Anda di halaman 1dari 5

Nyeri Dada pada Pria Usia 65 Tahun

Sirkulasi Darah pada Jantung

Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan dewasa berbeda.
Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan bertujuan
menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta
ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang
mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar 500 ml per
menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena
cava inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium
kanan di mana aliran darah dari vena cava inferior lewat melalui foramen ovale ke
atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh
tubuh. 5

Sirkulasi sistemik dimana kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara
intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding
kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa
darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah
terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule
“capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari
arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari
arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan
v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium
kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 5,7

Sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari
seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena cava inferior
kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung
kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). 5 Di dalam paru,
darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga
menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan.
Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan
kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup
mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk
dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).5,7

Gambar 2. Sirkulasi darah jantung

1. Bagaimana bisa terjadinya nyeri dada ?

Mekanisme Nyeri Dada

Terjadinya disfungsi endotel pada arteri coronaria yang dapat terjadi secara alamiah
melalui proses degenerasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti
merokok. Akibat adanya disfungsi endotel tersebut terjadi peningkatan permeabilitas,
peningkatan adhesi dan infiltrasi monosit, peningkatan sekresi molekul vasoaktif dan
inflamasi, peningkatan adhesi dan agregasi trombosit, serta peningkatan aktivitas
koagulasi dan gangguan fibrinolitik. Disfungsi endotel tersebut mengakibatkan juga
mudahnya molekul-molekul small dense LDL menyusup kedalam tunika intima. LDL
yang masuk kedalam tunika intima masih erat kaitannya dengan disfungsi endotel
yang dapat mengundang monosit untuk membersihkan LDL yang berada di tunika
intima tersebut dengan memfagositnya. LDL yang difagosit tersebut menjadi
makrofag yang berisi LDL dan kemudian akan mengalami lisis, sehingga banyak
lemak yang berada pada tunika intima. Terjadilah penimbunan dari lemak tersebut
yang nantinya menajadi plak. Plak yang semakin lama akan semakin menumpuk dan
menghambat aliran darah, sehingga dapat menmpengaruhi suplai darah yang
mengangkut oksigen ke jaringan berkurang. Oleh karena itu tubuh mengadakan
kompensasi agar jaringan yang kurang dialiri darah akan tetap memperoleh oksigen
dari proses anaerob. Dimana proses anaerob tersebut terjadi pemecahan glukosa
menjadi asam laktat. Asam laktat itu sendiri yang akan mengaktifkan rangsangan
nyeri pada tempat terjadinya hambatan, yaitu arteri coronaria.3,5

Gambar 3. Plak pada arteri coronaria

2. Nyeri dada merupakan manifestasi dari penyakit apa saja ?

3. Bagaimana penyakit tersebut dapat mengakibatkan nyeri dada ?

Penyakit pada Jantung dengan manifestasi nyeri dada :

Angina Pectoris Stabil

Angina pectoris stabil (APS) adalah rasa nyeri yang timbul karena rasa tidak nyaman
di dada pada iskemia miokardium. Penyebab tersering APS adalah adanya
aterosklerotik yang mempersempit arteri coroner, apabila sumbatan mencapai 50%
sumbatan tersebut dapatmencetuskan iskemik, karena pembuluh darah coroner
jantung sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolism otot jantung selama
latihan maupun stres. Karakteristik nyeri yaitu retrosternal, yang ditandai dengan
nyeri dada yang dapat menjalar ke leher, rahang, bahu kiri, lengan bahkan jari-jari
bagian ulnar, pundak kiri yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit, nyeri
tersebut dipicu oleh aktivitas, stress emosional dan menghilang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin. Sifat nyeri adalah nyeri yang tumpul seperti tertindih, rasa
desakan dari bawah diafragma, seperti diremas-remas, biasanya pada keadaan berat
disertai keringat dingin dan sesak napas.2,1

Unstable Angina Pectoris (UAP)

Penyebab tersering pada UAP adalah rupture plak aterosklerotik yang mengandung
lemak dan fibrotic cap. Plak tersebut dapat menyumbat arteri coroner mencapai
kurang dari 70% yang berdekatan dengan dinding tunika intima normal, sehingga
dapat terjadi rupture pada dinding tersebut yang lama kelamaan akan membentuk
thrombus dan jika thrombus tersebutmenutup pembuluh darah hingga 100% akan
terjadi infark dengan elevasi segmen ST. Gejala yang dirasakan pasien yaitu nyeri
dada seperti pada angina biasa namun lebih berat dan lebih lama, dapat timbul saat
istirahat atau karena aktivitas yang minimal. Nyeri juga dapat disertai dengan sesak
nafas, mual, muntah, keringat dingin.2,8

Infark Miokardium Akut (STEMI, NSTEMI)

Infark terjadi jika plak aterosklerotik mengalami fisur, rupture, atau ulserasi. Jika
kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga terjadi thrombus mural
pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri coroner. Sering kali yang
dirasakan pasien adalah nyeri dada substernal lebih 30 menit dan keringat dingin, atau
banyak keringat, serta ekstremitas pucat dicurigai STEMI. STEMI dan NSTEMI
dapat dibedakan dari hasil EKG yang menandakan adanya depresi segmen ST
(NSTEMI) atau adanya elevasi segmen ST (STEMI). 2,8

Perikarditis

Nyeri pada perikarditis dipercaya disebabkan oleh peradangan pleura parietalis sekitar
karena sebagian besar perikardium dianggap tidak sensitif terhadap nyeri. Oleh sebab
itu, perikarditis infeksius, yang biasanya mengenai permukaan pleura yang terdekat,
cenderung disertai dengan nyeri, sementara kondisi-kondisi yang hanya menyebabkan
peradangan lokal (misalnya, infark miokardium atau uremia) dan tamponade jantung
cenderung menyebabkan nyeri dada ringan atau tidak sama sekali. Pleura parietalis
yang berdekatan menerima suplai sensorisnya dari beberapa sumber, sehingga nyeri
perikarditis dapat dialami di area-area mulai dari bahu dan leher sampai abdomen dan
punggung. Umumnya, nyeri ada di retrostemal dan diperberat oleh batuk, napas dalam
maupun menelan, atau perubahan posisi semua yang menyebabkan gerakan
permukaan pleura. Nyeri sering memburuk pada posisi terlentang dan hilang saat
duduk tegak dan mencondong ke depan. Hal yang jarang adalah munculnya rasa tidak
nyaman berat yang menyerupai infark miokardium akut.1,2,9

Kardiomiopati

Penyakit ini dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu kardiomiopari dilatasi, hipertropik dan
restriktif. Sering disebut suatu penyakit yang langsung mengenai otot miokard. Pada
kardiomiopati dilatasi beberapa pasien mengalami dilatasi ventrikel kiri dalam
beberapa bulan sampai tahun sebelum timbul gejala. Keluhan seringkali gradual,
bahkan asimptomatik, dilatasi dapat diketahui dengan pemeriksaan radiologi.
Kardiomiopati hipertrofik, kelainan hipertrofi asimetris pada septum ini bisa
ditemukan pada daerah katup aorta, daerah apeks. Kardiomiopati restriktif, terjadinya
gangguan fungsi diastolic, dinding ventrikel sangat kaku dan menghalangi pengisian
ventrikel. Pasien merasa lemah dan sesak nafas.1,2

Anda mungkin juga menyukai