I. Tujuan percobaan
1. Dapat mengenal prinsip-prinsip hasil kali kelarutan
2. Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut
3. Menghitung panas pelarutan (∆H◦) PbCl2, dengan menggunakan sifat ketergantungan
ksp pada suhu.
Tabel 2.1
1 10 0,5 belum 30
2 10 1,0 belum 30
3 10 1,2 belum 30
4 10 1,4 belum 30
5 10 1,5 sudah 30
6 10 2,0 sudah 30
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh , pada tabel 2.1 pada tabung yang terbentuk
endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan. Ulangi langkah diatas untuk
menentukan banyaknya volume KCl 1 M yang dapat menyebabkan terjadinya
pengendapan dan suhu.
4. Pada tabung reaksi yang lain , menyiapkan larutan berikut sesuai dengan tabel
2.2. berikut ini :
1 10 1,4 sudah 30
2 10 1,5 sudah 30
3 10 2,0 sudah 30
4 10 2,5 sudah 30
5 10 3,0 sudah 30
6 10 3,5 sudah 30
PERHITUNGAN
Dit : gr ?
Penyelesaian :
Gr = MxVxBM
= 2, 484 gr
Dit : gr ?
Penyelesaian :
Gr = MxVxBM
= 3,727 gr
Mmol Pb(NO3)2 = m x v
= 0,075 M x 10 ml
= 0,75 mmol
= 1 M x 1,5 ml
= 1,5 mmol
Vtotal = 10 ml + 1,5 ml
= 11,5 ml
S= 0,75 1,5
Vtotal
= 0,75 mm0l
11,5 ml
= 0,0652 M
PbCl2 Pb 2+ + 2 Cl-
S S 2S
KSP = (S).(2S)2
= 4S3
= 4 (0,0652)3
= 0,00110
Mmol Pb(NO3)2 = m x v
= 0,075 M x 10 ml
= 0,75 mmol
= 1 M x 2,0 ml
= 2,0 mmol
Vtotal = 10 ml + 2,0 ml
= 12 ml
Pb(NO3)2 + 2 KCl PbCl2 +2 KNO3
M= 0,75 2,0 - -
Vtotal
= 0,75 mm0l
12 ml
= 0,0625 M
PbCl2 Pb 2+ + 2 Cl-
S S 2S
KSP = (S).(2S)2
= 4S3
= 4 (0,0625)3
= 0,000976
Mmol Pb(NO3)2 = m x v
= 0,075 M x 10 ml
= 0,75 mmol
= 1 M x 2,5 ml
= 2,5 mmol
Vtotal = 10 ml + 2,5 ml
= 12,5 ml
M= 0,75 2,5 - -
S= - 1 0,75 1,5
Vtotal
= 0,75 mm0l
12,5 ml
= 0,06 M
PbCl2 Pb 2+ + 2 Cl-
S S 2S
KSP = (S).(2S)2
= 4S3
= 4 (0,06)3
= 0,000864
Mmol Pb(NO3)2 = m x v
= 0,075 M x 10 ml
= 0,75 mmol
= 1 M x 3,0 ml
= 3,0 mmol
Vtotal = 10 ml + 3,0 ml
= 13 ml
M= 0,75 3,0 - -
Vtotal
= 0,75 mm0l
13 ml
= 0,05769 M
PbCl2 Pb 2+ + 2 Cl-
S S 2S
KSP = (S).(2S)2
= 4S3
= 4 (0,05769)3
= 0,000768
Mmol Pb(NO3)2 = m x v
= 0,075 M x 10 ml
= 0,75 mmol
= 1 M x 3,5 ml
= 3,5 mmol
Vtotal = 10 ml + 1,5 ml
= 13,5 ml
M= 0,75 3,5 - -
S= 2 0,75 1,5
Vtotal
= 0,75 mm0l
13,5 ml
= 0,0555M
PbCl2 Pb 2+ + 2 Cl-
S S 2S
KSP = (S).(2S)2
= 4S3
= 4 (0,0555)3
= 0,000683
Y = 754,3 x – 5,235
Y = slope x + intercept
Slope = - ΔH
2,303 R
754,3 = - ΔH ………………
( 2,303 )(0,082)
754,3 = - ΔH ………………
0,1888
- ΔH = 142,411
ΔH = -142,411
ANALISIS DATA
Dalam percobaan penelitian hasil kali kelarutan, digunakan dua larutan yaitu Pb(NO 3)2
0,075M dan KCl 1 M. Dalam reaksi diketahui terbentuk endapan PbCl2.
Endapan PbCl merupakan endapan yang sedikit larut dalam air. Pelarut endapan
dilakukan dengan metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
proses pelarutan endapan. Semakin banyak endapan terbentuk, makin lam proses pelarutan
dan makin besar pula suhu yang dibutuhkan endapan untuk larut. Selain itu volume KCl yang
ditambahkan ternyata juga memperngaruhi nilai hasil kali kelarutan (ksp). Makin besar volume
KCl yang ditambahkan, makin kecil nilai hasil kali kelarutan (ksp), yang diperoleh. Hal ini
dikarenakan besar volume KCl memperngaruhi banyaknya endapan yang terbentuk, sehingga
memperngaruhi besar nilai hasil kali kelarutan (ksp).
Larutan Pb(NO3)2 dimasukan kedalam tabung reaksi dengan volume yang tetap yaitu
0,5ml ; 1,0 ml ; 2,0 ml ; 2,5 ml ; 3,0 ml. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
volume KCl yang diperlukan sampai keadaan jenuhnya dilewati sehingga endapan mulai
terbentuk. Pada saat kedua larutan tersebut dicampurkan, larutan harus dikocok agar larutan
tercampur merata dan reaksi berjalan lancar. Setelah dikok, campuran tersebut didiamkan
beberapa saat untuk melihat pada volume berapa terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk
merupakan endapan putih PbCl2 yang terbentuk akibat gabungan ion – ion di dalam larutan
membentuk partikel yang memiliki ukuran lebih besar yang selanjutnya mengendap.
Pada campuran 0.5 ml ; 1.0 ml KCl, belum terbentuk endapan artinya hasil kali kelarutan
( Ksp = 0 ). Endapan beru terbentuk pada penambahan 1.5 ml ; 2.0 ml ; 2.5 ml ; 3.0 ml ; 3.5 ml,
yang berarti hasil kali konsentrasinya sudah melewati hasil kali kelarutannya (Ksp < 0).
Endapan yang terbentuk pada campuran tersebut, lalu dipanaskan dan pada saat pemanasan
endapan dalam larutan tersebut disertai dengan mengaduk menggunakana termometer.
Pemanasan dan pengadukan ini bertujuan untuk mempercepat larutannya endapan.
Pada saat endapan dalam larutan tersebut larut semunya, diukur suhunya. Suhu di dapat 850C ;
910C ; 930C. Penambahan KCl yang lebih banyak akan menghasilkan endapan yang banyak
pula dan suhu yang diperlukan untuk melarutkan endapan akan semakin besar jika endapan
yang dilarutkan juga lebih banyak. Jadi banyaknya endapan yang dilarutkan berbanding lurus
dengan suhu. Pada proses ini memerlukan Energi Aktivasi untuk melepas ekatan ion Pb(NO 3)2
dan KCl, untuk membentuk PbCl2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
4.Sifat alami pelarut Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut
organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik
dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki
kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda
memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.
5.Pengaruh ion sejenis Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang
mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan
menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan NH 4OHdibanding dengan kita melarutkannya dalam
air, hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH– sehingga akan
mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci
endapan dalam metode gravimetri.
7.Pengaruh pH Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi
oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya. Misalnya
endapan AgI akan semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung
dengan I– membentuk HI.
7.Pengaruh hidrolisis Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan
perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami
hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
8.Pengaruh ion kompleksKelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat
dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh
AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya
kompleks Ag(NH3)2Cl.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan dipengaruhi oleh beberapa factor yakni :
- Jenis larutan
- Suhu
- Pengadukan
- Pengaruh ion kompleks
- Pengaruh Hidrolisis
- Sifat alami pelarut
- Penambahan ion sejenis
2. Semakin kecil nilai kelarutan maka endapan yang dihasilkan semakin banyak sehinga
diperlukan temperature yang cukup tinggi untuk pelarut.
3. Nilai Ksp yang didapat :
- 1,5 ml Kcl = 0,00110
- 2,0 ml Kcl = 0,000976
- 2,5 ml Kcl = 0,000864
- 3,0 ml Kcl = 0,000768
- 3,5 ml Kcl = 0,000683
4. Nilai ΔH◦C ( Panas Pelarutan ) Sebesar -142,411