Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
TA. 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat sehat, sehingga penyusunan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah “Praktik Klinik Keperawatan” ini dapat selesai
sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada
sunnahnya.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik dalam maupun luar
negeri sesuai dengan peraturan perundang — undangan yang berlaku. (KepMenKes RI
No.1239 Tahun 2001). Sebagai suatu profesi, perawat bertanggung jawab memberikan
pelayanan perawatan sesuai dengan wewenang yang dimiliki secara mandiri atau
berkolaborasi. Hal ini tersebut dimungkinkan karena perawat memiliki ilmu dan kiat
keperawatan yang mendasari praktik profesionalnya. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah
beda dengan seseorang bidan atau dokter, yang bisa membuka tempat praktik pelayan
perawatan kesehatan. Dari beberapa hasil penelitian, bahwa di Indonesia keperawatan di
rumah berkembang dengan pesat yang didukung oleh faktor ekonomi yaitu semakin tingginya
biaya pelayanan di rumah sakit. Namun, sebenarnya perawat tidak diperbolehkan membuka
praktik keperawatan mandiri karena peraturannya masih diatur dalam surat KepMenKes 1239
dan saat ini masih berupa RUU yang belum mendapatkan pengesahan dari DPR.
Pada era sekarang ini, perawat kesehatan tidak identik lagi dengan pembantu dokter masa lalu.
Eksistensi dan kredibilitasnya, diakui berbagai kalangan telah maju dan berkembang menjadi
kelompok profesional sehingga bisa membuka praktik mandiri di rumah. Beberapa alasan
4
mengapa keperawatan kesehatan di rumah merupakan alternatif yang banyak diminati
masyarakat antara lain, lebih hemat biaya, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih
optimal, lingkungan memberikan efek yang teraspeutik dan memberikan kesempatan bagi
kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis.
Melihat kepada kenyataan — kenyataan yang tergambar di atas maka praktik keperawatan
mandiri dapat dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai keterampilan intelektual,
keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan utamanya kepada individu, masyarakat secara efektif dan terjangkau.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari praktik klinik keperawatan?
2. Apa unsur-unsur praktik mandiri keperawatan?
3. Apa reality praktik mandiri keperawatan?
4. Apa syarat membuka praktik mandiri keperawatan?
5. Apa ada aturan dan persyaratan parktik mandiri keperawatan ?
6. Apa sarana dan prasarana praktik mandiri keperawatan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian praktik klinik keperawatan.
2. Mengetahui unsur-unsur praktik mandiri keperawatan.
3. Mengetahui reality praktik mandiri keperawatan.
4. Mengetahui syarat membuka praktik mandiri keperawatan.
5. Mengetahui aturan praktik mandiri keperawatan
6. Mengetahui sarana dan prasarana praktik mandiri keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon terhadap
perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem
pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan
dalam kegiatankegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,
monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan
individu, keluarga maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi
penyakit yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini
dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien
dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri,
6
memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang
kurang terampil dan berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan
kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan
pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik
keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan
kenyamanan membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran
membantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,
pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan.
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat mengenai
masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi dalam
membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan
klien terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan
memelihara tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat
bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain
dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi kebijaksanaan kesehatan,
baik tingkat local, regional maupun internasional, aktif terlibat dalam program
perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan
informasi kepada semua level.
Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan mandiri tergambarkan dalam kegiatan-
kegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,
monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan
individu, keluarga maupun masyarakat. Perawat mengkaji kesehatan klien, mendeteksi
penyakit yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor intervensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini
dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien
7
dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain. Karena praktik mandiri
keperawatan bukan berarti praktik sendiri tetapi diperlukan adanya proses kolaborasi
dengan profesi kesehatan lain atau sesama profesi.
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri,
memonitor efek efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang
kurang terampil dan berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan
kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan
pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik
keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan
kenyamanan membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran
membantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,
pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan..
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat mengenai
masalahmasalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengelola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi dalam
membentuk dan mengelola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin
kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi birokrasi,
membangun dan memelihara tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk
pasien. Perawat bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan
kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi
kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun internasional, aktif terlibat
dalam program perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan, menganalisis dan
memberikan informasi pada semua level. Menjelang dijalankannya Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2014, pemerintah berusaha untuk menyiapkan
kelengkapan fasilitas dan kualitas layanan medis, baik itu pusat kesehatan masyarakat
(Puskemas) maupun rumah sakit (RS) milik pemerintah. Nantinya, tidak ada lagi dokter
yang berpraktik pribadi di rumah karena semua standarnya adalah klinik. Pada tahun yang
akan datang semua yang akan menjadi mitra BPJS harus berstandar klinik. Itu berarti
minimal ada tiga dokter yang berpraktik selama 24 jam, ada apotek, laboratorium,
sehingga semua terintegrasi di satu tempat. Jika SJSN sudah dijalankan, pelayanan
8
kesehatan harus dilakukan secara berjenjang. Ini berarti peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) harus berobat mulai dari layanan dasar, yakni ke puskesmas atau klinik
terdekat yang menjadi mitra BPJS. Melihat dan memperhatikan trend yang berkembang
dewasa ini, para perawat yang saat ini sedang giat untuk mendirikan dan membangun
praktik keperawatan mandiri selayaknya harus segera mengadaptasikan rencana yang
telah dibuat agar sesuai dengan era kekinian. Artinya bahwa perencanaan yang ada,
dimana setiap perawat berupaya untuk membentuk praktik keperawatan mandiri secara
individual, ke depan harus berkompromi dengan program pemerintah. Artinya adalah
mau tidak mau para perawat yang ingin menjalankan praktik keperawatan mandiri harus
mencari cara agar dapat terlibat bersama dengan profesi kesehatan lain untuk membentuk
klinik swasta bersama lintas profesi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif, baik diagnosis terapi dan rawatannya, juga tetap menjalin kerjasama
dengan lembaga yang mengelola BPJS agar biaya pelayanan yang diberikan ter-cover dan
dapat dibayarkan melalui program JKSN tersebut. Ini artinya bahwa peluang berusaha
bagi perawat tetap terbuka lebar, hanya saja ke depan para perawat yang mempunyai
praktik keperawatan mandiri harus mampu mengintegrasikan praktik keperawatan
mandiri yang dikelolanya masuk kedalam layanan kesehatan yang diberikan oleh klinik
swasta. Sehingga secara bersama-sama memberikan pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain. Beberapa bentuk praktik mandiri
11
3) Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet,
stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.
12
periksa/konsultasi/asuhan keperawatan, ruang penyimpanan alat kesehatan, toilet
dan ruang lainnya sesuai kebutuhan.
Memiliki sistem air berish, kelistrikan atau pencahayaan yang cukup, ventilasi
atau sirkulasi udara yang baik dan prasaran lain sesuai dengan kebutuhan.
c. Papan Nama Praktik
Perawat yang membuka praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik.Papan
nama mudah dibaca oleh masyarakat.
Memuat nama perawat, nomor STR, Nomor SIPP dan terdapat keterangan
“memberikan Asuhan Keperawatan”
13
Persyaratan 1. MinimalD3denganpengalaman 1. Praktikmandiri
kerja9tahundalambidangyang keperawatanyangbersifat
sama(MedikalBedah)dengan kelompokharusmemiliki
pengawasan NersKeperawatan point1-7danakte
2. NersKeperawatandengan Pendirian
pengalamankerja2tahunbidang 2. PraktikMandiri
yang sama(MedikalBedah) keperawatanyangbersifat
denganpengawasanS2 Kelompokdibawah
Keperawatan institusi,makatidakperlu
3. S2Keperawatandengan Aktapendirian
pengalamankerja1tahun 3. Memilikidanmematuhi
4. Memilikisertifikasidalambidang SOP
Terkait
5. Anggotahimpunanorganisasi
medicalbedah
6. MemilikiSIPPyangmasihberlaku
7. Memilikitempatpraktikyang
permanen sesuaidenganstandar
14
8. MemilikidanmematuhiSOPdan
SAKygdikeluarkanoleh
organisasiprofesi
9. Memilikisuratizinatau
rekomendasidariRT,RW,
Puskesmasdilokasitempat
praktik.
10.Memilikiformatdokumentasi
keperawatansesuaistandar(PR
KMB)
1) Sarana Ruangan
Membuat papan nama yang diletakan diluar ruangan dan mudah terbaca oleh umum
Menyesuaikan aturan tentang sarana dan prasarana pelaksanaan praktik keperawatan yang
ada.
- Mudah dibersihkan
- Ukuranmemnuhistandarisasiyangbaik
b) Mudah diisi
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
Helwiah. 2004. Home care sebagai bentuk praktik mandiri perwat di rumah sakit
dalam jurnal keperawatan Universitas Padjadjaran.Bandung. PSIK-FK-Unpad
Bandung. co.id. 11 maret 2009.