Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggi Rizky Fauzi

NIM : 180810101050

Kelas : Administrasi Pembangunan / A

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mohammad Saleh, M.Sc

Tugas 2 : Administarasi Pembangunan

Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Negara

I. Penerimaan Negara
Berdasarkan Kementerian Kuangan penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas
negara. Penerimaan negara adalah salah satu dari sumber pendapatan negara. Menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pendapatan negara diartikan semua
penerimaan yang berasal dari perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan hibah
dari dalam dan luar negeri. Dengan demikian, pendapatan negara berasal dari tiga sumber
tersebut: pajak, non-pajak, dan hibah. Semua penerimaan negara ditetapkan menteri keuangan
dengan persetujuan presiden. Lalu, hal itu dibahas bersama dengan DPR. Pendapatan negara
dipakai dalam segala urusan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat sebagai pewujudan sila
kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menurut Buku Sekolah Elektronik Ekonomi untuk Kelas XI (Pusat Perbukuan Depdiknas
2009), apabila dilihat dari pos-pos yang ada dalam APBN, penerimaan negara terdiri dari
penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan dalam negeri sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu
penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan dibedakan dari
asalnya, yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak Dalam
Negeri terdiri atas pajak penghasilan yang terdiri atas migas dan non migas, pajak pertambahan
nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(BPHTB), cukai, serta pajak lainnya. Sementara Pajak Perdagangan Internasional terdiri atas bea
masuk dan pajak/pungutan ekspor. Adapun penerimaan bukan pajak berasal dari penerimaan
sumber daya alam antara lain minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, dan perikanan.
Penerimaan bukan pajak berikutnya berasal dari bagian laba BUMN dan penerimaan negara
bukan pajak lainnya. Sementara untuk hibah yaitu penerimaan bantuan yang tidak harus
dikembalikan kepada pemberinya.
a. Penerimaan Pajak
Pajak sebagai sumber pendapatan utama dari sebuah negara. Sumber pendapatan negara
yang beradal dari pajak terbagi dalam tujuh sektor, yaitu pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan, pajak ekspor, pajak
perdagangan internasional serta bea masuk dan cukai. Besaran tarif pajak sudah ditentukan
oleh undang-undang perpajakan yang berlaku. Biasanya pajak dikenakan saat seseorang sudah
memiliki penghasilan dengan besaran tertentu.
Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat adalah semua penerimaan negara yang terdiri
atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan internasional.
Pendapatan pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pendapatan
pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pendapatan pajak
penjualan atas barang mewah, pendapatan pajak bumi dan bangunan, pendapatan cukai, dan
pendapatan pajak lainnya. Pendapatan pajak perdagangan internasional adalah semua
penerimaan negara yang berasal dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar. (UU
No. 14/2015 tentang APBN Tahun Anggaran 2016) Penerimaan Perpajakan Pemerintah
Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).
b. Penerimaan Non-Pajak
Sumber pendapatan negara non pajak terdiri dari keuntungan Badang Usaha Milik
Negara (BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan, percetakan uang
atau sumbangan. Berikut beberapa contohnya:
1. Sumber penerimaan dari barang-barang yang dikuasai atau milik pemerintah. Barang milik
negara yang disewakan kepada pihak swasta, kemudian biaya sewanya masuk dalam kas
negara.
2. Perusahaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Salah satu sumber
pendapatan negara non pajak adalah keuntungan BUMN. Perusahaan bisa bersifat
monopoli berskala besar dan sebagian keuntungannya bisa disisihkan untuk pembiayaan
negara.
3. Harta telantar adalah harta peninggalan yang dianggap tidak ada seorangpun yang
mengajukan klaim atas barang itu. Dalam hal ini negara berhak mengumumkan terlebih
dahulu, jika tidak ada ahli waris maka harta tersebut menjadi milik negara.
4. Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan umum. Denda ini berupa sitaan atau
pembayaran yang telah disepakati. Untuk barang biasanya dilakukan lelang, kemudian
hasilnya dimasukkan dalam kas negara.
5. Retribusi dan iuran. Retribusi sendiri merupakan dana yang dipungut berkaitan dengan jasa
negara.
c. Hibah
Hibah merupakan pemberian yang diberikan kepada pemerintah tetapi bukan bersifat
pinjaman. Hibah bersifat sukarela dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan yang
didapat biasanya diperuntukkan bagi pembiayaan pembangunan. Selain itu, penerimaan yang
berasal dari luar negeri juga masuk dalam pinjaman program atau pinjaman proyek dengan
jangka waktu tertentu. Lembaga internasional yang pernah memberi bantuan pada Indonesia
adalah Bank Dunia (World Bank), Asean Development Bank (ADB), dan International
Monetary Fund (IMF). Hibah yang diterima Pemerintah berbentuk:
1. Uang tunai: Hibah yang diterima Pemerintah dalam bentuk uang tunai disetorkan langsung
ke Rekening Kas Umum Negara atau rekening yang ditentukan oleh Menteri sebagai
bagian dari penerimaan APBN.
2. Uang untuk membiayai kegiatan: Hibah yang diterima Pemerintah dalam bentuk uang
untuk membiayai kegiatan dicantumkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
3. Barang/jasa: Hibah yang diterima Pemerintah dalam bentuk barang/jasa dinilai dengan
mata uang Rupiah pada saat serah terima barang/jasa untuk dicatat dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
4. Surat berharga: Hibah yang diterima Pemerintah dalam bentuk surat berharga dinilai
dengan mata uang Rupiah berdasarkan nilai nominal yang disepakati pada saat serah terima
oleh Pemberi Hibah dan Pemerintah untuk dicatat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat.
II. Pengeluaran Negara
Pengeluaran negara atau pengeluaran pemerintah merupakan salah satu instrumen dari
kebijakan fiskal. Nenti Simbolon dalam jurnal Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pengeluaran Pemerintah Indonesia (2012), kebijakan fiskal merupakan salah satu instrumen dari
kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi adalah kebijakan dengan tujuan untuk
mencapai output yang tinggi dengan laju pertumbuhan yang cepat. Selain itu untuk mencapai
kesempatan kerja yang tinggi, stabilitas harga, serta keseimbangan dalam neraca pembayaran.
Pengeluaran pemerintah di Indonesia terlihat dalam anggaran belanja negara Indonesia.
Anggaran pemerintah ini memiliki dampak substansial terhadap perekonomian. Berikut
pengeluaran rutin pemerintah di Indonesia:
1. Belanja pegawai, yaitu pengeluaran negara untuk keperluan gaji, tunjangan, uang makan,
serta biaya lainnya untuk pegawai negeri.
2. Belanja barang yaitu pengeluaran negara untuk membeli barang yang digunakan oleh
negara untuk penyelenggaraan pemerintah.
3. Belanja rutin daerah yaitu pengeluaran negara untuk belanja pegawai dan non pegawai
pemerintah.
4. Bunga dan cicilan utang, pengeluaran pemerintah untuk membayar bunga dan cicilan
pokok pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri.
5. Subsidi, yaitu pengeluaran untuk berbagai macam subsidi pemerintah untuk masyarakat,
misalnya BBM dan listrik.
6. Berbagai pengeluaran yang bersifat non departemen.

Sedangkan pengeluaran pembangunan adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai


proyek pembangunan fisik dan non fisik. Kemudian pembiayaan proyek pada pengeluaran
pembangunan juga terdapat komponen pembiayaan rupiah atas pembiayaan departemen atau
lembaga.

Anda mungkin juga menyukai