TIM PENGABDI:
PEKANBARU
2020
1
2
3
4
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wirausaha bukan hanya dunia orang dewasa, tapi juga bisa menjadi dunianya
anak-anak. Bedanya, wirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian,
namun membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-
anak yang mengenal dunia usaha sejak dini akan mendapati manfaat untuk masa
depan kelak. Pada tahap usia yang terbilang belia, anak-anak yang belajar
menumbuhkan jiwa wirausaha akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif.
Kreatifitas yang terlatih sejak dini termasuk berbagai ajang dan kegiatan
kewirausahaan menjadi modal utama kreatifitas dan kemandirian kala anak dewasa
(Kompas.com)
1
Pondok Pesantren Tahfizh Al-Quds adalah pondok pesantren yang berlokasi
di Jalan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir. Pesantren yang berdiri sejak enam
tahun yang lalu tersebut sudah mulai menumbuhkan jiwa entrepreneur di kalangan
santri dengan cara berkebun tanaman dan sayur-sayuran yang tujuan utamanya
tersebut, kami tim pengabdian masyarakat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
B. Tujuan Kegiatan
Dengan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka diharapkan
dapat menumbuhkan jiwa enterpreneur dikalangan para santri sejak dini dan bagi
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Para remaja santri memiliki pengetahuan kewirausahaan di usia dini
untuk menumbuhkan nilai-nilai kemandirian yang bermanfaat.
2. Para remaja santri memiliki jiwa dan mental entreprenuer dan berusaha
mempraktekkannya
2
3. Menjadi bahan masukan bagi pengelola pondok pesantren untuk dapat
mengembangkan materi kewirausahaan bagi santriny
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian entreprenuership
B. Karakteristik entreprenuership
4
Zimmerer dalam Winardi (2008:17) seorang wirausaha adalah seorang yang
menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang
bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-
peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan
manfaat.
Menurut Pearce II dalam Winardi (2008:37-40) karakteristik entrepreneur
yang berhasil ada 10 macam karakteristik. Yang pertama yaitu komitmen dan determinasi
tiada batas. Kedua, dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi. Ketiga,
Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan. Keempat, locus pengendalian
internal. Kelima, toleransi terhadap ambiguitas. Kemudian, yang keenam yaitu
keterampilan dalam hal menerima resiko yang diperhitungkan. Ketujuh, kurang dirasakan
kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kedelapan, kemampuan untuk memecahkan
masalah. Kesembilan, kemampuan tinggi untuk mendapatkan “umpan balik”
(feedback), dan terakhir yang kesepuluh adalah kemampuan untuk menghadapi
kegagalan secara efektif.
C. Pengembangan entrepreneurship
5
entrepreneur berasal dari dua kata yaitu education bermakna pendidikan dan
entrepreneur bermakna pengusaha atau wirausahawan. Ada juga yang menyamakan
istilah edupreneur dengan istilah teacherpreneur (Purnomo, 2017). Edupreneur
dapat di ajarkan pada anak (pada tingkat siswa) di rumah dengan bimbingan orang
tua, maupun orang dewasa (pada tingkat mahasiswa/bukan mahasiswa) melalui
pelajaran di sekolah dan mata kuliah di kampus.
Guru juga harus memantapkan minat dan semangat siswa, karena ini
berperan penting juga pada peserta didik agar dalam pencapaian, keberhasilan,
kesuksesan pada peserta didik bisa berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut,
guru juga harus berinteraksi, berkomunikasi, saling bekerjasama, saling bertukar
pendapat antar guru-guru lain, gurru sesama sekolah atau guru yang berada di
sekolahan lain. Maka dari itu guru berperan penting sekaligus penanggung jawab
dalam proses pembelajaran (Fahmi Ayubi, 2011). Bisa disimpulkan bahwa jiwa
kewirausahaan seorang siswa sedikit bayak bergantung pada gurunya. Tips
mengelola institusi pendidikan adalah niat mendidik dan berjuang karena Allah
ta’ala. Niscaya rintangan sebesar apapun akan terasa ringan dihadapan kita. Melihat
anak mengenal Allah Ta’ala dan sukses akhlak dan pengetahuannya merupakan
kebahagiaan pendidik (Yuniarti, D., Kautsari, M.F., Sholichah, F., Purnomo, A., &
Rosyidah, 2017)
Sumardiningsih, dkk (tanpa tahun) menyimpulkan tentang hasil
penelitiannya berkaitan pengintegrasian pendidikan karakter dan kewirausahaan,
menunjukkan, bahwa setelah diimplementasikan karakter, sikap, minat dan perilaku
wirausaha siswa mampu meningkatkan sikap dan minat terhadap wirausaha (Dewi,
Yani, & Suhardini, 2017). Pembelajaran kewirausahaan adalah proses edukatif
yang bertujuan membentuk jiwa wirausaha pada diri mahasiswa sehingga yang
bersangkutan menjadi individu yang kreatif, inovatif dan produktif (Majdi, 2012)
Islam adalah agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah satu
kesempurnaannya adalah dengan mengharuskan kepada umatnya agar bisa hidup
6
mandiri dengan bekerja atau berbisnis dengan jalan yang benar. Islam tidak hanya
mengajarkan untuk beribadah saja, tetapi Islam juga mengajarkan umatnya untuk
mandiri dan bekerja keras salah satunya dengan berwirausaha.
Kewirausahaan adalah ilmu yang memperlajari tentang nilai, kemampuan,
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidupnya. Unsur-unsur
kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat
dan kemampuan memanfaatkan peluang. Dalam al- Qur’an maupun hadis banyak
penjelasan tentang kewirausahaan atau bisnis yang baik.
Salah satunya dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
7
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
usaha apa yang paling baik dan Rasulullah Saw menjawab usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan jual beli yang baik. Berbicara tentang wirausaha atau bisnis
erat kaintannya dengan jual beli atau perdagangan, jika berwirausaha atau berbisnis
harus mempunyai etos kerja yang tinggi atau semangat yang tinggi untuk terus
berusaha dan harus mempunyai jiw wirausaha agar usahanya dapat berkembang
dengan baik. Kita boleh melakukan usaha apa saja dan di mana saja namun harus
sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Dalam Islam, ilmu adalah
bagian dari agama. Ini berarti berpegang teguh pada ilmu sama halnya berpegang
teguh dengan agama. oleh karena itu kita harus bisa berwirausaha dengan baik agar
mendapat keberkahan di dunia dan di akhirat.
8
BAB III
METODE PENGABDIAN
santri dan Pengurus Pondok Pesantren Tahfizh Al-Quds yang berjumlah kurang
lebih 30 Orang. Bentuk kegiatan adalah dalam bentuk pemberian materi dengan
metode interaktif dan pemberian doorprize bagi beberapa peserta yang beruntung
C. Metode
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid 19
sehingga proses kegiatan mengikuti prokes yang ditetapkan oleh pemerintah serta
kebijakan pesantren mengenai kegiatan di dalam pesanteren untuk menghindari
penyebaran virus khususnya didalam lingkungan pesantren. Dilakukan dua metode
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu dengan pendekatan
penggunaan media daring/online dimana pengabdi menggunakan media zoom
meeting dalam penyampaian materi dan pendekatan langsung/tatap muka yaitu
dihadiri oleh beberapa pengabdi dilokasi pengabdian sesuai dengan ketentuan
pesantren tentang batas kehadiran tamu dilingkungan pesantren.
9
BAB IV
HASIL KEGIATAN
1. Ceramah
Penyampaian materi oleh narasumber yang memahami teori dan praktek
entrepenuership dalam parktek dunia usaha agar materi yang disampaikan
lebih mudah dipahami serta lebih aplikatif yaitu dapat dipraktekkan oleh
para peserta didik dalam menjalankan usaha.
2. Penampilan slide materi
Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan materi yang disusun
secara sistematis dalam program power point¸ sehingga penyampaian materi
diharapkan dapat diterima dengan baikoleh peserta pelatihan.
3. Tanya jawab
10
Pendalaman materi dilakukan setelah penyampaian materi dengan ceramah
dan penampilan slide power point dengan membuka ruang tanya jawab
antara para peserta pelatihan dengan nara sumber yang membahas
pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan maupun materi
berkaitan praktek entrepenuership dalam dunia usaha. Tanya jawab
dilakukan sesantai mungkin dan komunikatif agar dapat mengalir
sedemikian rupa dan dapat memberikan kesan bagi para calon entrepreneur
untuk menjadi para entrepenuer muslim yang sukses dimasa yang akan
datang.
4. Pembagian doorprize bagi peserta.
Pembagian doorpize bagi para peserta adalah bentuk apresiasi panitia
kepada para perserta pelatihan yang lebih bertujuan menghidupkan
pelaksanaan pelatihan baik sebelum, selama dan setelah pelatihan, selain
dapat mencapai tujuan pelatihan itu sendiri, juga dapat memberikan kesan
yang mendalam bagi para pengabdi maupun peserta yang telah ikut dalam
acara pelatihan dimaksud.
11
5. Menyiapkan Mental
6. Memulai Bisnis
7. Rajin Membuat Catatan
8. Rajin Ibadah
12
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Pondok Pesantren
Tahfizh Al-Quds, Limbungan, Kec. Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Waktu
pelaksanaan kegiatan pada hari Minggu tanggal 28 November 2020. Materi yang
disampaikan adalah Pelatihan Kewirausahaan: “Membangun Jiwa Entrepreneur
dengan Konsep Bisnis Langit”. Tahapan pelaksanaan pengabdian meliputi tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan. tahapan pelaksanaan meliputi Ceramah,
Penampilan slide materi, Tanya jawab dan pembagian doorprize bagi peserta.
Sesuai dengan Tema dalam pengabdian masyarakat ini yaitu membangun jiwa
entrepreneur dengan konsep bisnis langit. Secara garis besar, materi yang
disampaikan mencakup konsep bisnis langit yaitu bagaimana menjadi pengusaha
muslim yang shaleh, kaya, dan dermawan, serta delapan kunci mengawali bisnis
berkah.
B. Saran
• Bagi peserta pelatihan, selain mendapatkan keilmuwan tentang konsep
entrepreneurship Islami, diharapkan juga mulai menumbuhkan jiwa-jiwa
kewirausahawan/entreprenuershuip di dalam diri masing-masing agar dapat
menjadi pribadi yang mandiri sejak dini serta aktif dan penuh kreatifitas dalam
menjalankan aktivitas menuju pribadi yang sukses dimasa yang akan datang.
• Bagi lembaga pendidikan dan masyarakat diharapkan mendorong para peserta
pelatihan dengan memberikan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai
agar yang bermanfaat dalam pengembangan kreativitas.
• Bagi pengabdi untuk terus dapat melaksanakan kegiatan pengabdian dengan
mengembangkan metode dan materi yang aplikatif dan mudah diterima dan
dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarkat.
13
Daftar Pustaka
Dewi, L., Yani, A., & Suhardini, A. D. (2017). Model Pendidikan Karakter dan
Kewirausahaan Berbasis Etnopedagogis di Sekolah Dasar Kampung
Cikondang. MIMBAR, Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 31(2), 399.
https://doi.org/10.29313/mimbar.v31i2.1480
Fahmi Ayubi, A. (2011). Kreativitas Dan Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(1), 1–6.
Setyawati, I., Purnomo, A., Irawan, D. E., Tamyiz, M., & Sutiksno, D. U. (2018).
A visual trend of literature on ecopreneurship research overviewed within
the last two decades. Journal of Entrepreneurship Education, 21(4).
Suryana. (2014), Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba
Empat, 2014, h. 10.
Yuniarti, D., Kautsari, M.F., Sholichah, F., Purnomo, A., & Rosyidah, E. (2017).
SMP SMA Al-Amin Ponpes Bahrul Hidayah Serahkan pada Allah Ta’ala.
In Wirausaha Pendidikan Indonesia Jilid 1.
14
SUSUNAN ACARA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
DI PONPES TAHFIZH AL QUDS BOARDING SCHOOL
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SUSKA RIAU SEMESTER GASAL 2020/2021
TEMA
Hari /
Waktu Kegiatan Narasumber
Tanggal
15
16
17
Dokumentasi
18
19
Lampiran
Slide 1
Slide 2
20
Slide 3
Slide 4
21
Slide 5
Slide 6
22
Slide 7
Slide 8
23
Slide 9
Slide 10
24
Slide 11
Slide 12
25
Slide 13
Slide 14
26
Slide 15
Slide 16
27
Slide 17
Slide 18
28
Slide 19
Slide 20
29
Slide 21
Slide 22
30
Slide 23
Slide 724
31