallasnews.
Jenis kelamin. Skripsi (tidak diterbitkan).
com/ diambil tanggal 20 September 2012
Fakultas Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata. Semarang.
Sulistyani, N. 1993. Agresivitas Warga Pemu-
kiman Padat dan Bising di Kotamadya ban-
dung. Jurnal Psikologi. No.2, 11-19.

198

Anda mungkin juga menyukai