Pada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan
oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga
abdomen. Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan
membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus
mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan
sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa
daferens merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju
ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral
ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai (Anton, 2009).
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih
kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander
testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad
jantan (Anton, 2009).
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak
berwarna kuning
(korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis,
masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran
reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan
bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.
Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya
bermuara di kloaka (Buku SPH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
3. Pembuahan Eksternal
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang
sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga
perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan. Pada
katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai
tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak
jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupa telapak yang lebih kasar.
Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi pada hewan vertebrata terbagi menjadi 3, yaitu:
Ovipar ( bertelur ), ovovivipar ( bertelur melahirkan ), dan vivipar ( melahirkan ).
Sedangkancara fertilisasinya terbagi menjadi 2, yaitu: fertilisasi internal ( fertilisasi yang
terjadidalam tubuh hewan betina ) dan fertilisasi eksternal ( fertilisasi yang terjadi
di luar tubuh ).
Fertilisasi eksternal adalah penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni
berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan(pisces) dan amfibi
(katak). Sedangkan fertilisasi internal merupakan penyatuansperma dan ovum yang
terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alatkelamin betina. Fertilisasi internal
terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial),misalnya hewan dari kelompok reptil, aves
dan Mamalia.H e w a n y a n g b e r k e m b a n g b i a k d e n g a n c a r a O v i p a r ( B e r t e l u r ) ,
s e t e l a h s e l gamet jantan dan betina melakukan fertilisasi, embrio akan berkembang dalam
telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan
makanany a n g a d a d i d a l a m t e l u r . T e l u r d i k e l u a r k a n d a r i t u b u h i n d u k
b e t i n a l a l u d i e r a m i hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada ikan,
burung dan beberapa jenisreptil.H e w a n y a n g b e r k e m b a n g b i a k d e n g a n c a r a
V i v i p a r ( B e r a n a k ) , s e t e l a h s e l telur dan sel sperma melakukan fertilisasi,
embrio berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina.
Setelah anak siap untuk dilahirkan,anak akan dikeluarkan melewati vagina induk
betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui),
misalnya kelinci dan kucing.Sedangkan hewan yang berkembnagbiak dengan cara
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan
fertilisasiembrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih
tersimpan didalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan
yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknyadan
anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalahkelompok reptil
(kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu.
BAB IIISI
A.
Sistem reproduksi pada amphibi ( Katak )
Gambar II.1 : Organ Reproduksi Pada Amphibi Jantan
Sistem Genitalia Jantan
a.
Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yangdigantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai
korpusadiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen. b.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen danmembawa spermatozoa dari testis
menuju duktus mesonefrus. Didekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akanmembesar membentuk
vasikula seminalis (penyimpan spermasementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musimkawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yangmeninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian
kranialginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di
sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Gambar II.2 : Organ Reproduksi Pada Amphibi Betina
Sistem Genitalia Betinaa.
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna
kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica
gametalis,masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovariumdigantungkan oleh
mesovarium. b.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan
bangunan yang mirip corong(infundibulum) dengan lubangnya yang disebut
oskumabdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaranyang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara dikloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
Pembuahan EksternalSistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secaraeksternal
artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadidi luar tubuh. Pada pembuahan eksternal
biasanya dibentuk ovumdalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasilebih kecil
dari pada pembuahan secara internal.Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau
kitamembedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam
yang hampir memenuhi rongga perutnya,itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur,
jumlahnyamencapairibuan.Pada katak betina juga ditemukan semacamlekukan pada bagian
leher, yang berfungsi sebagai tempat
”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. H
al inidiimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus padakaki depannya, yaitu
berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinyauntuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Dee Lya Chan
Jumat, 09 November 2012
Makalah Amfibi
AMPHIBI
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Oleh:
Dede Julia
1210206118
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi
besar Muhammad SAW. besarta keluarga-Nya, para sahabat-Nya dan kita selaku umat-Nya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata. Dan
dengan kerendahan hati penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam
makalah ini, baik dari segi bahasa maupun tulisannya, karena wawasan pengetahuan dan
pengalaman penyusun masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnan makalah selanjutnya, selain itu penulis mengharapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Definisi dan karakteristik Amphibi............................................................ 3
B. Klasifikasi dalam Kelas Amphibi.......................................................... .... 5
1. Ordo Caecilia.................................................................................. .... 6
2. Ordo Urodela (Caudata)..................................................................... 7
3. Ordo Anura.................................................................................... .... 10
4. Ordo Proanura..................................................................................... 15
C. Morfologi Kelas Amphibi........................................................................... 15
D. Anatomi dan fisiologi................................................................................. 17
E. Habitat dan persebaran............................................................................... 31
F. Relasi dengan Manusia............................................................................... 32
BAB III PENUTUP............................................................................................ 33
Kesimpulan................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi serta karakteristik dari amphibia.
2. Mengetahui klasifikasi dari kelas amphibia
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari amphibia.
4. Mengetahui bagaimana persebaran dan habitat dari amphibia.
5. Mengetahui hubungan atau relasi antara manusia dengan amphibia.
BAB II
PEMBAHASAN
Salamander
Morfologi ordo Urodela :
Tulang Rangka ordo urodela :
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil,
terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai
tipe gelang bahu arciferal.
Sacara diapophisis melebar, Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak
memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak
mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.
Famili ini terdiri dari 18 genera dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili
Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan
Leptophryne borbonica. ( Eprilurahman, 2007)
(Bufo melanostictus)
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas
matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini berukuran
tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah.
Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu
terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh
spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti.
( Eprilurahman, 2007)
Megophrys montana
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai
relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya
halus, licin dan ada beberapa yang berbintil.
Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo.
Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig.
Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar.
Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota,
Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya
limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana.( Eprilurahman,2007).
Rana chalconota
d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang
dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi beberapa
genus tidak mempunyai gigi.
Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang
bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina. ( Eprilurahman, 2007)
Microhyla achatina
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar,
tapi kebanyakan halus juga berbintil.
Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi
palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara
eksternal. ( Eprilurahman, 2007).
Rhacophorus leucomystax sexvirgata
4. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan telah punah.
Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit saja yang
menunjukkan perkembangan ke arah dewasa.
Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua
rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar dan paru-paru mengalami sedikit
perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan adanya dua bentuk dalam daur hidupnya.
(Duellman and Trueb, 1986)
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.
Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging
berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih
lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang
masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum
merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:
1. Cranium yang sempit
2. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula yang besar untuk
mata.
3. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).
Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)
tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang
sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari kaki pada kaki
depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang berkurang seperti pada
salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai
kuku, tapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya.
Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi menyokong
tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyl, yang merupkan
silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti
vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung
atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat
sepasang processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak
memunyai tulang rusuk (costale).
Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral gridle) yang
berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax. cingulum cranialis melekat
pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar.
Supra scapula sebelah dorsal, scapula kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan
coracoid yang lebar sebelah ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang
rawan besar, tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum
bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis yang
merupakan sendi tempat kepala os humerus.
Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle) merupakan
persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium sebelah anterior, os
oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada ketiga tulang tersebut bertemu
teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian
dari sepasang os illium yang merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan
sejajar dengan sacrum.
Sistem reproduksi pada katak
Organ Indra
Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan bagi organon
sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang
membawa rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang
organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang
sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat
papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia
yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap rangsangan
yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.
Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandangan yang
relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies
yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena
kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,
sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan
orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan golongannya tidak mempunyai
pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang
telinga.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, kedudukan amphibia dalam sistem
klasifikasi yaitu:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi”
(rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua
alam; yakni di air dan di daratan.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan
Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).
Adapun morfologi kelas amphibi yaitu kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki
atau anggota, tak ada leher dan ekor. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang
kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium),
tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus),
kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
Anatomi kelas amphibi yaitu
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.Fungsi
rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging berguna
untuk gerak dan berjalan.
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda
perbedaan. Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot
daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.
Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Jantung mempunyai sekat
interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan
pembuluh pulmonari.
Sistem lymphatic terdiri dari beberapa macam saccus yaitu : Saccus submaxillaris, Saccus
pectolaris, Saccus abdominalis, Saccus lateralis, Saccus brachialis, Saccus femuralis, Saccus
inter-femuralis dan Saccus cruralis.
Sistem pencernaan terdiri atas beberapa alat pencernaan yaitu cavum oris, pharynx, oesophagus,
ventriculus, intestinum dan di akhirin oleh anus.
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini terdiri atas paru-paru
(pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit.
Sistem urogenital disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem masih
tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem
reproduksi, dan kecuali untuk feses. Terdiri dari organon uropetricum dan organon genitalis.
Organon genitalis terdiri dari organon genitalis masculinus dan organon genitalis feminus.
Sistem saraf terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium.
Sistem indra terdiri dari beberapa organ seperti lingua, organon visus Saccus nasalis, telinga.
Sistem endokrin terdiri dari beberapa glandula yang menghasilkan hormone tertentu yaitu
glandula pituitari atau glandula hypophysa, glandula thyroidea, kelenjar pancreas, glandulae
supra renalis atau glandulae adrenalis
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah
yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon
sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, Michele. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Tuti Kurniati, M.Pd, Bintarti Yusriana, M.Si, Sumiyati Sa’adah M.Si. 2011. Zoologi Vertebrata. Prodi
http://202.153.132.136/hadiruntukmu/fahutanipb/BOBY%20DARMAWAN_E34103018.pdf
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/sistem-rangka-dari-kelasamfibiamphibia.html
http://ksh.biologi.ugm.ac.id/index.php?
option=com_content&view=section&layout=blog&id=3&Itemid=14
http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
http://www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.html
http://biologionline.blogspot.com/2011/04/kelas-amphibia.html
http://blog.uad.ac.id/uminatifatulchusnah/2011/12/06/kelas-amphibia/
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/morfologi-amfibiamphibia.html
www.scribd.com/doc/80092463/dunia-hewan
http://dhey2riska.blogspot.com/2009/10/kelas-amfibi-hewan-amfibi-kelas.html