Nya,serta membahas tentang utusan Allah dengan sifat wajib dan mustahil baginya.
Iman dengan tiga syarat. Dengan hati, lisan dan perbuatan. salah satu karena sudah meyakini dalil
kebenarannya.
yang kemudian menjadi aliran ilmu kalam, yaitu:
1. Syiah.
Tidak seorangpun yang berhak memegang kekhalifahan kecuali dari keturunan Ali.
2. Qadariyah,
Perbuatan manusia ditimbulkan sendiri, bukan dari Allah.
3. Jabariyah,
Perbuatan dan kehidupan manusia sudah ditentukan Allah.
4. Murjiah,
Kemaksiatan tidak menghapus keimanan.
5. Khowarij
Kemaksiatan ( dosa besar ) menjadikan ia keluar dari islam, berarti kafir, abadi dalam neraka.
6. Mu’tazilah,
Dosa besar berarti keluar dari islam, tapi bukan kafir, melainkan fasik. Abadi di neraka.
7. Karomiyah
Iman, cukup dengan pengakuan lisan saja, terhadap Allah dan Rasul.
8. Ahlussunah wal jama’ah.
1. syiah
2. Syiah, bermakna sahabat, pengikut
3. Syiah merupakan golongan yang fanatik kepada Ali dan keturunannya.
4. Inti ajaran syiah adalah masalah khilafah.Kholifah yang sah adalah Ali, sebab Nabi telah
menetapkan kekhalifahan kepada Ali.
5. Ali merupakan orang yang terdekat dengan Nabi dibanding yang lain. Ali adalah anak dari Al
Abbas ( abutholib ) paman Nabi, sekaligus menantu Nabi ( (fatimah).
2. khowarij
3. Yakni pengikut Ali yang meninggalkan barisan karena tidak setuju terhadap arbitrase di akhir perang
shiffin.
4. Kaum khowarij dipimpin oleh Abdullah bin Wahab Al rasidi. Umumnya merupakan orang- orang
dari arab baduwi, hidup dipadang pasir serba tandus, membuat mereka sederhana dalam hidup dan
pemikiran, tapi keras hati dan berani dalam mengerjakan syariat islam.
Khowarij Orang yang melakukan kesalahan ( dosa besar ) dianggap kafir dasarnya adalah QS.Al
maidah 44“ Barang siapa yang tidak menentukan hukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah
adalah kafir “
Mereka mulai mengkafirkan siapa saja yang dianggap melakukan dosa besar, seperti Usman, Ali,
Thalhah, Zubair dan Muawiyah. Serta pelaku proses tahkim Amru bin ash dan Abu
musa.selanjutnya orang- orang yang tidak sepaham dengan khowarij juga dianggap kafir.s
murji’ah
Adalah orang yang menunda, yakni menunda penyelesaian masalah mengkafirkan orang lain
dihari akhir nanti.
Kaum murji’ah merupakan kaum yang tidak mau turut campur terhadap golongan Ali dan
Mu’awiyah, mereka bersikap netral, tidak ikut mengkafirkan . Dan menyerahkan hal tersebut
kepada Allah.
Kaum murji’ah menganggap bahwa orang islam yang melakukan dosa besar tetap mukmin, sebab
ia tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah, Muhamad Rasulullah.
Mereka juga menganggap iman adalah mengetahui, mempercayai Tuhan. Perbuatan manusia
tidak mempengaruhi iman seseorang. ( tidak akan merusak iman ). Dengan demikian orang
yang melakukan dosa besar, tetap beriman ( bukan kafir ), karena tetap mengakui Allah dan
Rasul.
Mereka juga menganggap iman adalah mengetahui, mempercayai Tuhan. Perbuatan manusia
tidak mempengaruhi iman seseorang. ( tidak akan merusak iman ). Dengan demikian orang
yang melakukan dosa besar, tetap beriman ( bukan kafir ), karena tetap mengakui Allah dan
Rasul.
Murji’ah terbagi ( pecah ) jadi 2 :
1. Murji’ah moderat. Yaitu unsur terpenting keimanan adalah pengakuan akan keesaan Allah dan
kerosulan Muhamad. Amal perbuatan berpengaruh terhadap kualitas keimanan tapi tidak
menghapus nilai keimanan.
2. Murji’ah ekstrim, yaitu satu- satunya tolak ukur keimanan adalah pengakuan terhadap Allah
dan Rasul. Dan perbuatan manusia tidak mempengaruhi iman sama sekali.
Ayat Qauliyah
Yaitu tanda-tanda kebesaran Allah yang tertuang dalam firman-Nya, berupa ayat-ayat Alquran.
Mengokohkan aqidah dapat dilakukan dengan mengkaji ayat-ayat Alquran.
• Yaitu ayat-ayat Allah berupa tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di alam raya.
• Mengokohkan aqidah dapat dilakukan dengan mengamati dan memikirkan ciptaan Allah (tafakur)
Qodariyah
Tokoh : Ma’ bad aljauhani (80 H/ 700 M)
Qodariyah menganggap manusia punya kekuasaan untuk melaksanakan kehendaknya dan kekuasaan itu
berasal dari diri sendiri.
- Pemikiran Qodariyah antara lain;
- Manusialah yang mewujudkan perbuatannya dengan keimanan dan kekuatannya sendiri.
- Hakekat iman terletak pada pengakuan akan keesaan Allah. Amal tidak dapat merusak iman.
- Al-Qur’an adalah makhluk, karena itu Al-Qur’an bersifat hadits ( baru ) bukan qodim
- Allah tidak bersifat, sebab bila Allah memiliki sifat ( ilmu, hayat, sama’, basyar dll ) maka
berarti dapat disamakan dengan makhluk . Allah adalah Esa secara mutlak.
- Soal politik , jabatan kholifah boleh dipegang oleh siapapun, tidak harus dari suku, kuraisy dan
ahlul bait.
- Dalam memahami ayat Al-Qur’an, banyak menggunakan takwil, karena lebih berorientasi pada
resiko.dan tidak banyak menggunakan hadits, kecuali hadits mutawatir.
ASY’ARIYAH
- Pendiri ; Abu Hsan Al asy’ari ( 260 H / 873 M )
- Pada mulanya Al asy’ari adalah penganut setia mu’tazillah ( 40 th )
- Ia keluar karena merasa tidak puas atas jawaban gurunya. Terutama tentang; status
- Orang mukmin, orang kafir dan anak kecil.
- Al jubba’I menyatakan; orang mukmin masuk surga, orang kafir masuk neraka, anak
- Kecil tidak masuk surga dan neraka. Al asy’ari meninggalkan ( I’ tizal ) majlis gurunya.
- Dan mendirikan sendiri.
JABARIYAH
- Paham jabariyah lahir di khurosan, iran abad ke 2 H /8 M.
- Pelopor; Ja’ad bin Dirham, dilanjutkan jahm bin sofwan
- Jabariyah berasal dari kata “ jabr “; terpaksa
Inti ajaran jabariyah antara lain;
1. Manusia tidak punya kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya dan tidak punya kemampuan
untuk memilih .- manusia melakukan tindakan dalam keadaan terpaksa.“ Tiada daya dan kekuatan
kecuali atas ijin Allah “
2. Allah tidak punya sifat, selain zatnya sendiri. Bila Allah punya sifat, berarti ada “sesuatu lain “ yang
menempel pada zatnya. Allah tidak dapat diserupakan dengan makhluk.
3. Al- Qur’an adalah makhluk ( diciptakan Allah ) bersifat hadits ( baru ) bukan kalamullah yang Qodim ,
sebab Allah tidak punya sifat bicara ( taklim )
4. Manusia tidak dapat melihat Allah dengan mata fisik di akhirat, sebab Allah adalah imateri.
5. Surga dan neraka tidak abadi , tapi ( terbatas ). Sebab satu- sayunya yang kekal hanyalah Allah.
6. Iman tidak rusak oleh perbuatan. Orang yang melakukan dosa tidak dapat disebut kafir.
MU’TAZILAH
- Muncul abad l H/ 7 M.
- Pendiri : Wasil bin Atha’
- Wasil bin Atha’ memisahkan diri dari majlis pengajian di masjid kufah dipimpin
- Hasan Al basri, karena tidak puas atas jawaban gurunya tentang kedudukan orang
- Mukmin yang melakukan dosa besar.