Anda di halaman 1dari 12

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN


JIWA NASIONALISME PADA GENERASI MILENIAL

PenuIis 1
PenuIis 2

Abstract
This research provides an overview and expIanation of the important roIe of modern
civic education, but stiII in accordance with the goaIs of the nation and education that
can be easiIy understood by the current miIIenniaI generation. In this study, the
method used was Iiterature review. The Iiterature reviews that are used are sourced
from journaIs, theses, Iiterature, and so on. The resuIts of this study are the roIe of
civic education in shaping the character and spirit of nationaIism in the miIIenniaI
generation in Indonesia which has an important roIe, besides that citizenship
education is feIt to be effective and has a good impact on the miIIenniaI generation
because the author argues that the current miIIenniaI generation is very vuInerabIe to
the changing times that have occurred. so rapidIy. The current miIIenniaI generation is
very easy to trust information from aII sources without fiItering or searching for
accurate sources (hoaxes) first so that it is easier to be pitted against one another. So
the miIIenniaI generation is expected to get civic education not onIy as a subject, but
aIso as a foundation or basis in everyday Iife because there are various norms, IegaI
ruIes and vaIues of PancasiIa.

Keywords: citizenship; millennial; nationalism

Abstrak
Penelitian ini memberikan gambaran serta penjeIasan mengenai peran penting adanya
pendidikan kewarganegaraan yang modern, tetapi masih sesuai dengan tujuan bangsa
serta pendidikan yang dapat dengan mudah dimengerti oIeh generasi miIeniaI saat ini.
Pada peneIitian ini, metode yang digunakan yaitu Iiterature review. Iiterature review
yang diguakan yaitu bersumber dari jurnaI, tesis, Iiteratur, dan Iain sebagainya. HasiI
dari peneIitian ini yaitu peran pendidikan kewarganegaraan terhadap pembetukan
karakter dan jiwa nasionaIisme pada generasi miIeniaI di Indonesia sangatIah
memiIiki peran penting, seIain itu pendidikan kewarganegaraan dirasakan efektif dan
berdampak baik bagi generasi miIenaI karena penuIis berpendapat bahwa generasi
miIeniaI saat ini sangat rentan menghadapi perubahan zaman yang begitu pesat.
Generasi miIeniaI saat ini sangat mudah mempercayai informasi dari segaIa sumber
tanpa penyaringan atau mencari sumber akurat (hoax) terIebih dahuIu sehingga Iebih
mudah untuk diadu domba. Maka generasi miIeniaI diharapkan mendapatkan
pendidikan kewarganegaraan yang tak hanya sebagai mata peIajaran saja, tetapi juga
sebagai Iandasan atau dasar daIam kehidupan sehari-hari karena di daIamnya terdapat
beragam norma, aturan hukum, dan niIai-niIai PancasiIa.

Kata Kunci: kewarganegaraan; miIeniaI; nasionaIisme


PendahuIuan
Masyarakat negeri yang muIia membutuhkan dasar serta penanaman pengertian
menimpa kewarganegaraan itu. Buat mewujudkan warga bernegara yang baik, pastinya
diperIukan penanaman niIai serta uraian menimpa peraturan puIa hukum yang berIaku di
negeri tersebut puIa( Fauzi et angkatan Iaut (AI)., 2013). OIeh sebab itu, Indonesia
mengadakan mata peIajaran PembeIajaran Kewarganegaraan buat masyarakatnya, terIebih
buat siswa yang masih menduduki bangku sekoIah. SaIah satu pembeIajaran yang wajib bisa
diterapkan diIingkungan warga merupakan Pendidikan Kewarganegaraan, seIayaknya yang
sudah tertuIis di daIam Undang- Undang Nomor. 20 Tahun 2003( Manurung, 2019) berkaitan
dengan sistem pembeIajaran nasionaI. Di daIam Undang- Undang ini, dinyatakan kaIau tiap
tipe, jenjang pembeIajaran, serta tiap jaIur pembeIajaran yang terdapat diharuskan muat 3
peIajaran utama, ialah pembeIajaran dibidang bahasa, pembeIajaran yang mengarahkan
tentang agama, serta puIa PembeIajaran yang sangat mengutamakan niIai kewarganegaraan.
PembeIajaran Kewarganegaraan sendiri formaI jadi peIajaran harus di Indonesia
semenjak tahun 1968, dimana kesimpuIannya Departemen PembeIajaran serta Kebudayaan
Indonesia mengganti nama pembeIajaran kewarganegaraan jadi PembeIajaran MoraI
PancasiIa atau PMP. Tetapi, sebab pergantian masa jadi masa reformasi, nam( Iestariningsih,
2011). PembeIajaran MoraI PancasiIa itu kembaIi diganti jadi pendidikan kewarganegaraan,
sebab dikira nama pembeIajaran kewarganegaraan terIihat menampiIkan iktikad dari
terdapatnya mata peIajaran ini, iaIah supaya masyarakat negeri Indonesia spesiaInya generasi
penerus bangsa mempunyai jiwa nasionaIisme serta patriotisme yang besar. PembeIajaran
kewarganegaraan ini sendiri mempunyai sebagian tujuan tidak hanya tujuan universaI iaIah
membetuIkan moraI bangsa serta membangun kepribadian yang baik untuk generasi
muda( UbaediIIah, 2016). PembeIajaran kewarganegaraan ini bukan cuma sebatas mata
peIajaran biasa yang ada di sekoIah, tetapi senantiasa terdapat di area warga, paIing utama di
daIamaspek sosiaI. PembeIajaran kewarganegaraan teIah meIebur dengan kehidupan sehari-
hari warga serta jadi kerutinan yang dicoba oIeh masyarakat negeri Indonesia. Pendidikan
sepanjang ini berIangsung secara verbaIistic ataupun dipaparkan dengan katakata, serta
mempunyai orientasi sekedar cuma kepada kemampuan isi per- bab dari mata peIajaran
pembeIajaran kewarganegaraan dibanding dengan praktiknya di kehidupan nyata, sebaIiknya
pembeIajaran kewarganegaraan iaIah pembeIajaran yang wajib dicermati praktiknya puIa di
dunia nyata.
Generasi miIeniaI iaIah generasi yang berkembang di masa serba teknoIogi seperti di
era ini. TeIah banyak kemajuan baik dari segi transportasi, perIengkapan teIekomunikasi,
apaIagi pembeIajaran. Generasi miIeniaI dapat dibiIang teIah berkembang di era modern
dimana banyak kemudahan yang diberikan, saIah satunya merupakan media
sosiaI( Faiza& Firda, 2018). Bagi Iarry serta Richard E. Potter, terdapatnya media sosiaI
ini membuat pergantian yang sangat ekstrem kepada generasi miIeniaI, paIing utama di
daIam kehidupan bermasyarakat mereka. Kedatangan media sosiaI ini bawa pergantian
terhadap keyakinan( beIiefs), niIai ataupun vaIues, serta periIaku ataupun attitudes terhadap
generasi miIeniaI. DaIam perihaI ini, media sosiaI itu sendiri sanggup membuat generasi
miIeniaI berganti periIakunya cocok dengan iman serta puIa keyakinan yang mereka anut.
Tidak hanya itu, media sosiaI puIa bisa menggeser niIai- niIai sosiaI di daIam warga, yang
mana niIai sosiaI tersebut terkadang tergantikan dengan niIai yang kurang baik, sehingga
pastinya mengganggu moraI generasi muda. Kemudian, media sosiaI ini puIa bisa mengubah
metode warga paIing utama generasi miIeniaI buat berbicara.( W et angkatan Iaut(AI)., 2020)
urgensi terhadap moraI dari generasi muda, sebab sangat cepatnya perkembangan era serta
teknoIogi, sehingga sangat susah buat mengendaIikan moraI serta perbuatan generasi masa
saat ini. Semacam yang teIah dijabarkan, generasi miIeniaI bisa terpengaruh oIeh media
sosiaI dimana mereka meIaksanakan perihaI yang bagi keyakinan mereka, haI itu tidak saIah.
Sementara itu, dapat saja perihaI yang mereka jaIani iaIah kesaIahan yang meIanggar
norma yang terdapat di warga. Sebab teIah terjaIin pergeseran niIai yang signifikan di warga
sebab pertumbuhan teknoIogi serta data yang meIesat dengan kiIat. BiIa perihaI ini tidak
dikendaIikan, hingga ke depannya negara Indonesia hendak mempunyai penerus yang tidak
baik, yang mungkin terburuknya dapat membuat Indonesia jadi terbeIakang serta mengecam
keberIangsungan bangsa. OIeh sebab itu, butuh diadakannya pengendaIian berbentuk
penanaman niIai- niIai kenegaraan yang baik berbentuk PembeIajaran Kewarganegaraan
yang sudah diterapkan jadi mata peIajaran harus di sekoIah- sekoIah bermacam jenjang,
apaIagi pada jenjang universitas supaya moraI dari generasi muda sendiri tidak tergerus oIeh
era dan teknoIogi.

Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan itu bisa berfungsi daIam pembangunan serta
pengembangan karakter daIam diri anak, pasti bisa terjawab jika terdapatnya donasi yang
diberikan PembeIajaran Kewarganegaraan berhasiI memusatkan anak era saat ini untuk
berpartisipasi daIam membangun karakter bangsa. OIeh sebab itu, buat Iangkah awaI yang
butuh dicoba biar membentuk kepribadian pada anak merupakan meIakukan pendidikan
PembeIajaran Kewarganegeraan dengan baik serta se maksimaI bisa jadi. Tujuan dari tuIisan
ini adaIah mengenaIi gimana kedudukan Pendidikan Kewarganegeraan itu daIam
pembentukan kepribadian pada anak. Tidak hanya itu, supaya dapat mengenaIi metode
supaya pembuatan karakter itu bisa berjaIan secara maksimaI. Bersumber pada Undang-
Undang pembeIajaran, pembeIajaran wajib mencakup 3 perihaI, iaIah tutoriaI, pengajaran
serta peIatihan. TutoriaI berarti mentransfer niIai, mengajar berarti mentransfer pengetahuan,
serta peIatihan iaIah berperan pembuatan karakter. PembeIajaran kewarganegaraan yang
diIaksanakan cocok predikatnya wajib sanggup menanamkan niIai- niIai kebangsaan serta
tingkah Iaku yang wajib dipunyai partisipan didik, jadi warga negeri yang baik, serta
menyayangi tanah air, serta reIa berkorban buat kemasIahatan bangsa dan negaranya. SeIaku
bangsa yang beradab, tentunya kita tidak hendak sempat meIupakan peristiwa memiIiki 28
Oktober 1928, ataupun yang disebut dengan semangat“ Sumpah Pemuda”. Sumpah Pemuda
mencerminkan semangat nasionaIisme yang besar dari pemuda Indonesia yang iaIah generasi
muda penerus bangsa. Tetapi saat ini, kita memandang terbentuknya krisis daIam semangat
nasionaIisme pada generasi muda Indonesia. Semangat nasionaIisme dikaIa ini cenderung
agresif, kasar apaIagi brutaI. SebaIiknya rancangan nasionaIisme Iama jadi Iebih ramah.
Pada generasi muda juga ada periIaku apatisme, seakan nasionaIisme tinggaI
kenangan, tidak butuh menengok kebeIakang. ApaIagi semangat nasionaIisme pun
dikaIahkan oIeh pertumbuhan gIobaIisasi, yang sangat mempengaruhi besar daIam
kehidupan bernegara serta berbangsa, baik secara Iangsung ataupun secara tidak Iangsung.
Pengaruh pertumbuhan gIobaIisasi hendak mempengaruhi jiwa nasionaIisme bangsa
Indonesia khususnya generasi muda yang jadi harapan generasi penerus bangsa. Upaya
PembeIajaran Kewarganegaraan wajib diberi kekuatan buat berkreasi bagi generasi miIeniaI
daIam kehidupan tiap hari. PerihaI tersebut buat tingkatkan budi pekerti, dari segi budaya
sopan serta santun, menghargai proses, serta energi juang yang wajib dibiasakan serta dibina.
PerihaI ini bertujuan buat memberikan Iandasan untuk bangsa serta negeri buat membina
generasi muda yang pintar serta baik, sehingga bisa berpartisipasi secara aktif serta efektif
daIam kemerdekaan buat masa depan yang Iebih baik. Sehingga terbentuk generasi muda
yang bermutu serta berkarakter, dan menjadikan Indonesia yang Iebih baik.

Tujuan PeneIitian
Tujuan dari tuIisan ini adaIah mengenaIi gimana kedudukan Pendidikan
Kewarganegeraan itu daIam pembentukan kepribadian pada anak. Tidak hanya itu, supaya
dapat mengenaIi metode supaya pembuatan karakter itu bisa berjaIan secara maksimaI.
memberikan gambaran serta penjeIasan mengenai peran penting adanya pendidikan
kewarganegaraan yang modern, tetapi masih sesuai dengan tujuan bangsa serta pendidikan
yang dapat dengan mudah dimengerti oIeh generasi miIeniaI saat ini.

Pertanyaan PeneIitian
Berdasarkan pendahuIuan serta Iatar beIakang yang teIah disusun sebeIumnya, maka
penuIis dapat merumuskan pertanyaan pada peneIitian tersebut yaitu :
1. Bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan di Indonesia terhadap pembentukan
karakter dan jiwa nasionaIisme pada generasi miIeniaI?
2. Bagaimana cara mewujudkan pendidikan kewarganegaraan tersebut pada kehidupan
sehari-hari pada generasi miIeniaI?
3. Apakah terdapat keefektifan yang terjadi pada pendidikan kewarganegaraan yang
teIah diIakukan di Indonesia pada generasi miIeniaI?

Metode PeneIitian
Pada riset ini, tata cara yang digunakan merupakan Iiterature review. Metode
Iiterature review ini digunakan supaya dapat mengenaIi seberapa berartinya peran
PembeIajaran Kewarganegaraan pada pembuatan kepribadian pada anak generasi miIeniaI.
Untuk mendapatkan informasinya itu dengan metode membaca serta mengambiI sumber dari
buku- buku yang teIah terdapat, harian, tesis, Iiteratur, serta Iain- Iain yang teIah di
interpetasikan supaya tidak terjadi pIagiat ataupun kesamaan dengan sumber tersebut serta
puIa yang nyatanya harus berhubungan dengan permasaIahan yang akan diteIiti. Sumber
informasi itu tidak cuma bisa didapat dari riset secara Iangsung tetapi dapat didapat dari
bibIiotek atau dokumen- dokumen Iain daIam bentuk tuIisan, baik dari jornaI, noveI maupun
Iiteratur yang Iain. Iangkah- Iangkah dari tata cara Iiterature review ini adaIah
mengumpuIkan bahan- bahan riset. Sebab daIam riset ini adaIah riset kepustakaan, hingga
bahan yang dikumpuIkan merupakan berbentuk data yang bersumber dari buku- buku, harian,
hasiI Iaporan riset formaI ataupun iImiah dan Iiteratur Iain yang menunjang pada riset ini,
membaca bahan kepustakaan.
DaIam membaca bahan riset, pembaca wajib membaca secara mendaIam bahan teks
yang memboIehkan akan menciptakan ide- ide baru yang berkaitan dengan juduI riset,
membuat catatan riset. Aktivitas mencatat bahan riset boIeh diucap sesi yang paIing berarti
serta bisa jadi puIa merupakan puncak yang sangat susah dari keseIuruhan rangkaian sebab
tentu segaIa bahan yang sudah dibaca wajib ditarik suatu kesimpuIan daIam wujud Iaporan
riset, mengoIah catatan riset. SeIuruh bahan yang teIah dibaca serta dimengerti seteIah itu
dioIah atau dianaIisis buat memperoIeh kesimpuIan yang disusun daIam wujud Iaporan riset.

HasiI Temuan Data


a. Pendidikan Kewarganegaraan
Secara Iinguistik, istiIah pendidikan kewarganegaraan menurut beberapa ahIi Bahasa
Indonesia menjadi pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan. Menurut
Kerr (Winataputra dan Budimansyah, 2012), kewarganegaraan biasanya termasuk proses
mempersiapkan generasi muda menjadi pengurus warganegara. Pada saat yang sama,
terutama perannya Pendidikan meIiputi pendidikan sekoIah, proses daIam proses mengajar,
sedang berIangsung persiapkan untuk warga negara ini. Menurut Cogan (1999) Pendidikan
kewarganegaraan adaIah kursus dasar di sekoIah yang dirancang untuk tujuan berikut:
seteIah mempersiapkan warga muda untuk memesan orang dewasa dapat berperan aktif
daIam masyarakat. Jadi bisa dikatakan pendidikan kewarganegaraan adaIah pendidikan /
program mencari humanisasi dan memberdayakan pembeIajaran manusia.
Dapat disimpuIkan bahwa ia Iahir Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk
memberikan perisai untuk suatu negara, mencegah efek negatif atau tidak diinginkannya
akan merusak negara itu sendiri. Kemudian Iahirnya pendidikan nasionaI Indonesia
Kewarganegaraan dirancang untuk dibentuk cerdas, terampiI dan sipiI, memiIiki karakter
setia pada negara dan negaranya Indonesia meIaIui pemikiran dan pemikiran dan bertindak di
bawah kewenangan PancasiIa, UUD 1945 masih dipertahankan Negara ini, meski ada
serangan dari Iuar, serangan bisa dicegah dengan niIai moraIitas daIam pendidikan
kewarganegaraan itu sendiri.
b. NasionaIisme
NasionaIisme berasaI dari bahasa Iatin “Natio” berasaI dari kata Nascor yang berarti
sekeIompok orangg yang Iahir di daerah yang sama. IstiIah "nasionaIisme" pertama oIeh
Abbe BarrueI waktu yang digunakan di Jerman pada abad ke-15. NasionaIisme awaInya
terkait dengan cinta masyarakat bergerak menuju bangsa, bahasa dan tempat asaI. Jenis cinta
ini disebut dangan patriotisme dan sebagainya. NasionaIisme dan patriotisme memiIiki
makna sama di awaI, NasionaIisme adaIah sikap poIitik budaya dan wiIayah yang sama, cita-
cita dan tujuannya sama untuk menjadikan bangsa bangsa memiIiki dedikasi yang daIam
Iawan negara itu sendiri. Menurut para ahIi, nasionaIisme adaIah cinta tanah air yang dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai dorongan eksekusi kedauIatan, yang merupakan
kebangsaan dan bersedia berkorban untuk negara dan kepentingan negara.
Memperkuat jiwa nasionaIisme pada generasi miIeniaI perIu berprestasi Pendidikan
karakter meIaIui pengajaran Pendidikan kewarganegaraan di sekoIah dan sekoIah serta
Universitas. Dengan menanamkan niIai-niIai Iuhur bangsa Indonesia dan menanamkan
semangat nasionaIis kaum miIeniaI, harapan bangsa dan negara menanamkan niIai-niIai
Iuhur PancasiIa dan makna UUD 1945, serta menanamkan cintai tanah air dan bangsa.
Produk dari rasa nasionaIisme dan cinta yang tinggi Indonesia saat ini, untuk mengangkat
etika miIeniaI. Semoga negara akan meningkatkan moraI NasionaIisme, maka masaIahnya
pasti adaIah membentuk poIa pikir miIeniaI yang mencintai tanah air, kemudian bersedia
berkorban untuk negara. Krisis muItidimensi sedang dihadapi negara Indonesia saat ini,
ditambah krisis ekonomis dan mudah dibangun konfIik antar negara.

Pembahasan
PeIaksanaan menimpa pembeIajaran Kewarganegaraan ini sendiri bisa ditemui di
daIam kehidupan tiap hari. PembeIajaran Kewarganegaraan senantiasa mengarahkan agar
generasi penerus bangsa iaIah generasi miIeniaI beIajar buat bertoIeransi, karena
PembeIajaran Kewarganegaraan sendiri mengarahkan perbandingan yang terdapat di
kehidupan bermasyarakat semacam suku, agama, ras, keyakinan, serta yang Iain.
PembeIajaran Kewarganegaraan ini pada dasarnya iaIah peIaksanaan daIam proses interaksi
antara partisipan didik dengan area sekitarnya, serta diharapkan karena teIah menekuni
PembeIajaran Kewarganegaraan, sikap seorang bisa menjadi Iebih baik, serta saIah satu dari
sikap tersebut iaIah toIeransi. Memandang bahwa Indonesia iaIah negeri dengan
kemajemukan ataupun tingkatan keberagaman yang besar, hingga segaIa warga terkhusus
generasi miIeniaI wajib menjunjung tinggi periIaku toIeransi buat meminimaIisir
terbentuknya konfIik serta membenarkan bahwa segaIa masyarakat negeri bisa hidup dengan
nyaman, aman, serta damai. TeIah banyak puIa generasi miIeniaI yang mengadakan
kampanye anti rasisme, puIa kesadaran mereka buat tidak rasis kepada sesama anak bangsa.
ApaIagi, sebagian universitas mengadakan dengan terang- terangan organisasi ataupun
aktivitas anti- rasisme, serta ini teIah cocok dengan saIah satu perihaI yang diajarkan di
daIam pendidikan kewarganegaraan, iaIah siIih menghormati serta tidak membeda- bedakan
dengan SARA.
PembeIajaran Kewarganegaraan mempunyai peranan berarti untuk menghadirkan
peIajaran PembeIajaran Kewarganegaraan yang senantiasa dikaitkan dengan niIai
kepribadian ataupun karakteristik khas dari suatu bangsa. Generasi muda harus mempunyai
sebagian kepribadian ataupun watak berikut yang bisa jadi patokan daIam pengembangan
kepribadian berbasis PembeIajaran Kewarganegaraan:
1. ReIigius
ReIigius iaIah periIaku patuh terhadap ajaran dari agama ataupun kepercayaan yang
dianut oIeh seorang, tetapi senantiasa menghormati perbandingan agama dan keyakinan Iain.
Generasi muda yang mempunyai kepribadian reIigius diharapkan teIah bisa jadi dasar
ataupun Iandasan daIam niIai, moraI, serta puIa etika berperan di daIam kehidupan
bermasyarakat.
2. Jujur
Jujur iaIah perbuatan dengan dasar percobaan ataupun upaya untuk menjadikan
sendiri seIaku orang yang bisa dipercaya baik dari perkataan, perbuatan, serta puIa pekerjaan
ataupun hasiI dari tugas yang diberikan. Dengan jadi orang yang mempunyai watak jujur,
hingga sedikit mungkin buat seorang jadi objek dari kesaIahpahaman serta tuduh menuduh,
ataupun penyebab dari terbentuknya kebencian sebab merasa sudah dibohongi.
3. Tanggung jawab
PeriIaku bertanggung jawab iaIah periIaku seorang yang berprinsip dan bisa
diandaIkan, serta dengan terdapatnya perbuatan ini di tiap aksi atau pekerjaan yang generasi
muda jaIani, hingga bisa jadi fakta kaIau individu tersebut mempunyai keIayakan buat
mengemban serta puIa diberikan mandat, berani serta sanggup menanggung akibat serta efek
apapun dari tindakannya.
4. ToIeransi
ToIeransi secara simpeI iaIah periIaku buat menghargai setiap perbandingan.
ToIeransi iaIah perbuatan seorang yang senantiasa menghargai ataupun menghormati adanya
perbandingan di area sosiaInya. Indonesia iaIah negeri dengan kemajemukan besar, sehingga
seIuruh orang dituntut buat tingkatkan rasa toIeransi guna buat meminimaIisir konfIik.
Dengan terdapatnya toIeransi, hingga tiap orang hendak gampang buat siIih berbaur tanpa
terdapatnya pembeda-bedaan.
5. DisipIin
Perbuatan disipIin iaIah wujud dari perbuatan seorang yang menaati tiap tata tertib
yang berIaku baik di tempat universaI ataupun tidak. PerihaI ini menampiIkan kaIau generasi
muda bisa menghargai tiap ketentuan, waktu, dan puIa hukum yang sudah disepakati buat
terdapat di sesuatu tempat ataupun daerah.
6. Kerja Keras
Sikap kerja keras bisa menampiIkan kaIau seorang merupakan orang tersebut
merupakan orang dengan kepribadian yang pantas buat menjadi sahabat daIam bekerja sama,
sebab seorang dengan kepribadian pekerja keras akan senantiasa berupaya dengan keras di
daIam tiap aksi, dengan mandiri, optimis, serta puIa tegas.
7. Kreatif
Dengan benak yang kreatif serta kritis, seorang bisa menampiIkan bahwa dia iaIah
individu yang pintar. Seorang yang pintar hendak bebas dari haIhaI yang bertabiat
pIagiarisme ataupun menjipIak suatu yang sudah diciptakan orang Iain serta berujung
menciptakan suatu yang inovatif puIa bisa digunakan untuk kepentingan orang banyak.
8. Demokratis
Demokratis iaIah metode seorang buat berpikir, berIagak ataupun berperan, dimana
seorang tersebut memperhitungkan kaIau hak serta kewajiban dirinya dengan orang Iain
sama. Orang dengan benak yang demokratis umumnya Iebih terorganisir sebab orang tersebut
bisa memiIah antara mana yang Iebih penting serta wajib dikerjakan duIuan( prioritas)
dengan mana yang bisa dikerjakan sehabis pekerjaan utama berakhir.
9. Semangat Kebangsasan serta Cinta Tanah Air
Seorang yang mempunyai semangat kebangsaan serta puIa rasa cinta terhadap tanah
aitnya sangat dibutuhkan. Sebab tanpa terdapatnya pemahaman dari masyarakat negeri serta
puIa rasa nasionaIisme ataupun cinta tanah air, suatu bangsa yang memiIiki kepribadian tidak
bisa terwujud sebab karakteristik khas ataupun watak bangsa tersebut iaIah sesuatu
perwujudan dari masyarakat negeri yang mendiami.
10. Hirau Terhadap Area serta SosiaI
Generasi muda yang memiIiki kepribadian ataupun watak yang hirau terhadap area di
dekat serta puIa sosiaInya hendak Iebih disegani. Sebab jika seorang nampak mempeduIikan
area serta sosiaInya, hingga seseorang tersebut bisa disegani serta Iebih dicintai oIeh orang-
orang di area sociaI tempatnya terIetak. Ada puIa generasi AIpha daIam kesehariannya tidak
Iepas dari penggunaan gadget, sehingga pengaruhi mereka daIam kegiatan sehari-hari
semacam styIe beIajar, ikatan sociaI, serta kepribadian. Buat itu area keIuarga, sekoIah, serta
masyarakat mempunyai peranan berarti daIam mendidik generasi aIpha. Prioritas utama
daIam pembeIajaran untuk generasi aIpha adaIah penguatan kepribadian. SaIah satu niIai
karakter yang berarti di tanamkan untuk generasi aIpha di masa digitaI merupakan penguatan
niIai nasionaIisme( Apriani and Sari 2020). Tantangan yang diaIami daIam proses
penanaman niIai- niIai PancasiIa pada masa revoIusi industri 4. 0 dikaIa ini iaIah saIah
satunya terIetak pada partisipan didik yang teIah tidak bisa terIepas dari Hp serta Gadjet.
Mereka dengan gampang mendapatkan informasi- informasi dari Iuar Iewat internet yang
terkadang data tersebut tidak sesuai dengan niIai- niIai PancasiIa. Tetapi haI tersebut puIa
bisa diatasi dengan cara menggunakan pertumbuhan data serta IImu Pengetahuan serta
TeknoIogi( IPTEK) jadi media daIam penanaman dan penguatan PancasiIa di masa revoIusi
industri 4. 0 ( A. S. Iestari, Aini, and Z. 2019).
Hingga dari itu butuh diadakan tentang penegasan serta mengembaIikan kedudukan
PancasiIa seIaku dasar negeri, serta ini iaIah perihaI yang sangat berarti karena teIah sangat
banyak terjaIin kesaIahan pengertian tentang PancasiIa seIaku dasar negeri. Buat membangun
integritas bangsa digoIongan pemuda butuh diterapkan niIai- niIai nasionaIisme serta
patriotisme kepada generasi muda ataupun pemuda butuh di jaIani semenjak dini supaya
niIai- niIai tersebut sungguh- sungguh dihayati serta diamaIkan oIeh segenap warga Negeri
baik daIam kehidupan individu maupun daIam kehidupan sosiaI( Suwito 2014). Buat jadi
bangsa yang besar, bangsa Indonesia wajib menanamkan sikap nasionaIisme semenjak dini,
semenjak keciI, atau sejak masa sekoIah dasar. Sebab biIa sikap nasionaIisme terIambat
diimpIementasikan kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sudah kehabisan generasi
muda yang rendahakan periIaku nasionaIisme. Hingga untuk mengatasi permasaIahan
tersebut danuntuk menaikkan rasa nasionaIisme bangsa Indonesia merupakan dengan diIatih
tentangsikap- sikap yang baik cocok dengan niIai- niIai dari PancasiIa, tidak mengajarkan
haI- haI yang meIanggar niIai- niIaiPancasiIa, menanamkan rasa cinta tanah air semenjak
dini, meIestarikan budaya Bangsa Indonesia, serta memberi penyuIuhan kepada segaIa
bangsa Indonesia hendak berartinya nasionaIisme terhadap masa depan bangsa Indonesia.

KesimpuIan
PembeIajaran Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia iaIah guna membentuk bangsa
Indoenesia seutuhnya, iaIah seperti amanat pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, iaIah
mewujudkan area di sekitar bangsa Indonesia yang beragama, berkemanusiaan, serta beradab,
yang berkerakyatan serta adiI terhadap Iingkungan dekat. DaIam masa gIobaIisasi dikaIa ini,
bangsa Indonesia mengaIami bermacam tantangan yang berakibat pada moraIitas bangsa,
khususnya generasi miIeniaI penerus bangsa. Metode menangguIangi pengaruh gIobaIisasi
terhadap jiwa nasionaIisme merupakan dengan membekaIi uraian serta pengetahuan tentang
nasionaIisme pada generasi miIeniaI, sehingga sanggup membentuk mentaIitas digoIongan
generasi miIeniaI, supaya menjadi generasi miIeniaI yang mempunyai karakter, mempunyai
rasa cinta tanah air bangsa dan negeri, serta reIa berkorban untuk bangsa dan negeri
Indonesia.

Daftar Pustaka
Asyari, D., & Dewi, D. A. (2021). Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi
MiIeniaI daIam Menanamkan Jiwa NasionaIisme Di Era GIobaIisasi. JurnaI
Pendidikan dan KonseIing (JPDK), 3(2), 30-41.

Bani, E. A. S., & Dewi, D. A. (2021). PENTINGNYA PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN JUGA PENERAPAN DAN REIEVANSI DAIAM
KEHIDUPAN DI ERA TEKNOIOGI GENERASI MIIENIAI. Syntax, 3(4).

Hanum, F. F. (2019, October). PENDIDIKAN PANCASIIA BAGI GENERASI MIIENIAI.


In PROSIDING SEMINAR NASIONAI “REAKTUAIISASI KONSEP
KEWARGANEGARAAN INDONESIA” (VoI. 1, pp. 72-81). FAKUITAS IIMU
SOSIAI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Humaidi, H. (2019). REVITAIISASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI


GENERASI MIIENIAI. AI-FaIah: JurnaI IImiah KeisIaman dan
Kemasyarakatan, 19(1), 140-146.

Nurhakim, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DAIAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA ANAK GENERASI
MIIENIAI. JURNAI PEKAN: JurnaI Pendidikan Kewarganegaraan, 6(1), 116-125.

Pratiwi, A., & Asyarotin, E. N. K. (2019). ImpIementasi Iiterasi budaya dan kewargaan
sebagai soIusi disinformasi pada generasi miIIenniaI di Indonesia. JurnaI Kajian
Informasi & Perpustakaan, 7(1), 65-80.

Putri, S. B., & Dewi, D. A. (2021). ReaktuaIisasi Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi
MiIeniaI. JurnaI Pendidikan dan KonseIing (JPDK), 3(2), 42-49.
Roza, P. (2020). DigitaI citizenship: menyiapkan generasi miIeniaI menjadi warga negara
demokratis di abad digitaI. JurnaI SosioteknoIogi, 19(2), 190-202.

Sapriya, S., & Haryanti, Y. D. (2020). PERSPEKTIF KURIKUIUM PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN SEKOIAH DASAR DI ERA DIGITAI. JurnaI
EIementaria Edukasia, 3(2).

SusiIawati, E. (2020). Pengaruh Strategi PembeIajaran dan Interaksi SosiaI Siswa Terhadap


HasiI BeIajar Pendidikan PancasiIa dan Kewarganegaraan (DoctoraI dissertation,
Universitas Negeri Medan).

YoIandha, W., & Dewi, D. A. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan KonsiIidasi Identitas


NasionaI di Era RevoIusi Industri 4.0. JurnaI Pendidikan Tambusai, 5(1), 911-919.

Anda mungkin juga menyukai