Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemerolehan sintaksis (B1) bahasa sasak pada
anak usia 4-6 tahun di Lombok Timur melalui permainan tradisional. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitin ini adalah klausa atau kalimat (B1).
Sumber data diperoleh dari anak usia 4-6 tahun di Lombok Timur selaku penutur asli (B1) bahasa
sasak di desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik simak dan rekam audio visual. Teknik analisis data yang
digunakan adalah mentranskrip data, penerjemahan, pengklasifikasian berdasarkan jenis klausa
atau kalimat, dan penganalisisan. Hasil analsis data yang diperoleh adalah terdapat penggunaan
kalimat tunggal, di antaranya (1) klausa berdasarkan kelengkapan unsur intinya, di dalamnya
terdapat klausa lengkap dan klausa tidak lengkap; (2) klausa berdasarkan struktur internalnya, di
dalamnya terdapat klausa berstruktur runtut dan klausa berstruktur inversi; dan (3) klausa
berdasarkan unsur negasi pada predikat;. Selain itu, terdapat pula penggunakan kalimat majemuk
koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif.
Kata kunci: pemerolehan sintaksis B1, anak usia 4-6 tahun, permainan tradisional
Abstract
The purpose of this study is to investigate the acquisition of syntax (B1) of children aged 4-6
years through traditional games. The method used is descriptive qualitative. The research data is
a clause or sentence (B1). Sources of data obtained from children aged 4-6 years as native
speakers (B1) of Sasak language in the village Kalidjaga, Aikmel sub-district, East-Lombok
district. The data collection technique used is the listen and record technique using audio-visual
equipment. Data analysis technique used was transcribing the data, translation, classification
based on the type of clause or sentence, and analyzing. The results of the analysis of data
obtained is a single sentence contained use, including: (1) clause based on the completeness of
the point, in which there is a complete clause and the clause is not complete; (2) clause based on
the internal structure, in which there is a coherent structured clause, and clause inversion
structure; and (3) clause based on a predicate negation element ;. In addition , there is also the
use of complex sentences coordinative and subordinate compound sentences
Keywords: syntactic derivation B1, children aged 4-6 years, traditional games
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-071233 I e-ISSN 2527-8312
34 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 1, April 2016, hlm. 33-42
masalah yang terjadi pada lingkungan didengar dapat diterapkan sesuai dengan
sekitarnya. standar kompetensi yang ada.
Pemerolehan bahasa sangat banyak Studi kajian linguistik yang meliputi
ditentukan oleh interaksi rumit aspek-aspek aspek sintaksis yang merupakan unsur
kematangan biologis, kognitif, dan social kebahasaan yang menitikberatkan pada
(Tarigan, 2011: 5). Pemerolehan bahasa tataran hubungan kata dengan kata yang lain
identik dengan proses penyaduran kosa-kata atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan
yang ada pada otak seorang anak. Semakin ujaran (Chaer, 2003: 206). Pemahaman
banyak kosa-kata yang didengar atau tentang sintaksis tidak akan pernah terlepas
diperoleh seorang anak, maka akan semakin dari struktur atau pola kalimat yang
matang pula kemampuan berbahasa seorang membentuk satuan bahasa secara harfiah,
anak dalam berkomunikasi. Arifudin (2013: dimana struktur kalimat yang terdiri dari
56) menyatakan bahwa “seseorang atau subjek, predikat, objek, dan keterengan.
mereka berkomunikasi dengan menggunakan Tataran sintaksis sebagaimana menurut
alat-alat ujar (organ of speech) secara spontan Arifin dan Junaiyah (dalam Sukini, 2010: 3)
akan dikendalikan oleh otak mereka”. Otak merupakan cabang linguistik yang
yang dapat menampung sekian ribu banyak membicarakan hubungan antarkata dalam
kosa-kata yang kemudian kosa-kata tersebut tuturan (speech), dan unsur bahasa yang
diujarkan dan dirangkum menjadi sebuah termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah
kalimat tergantung dari kognisi yang ada pada frase, klausa, dan kalimat.
otak seorang anak dalam proses
pemroduksian bahasa. Berdasarkan uraian pendapat di atas,
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Tataran ilmu linguistik dalam lingkup sintaksis yang meliputi frase, klausa,
pemerolah bahasa terdiri dari berbagai aspek dan kalimat tersebut tersusun dalam satuan
salah-satunya pada aspek sintaksis. Aspek ini gramatikal kebahasaan yang memiliki makna
mengacu pada pemerolehan bahasa terkait dan fungsi dari kalimat yang dituturkan. Di
sistem pemerolehan atau penggunaan kalimat dalam susunan atau jenis kalimat, yakni
yang ada pada seorang anak. Sebuah adanya kalimat tunggal dan kalimat majmuk
penelitian yang telah dilakukan oleh Insani serta fungsi kalimat yang terdiri atas fungsi
(2013) terkait “Pemerolehan Kalimat introgatif, deklaratif, dan imperatif.
Anak di PAUD Babul ‘Ilmi” telah
mnginformasikan bahwa bahwa anak-anak Kalimat tunggal merupakan kalimat
sudah memperoleh jenis-jenis kalimat tak yang terdiri atas satu klausa, yaitu satuan
lengkap, inversi, tunggal, majemuk, berita, gramatik yang terdiri atas subjek, predikat
perintah, dan tanya. Selanjutnya, penelitian baik disertai objek, pelengkap, dan
yang sama dilakukan oleh Impuni (2012) keterangan ataupun tidak (Insani, 2013).
dengan judul “Pemerolehan Sintaksis Anak Menurut Alwi (2003: 338) kalimat tunggal
Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan sebagai konstituen untuk tiap unsur kalimat,
Kembali Dongeng Nusantara” telah seperti subjek, dan predikat, hanyalah satu
memperoleh data bahwa pemerolehan atau merupakan satu kesatuan. Sejalan
kalimat tunggal dan kalimat majemuk sudah dengan pendapat tersebut, pembentukan
sesuai dengan tahap perkembangan usia kalimat tunggal tidak terlepas dari kesatuan
mereka. Penggunaaan satu kata dan dua kata unsur yang membentuk suatu kalimat yang
masih sering dihasilkan oleh anak-anak. terdiri dari subjek, peredikat, objek, dan
Mereka juga menggunakan kalimat pasif pada keterangan. Klausa-klausa yang terbagi dalam
saat menceritakan kembali dongeng. Verba satuan kalimat terdiri atas beberapa bagian
yang mereka gunakan berupa sufiks {di-} dan sebagaimana dikemukakan Sukini (2010: 43-
afiks{di-in}. Pemerolehan sintaksis dengan 45) bahwa di dalamnya terdapat beberapa
menceritakan kembali dongeng yang jenis klausa, yakni (1) klausa berdasarkan
kelengkapan unsur intinya, di dalamnya
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
Mushaitir, Pemerolehan Sintaksis (B1) Bahasa “Sasak”… 35
terdapat klausa lengkap dan klausa tidak Masa-masa bermain seorang anak
lengkap; (2) klausa berdasarkan struktur dapat menciptakan kognisi dalam
internalnya, di dalamnya terdapat klausa pemerolehan bahasa terutama pada anak usia
berstruktur runtut dan klausa berstruktur 4-6 tahun. Tataran usia anak tersebut, sudah
inversi; (3) klausa berdasarkan distribusinya, mampu menciptakan beberapa klausa atau
di dalamnya terdapat klausa bebas dan klausa kalimat yang digunakan sebagai sarana
terikat; (4) klausa berdasarkan unsur negasi berkomunikasi. Lingkungan bermain seorang
pada predikat; dan (5) klausa berdasarkan anak memiliki faktor yang sangat besar yang
kategori pengisi fungsi predikat. dapat menambah wawasan dalam
pemerolehan bahasa. Pada masa bermain
Kalimat majemuk merupakan seorang anak sering terjadi umpan-balik
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal, dalam penggunaan bahasa yang berhubungan
di mana kalimat majmuk terbagi menjadi dua dengan kognisi ketika sedang malakukan
bagian di antaranya kalimat majemuk interaksi dalam sebuah permainan.
koordinatif dan kalimat majemuk
subordinatif Chaer (2003: 244). Selanjutnya Oleh karena itu, tujuan yang
Chaer (2003: 245) mengutarakan bahwa mendasar peneliti dalam masalah ini, terkait
kalimat majemuk koordinatif merupakan fenomena yang terjadi dalam pemerolehan
kalimat majmuk yang klausa-klausanya sintaksis atau bentuk klausa atau kalimat yang
memiliki status dan yang sama yang setara, digunakan seorang anak dalam lingkungan
atau yang sederajat. Klausa-klausa dalam bermain. Oleh karena itu, peneliti tertarik
kalimat majemuk koordinatif secara eksplisit untuk mengkaji pemerolehan sintakasis (B1)
dihubungkan dengan konjungsi koordinatif anak usia 4-6 tahun dalam bahasa “sasak” di
seperti “dan, atau, tetapi”, dan “lalu”. Lombok Timur melalui permainan
Sedangkan kalimat majemuk subordinatif tradisional. Penelitian ini dilakukan karena
merupakan kalimat majemuk yang hubungan klausa atau kalimat yang yang digunakan
antar kluasa-klausanya tidak setara atau tidak seorang anak dalam situasi bermain
sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa berhubungan dengan kognisi yang secara
atasan, dan klausa yang lain merupakan tidak langsung adanya pengetahuan yang
klausa bawahan. Kedua klausa tersebut diperoleh dalam melakukan interaksi antara
biasanya dihubungkan dengan konjungsi anak yang satu dengan anak yang lain.
subordinatif, seperti “kalau, ketika, Kecenderungan dalam permainan tradisional
meskipun”, dan “karena”. anak lebih sering menggunakan B1 dalam
proses interaksi dalam situasi bermain. Jika
Pemerolehan bahasa termasuk dalam seorang anak bermain dengan sesama anak
kajian linguistik yang meliputi bidang tempat lingkungan dimana ia tinggal, mereka
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan lebih cenderung menggunakan B1 dalam
pragmatik. Tahap pemerolehan bahasa tidak proses interaksi dalam permainan tradisional.
akan terlepas dari peran serta orang tua,
termasuk peran serta lingkungan tempat METODE
menetapnya seorang anak. Lingkungan
memiliki pengaruh besar terhadap Jenis penelitian ini merupakan penelitian
pemerolehan bahasa seorang anak, dimana deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan
seorang anak berbaur dan berinteraksi adalah deskriptif kualitatif, dimana metode
dengan rekan-rekan sebayanya. Interaksi ini bertujuan untuk memaparkan fenomena
seorang anak akan memunculkan yang terjadi di lingkungan masyarakat atau
pemerolehan atau pentransperan bahasa anak-anak tentang pemerolehan sintaksis B1
antara anak yang satu dengan anak yang anak usia 4-6 tahun dalam bahasa “sasak” di
lainnya. Fenonema ini sering terjadi dalam Lombok Timur melalui permainan
lingkungan anak-anak terutama pada massa- tradisional.
massa bermain.
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
36 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 1, April 2016, hlm. 33-42
Sumber data dalam penelitian ini dituturkan. Pada tahap akhir membuat
adalah anak-anak penutur asli bahasa “sasak” simpulan dari seluruh data yang telah
di Lombok Timur. Teknik pengumpulan data dianalisis sesuai dengan masalah yang diteliti.
yang digunakan adalah teknik simak, dan
rekam (audio visual). Sebagaimana teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:
Berdasarkan analisis data diperoleh data
224) merupakan langkah yang paling strategis
bahwa anak-anak telah memperoleh bahasa
dalam penelitian, karena tujuan utama dari
dalam tataran sintaksis. Jenis-jenis klausa atau
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
kalimat yang telah diperoleh anak adalah
simak merupakan teknik dan rekam (audio
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
visual) yang digunakan untuk mengumpulkan
Kalimat tersebut digunakan oleh anak
data tentang pemerolehan kalimat B1 anak
melalui kegiatan permainan tradisional.
usia 4-6 tahun. Pada teknik ini peneliti
Adapun anak yang dijadikan sebagai objek
menyimak apa yang diucapkan seorang anak
pemeroleh sintaksi B1 melalui permainan
dalam permainan yang dilakukan. Pada tahap
tradisional tersebut, yakni dua orang anak
menyimak, untuk menghindari agar data
bernama Muhammad Imam (4,6 tahun) dan
tidak hilang maka peneliti menggunakan
Riki (5,7 tahun). Adapun analisis data yang
media audio visual sehingga data yang
diperoleh berdasarkan tataran sintaksi yakni
diperoleh tatap ada.
bentuk kalimat tunggal dan kalimat majemuk,
Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut.
dalam penelitian ini adalah teknik
1. Kalimat Tunggal
mentranskrip data ke dalam bahasa tulis,
penerjamahan data ke dalam bahasa Kalimat tunggal merupakan kalimat
Indonesia, dan penganalisisan data. Untuk yang terdiri atas satu klausa, yaitu satuan
mempermudah analisis, data yang sudah gramatik yang terdiri subjek, predikat
ditulis dan terjemahkan ke dalam bahasa baik disertai objek, pelengkap, dan
Indonesia kemudian diklasifikasikan keterangan ataupun tidak (Insani, 2013).
berdasarkan jenis klausa atau kalimat yang Adapun jenis klausa yang terdapat dalam
digunakan dalam permainan. Data yang pemerolehan sintaksis B1 anak usia 4-6
sudah diklasifikasikan kemudian diberikan tahun ditampilkan pada tabelberikut.
penjelasan tentang klausa atau kalimat yang
Tabel 1: Jenis klausa yang terdapat dalam pemerolehan sintaksis B1 anak usia 4-6 tahun
dalam bahasa “sasak” di Lombok Timur
No Klausa B1 Bahasa Indonesia Jenis Klausa
1 Imam: langsung ketalet anta tini langsung terperosok kamu di Klausa tunggal internal
situ inversi
2 Riki: sorong-sorongda ita doang dorong-dorongnya saya saja Klausa tunggal internal
inversi
3 Riki: ampok-ampok meloncat ia bekete. lagi-lagi melompat ia ke sini Klausa tunggal internal
inversi
4 Imam: mate supirna meninggal sopirnya Klausa tunggal inversi
5 Imam: ta agin ngarek kenek ini saya akan menggaruk benda ini Klausa tunggal internal
runtut
6 Imam: Awan ndek meq bau bekete Awan kamu tidak bisa ke sini Klausa tunggal negasi
7 Imam: Ita jari bengkel no Saya jadi bengkel itu Klausa tunggal internal
runtut
8 Riki: wee.. hai ngeneqna? hei,,, siapa melakukanya? Klausa tunggal tidak
lengkap
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
Mushaitir, Pemerolehan Sintaksis (B1) Bahasa “Sasak”… 37
9 Riki: oloqbe ia (mobil-mobilan) tene taruhlah dia di sini Klausa tunggal tidak
lengkap
10 Riki: montor pak polisino ta jauqna aneng motor pak polisi itu saya Klausa tunggal lengkap
bengkelno. membawanya ke bengkel itu
(a) Klausa Lengkap dan Tidak Lengkap data yang diperoleh berkenaan
dengan pemerolehan sintaksis B1
Klausa lengkap merupakan klausa anak usia 4-6 tahun bahasa “sasak”
yang teridiri dari subjek, predikat, di Lombok Timur melalui permainan
objek, dan keterangan. Berdasarkan tradisional, yakni pada data 10.
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
38 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 1, April 2016, hlm. 33-42
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
Mushaitir, Pemerolehan Sintaksis (B1) Bahasa “Sasak”… 39
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
40 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 1, April 2016, hlm. 33-42
atau lebih kalimat tunggal. Hal itu diperoleh dari pemerolehan sintaksi
berarti dalam kalimat majemuk B1 anak usia 4-6 tahun dalam bahasa
terdapat lebih dari satu klausa. “sasak” di Lombok Timur melalui
Kalimat majemuk dibagi dua bagian permainan ditampilkan penggunaan
yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk setara dan
bertingkat. Berdasarkan data yang bertingkat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2: Penggunaan kalimat majemuk setara dan bertingkat pada anak usia 4-6
tahun dalam bahasa “sasak” di Lombok Timur
No Klausa B1 Bahasa Indonesia Kalimat Majemuk
1 Riki: PNNHEDXOHNUXUXQJPEH- tidak bisa di jalan manapun, KMK (Koordinatif)
mbe, tene engkonna tetep Awan. di sini tempatnya tetap
Awan
2 Imam: araq rurung tene dateng ada jalan di sini, datang KMK (Koordinatif)
montor sekop mobil sekup
3 Riki: mulana ndekna agin bau ampok memang tidak akan bisa KMK (Koordinatif)
arak honda. kemudian ada Honda
4 Imam: nengka adeng-adeng anta sekarang kamu pelan-pelan KMS (Subordinatif)
awan, tene engkah mek, iya buek Awan di sini batasmu, dia
minyak mek ngena ajak-ajak. habis bensinmu begitu
rekayasanya.
5 Imam: bengkeqta anta terus ne engkon saya membawa kamu KMK (Koordinatif)
mek. kemudian di sini tempat
kamu
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
Mushaitir, Pemerolehan Sintaksis (B1) Bahasa “Sasak”… 41
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312
42 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 1, April 2016, hlm. 33-42
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2
p-ISSN 1412-0712 I e-ISSN 2527-8312