Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pelatihan Kewirausahaan: “Membangun Jiwa Entrepreneur dengan

Konsep Bisnis Langit” di Pondok Pesantren Tahfish Al Quds

di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru

TIM PENGABDI:

1. Faiza Muklis,SE, M.Si,Ak


2. Ratna Nurani, SE,MM
3. Jasmina Syafei, SE, M.Si,Ak
4. Zulhaida, SE, M,Si
5. Dr.Mustiqowati Ummul Fithriah, M.Si
6. Dr.Khairil Henry,SE,M.Si,Ak

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020
1
2
3
4
5
6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha bukan hanya dunia orang dewasa, tapi juga bisa menjadi dunianya
anak-anak. Bedanya, wirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian,
namun membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-
anak yang mengenal dunia usaha sejak dini akan mendapati manfaat untuk masa
depan kelak. Pada tahap usia yang terbilang belia, anak-anak yang belajar
menumbuhkan jiwa wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif.
Kreatifitas yang terlatih sejak dini termasuk berbagai ajang dan kegiatan
kewirausahaan menjadi modal utama kreatifitas dan kemandirian kala anak dewasa
(Kompas.com)

Pengembangan jiwa wirausaha perlu dilakukan sejak usia dini. Perekonomian


akan berkembang jika jumlah wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk.
Tingkat pengangguran yang semakin bertambah, lulusan pendidikan formal masih
banyak yang kurang percaya diri, kurang kreatif, kurang berani menanggung resiko,
tidak ulet, mudah putus asa, dan masih banyak lulusan pendidikan formal yang
tidak siap bekerja. Jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) adalah fondasi bagi
bangun usaha/bisnis di atasnya. Fondasi itu lebih mudah dibangun sejak usia dini.

Upaya membangun jiwa kewirausahaan di usia dini pasti tidak dimaksudkan


untuk mempekerjakan seorang anak, melainkan menumbuhkan nilai-nilai
kemandirian yang bermanfaat baginya, tidak saja dalam dunia kewirausahaan.
Pandangan tentang wirausaha yaitu bahwa kemampuan kewirausahaan seseorang
bersifat genetis, proses pengkondisian dan kombinasi keduanya. Mentalitas
wirausaha diibaratkan sebagai roda sebuah pedati. Bila roda itu bagus dan kuat ada
harapan pedati itu mudah bergerak. Roda itu adalah landasan agar rumah pedati di
atasnya ikut bergerak. Gerak itu kian cepat bila kuda penghelanya juga bagus, sehat,
dan kuat. Dalam bisnis kuda itu adalah pemasaran.

1
Pondok Pesantren Tahfizh Al-Quds adalah pondok pesantren yang berlokasi

di Jalan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir. Pesantren yang berdiri sejak enam

tahun yang lalu tersebut sudah mulai menumbuhkan jiwa entrepreneur di kalangan

santri dengan cara berkebun tanaman dan sayur-sayuran yang tujuan utamanya

adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pondok, namun terdapat peluang

untuk mengembangkannya dan menghasilkan barang pertanian yang bisa

diperdagangkan. Dengan adanya kegiatan produksi tersebut, pengurus pesantren

dapat menumbuhkan jiwa berusaha dikalangan santri sambil mempraktekkannya.

Untuk membantu mereka dalam mendorong dan menumbuhkan jiwa enterpreneur

tersebut, kami tim pengabdian masyarakat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

Suska Riau akan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara

online dengan tema Pelatihan Kewirausahaan: “ Membangun Jiwa

Entrepreneur dengan Konsep Bisnis Langit”

B. Tujuan Kegiatan
Dengan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka diharapkan

dapat menumbuhkan jiwa enterpreneur dikalangan para santri sejak dini dan bagi

pengurus pesantren dapat menambah pengetahuan bagaimana cara mendorong

santri menumbuhkan jiwa enterpreneur di pondok pesantren tersebut.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Para remaja santri memiliki pengetahuan kewirausahaan di usia dini
untuk menumbuhkan nilai-nilai kemandirian yang bermanfaat.
2. Para remaja santri memiliki jiwa dan mental entreprenuer dan berusaha
mempraktekkannya

2
3. Menjadi bahan masukan bagi pengelola pondok pesantren untuk dapat
mengembangkan materi kewirausahaan bagi santriny

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian entreprenuership

Kata entrepreneurship/kewirausahaan sudah tidak asing lagi ditelinga


masyarakat Indonesia. Entrepreneurship sangat dibutuhkan oleh setiap individu
demi mampu bersaing dalam dunia kerja. Tak hanya itu, entrepreneurship juga
membantu individu dalam mengembangkan ide-ide cemerlang dalam
berwirausaha. Banyak para ahli yang mencoba medefiniskan apa itu
entrepreneurship.
Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira
berarti peluang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani,
dan berwatak agung. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya (Rusdiana, 2014).
Menurut Suryana, entrepreneurship merupakan suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang
dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari (Apidana, 2014). Dalam
ekonomi evolusioner, kewirausahaan dipandang sebagai kekuatan utama perubahan
ekonomi (Munoz, ENCINAR, & CANIBANO, 2009), sehingga kewirausahaan
selalu menjadi kunci utama.

B. Karakteristik entreprenuership

Wirausahawan adalah seseorang yang menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau


seseorang yang memulai dan mengoperasikan bisnis (Daryanto, 2012:6). Peran
wirausawahan tidak hanya sampai pada pengoperasian bisnis saja, Rahayu (2011)
menyatakan bahwa wirausahawan sebagai salah satu tonggak penopang perekonomian
suatu negara, dari wirausahawanlah suatu negara bisa maju dan berkembang. Menurut

4
Zimmerer dalam Winardi (2008:17) seorang wirausaha adalah seorang yang
menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang
bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-
peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan
manfaat.
Menurut Pearce II dalam Winardi (2008:37-40) karakteristik entrepreneur
yang berhasil ada 10 macam karakteristik. Yang pertama yaitu komitmen dan determinasi
tiada batas. Kedua, dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi. Ketiga,
Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan. Keempat, locus pengendalian
internal. Kelima, toleransi terhadap ambiguitas. Kemudian, yang keenam yaitu
keterampilan dalam hal menerima resiko yang diperhitungkan. Ketujuh, kurang dirasakan
kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kedelapan, kemampuan untuk memecahkan
masalah. Kesembilan, kemampuan tinggi untuk mendapatkan “umpan balik”
(feedback), dan terakhir yang kesepuluh adalah kemampuan untuk menghadapi
kegagalan secara efektif.

C. Pengembangan entrepreneurship

Banyak sekali pengembangan dari keilmuwan entrepreneurship mengikuti


perkembangan dan kebutuhan zaman. Perkembangan yang mengarah pada tujuan
entrepreneurship telah melahirkan adanya edupreneur, ecopreneurship dan istilah
lainnya. Seperti konsep Ecopreneurship yang merupakan usaha para pengusaha
yang menggabungkan kegiatan bisnis mereka dengan kesadaran lingkungan dalam
mendorong untuk menggeser landasan pembangunan ekonomi ke arah yang lebih
jauh. lebih ramah lingkungan (Gibbs, 2006). Ecopreneur memprioritaskan
lingkungan sekitar daripada keuntungan kapan pun praktis dan sadar untuk
mencapai yang terbaik yang dapat mereka lakukan untuk mengurangi pengaruhnya
terhadap lingkungan (Setyawati, Purnomo, Irawan, Tamyiz, & Sutiksno, 2018).
Berbeda dengan ecoprenuer, di dalam dunia pendididkan dikenal dengan
adanya istilah edupernuer. Dunia bisnis, wirausaha dan pendidikan memiliki
koneksi dan titik temu melalui edupreneur. Edupreneur atau educational

5
entrepreneur berasal dari dua kata yaitu education bermakna pendidikan dan
entrepreneur bermakna pengusaha atau wirausahawan. Ada juga yang menyamakan
istilah edupreneur dengan istilah teacherpreneur (Purnomo, 2017). Edupreneur
dapat di ajarkan pada anak (pada tingkat siswa) di rumah dengan bimbingan orang
tua, maupun orang dewasa (pada tingkat mahasiswa/bukan mahasiswa) melalui
pelajaran di sekolah dan mata kuliah di kampus.
Guru juga harus memantapkan minat dan semangat siswa, karena ini
berperan penting juga pada peserta didik agar dalam pencapaian, keberhasilan,
kesuksesan pada peserta didik bisa berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut,
guru juga harus berinteraksi, berkomunikasi, saling bekerjasama, saling bertukar
pendapat antar guru-guru lain, gurru sesama sekolah atau guru yang berada di
sekolahan lain. Maka dari itu guru berperan penting sekaligus penanggung jawab
dalam proses pembelajaran (Fahmi Ayubi, 2011). Bisa disimpulkan bahwa jiwa
kewirausahaan seorang siswa sedikit bayak bergantung pada gurunya. Tips
mengelola institusi pendidikan adalah niat mendidik dan berjuang karena Allah
ta’ala. Niscaya rintangan sebesar apapun akan terasa ringan dihadapan kita. Melihat
anak mengenal Allah Ta’ala dan sukses akhlak dan pengetahuannya merupakan
kebahagiaan pendidik (Yuniarti, D., Kautsari, M.F., Sholichah, F., Purnomo, A., &
Rosyidah, 2017)
Sumardiningsih, dkk (tanpa tahun) menyimpulkan tentang hasil
penelitiannya berkaitan pengintegrasian pendidikan karakter dan kewirausahaan,
menunjukkan, bahwa setelah diimplementasikan karakter, sikap, minat dan perilaku
wirausaha siswa mampu meningkatkan sikap dan minat terhadap wirausaha (Dewi,
Yani, & Suhardini, 2017). Pembelajaran kewirausahaan adalah proses edukatif
yang bertujuan membentuk jiwa wirausaha pada diri mahasiswa sehingga yang
bersangkutan menjadi individu yang kreatif, inovatif dan produktif (Majdi, 2012)

D. Islam dan entreprenuer

Islam adalah agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah satu
kesempurnaannya adalah dengan mengharuskan kepada umatnya agar bisa hidup

6
mandiri dengan bekerja atau berbisnis dengan jalan yang benar. Islam tidak hanya
mengajarkan untuk beribadah saja, tetapi Islam juga mengajarkan umatnya untuk
mandiri dan bekerja keras salah satunya dengan berwirausaha.
Kewirausahaan adalah ilmu yang memperlajari tentang nilai, kemampuan,
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidupnya. Unsur-unsur
kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat
dan kemampuan memanfaatkan peluang. Dalam al- Qur’an maupun hadis banyak
penjelasan tentang kewirausahaan atau bisnis yang baik.
Salah satunya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

‫ « َما‬:َ‫ قَال‬،‫سله َم‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫صلهى هللا‬ ِ ‫سو ِل ه‬


َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْن َر‬ َ ،ُ‫َّللاُ َع ْنه‬
‫ي ه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫الم ْقدَ ِام َر‬
ِ ‫ع ِن‬ َ
ِ‫ي ه‬
َ‫َّللا دَ ُاود‬ ‫ َو ِإ هن َن ِب ه‬،ِ‫ َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْن َيأ ْ ُك َل ِم ْن َع َم ِل َي ِده‬،‫ط‬ ُّ َ‫ط َعا ًما ق‬
َ ٌ‫أ َ َك َل أ َ َحد‬

ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬


)‫َارى‬ َ ‫ َكانَ َيأ ْ ُك ُل ِم ْن‬،‫سالَ ُم‬
َ »ِ‫ع َم ِل َي ِده‬ ‫علَ ْي ِه ال ه‬
َ

Artinya: “Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah


seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil
kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah
tangan (pekerjaan) nya sendiri” (HR. Al-Bukhari hadits ke 2078).

Seperti penjelasan hadis di atas Rasulullah SAW menyatakan bahwa usaha


yang paling baik adalah berbuat sesuatu atau melakukan sesuatu dengan tangannya
sendiri atau dari hasil kerjanya sendiri dengan syarat dilakukan dengan baik dan
jujur. Mengapa kita di anjurkan agar bisa berwirausaha? karena dengan
berwirausaha kita bisa meningkatkan kemampuan yang kita miliki dan bisa
berkarya tanpa henti untuk menciptakan kreatifitas dan inovasi-inovasi baru, juga
bisa memanfaatkan peluang yang ada agar dapat mencapai keuntungan yang
optimal. Allah SWT menyukai orang-orang yang kuat dan mau berusaha, serta
mampu menciptakan kreasi baru yang lebih baik untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.

7
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
usaha apa yang paling baik dan Rasulullah Saw menjawab usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan jual beli yang baik. Berbicara tentang wirausaha atau bisnis
erat kaintannya dengan jual beli atau perdagangan, jika berwirausaha atau berbisnis
harus mempunyai etos kerja yang tinggi atau semangat yang tinggi untuk terus
berusaha dan harus mempunyai jiw wirausaha agar usahanya dapat berkembang
dengan baik. Kita boleh melakukan usaha apa saja dan di mana saja namun harus
sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Dalam Islam, ilmu adalah
bagian dari agama. Ini berarti berpegang teguh pada ilmu sama halnya berpegang
teguh dengan agama. oleh karena itu kita harus bisa berwirausaha dengan baik agar
mendapat keberkahan di dunia dan di akhirat.

8
BAB III
METODE PENGABDIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaa Pengabdian


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Pondok Pesantren
Tahfizh Al-Quds, Limbungan, Kec. Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Waktu
pelaksanaan kegiatan pada hari Minggu tanggal 28 November 2020.

B. Peserta dan kegiatan


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara online ini diikuti oleh para

santri dan Pengurus Pondok Pesantren Tahfizh Al-Quds yang berjumlah kurang

lebih 30 Orang. Bentuk kegiatan adalah dalam bentuk pemberian materi dengan

metode interaktif dan pemberian doorprize bagi beberapa peserta yang beruntung

C. Metode
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid 19
sehingga proses kegiatan mengikuti prokes yang ditetapkan oleh pemerintah serta
kebijakan pesantren mengenai kegiatan di dalam pesanteren untuk menghindari
penyebaran virus khususnya didalam lingkungan pesantren. Dilakukan dua metode
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu dengan pendekatan
penggunaan media daring/online dimana pengabdi menggunakan media zoom
meeting dalam penyampaian materi dan pendekatan langsung/tatap muka yaitu
dihadiri oleh beberapa pengabdi dilokasi pengabdian sesuai dengan ketentuan
pesantren tentang batas kehadiran tamu dilingkungan pesantren.

Penyampaian materi tentang Membangun Jiwa Entrepreneur dengan


Konsep Bisnis Langit kepada peserta pelatihan dilakukan dengan ceramah,
penampilan slide materi, dan tanyajawab untuk memperdalam pemahaman materi
kepada para peserta dengan disertai pembagian doorprize bagi peserta.

9
BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Pondok Pesantren


Tahfizh Al-Quds, Limbungan, Kec. Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Waktu
pelaksanaan kegiatan pada hari Minggu tanggal 28 November 2020.

B. Tahapan Pelaksanaan Pengabdian

Adapun tahapan pelaksanaan pengabdian meliputi:


1. Tahap Persiapan
Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang pertemuan
pondok pesantren sebagai sebagai tempat pelatihan dan daring melalui media
Zoom Meeting. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 30 orang.
2. Tahap Pelaksanaan
Penyampaian materi tentang Membangun Jiwa Entrepreneur dengan
Konsep Bisnis Langit kepada peserta pelatihan dilakukan dengan :

1. Ceramah
Penyampaian materi oleh narasumber yang memahami teori dan praktek
entrepenuership dalam parktek dunia usaha agar materi yang disampaikan
lebih mudah dipahami serta lebih aplikatif yaitu dapat dipraktekkan oleh
para peserta didik dalam menjalankan usaha.
2. Penampilan slide materi
Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan materi yang disusun
secara sistematis dalam program power point¸ sehingga penyampaian materi
diharapkan dapat diterima dengan baikoleh peserta pelatihan.
3. Tanya jawab

10
Pendalaman materi dilakukan setelah penyampaian materi dengan ceramah
dan penampilan slide power point dengan membuka ruang tanya jawab
antara para peserta pelatihan dengan nara sumber yang membahas
pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan maupun materi
berkaitan praktek entrepenuership dalam dunia usaha. Tanya jawab
dilakukan sesantai mungkin dan komunikatif agar dapat mengalir
sedemikian rupa dan dapat memberikan kesan bagi para calon entrepreneur
untuk menjadi para entrepenuer muslim yang sukses dimasa yang akan
datang.
4. Pembagian doorprize bagi peserta.
Pembagian doorpize bagi para peserta adalah bentuk apresiasi panitia
kepada para perserta pelatihan yang lebih bertujuan menghidupkan
pelaksanaan pelatihan baik sebelum, selama dan setelah pelatihan, selain
dapat mencapai tujuan pelatihan itu sendiri, juga dapat memberikan kesan
yang mendalam bagi para pengabdi maupun peserta yang telah ikut dalam
acara pelatihan dimaksud.

C. Materi Pengabdian Masyarakat

Tema dalam pengabdian masyarakat ini adalah membangun jiwa


entrepreneur dengan konsep bisnis langit. Secara garis besar, materi yang
disampaikan adalah sebagai berikut “
1. Konsep bisnis langit
Materi menjelaskan bagaimana menjadi pengusaha muslim yang Shaleh, Kaya,
dan Dermawan.
2. Delapan kunci mengawali bisnis berkah
Materi yang disampaikan mencakup :
1. Menentukan bisnis yang didirikan
2. Menentukan peta, visi dan misi bisnis
3. Melaksanakan Survei
4. Menyiapkan Modal

11
5. Menyiapkan Mental
6. Memulai Bisnis
7. Rajin Membuat Catatan
8. Rajin Ibadah

12
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Pondok Pesantren
Tahfizh Al-Quds, Limbungan, Kec. Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Waktu
pelaksanaan kegiatan pada hari Minggu tanggal 28 November 2020. Materi yang
disampaikan adalah Pelatihan Kewirausahaan: “Membangun Jiwa Entrepreneur
dengan Konsep Bisnis Langit”. Tahapan pelaksanaan pengabdian meliputi tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan. tahapan pelaksanaan meliputi Ceramah,
Penampilan slide materi, Tanya jawab dan pembagian doorprize bagi peserta.
Sesuai dengan Tema dalam pengabdian masyarakat ini yaitu membangun jiwa
entrepreneur dengan konsep bisnis langit. Secara garis besar, materi yang
disampaikan mencakup konsep bisnis langit yaitu bagaimana menjadi pengusaha
muslim yang shaleh, kaya, dan dermawan, serta delapan kunci mengawali bisnis
berkah.

B. Saran
• Bagi peserta pelatihan, selain mendapatkan keilmuwan tentang konsep
entrepreneurship Islami, diharapkan juga mulai menumbuhkan jiwa-jiwa
kewirausahawan/entreprenuershuip di dalam diri masing-masing agar dapat
menjadi pribadi yang mandiri sejak dini serta aktif dan penuh kreatifitas dalam
menjalankan aktivitas menuju pribadi yang sukses dimasa yang akan datang.
• Bagi lembaga pendidikan dan masyarakat diharapkan mendorong para peserta
pelatihan dengan memberikan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai
agar yang bermanfaat dalam pengembangan kreativitas.
• Bagi pengabdi untuk terus dapat melaksanakan kegiatan pengabdian dengan
mengembangkan metode dan materi yang aplikatif dan mudah diterima dan
dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarkat.

13
Daftar Pustaka

Apidana, G. (2014). No Title. 14–31.

Dewi, L., Yani, A., & Suhardini, A. D. (2017). Model Pendidikan Karakter dan
Kewirausahaan Berbasis Etnopedagogis di Sekolah Dasar Kampung
Cikondang. MIMBAR, Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 31(2), 399.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v31i2.1480

Fahmi Ayubi, A. (2011). Kreativitas Dan Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(1), 1–6.

Majdi, M. Z. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan, Internalisasi Nilai


Kewirausahaan di Keluarga Dan Motivasi Minat Kewirausahaan. Jurnal
Pendidikan, 7(2), 1–25.

Munoz, F.-F., ENCINAR, M.-I., & CANIBANO, C. (2009). On Entrepreneurship,


Intentionality and Economic Policymaking. IBusiness, 01(02), 57–64.
https:// doi.org/10.4236/ib.2009.12009

Purnomo, A. (2017). Pengertian Edupreneur. Binus.Ac.Id, 3–4. Retrieved from


http://binus.ac.id/malang/2017/10/pengertian-edupreneur/

Rusdiana. (2014). Kewirausahaan Teori dan Praktik, Bandung: CV Pustaka Setia,


2014, h. 45. 2

Setyawati, I., Purnomo, A., Irawan, D. E., Tamyiz, M., & Sutiksno, D. U. (2018).
A visual trend of literature on ecopreneurship research overviewed within
the last two decades. Journal of Entrepreneurship Education, 21(4).

Suryana. (2014), Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba
Empat, 2014, h. 10.

Yuniarti, D., Kautsari, M.F., Sholichah, F., Purnomo, A., & Rosyidah, E. (2017).
SMP SMA Al-Amin Ponpes Bahrul Hidayah Serahkan pada Allah Ta’ala.
In Wirausaha Pendidikan Indonesia Jilid 1.

14
SUSUNAN ACARA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
DI PONPES TAHFIZH AL QUDS BOARDING SCHOOL
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SUSKA RIAU SEMESTER GASAL 2020/2021

TEMA

“MEMBANGUN JIWA ENTERPRENEUR DENGAN KONSEP BISNIS


LANGIT”

Hari /
Waktu Kegiatan Narasumber
Tanggal

09.00 – 09.30 Pembukaan Tim

09.30 – 09.45 Sambutan dari Fekonsos Prof. DR. Leny Nofianti,


SE. M. Si, Ak

Sabtu 28 09.45 – 10.00 Sambutan dari Ponpes Tahfizh Ustadz Safrizal


November Al Quds
2020

10.00 – 10.45 Membangun Jiwa Enterpreneur Ratna Nurani, SE. MM


Dengan Konsep Bisnis Langit

10.45– 11.00 Coffe Break Tim

11.00 – 11.45 Membangun Jiwa Enterpreneur Ratna Nurani, SE. MM


Dengan Konsep Bisnis Langit

15
16
17
Dokumentasi

18
19
Lampiran

Slide 1

Slide 2

20
Slide 3

Slide 4

21
Slide 5

Slide 6

22
Slide 7

Slide 8

23
Slide 9

Slide 10

24
Slide 11

Slide 12

25
Slide 13

Slide 14

26
Slide 15

Slide 16

27
Slide 17

Slide 18

28
Slide 19

Slide 20

29
Slide 21

Slide 22

30
Slide 23

Slide 724

31

Anda mungkin juga menyukai