OLEH:
DINI AULIYA
E1E019092
3C
UINIVERSITAS MATARAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Guru sebagai seorang wali kelas dituntut pula untuk memiliki keterampilan dalam membina
kedisiplinan siswa.Dalam membina kedisiplinan pada siswa di dalam lingkup sekolah guru
memiliki peran untuk mengarahkan apa yang baik bagi siswa,menjadi teladan siswa.Guru harus
mampu menanamkan nilai-nilai kedisiplinan bagi siswa ,terutama kedisiplinan bagi dirinya
sendiri dan mengilangkan kebiasaan siswa dari tindakan yang menimbulkan masalah
kedisiplinan .Hal ini perlu diperhatikan oleh guru agar terhindar dari perilaku siswa yang tidak
disiplin atau melanggar tata tertib sekolah yang telah diterapkan .
Guru memiliki tanggung jawab masing-masing,seperti datang ke sekolah menjadi contoh guru
kepada siswanya.Apabila datang terlambat atau datang siang karena adanya suatu kepentingan
lain atau kendala lain,guru meminta izin terlebih dahulu,siswa selalu diberitahu untuk menjaga
ketenangan saat pembelajran dikelas dan memperhatikan guru dengan baik. Menciptakan
kedisiplinan itu sangatlah penting bagi seorang guru agar bisa tidak terjadi rendahnya
kedisiplinan siswa sekolah dasar.Kenyataannya saat ini rendahnya kedissiplinan itu sangat tidak
dilakukan oleh siswa sekolah dasar .Seharusnya yang beperan penting dalam melakukan agar
kedisiplinan itu dilakukan di sekolah dasar itu adalah guru.Guru itu harus mengajarkan kepada
siswanya tentang kedisiplinan di sekolahnya agar mereka tahu tata tertib dan kedisiplinan itu
terjadi dalam kelas atau di llingkungan sekolah.Tetapi yang saya lihat di sekolah-sekolah
rendahnya kedisiplinan ,kadang –kadang yang menyebabkannya itu guru yang terlambat datang
ke sekolah ,padahal guru itu menjadi contoh kepada siswanya untuk datang tepat waktu.Kalau
guru datang tepat waktu maka siswanya juga akan datang tepat waktu,nah untuk itu para calon
guru atau guru –guru harus datang lebih awal agar kedisiplinan itu bisa terjadi .
Berdasarkan hasil peneilitian saya yang melakukan dengan cara observasi dan wawancara
kepada siswa dan guru ditemukan bahwa dalam pelaksanaanya guru belum sepenuhnya
memperhatikan tingkat nilai kedisiplinan siswa.Kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga
ketenangan belajar di kelas,sehingga guru berulang kali harus menegur siswanya untuk
memperhatikan pembelajaran yang dilaksanakan ,namun ironisnya saat guru memperingati siswa
tersebut, ada siswa lain yang ikut ramai.Menurut Hurlock ( 2006: 83) Disiplin diperlukan oleh
siapa saja dan dimana saja,termasuk bagi para siswa.Disiplin diperlukan oleh para siswa
perkembangan pribadi dirinya.Melalui disiplinlah siswa dapat belajar berperilaku dengan baik
agar diterima oleh warga sekolah maupun masyarakat.Menurut pendapat Hoover
(Rachman,1997:1991) Perilaku siswa disekolah yang tidak mengarah pada nilai-nilai
kedisiplinan sehingga tidak mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah yang ada tidak hanya
disebabkan oleh dirinya sendiri namun ada berbagai faktor yang mempengaruhinya.Faktor-
faktor tersebut di klasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu masalah-masalh yang ditimbulkan
oleh guru ,siswa dan lingkungan sekolahnya .
B.Fokus Penelitian
Fokus penelitian menggambarkan fenomena sentral yang dikaji melalui kegiatan penelitian
kualitatif.Fokus penelitian biasanya dirumuskan dalam kalimat Tanya yang akan ditemukan
jawabannya melalui kegiatan penelitian.Dalam fokus penelitian ini saya menggunakan hanya 2
pertanyaan yang berkaitan tentang judul.
2. Apa faktor –faktor yang meyebabkan rendahnya kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengacu kepada fokus penelitian di atas,tujuan penulisan yang diharapkan
melalui penelitian ini yaitu:
Manfaat disini menggunakan manfaat praktis karena disini manfaat ini adalah mengacu kepada
siswa dan guru.
1. Memberi masukan kepada guru dalam melakukan pelaksaan pelajaran dikelas agar tidak
terjadi rendahnya kedisiplinan di sekolah dan melakukan mengajar tentang kedisiplinan yang
baik kepada siswanya.
2. Memberi masukkan kepada siswa agar memperhatikan kedisiplinan disekolah agar dengan
baik dan tertib dalam displin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar.Dari kata ini timbul kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian ,pertama disiplin disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan ,dan pengendalian .Kedua disiplin
sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Disiplin berarti ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan tata tertib ,hokum dan sebagainya
.Sikap disiplin harus tercermin dan terwujud dalam sikap dan perbuatan sehari-hari baik di
lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,maupun di lingkungan masyarakat.
Menurut Warsanto,’’disiplin berasal dari kata discipline yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan atau kerohanian serta pengembangan ,secara singkat ,disiplin adalah suatu keadaan
yang mengharuskan orang untuk bersikap sesuai dengan normanorma dan tata aturan yang
berlaku. Dalam pendidikan,mendisiplinkan siswa harus mulai degan pribadi guru yang disiplin
dan berwibawa,kita tidak bisa berharap banyak akan terbentuknya siswa yang disiplin dari
pribadi guru yang kurang disiplin.Oleh karena itu,sekaranglah saatnya kita membina disiplin
siswa dengan pribadi guru yang disiplin,arif ,dan beriwibawa.
Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) adalah menata kehidupan bersama,disiplin
berguna untuk menyadarkan sesorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara
mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku,sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan sesame menjadi baik dan lancer. Disekolah ,disiplin banyak digunakan untuk
mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan
dengan optimal .Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi efektifitas aturan tat tertib ,Setelah
jangka waktu tertentu guru bersama-sama siswa dapat meninjau kembali aturan sekolah
B.Macam-macam kedisiplinan
1. Disiplin dalam menggunakan waktu Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu
dengan baik,karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu degan baik.
3. Disiplin sikap Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata
perilaku orang lain.Misalnya disiplin untuk tidak marah,tergesa-gesa, dan gegabah dalam
bertindak.Disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan dan perjuangan ,karena setiap saat
banyak hal yang selalu menggoda seseorang untuk melanggarnya.
4. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kedisiplinan merupakan hal yang amat
menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan sampai terjadi disiplin maka
pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat.
1) Disiplin Diri Pribadi Disiplin diri artinya kepatuhan dan ketaatan terhadap apa yang telah
ditentukan dan disepakati oleh dirinya sendiri.Misalnya disiplin menggunakan waktu,disiplin
melaksanakan ibadah dan disiplin kerja .
2) Disiplin Sosial Disiplin sosial adalah kepatuhan dan ketaatan seseorang terhadap
peraturanperaturan ,norma-norma,kaidah-kaidah atau adat istiadat,dan kesepakatan
yang berlaku di dalam masyarakat dimana kita hidup,misalnya menaati adat istiadat dan budaya
perkawinan yang berlaku. 3) Disiplin Nasional Berdasarkan hasil perumusan lembaga
pertahanan nasional ,yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan
nasional .Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercermin dalam
perbuatan berupa keputusan dan ketatan .Baik secara sadar maupun melalui pembinaan
terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku
Yaitu guru sebagai teladan bagi siswa yang masih suka datang terlambat ke sekolah sihangga
kemungkinan siswa yang terlambat datang ke sekolah karena mencontoh keteladanan guru yang
tidak baik.
Yaitu kurangnya kesadaran diri siswa dalam memahami peraturan yang berlaku seperti sikap
siswa yang tidak disiplin saat berada di kelas ,siswa yang terlambat datang masuk ke kelas dan
siswa yang tidak menjalankan tugas piket .
METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian
B.Informan Penelitian
Suatu penelitian memerlukan informan penelitian atau sumber data dari berbagai pihak agar
penelitian yang dilakukan valid dan tidak bersifat subjektif’’sumber data yang peniliti gunakan
ada 2 yaitu, sumber data inti yang subjek penelitian dan objek penilitian serta sumber data
pendukung dari sumber yang berhubungan dengan subjek dan objek penelitian
Mendiskripsikan subyek penelitian sebagai informan,yang artinya orang pada latar penelitian
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian
.Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa sekolah dasar.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini ada 2 yaitu observasi dan
wawancara berikut ini penjelasannya a. Observasi Obsevasi merupakan sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peniliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan ruang,tempat ,kegiatan,benda-benda ,waktuperistiwa tujuan dan perasaan. b.
Wawancara Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui Tanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.Dengan
wawancara kita bisa mengetahui apa yang terjadi dalam sebuah yang kita teliti .
1.Reduksi Data
Data yang didapatkan dari lapangan jumlahnya cukup banyak dan masih dalam bentuk yang
tidak terata secara terperinci sehingga data yang di catat dan bisa melakukan data yang lebih
rinci
2.Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian kualitatif biasanya dilakukan dalam bentuk uraian
singkat.Penyajian data berguna untuk memudah kan memahami data yang ada serta dapat
merencanakan kerjanya.Penyajian dara ini bisa dilakukan agar kalua kita meneliti itu mudah dan
bisa dipahami.
Penarikan kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya.Pada tahap ini kita melakukan
penarikan kesimpulan verifikasi dan melakukan reduksi data juga agar bisa melakukan penelitian
.
NAMA : DINI AULIYA
NIM : E1E019092
KELAS : 3C
Soal
1. Tetapkan informan. Ada lima syarat minimal untuk memilih informan, yaitu: (a)
enkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, (b) keterlibatan
langsung, artinya (c) suasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin
menerima tindak budaya sebagaimana adanya, dia tidak akan basabasi, (d) memiliki
waktu yang cukup, (e) non-analitis.
2. Melakukan wawancara kepada informan. Sebaiknya dilakukan dengan wawancara
yang penuh persahabatan. Pada saat awal wawancara perlu menginformasikan tujuan,
penjelasan etnografis (meliputi perekaman, model wawancara, waktu dan dalam
suasana bahasa asli), penjelasan pertanyaan (meliputi pertanyaan deskriptif, struktural,
dan kontras).
3. Membuat catatan etnografis. Catatan dapat berupa laporan ringkas, laporan yang
diperluas, jurnal lapangan, dan perlu diberikan analisis atau interpretasi. Catatan ini
juga sangat fleksibel, tidak harus menggunakan kertas ini itu atau buku ini itu,
melainkan cukup sederhana saja.
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif. Pertanyaan ini digunakan untuk merefleksikan
setempat. Pada saat mengajukan pertanyaan, bisa dimulai dari keprihatinan,
penjajagan, kerja sama, dan partispasi. Penjajagan bisa dilakukan dengan prinsip.
5. Melakukan analisis wawancara etnografis. Analisis dikaitkan dengan simbol dan
makna yang disampaikan informan. Tugas peneliti adalah memberi sandi simbol-
simbol budaya serta mengidentifikasikan aturan-aturan penyandian dan mendasari.
6. Membuat analisis domain. Peneliti membuat istilah pencakup dari apa yang
dinyatakan informan. Istilah tersebut seharusnya memiliki hubungan semantis yang
jelas.
7. Mengajukan pertanyaan struktural. Yakni, pertanyaan untuk melengkapi pertanyaan
deskriptif. Misalkan, orang tuli menggunakan beberapa cara berkomunikasi, apa saja
itu?
8. Membuat analisis taksonomik. Taksonomi adalah upaya pemfokusan pertanyaan yang
telah diajukan.
9. Mengajukan pertanyaan kontras.
10. Membuat analisis komponen. Analisis komponen sebaiknya dilakukan ketika dan
setelah di lapangan.
11. Menemukan tema-tema budaya. Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan
merupakan puncak analisis etnografi.
12. Menulis etnografi. Menulis etnografi sebaiknya dilakukan secara deskriftif, dengan
bahasa yang cair dan lancar.
13. Informan kunci adalah orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan terhormat
dan berpengetahuan dalam langkah awal penelitian. Orang semacam ini sangat
dibutuhkan bagi peneliti etnografi.
5. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat
umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan
dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai ke
bidang-bidang lain.
Secara umum, para peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus bertujuan
memahami objek yang ditelitinya. Secara khusus studi kasus digunakan untuk
menjelaskan dan memahami objek yang ditelitinya secara khusus sebagai suatu
‘kasus’.Sebab studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang
dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Studi kasus juga merupakan sarana efektif
untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
Tujuan yang dilakukan dengan lebih spesifik terhadap studi kasus berdasarkan objek yang
ditelitinya, adalah :
1. Bagi psikolog yaitu dapat mencari informasi tentang perilaku, otak manusia ataupun
pemikiran yang sangat kognitif.
2. Bagi siolog yaitu sama dengan para psikolog namun bedanya disini adalah dalam
melihat perilaku atau interaksi yang berada di dalamnya, atau di sekitar komunitas,
kelompok maupun di dalam organisasi.
3. Bagi para ilmuan yaitu bisa mengekspresikan dengan semua teori atau juga
menghasilkan banyak teori baru, para ilmuwan juga bisa mengembangkan hipotesis
dengan bereksperimen disaat mereka memproses dan memilih metode yang akan ia
teliti.
4. Mengenai jenis studi kasus tersebut mempunyai tujuan yang sangat berbeda guna
menjelaskan semua data yang sangat benar menurut beberapa ilmuwan. Dan juga
mempunyai detail yang sangat besar yang mempunyai rincian yang bisa membuat
masing-masing penelitian yang memiliki tujuan yang sangat khusus.
5. Tujuan studi kasus eksplanatori yaitu guna menampilkan data dan banyak deskripsi
dari banyaknya penyelidikan biasa dengan yang lebih baik.
6. Tujuan studi kasus kolektif, dimana dalam studi ini berarti bertujuan untuk
menunjukkan berbagai detail mengenai bagaimana para kelompok individu dengan
menunjukkan data secara lebih singkat dan padat.
7. Tujuan studi kasus deskriptif, nah untuk yang ini pasti kalian sangat familiar karena
biasanya para mahasiswa melakukan studi kasus banyak dengan menggunakan metode
deskriptif dan dapat membandingkan banyak penemuan baru melalui teori yang ada.
8. Tujuan dari studi kasus eksploratif yaitu guna memberikan informasi yang banyak
mengetahui latar belakang yang sangat melebihi studi kasus biasa, guna
membandingkan hasil yang sangat baik, dan kemungkinan para peneliti ini akan
mendedikasikan banyak sekali waktu untuk memahami informasi yang bisa digunakan
untuk percobaan atau kasus mereka.
9. Tujuan studi kasus intrinsik merupakan kemungkinan banyak atau seorang peneliti
bisa bebas untuk belajar ataupun mempelajari segala apa yang disukai, karena dapat
disesuaikan.