Pneumonia Komunitas

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Pneumonia Komunitas dan Talaksanaannya

Pneumonia Komunitas/Community acquired pneumonia (CAP)


Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli. serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat. Berdasarkan tempat terjadinya infeksi, maka pneumonia
telah di kelompokan menjadi, pneumonia yang terjadi di rumah sakit (pneumonia
nosocomial) HAP, kelompok yang berhubungan dengan pemakaian ventilator (VAP) dan
yang di dapat dari luar rumah sakit yaitu penumoia komunitas (CAP). Pneumonia yang sering
diderita oleh masyarakat pada umumnya disebabkan oleh Streptrococcus pneumoniae dan
biasanya menimbulkan lobar. Pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus terjadinya
akut, sering disertai dengan gejala menggigil serta demam tinggi. Pada foto toraks sering
3,4
ditemukan konsolidasi. Sputum biasanya purulen dan berwarna seperti karat besi.

Etiologi

Diketahui berbagai pathogen yang cenderung di jumpai pada faktor risiko tertentu misalnya
Haemophylus influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia, gram negative
pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau pasca therapy antibiotika spectrum luas. Pada pasien rawat jalan
jenis pathogen tidak diketahui pada 40% kasus. Dilaporkan adanya Streptococcus pneumonia
pada 9-20%, Mycoplasma pneumonia (13-37%), Chlamydia pneumonia (17%). Pada rumah
jompo lebih sering dijumpai Staphylococcus aureus yang resisten metisilin ,bakteri gram
negative, Mycobacterium tuberculosis, dan virus tertentu (adenovirus, infuenxa). 4

Patofisiologi

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru. Keadaan ini
disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya
tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembangbiak dan menimbulkan penyakit. Resiko
infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan
merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai
permukaan, yaitu dengan inokulasi langsung, penyebaran melalui pembuluh darah, inhalasi
bahan aerosol, dan kolonisasi dipermukaan mukosa. Dari keempat cara tersebut yang
terbanyak adalah secara kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme
atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui
udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila

1
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke
saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan
infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi
pada orang normal waktu tidur (50 %) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum
alkohol dan pemakai obat (drug abuse). Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri
yang tinggi 10 8-10/ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat
memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia. Pada pneumonia,
mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi. Basil yang masuk bersama
sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh alveoli
disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan
fagositosis sebelum terbentuknya antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan
alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengeliling
bakteri tersebut kemudian dimakan. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri
maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu zona luar adalah alveoli yang
tersisi dengan bakteri dan cairan edema, zona permulaan konsolidasi yang terdiri dari PMN
dan beberapa eksudasi sel darah merah, zona konsolidasi yang luas adalah daerah tempat
terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak, serta zona resolusi adalah
daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar
makrofag. Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan 'Gray
hepatization' ialah konsolodasi yang luas.3,6

Manifestasi Klinis

Gejala pada masing-masing individu berbeda-beda, diantaranya sesak napas, demam, nyeri
dada, dan batuk. Batuk dapat bersifat tidak produktif (kering) atau terdapat sputum yang
mukoid atau purulen (produktif). Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda pada tipe pneumonia
klasik bisa didapatkan konsolidasi paru seperti perkusi yang redup, suara napas bronkial, dan
ronki basah. Tidak didapatkan demam pada 20% pneumonia dan dapat tanpa disertai batuk
produktif dan perasaan dingin.Gejala diluar sistem pernapasan seperti sakit kepala, mual,
muntah, nyeri perut, diare, nyeri otot, dan nyeri sendi juga gejala yang sering didapat pada
pneumonia. Perlu diingat bahwa pada pasien yang tua keluhan lebih sedikit dibandingkan
pada pasien yang lebih muda.Pada sebagian besar penderita didapatkan leukosit yang normal
atau sedikit meninggi, kadang-kadang didapatkan leukositosis. Dapat terjadi peningkatan
ureum, kreatinin dan glukosa, terdapat juga hiponatremi atau hipernatremi, hipofosfatemi;
dapat terjadi hipoksemi yang disebabkan infeksi akut. 3,4

2
Tatalaksana

Farmakologi

Prinsip terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotic tertentu terhadap kuman tertentu,
dan berdasarkan perbedaan tempat perawatan. 4,6

1. Pasien rawat jalan : Golongan makrolid (azitromisin, klaritromisin, eritromisin)


doksisiklin
2. Kormobilitas (penyakit hati kronik, paru dan ginjal, DM, alkoholidm, keganasan,
imunosupresi, pengguna antibiotic dalam 90 hari sebelumnya, beresiko terinfeksi
S.pneumoniae yang resistensi obat) : Fluorokuinolon respirasi (moxifloxacin,
gemifloxacin, levofloxacin) atau Beta lactam (amoxicillin+asam klavulanat,
ceftriaxone, cefuroxime)+Gol makrolid/doksisiklin
3. Rawat inap bukan ICU : Flurokuinolon respirasi atau Beta lactam+makrolid
4. Rawat inap ICU : Beta lactam + azitromicin/fluorokuinolon respirasi

Non Farmakologi

1. Istirahat yang cukup


2. Kompres bila panas tinggi
3. Minum yang banyak (air hangat)

Anda mungkin juga menyukai