Anda di halaman 1dari 3

Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah saat dimana ketuban pecah sebelum waktu persalinan. Hal
ini tidak akan menimbulkan masalah bila memang sudah mendekati waktu bersalin,
namun bila jarak waktu pecahnya ketuban hingga waktu kelahiran cukup jauh, akan
menimbulkan berbagai masalah. Ketuban pecah dini berdasarkan onsetnya dapat
dibagi menjadi 2, yaitu ketuban pecah dini pada usia cukup bulan (aterm) dan ketuban
pecah dini pada usia kurang bulan (preterm). Gejala klinis ketuban pecah dini
sangatlah khas yaitu keluarnya cairan bening putih yang banyak dari vagina.6

Etiologi

Pada kebanyakan kasus penyebab ketuban pecah dini tidak dapat dijelaskan/idiopatik.
Dicurigai adanya infeksi dapat menyebabkan pecahnya ketuban secara dini. Hal ini
karena adanya inflamasi akibat infeksi menyebabkan peningkatan degradasi kolagen
pada membran sehingga ketuban lebih mudah pecah. Pasien lain yang juga berisiko
adalah pasien dengan status sosioekonomi rendah, perokok, mempunyai riwayat
infeksi menular seksual, memiliki riwayat persalinan prematur, riwayat ketuban pecah
dini pada kehamilan sebelumnya, perdarahan pervaginam, atau distensi uterus
(misalnya pasien dengan kehamilan multipel dan polihidramnion).6,7

Patofisiologi

Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena
seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi
ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen
menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Faktor risiko untuk terjadinya Ketuban Pecah Dini adalah berkurangnya asam
askorbik sebagai komponen kolagen dan kekurangan tembaga dan asam askorbik
yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karean antara lain merokok. Degradasi
kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu persalinan,
keseimbangan anatara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari
matriks ekstraselular dan membrane janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini
meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodinitis di mana terdapat
peningkatan MMP, cenderung terjadi Ketuban Pecah Dini. Selaput ketuban sangat
kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah.
Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus,
kontraksi rahim, gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia
pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal
fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilam premature disebabkan oleh adanya
faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah
Dini Prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks, solusio
placenta.6,8

Manifestasi Klinis

Pasien biasanya mengalami keluarnya cairan dari vagina dalam jumlah yang banyak.
Penting bagi kita untuk mengetahui tentang karateristik dari cairan tersebut antara lain
warna dan konsistensinya serta adanya mekonium dalam cairan tersebut. 9 Selain itu
pasien juga dapat mengalami gejala lain seperti nyeri perut. Nyeri yang terjadi dapat
disebabkan oleh karena kontraksi uterus. Bila disertai dengan pembukaan serviks,
maka pasien telah masuk ke dalam tahapan persalinan.6

Penatalaksanaan

1) Rawat di rumah sakit. Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut
pikirkan solusio plasenta, jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina
berbau) berikan antibiotika sama halnya dengan jika terjadi amnionitis.8,9
2) Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu :6,8
 Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk pematangan paru janin.
 Betametason 12mg I.M dalam 2 dosis setiap 12 jam atau
Deksametason 6mg I.M dalam 4 dosis setiap 6 jam.
 Jika terdapat infeksi jangan berikan kortikosteroid.
3) Jika tidak ada infeksi dan kehamilan > 37 minggu :
 Lakukan penilaian serviks.
 Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin.
 Jika serviks belum matang, matangkan dengan prostaglandin dan infus
oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea.

Pencegahan

Pencegahan terjadi ketuban pecah dini diutamakan menghindari faktor resiko yakni
antara lain:6,9,10
 Pemeriksaan kehamilan secara teratur.
 Kebiasaan hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang sehat,
minum cukup, olahraga teratur, dan berhenti merokok. Hindari makan -
makanan yang bisa meerangsang terjadinya kontraksi rahim, misalnya
minuman beralkohol kadar tinggi, makanan yang mengandung zat
fermentasi  berlebihan.
 Kebiasaan membersihkan daerah kemaluan dari depan ke belakang setelah
berkemih atau BAB dan rajin mebersihkan daerah perineum (antara vagina
dengan anus).
 Hindari hubungan seksual lebih dari satu partner.
 Berkonsultasi dengan dokter bila ada bau sekret vagina yang berbeda.
 Konsumsi 100 mg vitamin C secara teratur saat usia kehamilan lebih dari
20 minggu dapat menurunkan resiko terjadinya ketuban pecah dini.
 Hindari perjalanan jauh yang melelahkan dan menimbulkan ketegangan
fisik maupun mental bagi ibu hamil.
 Hindari trauma atau benturan fisik pada daerah perut.
 Jaga tubuh ibu hamil dari infeksi terutama infeksi pada daerah alat
kelamin.
 Hindari stress berlebihan yang akan merangsang hormon  tubuh untuk
menimbulkan kontraksi pada rahim

Anda mungkin juga menyukai