Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul Percobaan
Termokimia
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setiap reaksi
kimia.
2. Mahasiswa mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan
sederhana.
C. Alat Dan Bahan
1. Alat
a) Kalorimeter (1 buah)
b) Termometer 110˚ (3 buah)
c) Gelas Ukur 25 mL (1 buah)
d) Gelas Kimia 100 mL (1 buah)
e) Hot Plate (1 buah)
f) Corong (1 buah)
g) Botol Semprot (1 buah)
h) Lap Kasar (1 buah)
i) Stopwatch (1 buah)
2. Bahan
a) Aquades (H 2 O)
b) Asam Klorida 2 M (HCl)
c) Natrium Hidroksida 2 M (NaOH)
D. Prosedur Kerja
1. Penentuan tetapan calorimeter
a. 20 mL aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿ diukur menggunakan gelas ukur dan dituangkan
ke dalam kalorimeter, kemudian termometer yang dipasang pada
kalorimeter tersebut diamati dan temperaturnya dicatat.
b. 20 mL aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿ dipanaskan di dalam gelas kimia dengan
menggunakan hot plate. Kemudian termometer yang dicelupkan ke dalam
gelas kimia tersebut diamati hingga kenaikan suhunya mencapai 10 derajat
di atas temperatur laboratorium dan temperaturnya dicatat.
c. Aquades ( H ¿¿ 2 O) ¿ yang telah dipanaskan dicampur dengan air dingin di
dalam kalorimeter. Kemudian termometer dipasang pada kalorimeter dan
diaduk selama 10 menit dalam selang waktu 1 menit serta temperaturnya
dicatat.
d. Kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu dibuat untuk
menentukan harga penurunan temperatur air panas dan penaikan temperatur
air dingin.
e. Tetapan kalorimeter dihitung.
Kalor yang diserap air dingin (q1)
q1 = massa air dingin x kalor x penaikan temperatur
= 20 x s x ΔT J
Kalor yang diberikan oleh kalorimeter (q2)
q2 = 20 x s x Δt J
Kalor yang diterima oleh kalorimeter (q3)
q3 = q2 – q1
= (20 x s Δt) – (20 x s x ΔT)
= 20 x s x (Δt – ΔT)
Tetapan kalorimeter (k)
q 3 20 x s x ( Δt−ΔT ) -1
k= = JK
ΔT ΔT
Catatan :
- Massa jenis air diangap konstan 1 gr/mL
- Kalor jenis air (s) dianggap konstan 4,2 J/gr.K
2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
a. Sebanyak 20 ml HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian
dicatat temperaturnya.
b. Sebanyak 20 ml NaOH 2 M diukur. Temperaturnya dicatat (temperaturnya
diatur sedemikian sehingga sama temperatur HCl).
c. NaOH dicampurkan kedalam kalorimeter, diaduk selama 5 menit dengan
selang waktu setengah menit dicatat temperatur campurannya.
d. Grafik dibuat untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi
tersebut.
e. Dihitung ΔH penetralan jika kerapatan larutan = 1,03 g/mL dan kalor
jenisnya 3,96 J/gr.K
Misalkan penaikan dihasilkan 0,04 mol NaCl.
Volume larutan = 40 mL
Massa larutan = 40 x 1,03 gr = 41,2 gram
 Kalor yang diserap (q4) = 41,2 x 3,96 x ΔT3 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q5) = k x ΔT3 J
 Kalor yang dihasilkan reaksi (q6) = q4 + q5 J
 Kalor penetralan (ΔHn) = q6 / 0,04 J/mol
E. Hasil Pengamatan
1. Penentuan tetapan kalor
Temperatur awal (Tₒ) aquades dingin = 29˚C
Temperatur awal (Tₒ) aquades panas = 39˚C

No Waktu (s) Temperatur (˚C) Temperatur (˚K)


1 60 s 40 313
2 120 s 39 312
3 180 s 39 312
4 240 s 38 311
5 300 s 38 311
6 360 s 38 311
7 420 s 37 310
8 480 s 37 310
9 540 s 37 310
10 600 s 36 309

2. Penetralan HCl dengan NaOH


Temperatur awal HCl = 30°C
Temperatur awal NaOH = 30°C
Temperatur awal Campuran = 30 °C

No Waktu (s) Temperatur (˚C) Temperatur (˚K)


1 30 s 37 310
2 60 s 38 312
3 90 s 37 310
4 120 s 37 310
5 150 s 37 310
6 180 s 37 310
7 210 s 37 310
8 240 s 37 310
9 270 s 37 310
10 300 s 37 310
Analisis Data
1. Penentuan tetapan calorimeter
Dik: m air dingin : 20 gr
mair panas : 20 gr
T air dingin : 29°C = 302°K
T air panas : 39°C = 312°K
313+312+ 312+ 311+311+311+ 310+310+310+310
T campuran : =
10
311 K
Massa jenis : 1 gr/mL
Kalor jenis (s) : 4,2 J/gr.K
Dit: k =....?
a. Kalor yang diserap air dingin (q1)

ΔT1 = T campuran – T air dingin


= 311 K – 302 K
=9K
q1 = m x s x ΔT
= 20 gr x 4,2 J/gr.K x 9 K
= 756 J
b. Kalor yang dilepas air panas (q2)

ΔT2 = T air panas - T campuran


= 312 K – 311 K
=1K
q2 = m2 x s x ΔT2
= 20 gr x 4,2 J/gr.K x 1 K
= 84 J
c. Kalor yang diterima kalorimeter
q3 = q2 – q1
= 84 – 756
= -672 J
d. Tetapan kalorimeter
q3
K =
ΔT
−672
=
9
= -74,67 J/°K

PENENTUAN TETAPAN KALORIMETER


41

40

39
Temperatur (0C)

38

37

36

35

34
0 100 200 300 400 500 600 700

Waktu (s)

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


Dik: ρ : 1.03 gr/ml
T HCl : 30°C = 303°K
T NaOH : 30°C = 303°K
303+303
T ° larutan : = 303 K
2
T akhir :

310+311+310+310+310+ 310+ 310+310+310+310


= 310,1 K
10
∆T3 : 310,1 – 303 = 7,1 K
s : 3.96 J/gr.K
Mol HCl : 20mL x 2 M = 40 mmol = 0.04 mol
Mol NaOH : 20 mL x 2 M = 40 mmol = 0.04 mol
V larutan : 20 mL + 20 mL = 40 mL
Massa larutan : V larutan x ρ
: 40 mL x 1,03 gr/mL
: 41,2 gr

Ditanya: ΔHn = ......?


Penyelesaian
a. kalor yang di serap (q4)
q4 = m x s x ΔT
= 41,2 x 3,96 x 7,1
= 1.158,38 J
b. kalor yang diserap kalorimeter (q5)
q5 = K x ΔT3
= (-74,67) x 7,1
= -530,15 J
c. kalor yang dihasilkan reaksi (q6)
q6 = q4 + q5
= 1.158,38 + (-530,15)
= 628,22 J
d. kalor penetralan (ΔHn)
q6
ΔHn =
n NaCl
628,22
=
0.04
= 15.705.5 J/mol
PENENTUAN KALOR PENETRALAN HCl DAN NaOH
38.2
38
37.8
37.6
Temperatur 0C

37.4
37.2
37
36.8
36.6
36.4
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

F. Pembahasan
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan efek kalor
yang menyertai reaksi kimia. Sebagian besar dari bab ini berhubungan dengan
penentuan kualitas kalor, baik melalui pengukuran maupun perhitungan
(Petrucci, 2011 : 221).
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja. Kerja (work) dilakukan
jika gaya bekerja melewati suatu jarak. Objek yang bergerak melakukan kerja
ketika objek itu melambat atau dihentikan. Jadi, ketika satu bola biliar
menghantam bola lainnya dan berhenti bergerak, maka kerja telah dilakukan.
Energi dari objek bergerak disebut energi kinetik. Energi yang berkaitan
dengan gaya tarik atau gaya tolak antara objek – objek atau energi akibat dari
kondisi, posisi, atau komposisi disebut energi potensial (Petrucci, 2011 : 222).
Proses endodermik cenderung merupakanreaksi spontan tetapi bukan
berarti ini yang selalu terjadi. Seperti halnya reaksi endodermik spontan, reaksi
eksotermik pun bias saja berlangsung tidak spontan. Dengan kata lain, kita tak
dapat memastikan apakah reaksi kimia akan terjadi secara spontan hanya atas
dasar perubahan energy dalam system. Untuk membuat prediksi seperti ini kita
memerlukan kuantitas termodinamika lain, ygang ternyata adalah entropi yaitu
ukuran keacakan ketidakteraturan suatu system (chang. 2005 : 167).
Dalam beberapa kasus, reaksi berlangsung terlalu lambat, atau terjadi
reaksi samping yang menghasilkan zat – zat selain senyawa yang diharapkan.
Dalam kasus ini Hof dapat ditentukan dengan cara pendekatan tidak langsung,
didasarkan pada hukum penjumlahan kalor (Hukum Hess) yang dinyatakan
sebagai berikut: Bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya
sama terlepas apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa
tahap. Analoginya yang sesuai dengan hukum Hess yaitu andaikan Anda pergi
dari lantai dasar ke lantai keenam suatu bangunan dengan tangga berjalanan.
Kenaikan energi potensial yang didapat (yang bersesuai dengan perubahan
entalpi keseluruhan proses) akan sama terlepas apakah Anda pergi langsung ke
atas atau berhenti di setiap lantai dalam perjalanan ke atas (membagi reaksi ke
dalam beberapa tahap – tahapan) (Chang, 2005 : 181).
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan tetapan kalorimeter.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan kalor
selama reaksi kimia Untuk menentukan tetapan kalorimeter, air dingin
direaksikan dengan air panas, perlahan terjadi penurunan suhu. Terjadi dua
macam reaksi saat air panas dan air dingin tersebut kertika dicampurkan.
Kedua reaksi tersebut adalah reaksi endoterm dan eksoterm. Reaksi eksoterm
terjadi ketika air panas yang suhunya lebih tinggi melepaskan kalor. Kalor
yang dilepaskan oleh air panas kemudian diterima oleh air dingin, Saat itulah
reaksi endoterm berlangsung.Pencampuran ini bertujuan untuk membuktikan
fungsi kalorimeter selain sebagai penyerap kalor, juga berfungsi untuk menjaga
atau mempertahankan temperatur (suhu). Setelah pengukuran suhu air tersebut
selesai, lalu dikeluarkan dari kalorimeter. Kemudian suhu dari kalorimeter
diukur kembali sebagai suhu akhir kalorimeter kosong. Pada percobaan
digunakan system terisolasi, sehingga tidak terjadi perpindahan kalor antara
system dan lingkungan begitupun sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa suhu
yang diukur adalah konstan. Namun, pada hasil percobaan suhu yang diukur
tidak konstan ( berubah-ubah). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Q1 =
-756 J, Q2 = 84 J. Sehingga didapatkan tetapan kalorimeter yaitu -74,67 J/K.
Karena suhu yang diukur tidak konstan sehingga mempengaruhi perhitungan
tetapan kalorimeter, atau dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan tetapan
kalorimeter masih belum sesuai dengan teori yang menyatkan “pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhuya lebih
rendah”(azas black).

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


Pada penentuan kalor netralisasi ini digunakan asam kuat dan basa kuat,
yaitu HCl dan NaOH. Untuk menentukan besarnya nilai kalor penetralan HCl
dan NaOH, maka dilakukan percobaan ini, yaitu dengan memasasukan HCl
kedalam kalorimeter dan kemudian ditambah lagi dengan NaOH kedalam
kalorimeter yang sama, dan didapati reaksinya sebagai berikut :
Reaksi NaOH dan HCl :
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Berdasarkan data dari hasil praktikum di dapati ΔH reaksi adalah 15.705,5
kJ/mol, hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa reaksi penetraalan antara
NaOH dan HCl adalah reaksi eksoterm yaitu reaksi yang ΔH-nya adalah
negative (pada penentuan Entalpi Netralisasi, ΔH yang dihasilkan selalu
eksoterm pada reaksi penetralan asam atau basa).
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. mahasiswa mampu memahami perubahan energi yang terjadi pada reaksi
kimia, yaitu menggunakan kalorimeter, ketika air panas dan air dingin di
campurkan kedalam kalorimeter maka akan terjadi perubahaan energi panas.
b. Mahasiswwa mampu memahami perubahan kalor yang terjadi pada
percobaan, yaitu dengan menggunakan rumus:
q1 = m x s x ΔT
2. Saran
a. Disaranakan kepada praktikan selanjutnya agar mencuci seluruh alat yang
akan digunakan dengan aquades terlebih dahulu dan lebih teliti dalam
mengamati kenaikan suhu pada termometer dan ketika melakukan
pengadukan calorimeter secara konstan.
b. Disarankan kepada asisten agar lebih proaktif membimbing praktikan.
c. Disarankan kepada Laboran agar mengganti alat-alat laboratorium yang
sudah tidak layak pakai.

Anda mungkin juga menyukai