Anda di halaman 1dari 20

LAPORANG LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

( TITRASI REDOKS )

OLEH :

NAMA : RESKI AMALIA

NIM : 60500120030

KELOMPOK : III (TIGA)


ASISTEN : ENDANG WIDYANINGSIH

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : Dra.SITTI CHADIJAH,M.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar II dengan Judul “Titrasi Redoks” yang

disusun oleh:

Nama : Reski Amalia

NIM : 60500120030

Kelompok : III ( Tiga )

telah diperiksa oleh Asisten dan dinyatakan dapat diterima.

Gowa, 6 Mei 2021

Dosen penanggung jawab Asisten

Dra. Sitti Chadijah, M.Si Endang Widyaningsih

NIP. 196802161999032001 NIM. 60500118016

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titrasi secara meluas dinyatakan sebagai metode analisis kimia secara kuantitatif

yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari

reaktan. Titrasi salah satu prosedur ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan

molaritas dari suatu asam dan basa. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis

reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh apabila melibatkan reaksi

asam basa maka disebut reaksi titrasi asam basa, titrasi redoks untuk untuk titrasi

yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang

melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Keenan, 1980: 422).

Titrasi redoks salah satu metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya

reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari senyawa,

unsur, ion yang bersifat oksidator dengan unsur, senyawa, ion bersifat reduktor. Jadi

kalau larutan bakunya oksidator, maka analat harus bersifat reduktor atau sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya maka titrasi redoks dibagi atas oksidimetri dan

reduksimetri (Keenan, 2008: 56). Titrasi reduksimetri adalah titrasi terhadap larutan

zat pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar zat pereduksi (reduktor). Reaksi

ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadi reaksi yang

lebih stabil dan membentuk senyawa baru (Samiha, dkk., 2016: 97).

Reaksi oksidasi yang terjadi pada permukaan logam umumnya disebut proses

korosi.Korosi adalah proses pengikatan ion oksigen pada ion logam. Pada proses

tersebut terjadi pemisahan molekul O=O menjadi O 2 reaksi ini memerlukan

2
3

perpindahan elektron (etransfer)dari ion logam yang reaktif terhadap O2. Proses

perpindahan elektron ini terjadi pula dalam reaksi metabolisme manusia dalam

memproduksi energi, yaitu pengikatan O2 pada hemoglobin. Berdasarkan latar

belakang tersebut maka dilakukan percobaan Titrasi Redoks untuk mengetahui

penentuan titrasi redoks secara oksidimetri dan iodometri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan

titrasi redoks secara oksidimetri dan iodometri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui penentuan titrasi

redoks secara oksidimetri dan iodometri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Titrasi

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar

ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak

dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara

pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar

primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar

yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan

kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -volum larutan). Larutan standar

sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan

melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi

diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999: 89).

Standardisasi larutan merupakan proses konsentrasi larutan standar sekunder

ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer

(Kenkel, 2003 : 69). Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi

(biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat

berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang

dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg

menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit

adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan

konsentrasinya atau strukturnya. Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi

diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu

4
5

bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses

pengenceran (Haryadi, 1990: 167).

Titran atau titer adalah Larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya

sudah diketahui scr pasti konsentrasinya ). Proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai

titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui

konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya

titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom,
unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau
strukturnya (Putra, 2010: 142).

B. Titrasi Redoks
Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya adalah

reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari senyawa,

unsur, ion yang bersifat oksidator dengan unsur, senyawa, ion bersifat reduktor. Jadi

kalau larutan bakunya oksidator, maka analat harus bersifat reduktor atau sebaliknya.

Berdasarkan sifat larutan bakunya maka titrasi redoks dibagi atas oksidimetri dan

reduksimetri (Kimia, 2008: 56). Proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara

spontan merupakan pengertian lain dari redoks. selama berlangsungnya oksidasi,


oksidatornya sendiri akan tereduksi pula begitupun dengan sebaliknya. Suatu proses

oksidasi selalu disertai dengan proses reduksi dan sebaliknya. Redoks terkadang juga

sebagai perubahan kimia yang didalamnya terdapat peralihan elektron dari suatu

proses atom atau molekul atau ion lain. Proses-proses elektrokimia dalam sel-sel

oksidasi (pada anoda) dan reduksi (pada katoda) juga terjadi. Sistem ini pun dikenal

sebagai sistem redoks (Vogel, 1985 : 176).


6

Reaksi oksidasi yang terjadi pada permukaan logam umumnya disebut proses

korosi.Korosi adalah proses pengikatan ion oksigen pada ion logam. Pada proses

tersebut terjadi pemisahan molekul O=O menjadi O 2dimana reaksi ini memerlukan

perpindahan elektron (etransfer)dari ion logam yang reaktif terhadap O2. Proses

perpindahan elektron ini terjadi pula dalam reaksi metabolisme manusia dalam

memproduksi energi, yaitu pengikatan O2 pada hemoglobin. Dalam reaksi biologis,

NADH bereaksi menjadi energi dengan hasil akhir air (Dewi, 2011 : 34).

C. Permanganometri
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam

reaksi ini, ion MnO 4 bertindak sebagai oksidator. Ion MnO 4 akan berubah menjadi

ion Mn 2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan

kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator

yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam

suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa

digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara

titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik


(Underwood, 2002 ).

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh

kaloum permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan

reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan larutan baku tertentu. Kebanyakan titrasi

yang dilakukan dengan cara langsung dengan Fe 3+, asam atau garam oksalat, dan

sebagainya. Titrasi permanganatometri tidak menggunakan indikator. Menurut

literatur selama titrasi berlangsung, ketika semua titrat (asam oksalat) habis bereaksi
7

dengan KMnO4, maka kelebihan satu tetes KMnO4 akan memberikan warna dengan

mudah dapat dipakai sebagai penunjuk berakhirnya titrasi (Sulistyowati dkk, 2011).

D. Iodometri

Titrasi iodometri adalah salah satu Jenis titrasi redoks yang melibatkan

iodium. Dimana titrasi iodometri digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa

yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium iodide

atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O ini disebabkan

karena titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung. Titrasi iodometri seperti

yang terjadi pada sampel CuSO4 direaksikan dengan iodium, maka pada proses

iodometri ini, sampel yang bersifat Oksidator direduksi dengan KI berlebih dan Akan

menghasilkan I2 yang selanjutnya ditirasi dengan larutan baku natrium tiosulfat

(Na2S2O3). Banyaknya volume Na2S2O3yang digunakan sebagai tiran setara dengan

banyaknya sampel tetapi sebelum melakukan titrasi langkah pertama yang dilakukan

standarisasi larutan (Osap dan Okta, 2013:7-8).

Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan

tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator

secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C (Tauny akbari,

2017 : 37)

Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa

garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi

dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan

larutan natrium tiosulfat baku. Titrasi Iodometri digunakan untuk menentukan kadar

dari zat-zat uji yang bersifat reduktor dengan titrasi langsung, sedangkan untuk

iodimetri adalah kebalikannya.(Yaya Sanjaya dkk, 2017: 65).


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini telah dilaksankan pada hari Kamis, 6 Mei 2021. Pukul 13:00-

16:00 wita yang dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi google meet.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Hotplate, Termometer,

Labu ukur, Tabung reaksi, Botol semprot, Pipet volum, erlenmeyer, dan Buret.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini terdiri atas, akuades (H2O), asam

klorida (HCl), asam oksalat (H2C2O4), asam sulfat (H2SO4), kanji, kalium dikromat

(K2Cr2O7), kalium iodida (KI), kalium permanganat (KMnO4), dan natrium tiosulfat

(NaS2O3).

C. Prosedur Kerja

1. Oksidimetri
Menimbang 500 mg asam oksalat dengan teliti, kemudian melarutkan 25 mL

lalu memipet kedalam Erlenmeyer 300 mL, menambahkan dan mengencerkan 25 mL

asam sulfat 4N setelah itu, memanaskan hingga 70 o C dan terakhir menitrasi KMnO4

hingga berubah warna lakukan secara berulang.

2. Iodometri

Menimbang 500 mg kalium bikarbonat dengan teliti, lalu melarutkan akuades

didalam labu takar 100 mL, kemudian melarutkan dan memipet larutan 25 mL

8
9

kedalam Erlenmeyer tutup asah yang berisi 500 mL yang berisi 10 mL larutan KI

20 dan 25 mL larutan HCl 4N, mengencerkan dan menitrasi larutan tio 0,1 N

setelah larutan berubah warna memasukkan kanji 1 mL menitrasi kembali hingga

berubah warna dan melakukan kembali sebanyak 3 kali.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel
a. Oksidiometri

Tabel 4.1. Titrasi Reaksi Menggunakan Metode Oksidiometri


Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
NO. Perlakuan warna Volume(mL) warna Volume(mL)

Simplo
Merah
1. H2C204 + Bening 50 mL 9,4 mL
kecoklatan
H2S2O4
Duplo
Merah
2. H2C204 + Bening 40,6 mL 8,9 mL
jambu
H2S2O4

b. Iodometri

Tabel 4.2. Titrasi Reaksi Menggunakan Metode Iodometri


Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
NO. Perlakuan warna Volume(mL) warna Volume(mL)

Simplo Kuning
1. 5,5 mL Hijau 6,3 mL
K2Cr2O7 + HCl pekat

Duplo Kuning
2. 5 mL Hijau 5,9 mL
K2Cr2O7 + HCl pekat

2. Reaksi
a. Oksidiometri

2KMnO4 + 3H2SO4 + 5C2H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O

b. Iodometri

I2 + Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

10
11

3. Analisis data
a. Oksidimetri
1. Simplo
Diketahi: V1 = 50mL
V2 = 9,4mL
m C2H2O4 = 0,25gram

Vtotal = = 29,7mL

Ditanyakan : N KMnO4 ?

Penyelesaian.:
fp =
BE = = = 63 gr/mol

N =

N = = 0,0334N

2. Duplo
Diketahui : V1 = 40,6mL
V2 = 8,9mL
m C2H2O4 = 0,25gram

Vtotal = = 24,7mL
Ditanyakan : N KMnO4?

Penyelesaian:

fp =

BE = = = 63 gr/mol

N =

N = = 0,0401N
12

b. Iodometri
1. Simplo
Diketahui : V1 = 5,5mL
V2 = 6,3mL
m K2Cr2O7 = 0,125gr

Vtotal = = 5,9mL
Dit: N Na2S2O3?
Peny:

fp =

BE = = = 49 gr/mol

N=
N=
N = 0,1080N

2. Duplo
Diketahui : V1 = 5mL
V2 = 8,9mL
m K2Cr2O7 = 0,125gr

Vtotal= = 6,95mL
Ditanyakan: N Na2S2O3?

Penyelesaian:

fp =

BE = = = 49 gr/mol

N =
13

N=

N= 0,0917N

B. Pembahasan

1. Oksidimetri

Pada percobaan oksidimetri digunakan asam oksalat sebagai baku primer. Asam

oksalat digunakan sebagai baku primer karena memiliki sifat zat yang stabil dengan

tingkat kemurnian yang tinggi. Aquades digunakan sebagai pelarut karena merupakan

pelarut yang netral. Asam oksalat diencerkan terlebih dahulu agar partikel-partikel

mudah menyatu pada saat titrasi. Dengan menambahkan asam sulfat untuk

mengasamkan larutan dan mempercepat reaksi perubahan warna, karena larutan

dalam suasana asam lebih cepat bereaksi dibandingkan dalam suasana basa.

Kemudian dipanaskan dengan suhu ± 70oC agar larutan dapat tercampur rata dan

lebih cepat bereaksi pada saat titrasi berlangsung.

Dititrasi dalam keadaan panas karena asam oksalat bereaksi lambat dengan kalium

permanganat dan termasuk salah satu syarat titrasi oksidimetri yang dipanaskan pada

suhu ± 70°C agar reaksi dapat berlangsung dengan cepat. Digunakan kalium

permanganat sebagai titran untuk memberikan warna pada larutan dan termasuk salah

satu oksidator kuat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi. Proses titrasi

dilakukan hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Titrasi

oksidimetri termasuk reaksi redoks yang menyatakan bahwa reaksi ini melibatkan

transfer elektron. Aspek transfer elektron dalam reaksi redoks ditandai dengan

perubahan bilangan oksidasi.

2. Iodometri
14

Pada percobaan iodometri digunakan natrium tiosulfat sebagai titran karena mudah

diperoleh dalam keadaan kemurnian tinggi dan natrium tiosulfat apabila ditambahkan

pada larutan iodin akan terjadi perubahan warna menjadi biru. Natrium tiosulfat

sebagai larutan yang di standarisasi terhadap sebuah standar primer. Kemudian

ditambahkan indikator amilum sebanyak 2 tetes ke dalam erlenmeyer. Digunakan

indikator amilum karena untuk memperjelas warna yang akan diperoleh pada saat

titrasi. Kemudian dititrasi menggunakan larutan I2. Dalam proses iodometri, reaksi
antara iodium dan natrium tiosulfat dapat berlangsung sempurna. Proses titrasi

dilakukan hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu. Percobaan

iodometri berlandaskan teori, yang menyatakan bahwa larutan iodin standar dapat

dibuat melalui penimbangan langsung iodin murni.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perubahan warna

yang dihasilkan pada percobaan titrasi redoks dengan oksidimetri yakni bening

menjadi merah muda, sedangkan untuk titrasi iodometri perubahan warna biru

menjadi warna hijau. Hal tersebut menandakan bahwa pada proses tirasi ini telah

mencapai titik ekuivalenya. Hasil 0,1080N pada percobaan simplo dan 0,0917N pada

percobaan duplo terhadap metode iodometri. Sedangkan hasil 0,0401N pada

percobaan duplo serta didaptkan hasil 0,0334N terhadap percobaan simplo dengan

metode oksidiometri.

B. Saran
Saran dalam percobaan ini adalah sebaiknya menggunakan kalium kromat

(K2CrO4) agar dapat membandingkan dengan beberapa jenis larutan baku primer

seperti kalium dikromat (K2Cr2O4).

15
DAFTAR PUSTAKA

Analis Kimia. 2008. Titrasi O ksidasi-Reduksi. Politeknik Negeri Bandung. Bandung.

Dewi, E, L. 2011. Fuel Cell : Studi Respirasi Biologis 4-Elektron Transfer Sebagai
Reaksi Katalis Anorganik Logam Pada Katoda. Jurnal Kimia. Vol 6 (1).

Hilma, Rahmawati, dkk. (2017). Kondisi Optimal Produksi Biotanol Melalui


Hidrolisis dari Pinaaple (Ananas comosus Merr.) limbah Kuala Desa Kampar.
Jurnal Photon. Riau: Universitas Muhammadiyah Riau, 7 (2), hal 136.
Samiha, dkk. (2016). Analisis Klorin Pada Beras di Pasar Induk Jakabaring dan
Sumbangsihnya Terhadap Mata Pelajaran Biologi Pada Materi Makanan
Bergizi dan Menu Seimbang di Kelas XI SMA/MA..Jurnal Biota.Palembang :
UIN Raden Fatah Palembnag, 2 (1) hal 97.
Kurniasari,Desy dkk. (2019). Integrasi Nilai-Nilai Keislaman Pada Reaksi Redoks
Dan Elektrokimia Terhadap Rahasia Kekuatan Banteng Besi Iskandar
Zulkarnain. Walisingo Jurnal of Chemistry. Kudus : IAIN Kudus. 2 (1), hal
27-28.
Keenan, C. W. 1998. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta

Pratama, Anggi., Darjat & Iwan Setiawan. 2010. Aplikasi LabView sebagai Pengukur
Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri. Jurnal
Teknik Elektro. Vol 1(1).

Vogel. 1985. Analisa Anorganik Kualitatis. Kalmen Media Pustaka. Jakarta

Widihati, I, A, G. 2011. Adsorbsi Anion Cr(VI) Oleh Batu Pasir Teraktivasi Asam
dan Tersalut Fe2O3. ,Jurnal Kimia FMIPA Universitas Udayan, Bukit
Jimbaran. Vol 2 (1).

16
LAMPIRAN GAMBAR
A. Oksiometri

B. Iodometri

17
SKEMA KERJA TITRASI REDOKS

1. Oksidimetri

Oksidemetri

- Ditimbang asam oksalat sebanyak 0,25 gram

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan

- Diaduk menggunakan batang pengaduk

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml

- Dihimpitkan dan dihomogenkan

- Dipipet 12,5 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml

- Dipipet asam sulfat sebanyak 5 ml

- Diencerkan sampai 100 ml dan dipanaskan sampai 70

- Dimasukkan kalium permanganat ke dalam buret

- Dilakukan titrasi

Hasil

18
19

2. Iodometri

Iodometri

- Ditimbang kalium dikromat sebanyak 0,125 gram.

- Dilarutkan dan diaduk menggunakan batang pengaduk.

- Dihimpitkan hingga tanda batas.

- Dipipet ke dalam erlenmeyer sebanyak 12,5 ml.


- Ditambahkan kalium iodida sebanyak 2,5 ml dan asam klorida

sebanyak 5 ml.

- Diencerkan hingga 100 ml dengan larutan tio

- Dilakukan titrasi

- Ditambahkan larutan amilum

Hasil

Anda mungkin juga menyukai