Anda di halaman 1dari 10

LEARNING JOURNAL

Program pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : XVIII

Nama Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Nama Peserta : Riki Rizki Sonjaya

Lembaga Penyelengara Pelantikan : Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan


Dan Pelatihan POLRI Bandung

A. Pokok Pikiran
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Pengertian perlu
disampaikan kepada peserta Latsar CPNS agar para peserta memahami subtansi modul
sehingga para peserta memiliki cara pandang sebagai warga Negara yang berwawasan
kebangsaan. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan yang selama ini telah
didapatkan para CPNS melalui pendidikan formal perlu dimantapkan sebagai
konsekwensi menjadi abdi negara.
Dan ada 4 konsep berbangkasa dan bernegara yaitu:
1. Pancasila Sebelum lahirnya Indonesia, masyarakat yang menempati
kepulauan yang sekarang menjadi wilayah geografis Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dikenal sebagai masyarakat religius dengan
pengertian mereka adalah masyarakat yang percaya kepada Tuhan, sesuatu
yang memiliki kekuatan yang luar biasa mengatasi kekuatan alam dan
manusia.
2. 2. Undang-Undang Dasar 1945 Naskah Undang-Undang Dasar 1945
dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno
menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut
Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang
perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni
1945.
3. 3. Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa
dilontarkan secara lebih nyata masa Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak
masa Wisnuwarddhana, ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi
perkembangannya, karenanya Narayya Wisnuwarddhana didharmakan pada
dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu (Candi Jago) bersifat Buddha.
4. 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia Keberadaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari persitiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut
bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada
dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengertian Bela Negara Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar
Bela Negara meliputi : a. cinta tanah air;

b. sadar berbangsa dan bernegara;

c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

e. kemampuan awal Bela Negara

B. Penerapan

Wawasan kebangsaan memiliki 3 dimensi yang harus dipahami oleh seluruh

warga negara, agar tumbuh kesadaran berbangsa dan bernegara.Pertama, Rasa


Kebangsaan, merupakan kesadaran berbangsa yang tumbuh secara alamiah dalam diri
seseorang, karena bersamaan sosial yang tumbuh dari pluralis, sejarah maupun aspirasi
dari setiap anak bangsa. Kedua, Paham Kebangsaan, merupakan pikiran – pikiran nasional
tentang hakekat cita – cita kehidupan dan perjuangan untuk tetap utuhnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selanjutnya rasa kebangsaan dan paham kebangsaan secara bersama
– sama akan menumbuhkan semangat kebangsaan. Ketiga, Semangat Kebangsaan,
merupakan tekad sejati dari seluruh masyarakat Indonesia untuk membela dan rela
berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara.

Lebih dalam tentang wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya, serta bagaimana kita mengekspresikan kebangsaanya di
dalam lingkungan yang berubah begitu cepat. Wawasan kebangsaan tidak hanya tuntutan
bagi bangsa untuk mewujudkan jati diri atau identitasnya melainkan pembinaan tata laku
sebagai satu bangsa yang menyakini nilai – nilai hakikinya, dan disinilah letak nilai implikasi
strategis dari pembinaan wawasan kebangsaan yang harus dilaksanakan secara berlanjut
dan berkesinambungan.

Dengan demikian konsepsi nasional yang kita miliki tentang konsep wawasan
kebangsaan yang mengarah pada totalitas ekspresi, sebagai bangsa untuk bergerak bulat
tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, tidak
terhenti pada cita – cita, tetapi harus terlaksana.

Disamping itu satu semboyan yang sangat penting adalah “Bhineka Tunggal Ika”
yang pada intinya adalah adanya keharusan untuk menghargai perbedaan yang ada baik
Suku, agama, ras, maupun antar golongan. Dengan demikian sebagai prasyarat bagi tetap
tegaknya NKRI adalah sikap toleransi dari warga negaranya. Tanpa ada sikap toleransi
yang tinggi dalam segala manifestasinya. Nampaknya akan banyak sekali hambatan untuk
menjaga keutuhan NKRI yang merupakan harga mati. Kemauan dan kemampuan untuk
menerima adanya berbagai perbedaan itulah yang harus tetap di pupuk dan di bangun
dalam rangka mewujudkan cita – cita bersama sebagai satu bangsa.

Di samping itu semua orang mengetahui bahwa perbedaan / keberagaman /


pluralitas itu adalah suatu keniscayaan, yaitu sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Sebagai bangsa yang memiliki keberagaman budaya bangsa maka setiap
warga negara harus memahami Bhineka Tunggal Ika - an”. Tanpa pemahaman itu, akan
sulit untuk menjadikan keanekaragaman budaya bangsa tersebut menjadi suatu potensi
untuk menjaga keutuhan NKRI.

a. Pertama, Rasa kebangsaan, tentang bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia


adalah bangsa yang besar dan sejajar dengan bangsa – bangsa lain di dunia,
tercermin dalam tingkah laku, rasa saling menghargai dan menghormati ke –
Bhineka-an.
b. Kedua, Paham kebangsaan, tentang bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat sebagai suatu kesatuan yang utuh, dengan sikap memiliki rasa cinta tanah
air, bangga dan kemajemukan bangsa, merasa memiliki dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan bangsa, karena pembangunan bangsa dan Negara
bukanlah tanggungjawab permerintah semata, melainkan tanggungjawab seluruh
komponen bangsa ini termasuk generasi muda, karena ujung tombak masa depan
bangsa ini berada pada anak – anak bangsa ini, baik dari aspek intelektual maupun
dari aspek moral.
c. Ketiga, Semangat kebangsaan, bagi anak bangsa diaplikasikan dalam semangat
nasionalisme dan kesetiakawanan sosial untuk mempertebal semangat kebangsaan,
sehingga mempunyai makna kehidupan berbangsa, bernegara, rasa senasip
sepenanggungan. Di samping itu ditumbuhkan jiwa patriotisme pada setia anak
bangsa, sehingga bangsa Indonesia memilki tekat, semangat, sikap, dan perilaku
secara keseluruhan mencerminkan rasa tanggung jawab terhadap hidup bangsa dan
Negara.

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : XVIII

Nama Mata Pelatihan : Analisa Isu Kontenporer

Nama Peserta : Riki Rizki Sonjaya

Lembaga Penyelengara Pelantikan : Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan


Dan Pelatihan POLRI Bandung

A. Pokok pikira
Isu merupakan suatu masalah, yang sedang hangat terjadi berupa fakta
kejadian, ada di mata kita dan masyarakat memahami hal tersebut. Sedangkan
kontemporer kekinian atau yang sedang terjadi saat ini. Jadi isu kontenporer
merupakan suatu masalah pokok yang terjadi. Yang sedang hayangat di bicarakan
orang banyak. Baik di lingkungan kerja, nasional maupun internasiaonal yang perlu
pemecahan masalah.
Dasar menetapkan sebuah isu yang ada ditempat kerja yaitu harus sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing. Ada peritan atasan berbentuk tertulis, dan
inovasi. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka ada kreativitas dan inovasi
dalam menyelesaikan
Kriteria pembutana atau masalah isu yaitu aktual artinya benar-benar dan
sedang hangat di Bicarkan dalam masyarakat,problematika yaitu adanya masalah
yang kompleks yang perlu di cari solusinya, yang menyakut orang banyak atau
masyarakat
Ada dua cara menentukan masalah atau proritas yaitu:
1. APKL (aktula probelmatika khalayak, layak)
2. USG (urgenecy, seriousness, Growth)

Kemudian di buat tabel dengan menggunakan sekla likert lalu di lakukan analisa
menggunakan fish bone diagram ,pohon masalah 5 W 1 H

PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry,proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cybercrime, Hate
Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
B. PENERAPAN

Kita selaku PNS harus bisa mengenali konsepsi perubahan dan perubahan
lingkungan strategis untuk membangun kesadaran menyiapkan diri dengan
memaksimalkan berbagai potensi modal insani yang dimiliki. Selanjutnya kita juga
harus bisa menunjukan kemampuan berpikir kritis dengan mengidentifikasi dan
menganalisis isu-isu kritikal melalui isu-isu strategis kontemporer yang dapat menjadi
pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis dan berdampak terhadap kinerja
birokrasi secara umum dan secara khusus berdampak pada pelaksanaan tugas
jabatan sebagai PNS pelayan masyarakat. Ketika kita sudah bisa mengatasi isu-isu
yang berkembang, tentu saja kita akan mampu untuk memberikan pelayanan publik
yang berkualitas melalui konsep dan prinsip pelayanan publik, pola pikir PNS
sebagai pelayan publik, dan praktik etiket pelayanan publik.

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : XVIII
Nama Mata Pelatihan : Kesiapsiagaan Bela Negara

Nama Peserta : Riki Rizki Sonjaya

Lembaga Penyelengara Pelantikan : Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan


Dan Pelatihan POLRI Bandung

A. Pokok Pikiran

Pembangunan Karakter Bangsa diselenggarakan salah satunya melalui pembinaan


kesadaran bela negara bagi setiap warga negara Indonesia dalam rangka penguatan
jati diri bangsa yang berdasarkan kepribadian dan berkebudayaan berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara RI 1945. Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini
setiap CPNS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Sebagai Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan mampu memahami


wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara dan
menunjukan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan
sehat jasmani dan mental menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam
menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat.

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai calon aparatur pemerintahan sudah
seharusnya mengambil bagian di lini terdepan dalam setiap upaya bela negara, sesuai
bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kesiapsiagaan bela negara bagi
CPNS adalah kesiapan untuk mengabdikan diri secara total kepada negara dan bangsa
dan kesiagaan untuk menghadapi berbagi ancaman multidimensional yang bisa saja
terjadi di masa yang akan datang. Ketangguhan mental yang didasarkan pada nilai-nilai
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila sebagai ideologi
negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang
luar biasa dalam pengabian sebagai abdi negara dan abdi rakyat. Pembekalan Bela
Negara Perlu Diberikan Bagi CPNS, hal ini dikarenakan:

1. CPNS perlu dipersiapkan dalam memasuki kultur baru di birokrasi dengan mandat
pelayanan dimulai dengan kesadaran bela negara;
2. CPNS perlu dibentuk karakter untuk bersikap dan bertindak profesional dalam
mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan
perspektif WoG yang didasari nilai-nilai kebangsaan berdasarkan kedudukan dan
perannya sebagai PNS dalam NKRI.
3. Dituntut menunjukkan perilaku kinerja berkualitas, beretika atas dasar nilai-nilai
kebangsaan, dan komitmen yang tinggi terhadap organisasinya untuk menghadapi
perubahan lingkungan strategis unit kerja/organisasi dan Negara pada umumnya
sebagai perwujudan nyata semangat bela Negara seorang PNS Seorang CPNS
harus memiliki kesiapsiagaan yang merupakan suatu keadaan siap siaga

yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam. Bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah
kemampuan setiap PNS untuk memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah
pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya
meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara (termasuk kemampuan baris berbaris
dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat, dan tata
penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan-undangan
yang berlaku. Pada latihan dasar ini untuk kesiapan bela Negara para CPNS dilatih
untuk

1. Melakukan PBB (Peraturan Baris-berbaris)


Macam-macam aba-aba:
a. Aba-aba petunjuk
b. Aba-aba peringatan
c. Aba-aba pelaksanaan

Cara memberi aba – aba

a. Waktu memberi aba-aba pada dasarnya harus bersikap smpurna baik


pemberi aba-aba atau yang menerima aba-aba.
b. Pemberi aba-aba hrs suara yang nyaring & jelas.

Gerakan dasar permildas ( PBB )

a. Sikap sempurna

b. Sikap istirahat

c. Lencang kanan/kiri setengah lencang

d. Kanan / kiri
e. Cara berhitung

f. Perubahan arah

g. Membuka / menutup barisan

h. Bubar

i. Maju jalan

2. Belajar tata upacara sipil

Upacara umum adalah suatu kegiatan up secara umum di lap yg urutan acaranya tlh
ditentukan oleh instansi/perkantoran resmi pemerintah. Tata upacara sipil merupakan
bagian dari pembinaan disiplin baik dilakukan di perkantoran, diklat maupun upacara-
upacara kebesaran. Manfaat pelaksanaan tata upacara sipil :

1) Tata upacara sipil berguna bagi peserta diklat prajabatan baik gol iii , ii dan i
terutama dimanfaatkan ditempat tugas masing-masing sebagai penanggung jawab
upacara, baik sebagai pembina upacara, pemimpin upcara dan sebagainya.
2) Membina kedisiplinan, watak dan jati diri perorangan itu sendiri baik dilingkungan
kerja maupun di tengah-tengah masyar akat.
3) Untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Pejabat-pejabat
upacara
a. Ketua panitia pelaks upacara/penanggung jawab upacara.
b. Pemimpin upacara
c. Pembina upacara

B. Penerapan

Di tempat kerja sebagai seorang perawat contoh penerapan untuk pengembangan

peran/perilaku yang dapat dilakukan yakni :

1. Disiplin waktu dalam bekerja dan melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang


perawat
2. Membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali
mengalami bencana alam, dengan menjadi perawat relawan jika suatu saat
dibutuhkan Negara.
3. Menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri dan di lingkungan
kerja.
4. Mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus
bangsa dengan tidak menyalahgunakan penggunaan narkoba termasuk meresepkan
keoada orang yang tidak berhak.
5. Mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok di tempat kerja
karena stressor yang besar sebagai pelayan medis dengan menciptakan suasana
rukun, damai, dan aman.
6. Memakai dan memanfaatkan produk dalam negeri.
7. Mengakui, memahami, dan menghargai perbedaaan SARA di Indonesia dengan
tidak membedakan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan ras, suku maupun
golongan.
8. Tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional, dan hal positif lainnya terutama di bidang kesehatan.
9. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek dan menumbuhkan kesadaran untuk
menaati tata tertib di lingkungan kerja sebagai perawat.
10. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
11. Membayar pajak tepat pada waktunya
12. Mampu melakukan tata upacara ditempat tugas masing-masing sebagai
penanggung jawab upacara, baik sebagai pembina upacara, pemimpin upcara dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai