Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

(ELEKTROLISIS KI)

OLEH :

NAMA : RESKI AMALIA


NIM : 60500120030
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : NOER KALIFAH TURRIDHA.,S.Si
DOSEN PENANGGUNG JAWAB : FIRNANELTY, S.Si., M.Si.

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar II dengan Judul “Elektrolisis KI” yang

Disusun Oleh:

Nama : Reski Amalia

NIM : 60500120030

Kelompok : III (Tiga )

telah diperiksa oleh Asisten dan dinyatakan dapat diterima.

Gowa, 29 April 2021

Dosen penanggung jawab Asisten

Sjamsiah,S.Si.,M.Si.,Ph.D. NoerKalifah Turridha,S.Si


NIP: 196807221998022001

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang berlandaskan eksperimen,

sehingga dalam mempelajarai ilmu kimia selain harus memahami konsep-konsep

teoritis juga harus memahami prosedur eksperimen. Konsep teori ilmu kimia muncul
dari keteraturan fakta eksperimen (keenan,1984:2).

Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat pesat. Salah satunya terkait

dengan bidang kimia yaitu elektrokimia. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang

telah banyak memberi sumbangan bagi banyak hal dalam kehidupan manusia,

misalnya proses elektrolisis. Elektrolisis merupaka proses yang penting dalam

industri, sebab elektrolisis memiliki banyak kegunaan antara lain : pembentukan

unsur-unsur logam yang tidak terdapat bebas di alam, pembuatan gas halogen,

pembuatan gas oksigen dan hidrogen, pemurnian logam, dan penyepuhan

(electroplating) (wood,1984:2).

Salah satu garam yang dapat dielektrolisis adalah garam kalium iodida (KI).

Garam ini dapat dielektrolisis baik larutannnya maupun leburannya. Jika larutannya

dielektrolisis, pada anoda dihasilka iod (I2) dan di katoda dihasilkan ion hidroksida

(OH─ ). Garam KI merupakan garam yang mudah diperoleh dan dalam

penggunaannya sangat sederhana dan menarik, sehingga banyak digunakan dalam

pelaksanaan praktikum khususnya elektrolisis di laboratorium (petrucci,1987:98)

Pada tahun 1833, Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat-zat yang teroksidasi

dan tereduksi pada elektroda-elektroda berbanding lurus dengan waktu dan jumlah

kuat arus yang melalui sel elektrolisis tersebut. Berdasarkan Hukum Faraday tersebut,

2
3

sedikitnya tiga permasalahan akan timbul pada elektrolisis larutan KI, yaitu : (1)

berapa waktu optimum yang diperlukan; (2) berapa kuat arus optimum yang harus

digunakan, dan (3) berapa batas minimum konsetrasi larutan KI yang bisa digunakan

sehigga terbentuknya iod (I2) di katoda dan ion hidroksida (OH─ ) di katoda.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu, bagaimana peristiwa terjadinya

reaksi kimia oleh arus listrik?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk mempelajari peristiwa terjadinya reaksi

kimia oleh arus listrik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Elektrokimia

Elektrokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan

elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda

terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena

elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam

pertukaran elektron. Konsep elektrokimia didasari oleh reaksi reduksi-oksidasi

(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi

reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi

peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa

pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Ridwan

Harahap, 2016: 177).

Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat terjadinya

serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan

dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit

lemah dan larutan bukan elektrolit . Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang

mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik

sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan

relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang

mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi sebagian sehingga dalam proses

serah terima elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun

demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses

4
5

serah terima elektron tidak terjadi. Pada proses elektrokimia tidak terlepas dari logam

yang dicelupkan pada larutan disebut elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda.

Sebagai contoh sebuah elektroda seng (Zn) yang sudah dimasukkan kedalam sebuah

larutan tembaga (Cu) maka akan mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi

sebagai berikut:

Reaksi oksidasi : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e

Reaksi reduksi : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)

Pada proses ini zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor, sedangkan zat

yang mengalami reduksi disebut oksidator (Ridwan Harahap, 2016: 177-178).

Sel elektrokimia terdiri atas dua jenis, yaitu sel volta dan selelektrolisis. Sel

volta adalah sel elektrokimia. Pada sel volta, terjadi reaksi redoks yang menghasilkan

listrik. Sebaliknya, sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. Pada sel elektrolisis, arus

listrik digunakan untuk membentuk reaksi redoks. Pada rangkaian sel elektrokimia

terdapat dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Katoda dan anoda adalah elektroda.

Pada katoda terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi

(Keenan, 1980: 152).Secara garis besar elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel

elektrolisis. Walaupun masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia

tetapi terdapat perbedaan yang sangat besar.

1. Sel Volta

Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik diperoleh

dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa literatur menyebutkan juga

bahwa sel volta sama dengan sel galvani. Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang

bernama Alexander Volta dan Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari

penemuan baterai yang berasal dari caian garam. Pada sel Volta anoda adalah kutub
6

negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam larutan

elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi

sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan

listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia yang spontan

maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret volta (Ridwan,

2016: 178). Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-

masing logam. Urutan deret tersebut sebagai berikut:

Gambar 1. Proses sederhana sel volta

2. Sel elektrolisis

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi

listrikuntuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda

memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan

prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi,

elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai

ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation

dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan

mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam
7

emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au)

(Ridwan, 2016: 179).

B. Elektrolisis

Elektrolisis merupakan proses reaksi kimia dengan perantara elektroda yang

tercelup dalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan pada elektroda tersebut. Hal

ini sesuai dengan pendapat Skoog & Holler yang mengungkapkan elektrolisis adalah

peristiwa ketika suatu larutan diuraikan menjadi ion – ionnya, yaitu ion positif

(kation) dan ion negatif (anion) pada saat arus searah dialirkan ke dalam larutan

elektrolit melalui elektroda (Nurajijah, dkk, 2014: 32).

Elektrolisis merupakan metode yang sangat penting dalam dunia industri.

Metode ini digunakan dalam industri-industri atau pemurnian logam. Alat elektrolisis

terdiri dari sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan) dan dua

elektroda, anoda dan katoda. Di anoda berlangsung reaksi oksidasi, sedangkan di

katoda berlangsung reaksi reduksi. Faktor-faktor yang menentukan kimia elektrolisis

yaitu konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda dan komposisi kimia elektroda

yang berbeda pula (Chang, Raymond. 2003: 219).

Dalam reaksi elektrolisis ini, energi listrik  digunakan untuk menciptakan

suatu perubahan kimia yang tidak akan berlangsung secara spontan. Pada beberapa

hal, tegangan yang diperlukan untuk menerapkan reaksi elektroda dan bagian yang

terdapat didalam reaksi elektroda. Alhasil, diperlukan suatu potensial yang lebih agar

reaksi elektroda dapat berlangsung. Potensial berlebih ini biasanya berlangsung bila

reaksinya melibatkan gas. Misalnya potensial berlebih pada pemakaian sel dengan

H2 pada katoda raksa sekitar 1,5 V, sedangkan pada katoda yaitu nol. Faktor kedua
8

sulit adalah bila zat yang dielektrolisis memuat beberapa spesies yang dapat

menjalani oksidasi dan reduksi yang memungkinkan berlangsungnya persaingan

reaksi elektroda. Elektrolisis amat sangat berguna bagi bidang industri seperti pada

pemurnian logam (Petrucci, 1983: 31-32).

Pada proses elektrolisis, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi oksidasi dan

reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi dapat ditandai dengan penambahan unsur

oksigen, pelepasan elektron, serta naiknya biloks dari suatu senyawa atau unsur

dalam suatu reaksi. Sedangkan pada reaksi reduksi ialah kebalikan dari reaksi

oksidasi yaitu reaksi pelepasan oksigen, penambahan elektron, dan dapat pula

ditandai dengan menurunnya bilangan oksidasi dari suatu senyawa atau unsur yang

mengalami reaksi. Suatu senyawa yang mengalami reduksi disebut oksidator dan

senyawa yang mengalami oksidasi disebut reduktor (Tim Dosen, 2013:48).

Suatu persamaan oksidasi reduksi yang seimbang dapat digunakan dalam

perhitungan stoikiometri seperti halnya persamaan kesetimbangan lain. tetapi, aka ada

reaksi oksidasi dan reduksi ini diasosiasikan dengan gagasan berat ekuivalen dan

normalitas,  bukan dengan mol dan konsentrasi molar. (Petrucci, 1983: 35).

Salah satu contoh reaksi elektrolisis ialah pada elektrolisis kalium iodide (KI).

Senyawa KI terdiri atas dua unsur yaitu kalium dan oksigen. Kalium dalam tabel

periodik adalah unsur golongan logam alkali, sedangkan unsur iodine yang

merupakan unsur halogen atau nonlogam. Kalium merupakan  golongan IA dalam

tabel periodik yang memiliki sifat-sifat logam alkali yakni merupakan unsur yang

paling elektropositif dibandingkan dengan unsur-unsur lain yang seperiode, artinya

unsur-unsur logam alkali mudah melepaskan 1 elektron valensinya untuk mencapai

konfigurasi elektron gas mulia yang stabil dan membentuk ion positif. Unsur ini juga
9

sangat reaktif, mudah bereaksi, merupakan reduktor yang kuat, titik leleh yang relatif

rendah, rapatan yang rendah, kelunakannya juga relatif rendah. Namun unsur pada

golongan ini memiliki energi ionisasi dan keelektronegatifan rata-rata yang paling

rendah. Unsur kalium ini sangat penting pada proses pertumbuhan. Unsur kedua

adalah iodine yang merupakan golongan halogen yang lebih mudah menarik elektron

valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Unsure ini dapat bereaksi dengan

logam yang dapat menghasilkan garam (Tim Dosen, 2013: 61-69).

C. Elektroda

Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial elektroda, konsentrasi,

dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis. Elektroda yang

menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan elektroda

yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda

adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi

oksidasi. Katoda merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan

anoda merupakan elektroda positif karena melepas elektron (Chang, 2003:33).

Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis sama seperti

pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda

adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. ).

Pada sel volta katoda bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada

sel elektrolisis katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif (Chang, 2003:

35). ). Listrik dilewatkan melalui rangkaian di bawah pengaruh potensial atau voltase,

yaitu gaya dorong pergerakan muatan. Terdapat dua jenis interaksi antara listrik dan

materi, yaitu elektrolisis, arus listrik menyebabkan terjadinya reaksi kimia dan aksi
10

sel galvani (galvanic cell), reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya arus listrik,

seperti dalam baterai (Goldberg, 2005: 167).

Pengaliran arus listrik menggunakan suatu medium sebagai penghantar arus

listrik ke dalam elektrolit, juga menjadi tempat berlangsungnya reaksi redoks,

medium tersebut disebut elektroda. Reaksi reduksi berlangsung di katoda,

sedangkan reaksi oksidasi berlangsung pada anoda (Sariasih, 2016: 8-15). Melalui

elektrolisis, kation dan anion dalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan

melibatkan proses oksidasi dan reduksi, misalnya anion terutama ion klorida akan

teroksidasi menjadi klorin (Wang, 2014: 237-242).

(Sumber: Proses Elektrolisis pada Prototipe Kompor Air dengan Pengaturan Arus dan
Temperatur, 2009)
Gambar 2. Pergerakan Elektron
11

D. Pengaplikasian Elektrolisis Dalam Kehidupan Sehari-hari

Reaksi elektrolisis banyak digunakan pada industri logam. Penggunaan

elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari berupa pembuatan zat, penyepuhan, dan

pemurnian logam. Menurut Budi, dkk (2015: 10-12) yakni:

1. Pembuatan zat

Beberapa dari zat kimia dibuat dengan reaksi elektrolisis, seperti logam

aluminium dan logam magnesium.

a. Produksi Logam Aluminium

Aluminium diperoleh dari elektrolisis larutan Alumina (Al 2O3) dalam proses

Hall-Heroult. Hasil elektrolisis Alumina adalah aluminium dan gas oksigen.

b. Produksi Logam Magnesium

Magnesium diperoleh dari elektrolisis lelehan MgCl2. Sumber utama

magnesium adalah air laut, dalam bentuk endapan Mg(OH) 2. Untuk mendapatkan

padatan MgCl2, Mg(OH)2 disaring kemudian dilarutkan dalam asam klorida.

Mg(OH)2 + HCl  MgCl2 + 2H2O

Larutan MgCl2 diuapkan sampai terbentuk padatan MgCl2. Selama proses

elektrolisis lelehan MgCl2, magnesium diendapkan dikatode dan gas klorida

dihasilkan di anode.

MgCl2  Mg + Cl2

2. Penyepuhan Logam (Electroplating)

Salah satu penggunaan penting prinsip elektrolisis adalah penyepuhan.

penyepuhan merupakan pelapisan suatu logam dengan logam lain yang mudah

teroksidasi agar diperoleh sifat-sifat yang lebih baik, misalnya tahan karat, mengilap,
12

dan berharga mahal. Penyepuhan bertujuan untuk melindungi logam dari korosi atau

memperbaiki penampilan. Dalam melakukan penyepuhan, perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Logam yang akan dilapisi dipasang pada katode.

b. Logam pelapis dipasang pada anode.

c. Elektrolit yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam

pelapisnya.

Contoh dari penyepuhan logam adalah pelapisan sendok dengan perak.

Sendok digunakan sebagai katode, perak murni digunakan sebagai anode, dan

elektrolit yang digunakan menyesuaikan dengan logam untuk menyepuh, misalnya

Na[Ag(Cn)2] atau AgNO3.

3. Pemurnian Logam

Tembaga dan magnesium dapat dimurnikan dengan cara elektrolisis.

Elektrolisis untuk menghasilkan tembaga murni dilakukan dalam larutan tembaga(II)

sulfat (CuSO4) menggunakan elektrode dua jenis tembaga. Tembaga murni digunakan

sebagai katode, sedangkan tembaga kasar digunakan sebagai anode. Ion tembaga dari

anode akan mengalir ke katode dan membentuk endapan tembaga yang sudah murni.

Kotoran dalam tembaga kasar akan jatuh ke dasar bak elektrolisis. Pemurnian logam

magnesium sama dengan pemurnian logam alkali dan alkali tanah yang lain yaitu

menggunakan leburan senyawanya. Hal ini karena ion alkali tanah lebih sukar

direduksi dibandingkan dengan molekul air


13

E.Integrasi ayat

Adapun ayat yang ada kaitannya dengan percobaan ini yaitu, Q.S. A-

Kahfi/18: 96-98 yang berbunyi :

‫ ِر ۡغ‬S‫ال َءاتُونِ ٓي أُ ۡف‬ ْ ۖ ‫ص َدفَ ۡي ِن قَا َل ٱنفُ ُخ‬


َ َ‫وا َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا َج َعلَ ۥهُ ن َٗارا ق‬ َّ ‫ى بَ ۡينَ ٱل‬Sٰ ‫َءاتُونِي ُزبَ َر ۡٱل َح ِدي ۖ ِد َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا َسا َو‬
ٞ S‫ َذا َر ۡح َم‬Sَ‫ا َل ٰه‬SSَ‫ ق‬٩٧ ‫ ا‬Sٗ‫ُوا لَ ۥهُ ن َۡقب‬
‫إِ َذا‬Sَ‫ة ِّمن َّربِّيۖ ف‬S ْ ‫ٱستَ ٰطَع‬ۡ ‫ٱس ٰطَع ُٓو ْا أَن يَ ۡظهَرُوهُ َو َما‬ ۡ ‫ فَ َما‬٩٦ ‫َعلَ ۡي ِه قِ ۡط ٗرا‬
٩٨ ‫َجٓا َء َو ۡع ُد َربِّي َج َعلَ ۥهُ َد َّكٓا ۖ َء َو َكانَ َو ۡع ُد َربِّي َح ٗقّا‬

Terjemahnya:

“Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan

kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga

apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku

tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka

tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain

berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji

Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN

A. Waktu Dan Tempat

Percobaan ini telah dilakukan pada hari Kamis, 29 April 2021 pukul 13.00-

16.00 WITA melalui media google meet dengan cara pemutaran video dan penjelasan
dari dosen dan laboran.

B. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu, tabung

reaksi, tabung U, poewr supply, statif dan klem, kabel (merah dan hitam) dan elktroda

karbon.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu,

besi(III)klorida(FeCl3), kloroform(CHCl3), kalium iodida (KI) dan

phenoptalein(C20H14O4).

C. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan, lalu memasukkan larutan kalium iodida(KI)

kedalam tabung U (sampai 2cm dari mulut tabung), kemudian merangkai alat power

supply sebagai sumber arus listrik. Selanjutnya, memasang elektroda karbon dan

menghubungkan dengan sumber arus searah 6 volt selama 5 menit. Kemudian amati

perubahan yang terjadi pada sisi anoda dan katoda, setelah itu putuskan arus. Setelah

itu, mengambil 2mL larutan dari ruang katoda pada tabung reaksi dan menambahkan

14
15

beberapa tetes indikaro PP, selanjutnya menambahkan 2mL larutan FeCl 3 0,1 M

kemudian dikocok dan diamati perubahan yang terjadi. Pada ruang anoda diambil

2mL kemudian memasukka kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1mL larutan

CHCl3. Terakhir yaitu dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Table Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Elektrolisis KI


Perlakuan Hasil

Anoda : terdapat banyak


gelembung dan tidak
Elektroda + ki terjadi perubahan warna.
Katoda : terdapat sedikit
gelembung dan mengalami
perubahan

2 mL kutub katoda + C20H14O4 Berarna merah bata


(5 tetes) + 2 mL FeCl3

Terbentuk 2 lapisan yaitu


2 mL kutub anoda + 1 mL CHCl3 lapisan atas dan lapisan
bawah.

2. Reaksi

KI  K+ + I-
Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2e-  H2(g) + 2 OH-(aq)
Anoda (+) : 2 I-(aq)  I2(g) + 2e-
Hasil : 2 I + 2 H2O  I2(g) + H2(g) + 2OH-(aq)
-

16
17

B. Pembahasan

Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energi

listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda

memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif (Harahap, 2019).

Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik

searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit,

ketika ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi

dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi

(Fakhrudin et al., 2017).

Percobaan ini menggunakan bahan CHCl3 (Kloroform), FeCl3 (Besi (III)

Klorida), KI 0,25 M (Kalium Iodida), Phenoptalin. Pada penambahan bahan KI

kedalam elektroda tedapat gelembbung-gelembung di anoda dan pada katoda terjadi

perubahan warna. Karena terjadi reaksi oksidasi pada KI maka akan terlihat adanya

gas iodin pada anoda yang menimbulkan gelembung. Katoda menimbulkan warna

menjadi merah bata setelah ditambahkan phenoptalein dan besi (III) klorida, hal ini

menandakan bahwa larutan KI di katoda setelah mengalami elektrolisis bersifat basa.

Dan pada saat larutan dari kutub katoda diambil dan ditambahkan kedalam kloroform

akan menghasilkan dua lapisan karena menandakan terbentuknya I2, lapisan tersebut

antara lain, lapisan yang paling diatas adalah larutan I2 dan lapisan bawah adalah

larutan CHCl3, hal ini disebabkan karena massa jenis I2 lebih kecil jika dibandingkan

dengan massa jenis CHCl3. Katoda merupakan tempat terjadinya reduksi dan

termasuk elektroda negatif karena menangkap elektroda. Katoda menghasilkan

gelembung sebagai penandaada larutan yang bersifat basa. Larutan mengandung ion

KI+ sehingga menyebabkan air bereduksi dan menjadi air yang menghasilkan H2 dan
18

OH- sehingga pada elektroda timbul gelembung. Larutan KI yang diteteskan indikator

FeCl3 akan merubah warna dasar menjadi warna merah bata. Hal ini dikarena adanya

ion hidroksida dari percobaan ini dapat disimpulkan pada katoda yang dapat tereduksi

adalah H2O menghasilkan gas H2 dan OH-.

Berdasarkan materi dan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa hasil

pengamatan singkron dengan materi elektrolisis. Kation akan mengalami reduksi

karena menangkap elektron, sedangkan anion akan mengalami oksidasi karena

melepaskan elektron.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Percobaan elektrolisis KI sanga erat hubungannya dengan katoda, tempat

terjadi reaksi reduksi ini yang menghasilkan H2O menjadi gas H2¬ dan OH– dan

pada anoda terjadi reaksi oksidasi dalam hal ini adalah I – menjadi I2. Dalam sel

elektrolisis yang terjadi adalah energi listrik diubah menjadi energi kimia.

Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit,

akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis.

B. Saran

. Pada percobaan elektrolisis ini sebaiknya menggunakan sampel lain seperti

besi di lapisi seng.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budi Rahardjo, Sentot, dan Ispriyanto. 2015. Kimia. Solo: Tiga Serangkai pustaka
mandiri.
Chang, Raymond. 2005. Buku Kimia Dasar edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry The Essential Concepts Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Petrucci, Harwood., dkk. 2007. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Goldberg, David E. 2005. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Harahap, muhammad Ridwan. (2016). Sel elektrokimia: karakteristik dan aplikasi.
Jurnal circuit, 2(1), 177.
Ibnu, Suhadi, Supriadi, dan Yahmin. (2018). Analisis model mental mahasiswa
pendidikan kimia dalam memahami jenis reaksi kimia. J.Pijar MIPA,
13(1), 2.
Keenan,Charles W. 1980. Ilmu &imia untuk universitas edisi keenam Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Nurajijah, Laeli, Dewanto Hardjunowibowo, dan Radiyono. (2014). Pengaruh
variasi tegangan pada pengolahan limbah cair laundry menggunakan
proses elektrolisis. JMPF, 4(1), 32.
Oxtoby, David W. Dkk. 1999. Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat-jilid 2. Jakarta: Erlangga. 
Petrucci, Ralph. 1983. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Dosen. 2013. Kimia Dasar II. Makassar: Alauddin Pres

20
21

DIAGRAM ALIR ELEKTROLISIS KI

1. Membuat larutan katoda dan anoda KI

KI

- Dimasukkan kedalam tabung U.

- Dirangkai alat power supply sebagai sumber arus listrik.

- Dipasang elektroda karbon dan dihubungkan dengan sumber arus

searah 6 volt selama 5 menit.

- Diamati perubahan yang terjadi di sisi anoda dan katoda, putuskan

arus.

Anoda: Gelembung
Katoda: Perubahan warna

2. Mengetahui senyawa basa didalam katoda

Larutan Katoda

- Diambil 2 mL larutan dari ruang katoda pada tabung reaksi.

- Ditambahkan beberapa tetes indikato pp (Phenoptalin).

- Ditambahkan 2 mL larutan FeCl3 0,1 M.

- Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.

Warna merah bata


dan bersifat basa
karena terdapat OH-
22

3. Mencari ion I- didalam anoda

Larutan Anoda

- Diambil 2 mL larutan dari ruang

anoda.

- Ditambahkan 1 mL CHCl3, dikocok.

- Diperhatikan warna lapisan CHCl3.

- Dicatat semua hasil dan persamaan reaksi.

Dua lapisan warna


dan I2
23

LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai