(ELEKTROLISIS KI)
OLEH :
JURUSAN KIMIA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
NIM : 60500120030
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang berlandaskan eksperimen,
teoritis juga harus memahami prosedur eksperimen. Konsep teori ilmu kimia muncul
dari keteraturan fakta eksperimen (keenan,1984:2).
dengan bidang kimia yaitu elektrokimia. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
telah banyak memberi sumbangan bagi banyak hal dalam kehidupan manusia,
unsur-unsur logam yang tidak terdapat bebas di alam, pembuatan gas halogen,
(electroplating) (wood,1984:2).
Salah satu garam yang dapat dielektrolisis adalah garam kalium iodida (KI).
Garam ini dapat dielektrolisis baik larutannnya maupun leburannya. Jika larutannya
dielektrolisis, pada anoda dihasilka iod (I2) dan di katoda dihasilkan ion hidroksida
Pada tahun 1833, Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat-zat yang teroksidasi
dan tereduksi pada elektroda-elektroda berbanding lurus dengan waktu dan jumlah
kuat arus yang melalui sel elektrolisis tersebut. Berdasarkan Hukum Faraday tersebut,
2
3
sedikitnya tiga permasalahan akan timbul pada elektrolisis larutan KI, yaitu : (1)
berapa waktu optimum yang diperlukan; (2) berapa kuat arus optimum yang harus
digunakan, dan (3) berapa batas minimum konsetrasi larutan KI yang bisa digunakan
sehigga terbentuknya iod (I2) di katoda dan ion hidroksida (OH─ ) di katoda.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk mempelajari peristiwa terjadinya reaksi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Elektrokimia
elektron yang terjadi pada sebuah media pengantar listrik (elektroda). Elektroda
terdiri dari elektroda positif dan elektroda negatif. Hal ini disebabkan karena
elektroda tersebut akan dialiri oleh arus listrik sebagai sumber energi dalam
(redoks) dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari rekasi
reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi
pelepasan elektron yang terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Ridwan
serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan larutan. Larutan
dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit
lemah dan larutan bukan elektrolit . Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang
mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan arus listrik sangat baik
sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat dan energi yang dihasilkan
serah terima elektron relatif lambat dan energi yang dihasilkan kecil. Namun
demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk larutan bukan elektrolit, proses
4
5
serah terima elektron tidak terjadi. Pada proses elektrokimia tidak terlepas dari logam
yang dicelupkan pada larutan disebut elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda.
Sebagai contoh sebuah elektroda seng (Zn) yang sudah dimasukkan kedalam sebuah
larutan tembaga (Cu) maka akan mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
sebagai berikut:
Pada proses ini zat yang mengalami oksidasi dinamakan reduktor, sedangkan zat
Sel elektrokimia terdiri atas dua jenis, yaitu sel volta dan selelektrolisis. Sel
volta adalah sel elektrokimia. Pada sel volta, terjadi reaksi redoks yang menghasilkan
listrik. Sebaliknya, sel elektrolisis adalah sel elektrokimia. Pada sel elektrolisis, arus
listrik digunakan untuk membentuk reaksi redoks. Pada rangkaian sel elektrokimia
terdapat dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Katoda dan anoda adalah elektroda.
Pada katoda terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi
(Keenan, 1980: 152).Secara garis besar elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel
1. Sel Volta
Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik diperoleh
dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa literatur menyebutkan juga
bahwa sel volta sama dengan sel galvani. Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang
bernama Alexander Volta dan Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari
penemuan baterai yang berasal dari caian garam. Pada sel Volta anoda adalah kutub
6
negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam larutan
elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi
sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan
listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui reaksi kimia yang spontan
maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah deret volta (Ridwan,
2016: 178). Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-
2. Sel elektrolisis
listrikuntuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda
memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan
prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses ionisasi,
elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai
ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation
dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan
mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam
7
emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung unsur emas (Au)
B. Elektrolisis
tercelup dalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan pada elektroda tersebut. Hal
ini sesuai dengan pendapat Skoog & Holler yang mengungkapkan elektrolisis adalah
peristiwa ketika suatu larutan diuraikan menjadi ion – ionnya, yaitu ion positif
(kation) dan ion negatif (anion) pada saat arus searah dialirkan ke dalam larutan
Metode ini digunakan dalam industri-industri atau pemurnian logam. Alat elektrolisis
terdiri dari sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan) dan dua
yaitu konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda dan komposisi kimia elektroda
suatu perubahan kimia yang tidak akan berlangsung secara spontan. Pada beberapa
hal, tegangan yang diperlukan untuk menerapkan reaksi elektroda dan bagian yang
terdapat didalam reaksi elektroda. Alhasil, diperlukan suatu potensial yang lebih agar
reaksi elektroda dapat berlangsung. Potensial berlebih ini biasanya berlangsung bila
reaksinya melibatkan gas. Misalnya potensial berlebih pada pemakaian sel dengan
H2 pada katoda raksa sekitar 1,5 V, sedangkan pada katoda yaitu nol. Faktor kedua
8
sulit adalah bila zat yang dielektrolisis memuat beberapa spesies yang dapat
reaksi elektroda. Elektrolisis amat sangat berguna bagi bidang industri seperti pada
Pada proses elektrolisis, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi dapat ditandai dengan penambahan unsur
oksigen, pelepasan elektron, serta naiknya biloks dari suatu senyawa atau unsur
dalam suatu reaksi. Sedangkan pada reaksi reduksi ialah kebalikan dari reaksi
oksidasi yaitu reaksi pelepasan oksigen, penambahan elektron, dan dapat pula
ditandai dengan menurunnya bilangan oksidasi dari suatu senyawa atau unsur yang
mengalami reaksi. Suatu senyawa yang mengalami reduksi disebut oksidator dan
perhitungan stoikiometri seperti halnya persamaan kesetimbangan lain. tetapi, aka ada
reaksi oksidasi dan reduksi ini diasosiasikan dengan gagasan berat ekuivalen dan
normalitas, bukan dengan mol dan konsentrasi molar. (Petrucci, 1983: 35).
Salah satu contoh reaksi elektrolisis ialah pada elektrolisis kalium iodide (KI).
Senyawa KI terdiri atas dua unsur yaitu kalium dan oksigen. Kalium dalam tabel
periodik adalah unsur golongan logam alkali, sedangkan unsur iodine yang
tabel periodik yang memiliki sifat-sifat logam alkali yakni merupakan unsur yang
konfigurasi elektron gas mulia yang stabil dan membentuk ion positif. Unsur ini juga
9
sangat reaktif, mudah bereaksi, merupakan reduktor yang kuat, titik leleh yang relatif
rendah, rapatan yang rendah, kelunakannya juga relatif rendah. Namun unsur pada
golongan ini memiliki energi ionisasi dan keelektronegatifan rata-rata yang paling
rendah. Unsur kalium ini sangat penting pada proses pertumbuhan. Unsur kedua
adalah iodine yang merupakan golongan halogen yang lebih mudah menarik elektron
valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Unsure ini dapat bereaksi dengan
C. Elektroda
dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis. Elektroda yang
menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan elektroda
yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda
adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi
Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis sama seperti
pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda
adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. ).
Pada sel volta katoda bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada
sel elektrolisis katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif (Chang, 2003:
35). ). Listrik dilewatkan melalui rangkaian di bawah pengaruh potensial atau voltase,
yaitu gaya dorong pergerakan muatan. Terdapat dua jenis interaksi antara listrik dan
materi, yaitu elektrolisis, arus listrik menyebabkan terjadinya reaksi kimia dan aksi
10
sel galvani (galvanic cell), reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya arus listrik,
sedangkan reaksi oksidasi berlangsung pada anoda (Sariasih, 2016: 8-15). Melalui
elektrolisis, kation dan anion dalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan
melibatkan proses oksidasi dan reduksi, misalnya anion terutama ion klorida akan
(Sumber: Proses Elektrolisis pada Prototipe Kompor Air dengan Pengaturan Arus dan
Temperatur, 2009)
Gambar 2. Pergerakan Elektron
11
1. Pembuatan zat
Beberapa dari zat kimia dibuat dengan reaksi elektrolisis, seperti logam
Aluminium diperoleh dari elektrolisis larutan Alumina (Al 2O3) dalam proses
magnesium adalah air laut, dalam bentuk endapan Mg(OH) 2. Untuk mendapatkan
dihasilkan di anode.
MgCl2 Mg + Cl2
penyepuhan merupakan pelapisan suatu logam dengan logam lain yang mudah
teroksidasi agar diperoleh sifat-sifat yang lebih baik, misalnya tahan karat, mengilap,
12
dan berharga mahal. Penyepuhan bertujuan untuk melindungi logam dari korosi atau
sebagai berikut :
c. Elektrolit yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam
pelapisnya.
Sendok digunakan sebagai katode, perak murni digunakan sebagai anode, dan
3. Pemurnian Logam
sulfat (CuSO4) menggunakan elektrode dua jenis tembaga. Tembaga murni digunakan
sebagai katode, sedangkan tembaga kasar digunakan sebagai anode. Ion tembaga dari
anode akan mengalir ke katode dan membentuk endapan tembaga yang sudah murni.
Kotoran dalam tembaga kasar akan jatuh ke dasar bak elektrolisis. Pemurnian logam
magnesium sama dengan pemurnian logam alkali dan alkali tanah yang lain yaitu
menggunakan leburan senyawanya. Hal ini karena ion alkali tanah lebih sukar
E.Integrasi ayat
Adapun ayat yang ada kaitannya dengan percobaan ini yaitu, Q.S. A-
Terjemahnya:
“Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku
tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka
tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain
berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
Percobaan ini telah dilakukan pada hari Kamis, 29 April 2021 pukul 13.00-
16.00 WITA melalui media google meet dengan cara pemutaran video dan penjelasan
dari dosen dan laboran.
1. Alat
reaksi, tabung U, poewr supply, statif dan klem, kabel (merah dan hitam) dan elktroda
karbon.
2. Bahan
phenoptalein(C20H14O4).
C. Prosedur Kerja
kedalam tabung U (sampai 2cm dari mulut tabung), kemudian merangkai alat power
supply sebagai sumber arus listrik. Selanjutnya, memasang elektroda karbon dan
menghubungkan dengan sumber arus searah 6 volt selama 5 menit. Kemudian amati
perubahan yang terjadi pada sisi anoda dan katoda, setelah itu putuskan arus. Setelah
itu, mengambil 2mL larutan dari ruang katoda pada tabung reaksi dan menambahkan
14
15
beberapa tetes indikaro PP, selanjutnya menambahkan 2mL larutan FeCl 3 0,1 M
kemudian dikocok dan diamati perubahan yang terjadi. Pada ruang anoda diambil
2mL kemudian memasukka kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1mL larutan
A. Hasil Pengamatan
1. Table Pengamatan
2. Reaksi
KI K+ + I-
Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq)
Anoda (+) : 2 I-(aq) I2(g) + 2e-
Hasil : 2 I + 2 H2O I2(g) + H2(g) + 2OH-(aq)
-
16
17
B. Pembahasan
listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda
memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif (Harahap, 2019).
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit,
ketika ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi
dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi
perubahan warna. Karena terjadi reaksi oksidasi pada KI maka akan terlihat adanya
gas iodin pada anoda yang menimbulkan gelembung. Katoda menimbulkan warna
menjadi merah bata setelah ditambahkan phenoptalein dan besi (III) klorida, hal ini
Dan pada saat larutan dari kutub katoda diambil dan ditambahkan kedalam kloroform
akan menghasilkan dua lapisan karena menandakan terbentuknya I2, lapisan tersebut
antara lain, lapisan yang paling diatas adalah larutan I2 dan lapisan bawah adalah
larutan CHCl3, hal ini disebabkan karena massa jenis I2 lebih kecil jika dibandingkan
dengan massa jenis CHCl3. Katoda merupakan tempat terjadinya reduksi dan
gelembung sebagai penandaada larutan yang bersifat basa. Larutan mengandung ion
KI+ sehingga menyebabkan air bereduksi dan menjadi air yang menghasilkan H2 dan
18
OH- sehingga pada elektroda timbul gelembung. Larutan KI yang diteteskan indikator
FeCl3 akan merubah warna dasar menjadi warna merah bata. Hal ini dikarena adanya
ion hidroksida dari percobaan ini dapat disimpulkan pada katoda yang dapat tereduksi
melepaskan elektron.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi reaksi reduksi ini yang menghasilkan H2O menjadi gas H2¬ dan OH– dan
pada anoda terjadi reaksi oksidasi dalam hal ini adalah I – menjadi I2. Dalam sel
elektrolisis yang terjadi adalah energi listrik diubah menjadi energi kimia.
Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit,
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Budi Rahardjo, Sentot, dan Ispriyanto. 2015. Kimia. Solo: Tiga Serangkai pustaka
mandiri.
Chang, Raymond. 2005. Buku Kimia Dasar edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2003. General Chemistry The Essential Concepts Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Petrucci, Harwood., dkk. 2007. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Goldberg, David E. 2005. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Harahap, muhammad Ridwan. (2016). Sel elektrokimia: karakteristik dan aplikasi.
Jurnal circuit, 2(1), 177.
Ibnu, Suhadi, Supriadi, dan Yahmin. (2018). Analisis model mental mahasiswa
pendidikan kimia dalam memahami jenis reaksi kimia. J.Pijar MIPA,
13(1), 2.
Keenan,Charles W. 1980. Ilmu &imia untuk universitas edisi keenam Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Nurajijah, Laeli, Dewanto Hardjunowibowo, dan Radiyono. (2014). Pengaruh
variasi tegangan pada pengolahan limbah cair laundry menggunakan
proses elektrolisis. JMPF, 4(1), 32.
Oxtoby, David W. Dkk. 1999. Prinsip-prinsip Kimia Modern edisi keempat jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat-jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1983. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Dosen. 2013. Kimia Dasar II. Makassar: Alauddin Pres
20
21
KI
arus.
Anoda: Gelembung
Katoda: Perubahan warna
Larutan Katoda
Larutan Anoda
anoda.
LAMPIRAN GAMBAR