Anda di halaman 1dari 4

Dicky dan Cahyaningsih Fibri Rokhmani | Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi pada Wanita Usia 54 Tahun

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi pada Wanita Usia 54 Tahun


Dicky Aditya Dwika1, Cahyaningsih Fibri Rokhmani2
1Mahasiswa,
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) merupakan gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-
masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Seorang wanita
berusia 54 tahun datang untuk evaluasi psikiatri guna mengobati perasaan khawatir dan anxietas yang dialami pasien.
Pasien mengatakan merasakan cemas sejak ± 1 tahun yang lalu, yang dirasakan semakin lama semakin mengganggu. Pasien
mulai sering merasa was – was, mudah tersinggung, mengalami sakit kepala dan terasa tegang, merasa jantung berdebar-
debar. Sebelum keluhan mulai muncul pasien mengatakan memiliki masalah dalam keluarga, pasien mengetahui bahwa
suami pasien telah berselingkuh. Pasien saat itu sangat kaget dan sedih, pasien takut anak-anak pasien mengetahui
masalah tersebut dan tidak bisa menerima keadaan tersebut, Terapi yang diberikan pada pasien ini yaitu alprazolam 2 x
0,25 mg selama 6 hari, selanjutnya dosis akan diatur (tappering off) sesuai kondisi pasien dan fluoxetin 1 x 10 mg selama 6
hari, selanjutnya akan dinaikkan bertahap sesuai kondisi pasien, disamping itu juga diberikan psikoterapi dan edukasi.

Kata kunci : anxietas, depresi, psikiatri

Mixed Disorders of Anxiety and Depression on A 54 Years Old Woman


Abstract
Mixed Disorders of Anxiety and Depression (F41.2) are both anxiety and depression symptoms, each of which does not
indicate a series of symptoms severe enough to establish its own diagnosis. A 54-year-old woman came for psychiatric
evaluation to treat the anxiety and anxiety experienced by the patient. Patients say they feel anxious since ± 1 year ago,
which is felt more and more disturbing. Patients begin to often feel anxious, irritable, experiencing headaches and feel
tense, feeling heart palpitations. Before complaints begin to appear patients say have a problem in the family, the patient
knows that the patient's husband has cheated. The patient was so shocked and sad that the patient was afraid that the
patient's children were aware of the problem and could not accept the condition. The therapy given to this patient was
alprazolam 2 x 0.25 mg for 6 days, then will be managed (tappering off) according to patient condition and fluoxetin 1 x 10
mg for 6 days, then will be gradually raised according to patient condition , beside that also given psychotherapy and
education.

Keywords: anxiety, depression, psychiatry

Korespondensi: Dicky Aditya Dwika, S. Ked., alamat Jl. E. Suratmin Gg. Bintara II No. 42/86 Sukarame Bandar Lampung
35131, HP 081929961365, email dwika.med07@gmail.com

Pendahuluan tersendiri. Untuk anxietas, beberapa


Gangguan Campuran Anxietas dan gejala otonomik, harus ditemukan
Depresi (F41.2) merupakan gejala-gejala walaupun hasus tidak terus menerus,
anxietas maupun depresi, dimana masing- disamping rasa cemas atau kekhawatiran
masing tidak menunjukkan rangkaian gejala berlebihan.
yang cukup berat untuk menegakkan b) Bila ditemukan anxietas berat disertai
diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa depresi yang lebih ringan, maka harus
gejala otonomik, harus ditemukan walaupun dipertimbangkan kategori gangguan
harus tidak terus menerus, disamping rasa anxietas lainnya atau gangguan anxietas
cemas atau kekhawatiran berlebihan.2,3,6,7 fobik.
Untuk mendiagnosis pasien Gangguan c) Bila ditemukan sindrom depresi dan
Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) harus cemas yang cukup berat untuk
memenuhi pedoman diagnostik, yaitu: menegakkan diagnosis maka kedua
a) Terdapat gejala-gejala anxietas maupun diagnosis tersebut harus dikemukakan,
depresi, dimana masing-masing tidak dan diagnosis gangguan campuran tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
cukup berat untuk menegakkan diagnosis hanya dapat dikemukakan satu diagnosis

Medula|Volume 7 Nomor 5|Desember 2017|75


Dicky dan Cahyaningsih Fibri Rokhmani | Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi pada Wanita Usia 54 Tahun

maka gangguan depresif harus kelainan yang berarti, lalu pasien disarankan
diutamakan. untuk berobat ke spesialis kedokteran jiwa.
d) Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat Pada pemeriksaan fisik pasien tidak
dengan stress kehidupan yang jelas maka ditemukan kelainan ataupun gangguan
harus digunakan kategori F.43.2 kesehatan fisik yang berarti, kesemuanya
(gangguan penyesuaian).2,3,5,6,7 dalam batas normal.
Pada status mental, didapatkan pasien
Kasus memakai baju kemeja tangan panjang bahan
Seorang wanita, Ny. W, usia 54 tahun dasar dan celana panjang bahan dasar warna
datang untuk evaluasi psikiatri guna hijau kecoklatan, menggunakan jilbab bahan
mengobati perasaan khawatir dan cemas yang kaos warna coklat, perawakan sedang dengan
dialami pasien. Pasien mengatakan berat badan cukup, kulit sawo matang, kuku
merasakan cemas sejak ± 1 tahun yang lalu, pendek dan cukup bersih. Kesadaran compos
yang dirasakan semakin lama semakin mentis. Perilaku dan aktivitas psikomotor saat
mengganggu. Pasien mulai sering merasa wawancara pasien, kontak mata baik dan
was–was, mudah tersinggung, mengalami pasien cukup tenang. Pembicaraan spontan,
sakit kepala dan terasa tegang, merasa lancar, intonasi sedang, volume cukup,
jantung berdebar-debar. Pasien sering tidak kualitas cukup, kuantitas cukup. Sikap
sabaran, mudah gupek dan selalu merasa terhadap pemeriksa kooperatif.
tidak bergairah. Pasien juga mengatakan Keadaan afektif, mood disforik ,afek
aktifitas dirasakan agak terganggu akibat terbatas dan serasi. Fungsi intelektual dan
keluhan yang dirasakan. Pasien sulit tidur, dan kognitif dalam batas normal. Tidak ada
terkadang sering mimpi buruk dan sulit gangguan persepsi. Daya nilai tidak terganggu.
berkonsentrasi. Tilikan 5 (Tilikan baik, pasien sadar jika dirinya
Sebelum keluhan mulai muncul pasien sakit dan butuh pengobatan).
mengatakan memiliki masalah dalam Pada pasien ditemukan adanya rasa
keluarga, pasien mengetahui bahwa suami cemas yang berlangsung hampir setiap hari
pasien telah berselingkuh. Pasien saat itu untuk beberapa minggu sampai beberapa
sangat kaget dan sedih, pasien takut anak- bulan, hanya menonjol pada keadaan situasi
anak pasien mengetahui masalah tersebut khusus tertentu dan mencakup gejala-gejala
dan tidak bisa menerima keadaan tersebut, seperti kecemasan (gelisah, keringat dingin,
pasien juga takut akan menjadi bahan sakit kepala, leher terasa tegang, merasa
perbincangan orang. Sejak saat itu pasien sedih dan rasa takut), kadang mimpi buruk,
mulai agak tertutup dengan orang-orang tidak percaya diri, jantung berdebar-debar,
tertentu, pasien juga merasa kurang percaya sakit kepala, maka berdasarkan PPDGJ III
diri dan lebih cepat tersinggung. Pasien masih pasien ini masuk dalam kategori Gangguan
bisa beraktivitas namun pasien lebih sering Campuran Anxietas dan depresi (F 41.2).
dirumah dan lebih jarang bergaul dengan
tetangga seperti dulu. Pasien mulai merasa Pembahasan
sering sakit, pasien sering mengalami pusing Gangguan Campuran Anxietas dan
berputar, leher terasa tegang, telinga Depresi (F41.2) merupakan gejala-gejala
berdengung, jantung berdebar-debar dan anxietas maupun depresi, dimana masing-
berkeringat dingin. Pasien takut jika pusing masing tidak menunjukkan rangkaian gejala
berputar yang dialami bukan sakit kepala yang cukup berat untuk menegakkan
biasa dan pasien takut apakah pasien memiliki diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa
sakit jantung. gejala otonomik, harus ditemukan walaupun
Pasien akhirnya memeriksakan dirinya harus tidak terus menerus, disamping rasa
ke dokter spesialis syaraf dan dokter spesialis cemas atau kekhawatiran berlebihan.3,6,7
penyakit dalam, namun saat dilakukan Berdasarkan PPDGJ III untuk
pemeriksaan pasien dikatakan tidak memiliki mendiagnosis pasien Gangguan Campuran

Medula|Volume 7 Nomor 5|Desember 2017|76


Dicky dan Cahyaningsih Fibri Rokhmani | Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi pada Wanita Usia 54 Tahun

Anxietas dan Depresi (F41.2) harus memenuhi meningkatkan kemampuan


pedoman diagnostik, yaitu: pengendalian diri dan memberikan
a) Terdapat gejala-gejala anxietas maupun motivasi hidup.
depresi, dimana masing-masing tidak b) Psikoterapi reedukatif bertujuan
menunjukkan rangkaian gejala yang untuk meningkatkan pengetahuan
cukup berat untuk menegakkan diagnosis keluarga untuk mendukung
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa kesembuhan pasien dengan
gejala otonomik, harus ditemukan mengawasi pasien untuk minum obat
walaupun hasus tidak terus menerus, teratur.
disamping rasa cemas atau kekhawatiran c) Psikoterapi rekonstruktif bertujuan
berlebihan. membangun kembali kepercayaan diri
b) Bila ditemukan anxietas berat disertai pasien, menjelaskan kepada pasien
depresi yang lebih ringan, maka harus bahwa pasien memiliki semangat
dipertimbangkan kategori gangguan hidup dan keinginan kuat untu
anxietas lainnya atau gangguan anxietas melihat anak pasien bahagia. Menolak
fobik. semua pikiran negatif.
c) Bila ditemukan sindrom depresi dan 3) Edukasi
anxietas yang cukup berat untuk Menyarankan kepada keluarga untuk
menegakkan diagnosis maka kedua selalu memberikan dukungan kepada
diagnosis tersebut harus dikemukakan, pasien, jangan membatasi aktivitas
dan diagnosis gangguan campuran tidak positif yang disukai pasien, ajak pasien
dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal bergembira, kurangi hal-hal yang dapat
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis meningkatkan stresor. Berdiskusi
maka gangguan depresif harus terhadap pentingnya pasien untuk
diutamakan. minum obat teratur dan kontrol lagi.
d) Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat Rencana terapi pada kasus ini sudah
dengan stress kehidupan yang jelas maka tepat karena pemberian obat disesuaikan
harus digunakan kategori F.43.2 berdasarkan keluhan. Untuk antianxietas,
(gangguan penyesuaian).6 kelompok obat yang digunakan terutama
Dari hasil pemeriksaan status mental untuk mengatasi kecemasan dan memiliki
ditemukan gejala anxietas dan depresi yang efek sedasi obat yang dapat dipilih salah
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian satunya adalah alprazolam. Alprazolam adalah
gejala yang cukup berat dan tidak ditemukan obat short-acting kuat dari kelas
gangguan isi pikir dan gangguan realitas benzodiazepine. Bekerja dengan cara
sehingga pasien di diagnosis dalam kategori mengikat situs spesifik pada reseptor GABA.
Gangguan campuran Anxietas dan Depresi Hal ini terutama digunakan untuk mengobati
(F41.2) gangguan kecemasan sedang sampai berat
Terapi yang diberikan pada pasien ini dan serangan panik. Obat diberakan secara
yaitu : peroral, absorpsinya tidak dipengaruhi oleh
1) Psikofarmaka : makanan, sehingga dapat diminum dengan
a) Fluoxetin 1 x 10 mg selama 6 hari dan atau tanpa makanan. Dosis alprazolam untuk
selanjutnya akan dinaikkan bertahap dewasa yang efektif diberikan adalah 1 x 0,5
sesuai kondisi pasien. mg-4 mg/hari. Waktu paruh dari Alprazolam
b) Alprazolam 2 x 0,25 mg selama 6 hari ini sendiri lebih singkat apabila dibandingkan
dan selanjutnya dosis akan diatur dengan obat derivat benzodiazepin yang
(tappering off) sesuai kondisi pasien. lainnya (Maslim, 2007). Penggunaan
2) Psikoterapi Alprazolam kemudian di evaluasi selama 4
a) Psikoterapi suportif bertujuan untuk minggu. Apabila membaik, maka pemberian
memperkuat mekanisme defens obat dapat dikurangi hingga 50% dosis awal
(pertahanan) pasien terhadap stres. untuk tappering off.1,3,5
Perlu diadakannya terapi untuk

Medula|Volume 7 Nomor 5|Desember 2017|77


Dicky dan Cahyaningsih Fibri Rokhmani | Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi pada Wanita Usia 54 Tahun

Penggunaan obat golongan SSRI juga Daftar Pustaka


dapat digunakan pada gangguan cemas 1. Anonim. MIMS indonesia petunjuk
menyeluruh. Salah satu obat yang dapat konsultasi. Edisi ke-9. Jakarta: PT.
digunakan adalah Fluoxetin. Fluoxetin Infomaster lesensi dari CMP Medica;
memiliki efek sedatif dan membuat pasien 2010.
menjadi lebih tenang. Penggunaan dosis awal 2. Tomb D. Buku Saku Psikiatri. Edisi ke-6.
5-10 mg/hari .1,4,5 Jakarta: EGC; 2000.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia 3. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar
ad bonam didukung oleh adanya keinginan Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
pasien untuk sembuh dan berobat, keluarga 2010.
mendukung pasien untuk sembuh, tidak ada 4. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik.
kelainan organobiologik, dan tidak ada Jakarta: Salemba Medika; 2001.
riwayat gangguan jiwa dalam keluarga. 5. Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Edisi Ke-2. Surabaya:
Simpulan Airlangga University Press; 2009.
Gangguan Campuran Anxietas dan 6. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis
Depresi (F41.2) merupakan gejala-gejala Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta: Bagian
anxietas maupun depresi, dimana masing- Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya;
masing tidak menunjukkan rangkaian gejala 2001.
yang cukup berat untuk menegakkan 7. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s
diagnosis tersendiri. Terapi psikofarmaka, Concise Textbook of Clinical Psychiatry.
psikoterapi dan edukasi sangatlah penting Edisi ke-3. USA Philadelphia: Lippincott
dalam penatalaksanaan pada kasus ini. Williams & Wilkins; 2008.

Medula|Volume 7 Nomor 5|Desember 2017|78

Anda mungkin juga menyukai