Anda di halaman 1dari 61

TM 1 PENGANTAR NUTRITION CARE PROCESS

- Pasien yang dirawat di rumah sakit akan menerima hak asuhan yang sama.
- Pasien yang akan menerima NCP adalah yang beresiko Malnutrition.

- Bersifat Sistematis karena sesuai dengan alur.


- Perlu Dilakukannya Asesmen untuk menentukan rencana gizi pasien.
- Berpikir kritis untuk mencari rencana yang sesuai dengan diagnosis pasien.
Pada NCP perlu diperhatikan seperti:
1. Pengetahuan terkait ilmu dietetik
2. Kompetensi dan Skill
3. Berpikir kritis
4. Kolaborasi
5. Komunikasi yang harus dijalani
6. Adanya Bukti
7. Kode etik
Diagnosis Gizi merupakan jembatan antara assessment dan rencana intervensi dan
merupakan salah satu langkah NCP:

Terdapat ADIME dalam NCP:

- Assesment
- Diagnosis
- Intervensi
- Monitoring dan evaluasi
Terdapat 5 langkah Asuhan Gizi:

1. menentukan diagnosa masalah gizi


2. menentukan kebutuhan zat gizi
3. mempersiapkan makanan/gizi untuk mendukung pengobatan dan kesembuhan
4. pelaksanaan pemberian zat gizi oral/enteral/parenteral
5. evaluasi pengkajian respon pasien

- Dilakukannya skrining untuk melihat pasien apakah memiliki resiko malnutrisi


atau tidak
- Jika tujuan tercapai asuhan gizi di stop dan pasien boleh pulang
- Jika tujuan tidak tercapai dilakukannya pengkajian ulang
TM 2 STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
Standar makanan rumah sakit merupakan pedoman pemberian makanan bagi pasien di
Rumah sakit
Ada 2 golongan :
1. Makanan Biasa (Normal diet, reguler diet) > u/ ibu melahirkan normal atau sc, org
kecelakaan (tdk mengganggu saluran cerna)
● Merupakan dasar untuk memodifikasi makanan khusus, Dapat memenuhi
kebutuhan gizi pasien, Susunan makanan sama dengan orang sehat di rumah.
● Susunan Gizi Seimbang
● Mengandung serat dalam jumlah cukup
● Cara pemasakan bebas
● Bentuk makanan pokok nasi
● Yang dibatasi makanan terlalu pedas
● Indikasi: Untuk pasien tanpa gangguan saluran cerna
Contoh menu :
❖ Nasi Putih
❖ Ikan pepes bumbu bali
❖ Tempe goreng
❖ Sayur Sop kimlo
❖ Jeruk
❖ Snack Risoles dan teh manis

2. Makanan khusus (therapeutic diet) > pasien dgn kondisi khusus


● Perubahan konsistensi: makanan lunak, makanan saring, makanan cair, diet
serat rendah dan diet serat tinggi
● Penambahan/pengurangan energi : diet kalori rendah/diet kalori tinggi
● Penambahan/pengurangan jenis makanan: diet garam rendah. Diet laktosa
rendah, diet albumin tinggi
● Perubahan komposisi zat gizi: diet diabetes melitus, diet ketogenic, diet jantung,
diet hati, dll
● Perubahan jumlah dan frekuensi makan: diet lambung, diet diabetes melitus
● Penghilangan/pantangan makanan spesifik : diet alergi
3. Makanan lunak
● Susunan gizi seimbang
● Kandungan serat selulosa lebih rendah daripada makanan biasa
● Makanan mudah dicerna & tidak merangsang saluran cerna (kembung, diare)
● Bentuk makanan pokok tim/bubur nasi
● Indikasi : untuk pasien dg gangguan saluran cerna ringan (mekanis) & demam
ringan
Contoh menu makanan lunak
❖ Nasi tim atau bubur nasi
❖ Pepes ikan bumbu kuning
❖ Tempe bacem
❖ Sayur bening bayam
❖ Pepaya
❖ Snack: teh manis dan nagasari

4. Makanan pokok

➔ Lauk Hewani

➔ Lauk Nabati
➔ Lemak

➔ Sayuran
● Dianjurkan
Sayuran yang tidak banyak serat dan tak membentuk gas, seperti : bayam,
kangkung, kacang panjang, buncis, wortel, dll
● Dipantang
1. Sayuran berserat banyak seperti daun katuk, daun singkong, daun pepaya, di
kacang panjang, nangka muda
2. Sayuran yang membentuk gas, seperti kol, sawi, lobak

➔ Buah-buahan
● Dianjurkan
1. Buah segar:pisang, pepaya,jeruk,mangga,sawo,melon,semangka, kelengkeng
2. pel, pir, anggur tdk dgn kulit
3. Juice buah
● Dipantang
1. Buah yang membentuk gas, durian, nangka
2. Buah serat banyak, nanas, kedondong
➔ Bumbu

➔ Minuman

5. Makanan Saring
● Susunan zat gizi seimbang
● Kandungan serat rendah
● Makanan mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna (kembung, diare)
● Bentuk makanan lumat/halus
● Indikasi : untuk pasien dg gangguan saluran cerna sedang mekanis dan suhu
tubuh tinggi
Contoh Menu Makanan Saring
❖ Bubur tepung beras
❖ Perkedel kukus: ayam , tahu
❖ Sup wortel blender
❖ Juice melon
❖ Snack Susu dan kue talam hunkwe

6. Makanan Pokok Diet saring


➔ Lauk Hewani

➔ Lauk Nabati

➔ Lemak
➔ Sayuran

➔ Buah-Buahan

➔ Bumbu & Minuman Yang Dianjurkan Dan Dipantang


● sama dgn pokok

7. Makanan Cair
Dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
1. cair jernih dan encer (clear liquid diet)
Makanan Cair Jernih
● Indikasi: untuk pasien post operasi sebagai awal pemberian makanan oral
● Kandungan zat gizi sangat rendah, residu minimal disarankan untuk pemberian
jangka waktu pendek
● Jenis minuman yang diberikan teh manis, sirup, juice buah, kaldu ayam, dan
susu diencerkan

2. Cair pekat (full liquid diet)


Makanan Cair pekat
● Indikasi: untuk pasien yang tidak dapat makan melalui mulut, karena disfagia,
post operasi mulut, gangguan kesadaran, tidak mau makan
● Berupa cairan pekat dibuat dari campuran beberapa golongan BM, seperti
makanan pokok, lauk pauk, minyak, buah, sayur dan gula
Formula makanan Rumah Sakit
(Makanan Cair Pekat)
● Mengandung cukup zat gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari
● Mengandung serat makanan terutama serat larut air
● Dalam 1 cc larutan mengandung 1 kcal
● Kandungan kolesterol & purin rendah
➔ Cairan dapat diberikan melalui NGT/pipa atau oral

TM 3 DIET PADA PENDERITA DEFISIENSI GIZI


Penyebab masalah gizi berawal dari krisis ekonomi (masalah dasar) lalu masalah
utama nya yaitu kemiskinan dan pendidikan yang rendah. Ada dua penyebab yaitu
1. penyebab tak langsung : Ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, perilaku
asuhan ibu dan anak dan pelayanan kesehatan
2. Penyebab langsung: Asupan Gizi (disebabkan oleh ketersediaan pangan tingkat
rmh tangga dan asuhan ibu) dan Infeksi penyakit ( disebabkan oleh asuhan Ibu
dan pelayanan kesehatan)
dari dua penyebab tersebut mempengaruhi status gizi.

Pada pasien gizi kurang akan rentan terhadap infeksi


Malnutrisi:
a. Starvation : kekurangan intake yang banyak
b. Undernutrition : intake yang tidak adekuat
c. specific deficiency : kehilangan atau kekurangan zat gizi tertentu
d. imbalance: ketidakcocokan dari zat gizi
e. overnutrition: kelebihan asupan zat gizi

Tahap Gangguan Nutrisi:


1. Cadangan Zat Gizi dalam tubuh menurun (jika output yang lebih besar
sedangkan intake yang lebih sedikit maka nantinya akan digunakan cadangan
zat gizi dalam tubuh sehingga zat gizi dlm tubuh akan menurun)
2. Defisiensi pada jaringan dan serum (didapatkan dari pemeriksaan biokimia)
3. Timbul gejala klinis tidak khas/ daya tahan tubuh
4. Kel. biologis dan fisiologis gejala klinis khas (didapatkan dari pemeriksaan fisik)
5. Perubahan anatomi (didapatkan dari pemeriksaan antropometri)
6. gejala defisiensi nyata dan khas

Gangguan gizi:
1. cadangan tubuh menurun
2. defisiensi pada jaringan dan serum
3. timbul gejala klinis dan daya tahan tubuh menurun (biasanya jika defisiensi zat
gizinya sudah berat maka akan terlihat gejala klinis dan daya tahan tubuh
menurun)
4. Kelainan biologis dan fisiologis dan klinis semakin jelas
5. perubahan anatomis
6. gejala defisiensi semakin nyata dan fatal
kecepatan perubahan tergantung:
1. tingkat kekurangan intake
2. tingkat kebutuhan
3. cadangan yg tersedia

Penyebab
A. Primer
1. Pola konsumsi
2. distribusi makanan ditingkat keluarga (RT)
3. Pola makan (bukan hanya keluarga yang rendah ekonominya tetapi juga
bisa keluarga yang tinggi ekonominya
4. Ketersediaan pangan di RT dan di Pasar

B. Sekunder
1. Disgestion
2. absorpsion
3. Transpotation
4. Ultilization
5. storage excretion
6. peningkatan kebutuhan
Ketika hal tersebut tidak dipenuhi maka terjadinya malnutrisi
1. Kekurangan Energi Protein
Kurang Energi Protein akan membuat gizi buruk (Marasmus, kwarshiorkor)

Status gizi:
Gizi buruk : < -3 SD
Gizi Kurang: -3 SD - < - 2 SD
Gizi Lebih/Gemuk : - 2 Sd - 1 SD
Gizi Obesitas : > 2 SD

Ciri - Ciri Kwashiorkor


Ciri - Ciri Marasmus

10 langkah tatalaksana gizi buruk


Tindakan dan Pengobatan Penyakit Penyerta/penyulit

FASE PERAWATAN
★ Fase stabilisasi

- Dimana kondisi ini pasien mengalami, hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi. atau


pasien mengalami salah satu diantara gejala tersebut.
- Jika sudah bisa teratasi hipoglikemia, hipotermia dan dehidrasi maka sudah bisa
ke fase selanjutnya

★ Fase Transisi

- jika difase ini sudah membaik maka di lanjutkan ke fase selanutnya


(rehabilitasi)
★ Fase Rehabilitasi

- tujuan fase ini untuk tumbuh kejar


- kalau sudah melewati fase ini pasien diperbolehkan untuk pulang ke rmh

★ Fase Tindak Lanjut


- fase ini setelah pasien dipulangkan dari rs
- sudah boleh makan makanan keluarga dan pemberian makanan tambahan
seperti biskuit atau makanan yg tinggi protein dan energi
Resep Formula
Cara Pembuatan Formula WHO

- pembuatan formula harus steril dan tidak pembuatannya di dapur khusus


terpisah dari dapur makanan padat

Resep Modisco
- Jika pasien mengalami diare biasanya diberikan larutan resomal

Langkah tatalaksan Anak Gizi Buruk

- Harus cek terlebih dahulu hasil laboratorium sehingga bisa mengetahui pasien
berada di fase mana
- jika pasien yang baru datang itu mengalami kadar gula darah rendah maka
diberikan larutan gula
Tujuan tatalaksana yaitu untuk memperbaiki zat gizi mikro. karena setiap anak yang gizi
buruk umumnya mengalami defisiensi zat gizi mikro sehingga perlu diberi vitamin dan
mineral.
kekurangan vitamin dapat diberikan multivitamin

Penyebab Kwarshiorkor dan marasmus


sanitasi lingkungan juga mempengaruhi kondisi anak sehingga perlu si assesment
karena termasuk diagnosis behavior, seperti dimana dia tinggal, bagaimana sirkulasi
udaranya serta sanitasi air yang digunakan.

TM 4 DIET PADA PENDERITA DEFISIENSI GIZI (Diet GAKY, Anemia, KVA)

ANEMIA

Klasifikasi

1.Anemia nutritional

- Anemia akibat defisiensi zat gizi ( Paling banyak terjadi )

- Anemia akibat defisiensi B612

-Anemia akibat defisiensi asam folat

- Anemia akibat defisiensi protein

- Anemia akibat defisiensi copper

2. Anemia non nutritional

- Anemia sickle sel

- Anemia pada thalassemia minor

- Terbanyak: defisiensi zat gizi

Akibat/Dampak Anemia

· Kemampuan intelektual

· Prodktifitas kerja

· Morbidaritas anak

· Mortality ibu

· BBLR dan keguguran

Anemia defisiensi besi


1. Intake yg adekuat-> Biasanya terjadi pada vegetarian dengan insufisiensi besi

2. Absorbsi yang adekuat

- Akibat dari diare, achlorhydria,penyakit usus,atrofi gastritis, gastrectomy parsial, atau


total dan pengaruh konsumsi obat,(antasida, cimetidine,cholestyramine,
tetracycline,dsb)

- Asupan Vit C kurang

3. Penggunaan inadekuat

- Sekunder pada gangguan gastrointestinal kronis

4.Peningkatan kebutuhan zat besi

-Kehamilan, bayi, balita, wanita usia subur, ibu menyusui , lansia

5. Peningkatan ekskresi

-Menstruasi yang terjadi berlebihan, pendarahan kronik dari ulkus, pendarahan


hemothroid, varises esofagus, enteritis regional,colitisn ulseratif, parasite, keganasan

Terapi

> Fokus pd penyebab anemia defesiensi besi

>Tujuan utama adalah mengembalikan cadangan besi, bkn hanya mengatasi anemia
saja

Suplementasi

> Pemberian besi inorganik secara oral, dlm bentuk ferrous (pada umumnya yang
digunakan adlh ferrous sulfate)

> Zat besi diabsorbsi paling baik ketika lambung dlm keadaan kosong -> menyebabkan
iritasi lambung

>efek samping gastrointestinal tsb dpt diminimalisir dgn:

-meningkatkan dosis scara perlahan selama beberapa hari sampai dosis yg dibutuhkan
tercapai

-penggunaan ’’chelated form’’ zat besi dr asam amino


- Sustalned release iron preparation

> Efek samping preparat zat besi tergantung pada dosis-> diberikan dosis kecil: jangka
panjang

> pemberian Vit C meningkatkan absorbsi zat besi

dosis zat besi

- Dewasa: 50-2- mg/ hari


- anak-anak : 6 mg/kg bb/ hari

> Penelitian menyatakan absorbsi 10-20 mg zat besi perhari dapat meningkatkan
produksi sel darah merah hingga 3x normal dan meningkatkan kadar Hb

>Peningkatan retikulositosis terlihat dalam tdk hri stlh pemberian preparate besi,
sedngkan peningkatan Hb mulai terjadi stlh hari ke 4 terapi.

> terapi besi sebaiknya ttp dianjurkan dlm beberapa bulan walaupun kadar Hb sudah
mencapai normal, hal ini bertujuan memenuhi cadangan zat besi didalam tubuh.

> Bila suplemen zat gizi tdk berhasil memeperbaiki kondisi anemia maka kmungkinan
yg terjadi adalah:

- Pasien tidak memeatuhi aturan minum (biasanya terjadi karena efek samping yg
tdk menyenangkan)
- pendarahan terjadi lebih cepat dari produksi sel darah
- suplementasi zat besi tdk diabsorbsi dgn baik biasanya trjadi krna steathomea,
celioc sprue, atau dgn kondisi hemodialisi-> pmberian parenteral dlm bentuk
irondextron

INTERVENSI GIZI

> Selain suplementasi zat besi, perlu diperhatikan jumlah zat besi di dlm konsumsi
makanan

> Bioavailabilitas zat besi pd diet lebih penting dari pada jumlah toyal zat besi yg
dikonsumsi pd diet.

Faktor yang mempengaruhi bioavailability

- Tingkat absorbsi zat besi tergantung pd status zat besi


- Bentuk zat besi pd diet-> heme iron yg terdapat pd daging, ikan dan unggas
diabsorbsi lbh baik. dibanding dgn non heme yg terdpt pada sayuran dan biji-
bijian.
- asam askorbat ( mengikat zat besi menjadi bentuk kompleks yg siap diabsorbsi)
- absorbsi zat besi dihambat oleh karbonat,oxalat, fosfat,asam filat, Tannin (banyk
didalam teh dan kopi) dan kalsium.

untuk memaksimalkan absorpsi zat besi dan mencegah anemia makan perlu:

● terapi diet yang tepat dgn memperbaiki pilihan makanan yg akan


meningkatkan intake zat besi diantaranya:
● memasukan sumber vit C setiap kali makan
● konsumsi bahan makanan sumber protein yg mengandung heme
iron( Mfp: meat,fish, poultry) dalam setiap kali makan.
● menghindari EDTA( ethylenediamine tertoac acid) dgn mengecek label
makanan
● mengurangi konsumsi susu, dan mengganti dgn sumber protein yg
mengandung heme iron.( susu tdk dimakan bersamaan dgn waktu
makan)

KVA (Kekurangan VIT A)

Prevalensi :0,7%

Akibat KVA:

-Tingkat mortalitas tinggi

- anak rentan infeksi

-biaya kesehatan tinggi

-perkembangan mental terganggu

-penyakit degeneratif menyerang usia dini

Fermakodinamik

- Vit A diperlukan untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi
gelap.
- Vit A jga dibutuhkan untuk pertumbuhan diet reproduksi dan perkembangan
emrio (pd ibu hamil).

Farmakokinetik
> Vit A diabsorbsi sempurna melalui saluran cerna

> Absorpsi vit A berkurang bila diet kurang mengandung protein atau krna
adanya pnyakit infeksi dan pnykit hati seperti hepatitis, sirosis hati, astruksi
bilaris.

> VIT A disimpan didlm hati sebagai palmitat dalm jumlah kecil jg ditemukan dlm
ginjal, adrenal, paru, lemak, introperitoneal dan retina.

Kekurangan VITAMIN A

>Klinis: xerophthalmia

>KVA : gangguan epitelisasi -> Mudah infeksi ( diare dan ISPA)

Bahaya xeroftalmia-> jika tidak segera diobati menyebabkan kebutaan.

Kaitan penyebabnya Kekurangan Vitamin A

Sebab:

> Keadaan sosial ekonomi

>ketidaktahuan

> Akibat infeksi

> Kekurangan Asi

Program Intervensi

> Distribusi kapsul Vit A pada anak-anak-> kematian berkurang

>konsumsi bahan makanan sumber Vit A

>Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian

- perubahan warna makanan

GAKY (GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM)

> Pembesaran klenjar gondok

> gangguan pertumbuhan,( cebol, bisu, tuli)

>gangguan mental
> Gangguan neouro motor

Penyebab

kekurangan yodium->karena intake yang rendah zat goitrigenetik dalam makanan dan
rendahnya yodium dalam sumber pangan dan air.

● Zat Goistrogenic bekerja mengganggu / menghalangi produksi hormone pada


kelenjar, tyroid. Zat Goistrogenic terdapat dlm makanan->gaitrin adala senyawa
antitiroid trdapat pd tanaman dlm bentuk precusor disbt -> Progoitrin ditemukan
pada ketela, kol, brokoli,lobak,kubis.( progoitrin dpt rusak oleh panas dan
pemasakan).

Besarnya masalah

- didaerah endemic: pegunungan dibeberapa propinsi diindonesia


- didaerah pesisir

PROGRAM INTERVENSI

>Program iodisasi garam

> program penyuntikan preparat beriodium

>Penyuluhan

Program lain (Taraf penelitian)

> iodisasi air

> tetes Iodium


TM 5.1 DIET SALURAN CERNA BAWAH

1. Ulkus Peptikum

· Erosi sebagian mukosa esofagus, lambung dan duodenum

· Etiologi Ulkus Peptikum :

- Ketidakseimbangan antara sekresi asam/pepsin dengan


ketahanan mukosa karena hipersekresi asam lambung, dan
penurunan sekresi mucin

- Trauma lokal, misalnya karena alkohol

- Faktor predisposisi, misalnya: faktor pekerjaan, merokok,


kurang istirahat, keadaan gizi yang jelek, stress psikologi dan fisiologi
serta obat tertentu

· Gejala Ulkus Peptikum

- Nyeri Ulu hati 1-3 jam setelah makan

- Hiperasiditas : lambung terlalu banyak mengeluarkan asam


hidroklorida

- Hematemesis melena pada kasus berat

- Mual, muntah

- Pemeriksaan laboratorium : plasma protein menurun

· Terapi Ulkus Peptikum

- Obat : antasid, antispasmodik, tranquilizer(

- Diit

- Operasi

· Tujuan Diit Ulkus

- Menghilangkan gejala, menetralkan asam lambung,


mengurangi sekresi asam lambung dengan mengistirahatkan lambung,
menyembuhkan tukak, mencegah kambuhnya gejala
· Syarat Diet Ulkus Peptikum

- Energi cukup

- Protein tinggi sebagai penetralisir asam lambung

- Lema tak jenuh cukup untuk menghambat sekresi sekresi dan


penggerakan lambung

- Makanan tidak merangsang secara kimia, mekanik, maupun


termis

- Bentuk makanan sesuai keadaaan penyakit, bertahap dari


lunak sampai dengan biasa

- Porsi kecil dan diberikan sering

- Perlu istirahat fisik dan mental serta situasi makan yang


nyaman

- Hindari cake, coklat dan makanan lain yang dapat merangsang


secara individu

- Hindari alkohol, kopi, cola dan rokok

2. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronis

3. Gastrtis Akut

· Peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, sering


menyerang setelah makan yang berlebihan, makanan tertentu, alkohol
dan rokok yang berlebihan

· Etiologi Gastritis akut :

o Infeksi bakteri melalui makanan misal, staphylococcus

o Obat misalnya salisilat, amonium chlorida

o Toxin dari infeksi gigi, tonsil,sinus

o Faktor lain seperti rangsangan makanan yang bersifat kimia,


termis dan mekanis
· Gejala

o Anoreksia nervosa

o Mual, muntah, kadang diare

o Nyeri ulu hati, terutama bila perut kosong

· Terapi diet

o Puasa 24-48 jam tergantung berat ringannya penyakit

o Berikan nutrisi parenteral 24-48 jam

o Berikan makanan cair beratahap ke makanan lunak

o Hindari makanan yang merangsang:cake, coklat, cafeine

o Berikan penyuluhan tentang kebiasaan pola makanan yang


baik

4. Gastritis kronis

· Peradangan mukosa lambung yang bersifat kronis, biasanya


berhubungan dengan kanker lambung dan ulkus. Pada kasus tertentu
berhubungan tidak langsung dengan TBC, ginjal, dan penyakit jantung.

· Bisa menyebabkan atropy dan kehilangan sel-sel tertentu yang


mengurangi faktor intriksik yang mengganggu absorbsi vitamin B12

· Gejala Gastritis Kronis :

o Nyeri ulu hati

o Mual

o Muntah

· Etiologi Gastritis kronis : Belum jelas, tapi bisa disebabkan oleh :

o Staphylococcus

o Infeksi lokal sinus atau gigi


o Alkohol yang mempengaruhi kelainan mukosa lambung

o Terlalu banyak makan, makan terlalu cepat, makan dalam


keadaan gangguan emosi

· Terapi Diet Gastritis Kronis

o Cukup energi dan zat-zat gizi lain

o Untuk makanan tergantung berat ringannya penyakit (dari


cair sampai lunak) makanan tidak merangsang

o Porsi kecil diberikan sering dan mengunyah makanan


dengan baik

o Berikan suasana makan yang menyenangkan

5. Konsultasi Gizi

● Perlu kerjasama tim (dokter, ahli gizi, perawat)


● Perlu ditekankan pentingnya makan teratur (terutama pada kasus yang sibuk),
perlu makanan selingan
● Perlu diberikan contoh bahan makanan yang tidak merangsang (termis, kimia,
mekanis)
● Perlu mencegah stress berat pada gastritis dan bila mengalami stress berat
hendaknya lambung tetap diisi sampai tengah malam lebih
● Perlu diberikan contoh bahan makanan tinggi/rendah serat atau rendah sisa
tergantug penyakitnya
● Menghindari/membatasi bahan makanan yang merangsang secara individual
● Perubahan kebiasaan makan umunya sulit, karena itu penyuluhan harus
berulang dan bertahap
TM 5.2 PENATALAKSANAAN DIET SALURAN CERNA BAWAH II

1. Kolitis

· Peradangan pada mukosa atau sub mukosa colon yang ditandai


dengan kelemahan dinding usus yang dapat berlanjut menjadi ulcus dan
perdarahan

· ETIOLOGI kolitis : Penyebab belum jelas tetapi dapat dipengaruhi


oleh:

o Emosi, umumnya orang yang cemas dan merasa tidak aman

o Infeksi bakteri, virus, parasit

o Alergi usus, penyakit autoimune

o Faktor genetik

· Gejala

o Diare kronik, kadang- kadang berdarah dan berlendir

o Rasa sakit di perut dan kadang-kadang kram

o Penurunan berat badan, kadang-kadang anemia

o Anoreksia nervosa

o Sering flatus

o Kadang-kadang demam

· Terapi

o Obat sulfonamides

o Diet

o Istirahat

· Terapi Diet

o Menghilangkan gejala
o Mengistirahatkan colon

· Syarat Diet Kolitis

o Protein cukup, antara 1-1,5 gr/Kg BB untuk penyembuhan jaringan


luka

o Tinggi energi untuk memperbaiki status gizi

o Cukup vitamin dan mineral

o Mula-mula rendah sisa, kemudian secara bertahap konsumsi serat


ditingkatkan, khususnya serat yang tidak kasar

o Porsi kecil dan sering

o Banyak minum

o Nutrisi parenteral pada kasus berat

2. Hemoroid

· Adanya varises atau pecahnya pembuluh darah di sekitar sphinter.


Perlu dijaga agar penderita tidak konstipasi karena feses yang keras akan
menyebabkan perdarahan dan rasa sakit

· Etiologi

o Sering konstipasi

o Kehamilan

o Penggunaan obat pencahar yang terlalu lama

· Gejala :

o Pembentukan bila keadaan bertambah buruk

o Diet

· Terapi Diet

o Mencegah konstipasi
o Mencegah timbulnya perdarahan pada kasus akut

· Syarat Diet

o Makanan cukup kandungan zat gizi

o Pada masa akut diberikan diit rendah sisa dan rendah serat

o Bila sudah memungkinkan makanan cukup serat untuk mencegah


konstipasi

o Minum 8- 10 gelas

o Hindari makanan yang merangsang

o Makanan teratur

o Vitamin B kompleks tinggi

3. Konstipasi / Obstipasi

o Keadaan dimana perjalanan feces melalui colon dan rectum


mengalami hambatan dan sertai kesulitan defekasi

o Etiologi

- Defekasi yang tidak teratur

- Kurang gerak

- penggunaan obat pencahar terlalu lama

- Kecemasan

- Penggunaa obat tertentu

- Makanan kurang serat, kurang cairan, kurang vitamin terutama


B kompleks

Ada 3 TIPE KONSTIPASI :

- Atonik
- Spastik (irritable colon syndrome)

- Obstruksi

1. Konstipasi Atonik

o Karena kehilangan sensibilitas dari rectum. Colon penuh feses, tetapi


daya defekasi berkurang.

o Gerakan peristaltik melemah, feses berjalan lambat dan terkumpul


dan menjadi keras karena air diserap kembali oleh kolon

o Tipe ini sering terjadi pada orang tua, ibu hamil, demam, dan post
dehidrasi

o Etiologi :

- Makanan tidak cukup zat-zat gizi

- Makan yang tidak teratur

- Kurang cairan

- Makanan rendah serat

o Tujuan Diet :

- Meringankan kerja saluran pencernaan

- Merangsang peristaltik usus

o Syarat Diet

- Makan teratur dan berserat untuk merangsang peristaltik usus


dan membentuk bulk feses

- Intake cairan cukup

- Cukup olah raga

- Biasakan defekasi teratur

2. Konstipasi SpaSTIK COLON (Irritable Colon Syndrome)


o Hasil dari stimulasi syaraf usus yang berlebihan sehingga kontraksi
usus tidak teratur, kontraksi colon sigmoid berlebihan tetapi sensitivitas
rectum hilang sehingga feses terkumpul dalam colon.

o Keadaan ini berlawanan dengan konstipasi Atonik

o Etiologi

- Psikologik: Stres yang lama

- Kecewa, gangguan emosi

- Penggunaan obat pencahar yang berlebihan

- Terlalu banyak teh, kopi, alkohol

- Penggunaan obat-obatan antibiotika yang berlebihan

- Penyakit gastroenteritis yang lain

- Kurang tidur, kurang istirahat dan kurang minum

- Defekasi yang tidakteratur

o Gejala

- Jantung berdebar

- Banyak flatus

- Perut terasa penuh

- Kejang perut

- Konstipasi, diare atau kedua duanya

o Terapi Diet :

- Tujuan Terapi:

Meringankan kerja saluran pencernaan

- Syarat Diet:

1. Cukup zat gizi


2. Rendah serat pada kasus akut dan diare

3. Tinggi serat pada konstipasi

4. Cairan banyak

Diare = Diet Rendah Sisa

- Susu Low lactosa

- Kuah Sop/Kaldu

- Bubur Kecap

- Bubur breda (Bubur+Tempe+Minyak

Konstipasi = diet Tinggi Serat

3. Konstipasi Obstruksi

- Penyumbatan pada intestin bisa sebagian atau keseluruhan

- Etiologi :

1. Tumor saluran pencernaan

2. Akibat zat-zat dalam saluran pencernaan

3. Paralisis usus sesudah operasi Hernia

- Gejala

o Nyeri abdomen, muntah

o Konstipasi, kadang kadang diare

o Feses bercampur darah dan lendir

- Terapi
o Bedah

o Diit Pasca Bedah

- Terapi Diet :

o Tujuan Diet: sesuai dengan diit pasca bedah

o Syarat Diet :

§ Mula-mula rendah serat, rendah sisa selama beberapa


hari

§ Bentuk dari cair sampai dengan lunak

§ Cukup zat gizi

4. Divertikulosis

- Tumbuhnya tonjolan-tonjolan divertikula atau kantong pada


lumen intestin atau colon

- Sering timbul pada orang tua

- Etiologi :

● Usia lanjut
● Kelemahan obat saluran pencernaan
● Berkaitan dengan diit yang rendah serat
● Divertikulitis terjadi bila ada peradangan atau perforasi dari
divertikula

- Terapi

● Obat bila perlu


● Diit

- Terapi Diet

● Zat gizi Cukup


● Masa akut diberikan makanan cair kemudian bertahap ke
bentuk selanjutnya yaitu lunak dan biasa
● Diberikan cukup serat bila sudah memungkinkan
(pulih/melewati masa akut) jumlah serat ditambah secara
bertahap, sampai akhirnya menjadi tinggi serat
● Cukup Cairan
TM 6 HIV AIDS

¨HIV = Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus yang menginfeksi hanya pada
tubuh manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh
¨AIDS = Acquired Immunodeficiency Syndrome, merupakan sekumpulan gejala atau
sindrom yang disebabkan oleh terinfeksi HIV. Sindrom ini berkembang ketika HIV
sudah sangat merusak sistem kekebalan tubuh
¨Seseorang yang terinfeksi HIV akan mudah terkena penyakit

Dampak dan Masalah yang Ditimbulkan


Terserangnya daya tahan tubuh mengakibatkan tubuh mudah terinfeksi → Hal ini
mempengaruhi kesehatan, status gizi dan kualitas hidup.

Masalah Gizi
Nafsu makan menurun, kesulitan menelan dan diare serta kemiskinan dan kerawanan
pangan → Kurangnya supan gizi → Malnutrition → Infeksi HIV dan Infeksi oportunistik

● Tuberkulosis terjadi pada ± 60% pada orang yang positif terinfeksi HIV → terjadi
↑ kebutuhan zat gizi
● ODHA (Orang dengan HIV AIDS) yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi
yang meningkat akan mengalami penurunan status gizi → semakin mudah
terkena penyakit infeksi lainnya
AIDS Wasting Syndrome

Dampaknya
¨Menurunkan performa, menurunkan respon terhadap pengobatan dan bentuk tubuh
yang tidak ideal
¨Makin seringnya rawat inap dan waktu yang dibutuhkan untuk rawat inap semakin
lama
¨Meningkatnya risiko infeksi

Pengobatan pada HIV


¨Pemberian terapi ARV (Anti Retroviral) → bekerja untuk memperlambat terjadinya
kerusakan sistem kekebalan tubuh
¨Selain itu untuk mencegah laju infeksi HIV dan memungkinkan pemulihan kekebalan
tubuh
¨Terjadi interaksi antara ARV dengan makanan yang dikonsumsi (efek terhadap
absopsi obat, absorpsi zat gizi, terjadinya penurunan konsumsi makan, dsb)
¨Lipodistropi pada HIV adalah adanya masalah dalam tubuh dalam memproduksi,
menggunakan dan menyimpan lemak (redistribusi lemak)
¨Kondisi penggunaan ARV dalam jangka panjang berbeda dampaknya pada tiap
individu
‘Terjadi pada 30 – 50% penderita HIV

Tujuan Asuhan Gizi


● Memulihkan status gizi penderita
● Mempertahankan status gizi dan status kesehatan penderita
● Menjaga kondisi tubuh tetap sehat
● Mencegah terjadinya komplikasi
● Memperpanjang harapan hidup (kualitas hidup lebih baik)

Penatalaksaan gizi pada ODHA berfokus pada:


-Pemantauan status gizi dan makanan
-Intervensi gizi dan makanan
-Konseling gizi dan makanan

Pengkajian Gizi
● Antropometri
-TB
-BB
-LiLA
-Tebal lemak
-Perkembangan berat badan
● Biokimia
-Hematological Assessment (Hemoglobin, Hematocrit)
-Indikator lainnya (CD 4, viral load, elektrolit, glukosa, ureum)
-Serta nilai laboratorium lain yang berkaitan dengan infeksi lainnya
● Fisik dan Klinis
¨Tekanan darah, nadi, suhu, dan tanda vital lainnya
¨Tampak kurus dan kehilangan massa lemak
¨Kemampuan mengunyah
¨Adanya sariawan
¨Kesulitan menelan
¨Mual dan muntah
¨Konstipasi dan diare
¨Gejala lain yang berkaitan dengan kemampuan makan
● Riwayat Makan
¨Recall 24 jam (asupan gizi), kemudian dibandingkan dengan kebutuhan (diberi
penilaian dalam persen)
¨Kebiasaan dan pola makan (bisa dengan food frequency)
¨Pantangan yang berkaitan dengan alergi, budaya dan kepercayaan
¨Suka atau tidak suka terhadap jenis makanan tertentu
¨Pilihan makanan
¨Perlu diperhatikan aktivitas fisik yang biasa dilakukan, misal bedrest, hanya bisa
berjalan sebentar ± 15 menit, masih aktif di kantor ataudi sekolah, masih dapat
melakukan olahraga (kaitannya dengan aktifitas sehari-hari)
¨Pada pasien dengan HIV stadium 3 – 4 pada umumnya terjadi penurunan
aktifitas sampai dengan 50%
¨Selain itu dilihat juga riwayat penyakit keluarga
¨Kondisi keluarga yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi (sumber
pendapatan keluarg)
¨Tinggal bersama orang tua, teman atau sendiri

Diagnosa Gizi
¨Domain asupan:
-Asupan gizi tidak adekuat
-Peningkatan kebutuhan zat gizi
¨Domain Klinis:
-Kesulitan menelan (dapat terjadi akibat masalah oral)
-Kehilangan berat badan yang tidak diharapkan (dapat terjadi karena asupan yang tidak
adekuat akibat peningkatan kebutuhan zat gizi)
¨Domain perilaku:
-Kebiasaan makan dan minum yang tidak tepar
-Kurangnya pengetahuan
-Akses mendapatkan makanan
-Ketidaksiapan untuk melakukan perubahan perilaku terkait gizi

Intervensi Gizi
¨Kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan kebutuhan individu dengan melihat:
-Usia
-Jenis kelamin
-Aktifitas
-Faktor lainnya (kehamilan, pertumbuhan, menyusui, dsb)

Kebutuhan Zat Gizi


¨Pada kondisi asymptomatic + 10%
¨Kondisi symptomatic + 20 – 30%
¨Kondisi symptomatic & ↓ BB + 50 – 100%
¨Kebutuhan protein sama dengan kondisi normal 10 – 15% dari kebutuhan energi per
hari, namun jika terdapat ineksi dan kondisi malnutrition maka kebutuhan meningkat
menjadi 2 – 2,5 g/kgBB
¨Lemak dan KH normal, kecuali pada kondisi tertentu (HIV dengan Dm, HIV dengan
dislipidemia, dsb)
Intervensi Malnutrition pada ODHA (dewasa)
¨Pada IMT 16 sampai dengan < 18,5 kg/m² diberikan suplementasi makanan, dapat
berupa makanan enteral atau snack padat gizi
¨Pada IMT < 16 kg/m² diberikan makanan therapeutic, seperti F 100 atau yang setara
Selain itu perlu juga memperhatikan,
-Hygiene
-Meminum minuman matang
-Mencuci tangan
-Mengkonsumsi makanan matang
-Mencuci bersih buah dan sayur

Kebutuhan zat gizi mikro


¨Idealnya pemenuhan kebutuhan adalah dengan pemberian diet yang adekuat
¨Pemberian suplementasi zinc yang bertujuan untuk mengurangi diare
¨Mengkonsumsi aneka ragam jenis makanan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi

Edukasi Gizi Diberikan pada:


¨ODHA yang baru mulai mengkonsumsi ARV adalah dengan memberikan pengetahuan
mengenai gizi seimbang, keamanan makanan, pemilihan bahan makanan, keterampilan
dalam menyiapkan makanan dan mengatasi efek samping obat
¨ODHA dengan kehamilan
¨ODHA pada ibu menyusui
¨ODHA dengan penyakit penyerta
¨ODHA dengan masalah gizi kurang atau lebih
Penatalaksanaan gizi untuk penyakit hati dan kandung empedu

Diet penyakit hati


➢ rekomendasi umum
1. diagnosis status gizi
- dampak dari malnutrisi
malnutrisi dapat mengganggu seluruh fungsi metabolic hati, malnutrisi dapat
menyebabkan perlemakan hati parah, khususnya pada anak yang dapat pulih
setelah refeeding, pada anak kwashiorkor dapat terjadi maladaptasi yang
berkaitan dengan pemecahan lemak dan oksidasi lemak yang kurang efektif
dibandingkan anak dengan marasmus
screening yang direkomendasikan ESPEN: NRS-2002 dan MUST
the royal free hospital nutrition prioritizing tool, lebih sensitif dibanding NRS-2002
untuk mengidentifikasi pasien penyakit hati yang beresiko malnutrisi
NRS -2002 cocok untuk identifikasi pasien sirosis hati dengan karsinogen
hepatoseluler
kekuatan hangrip adalah predictor tingkat komplikasi

- komposisi tubuh dan sarcopenia


- energi expenditure
2. komplikasi gizi
- nutrition protocol
- PNAC
- PNALD
➢ Recomendasi penyakit spesifik
1. gagal hati akut
- metabolic consequence
- ONS
- EN
- PN
2. Alcoholic steatohepatitis
- oral nutrition
- ONS
- EN, PN
assessment gizi
antropometri
- pengukuran berat badan dan tinggi badan sebagai dasar perhitungan
- IMT bisa kurang bisa lebih
- jika tidak memungkinkan mengukur berat badan gunakan indikator lain seperti
LILA
- sering terjadi penurunan berat badan
biokimia
- Hb
- Ht
- Bilirubin
- SGOT
- SGPT
klinis dan fisik
- warna urin gelap
- warna feses pucat
- demam
- kuning pada kulit
- hasil pemeriksaan yang menunjukan diagnosis medis
dietary history
lakukan pengkajian identifikasi terhadp riwayat makan dengan metode food recall untuk
mengetahui asupan zat gizi klien dan food frequency untuk mengetahui pola dan
kebiasaan makan klien. hasil kajian riwayat makan berupa
- data kuantitatif yaitu konsumsi pemenuhan zat gizi, yang diperoleh dengan
membandingkan asupan gizi dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi saat ini.
biasanya penderita hepatitis cenderung tingkat asupan gizinya kurang
- data kualitatif yaitu tentang pola kebiasaan konsumsi makan klien
riwayat personal
- riwayat penyakit terdahulu
- riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit keluarga
- makanan pantangan
- alergi makanan
- penggunaan obat, suplemen, herbal
domain intake
- NI- 1.1 Peningkatan kebutuhan energi
- NI- 1.2 asupan energi tidak adekuat
- NI-2.1 asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat
- NI-3.2 asupan cairan berlebih
- NI-4.3 kelebihan asupan alkohol
- NI- 5.2 malnutrisi
- NI- 5.3 asupan energi - protein tidak adekuat
- NI- 5.6.2 asupan lemak berlebih
domain klinis
- NC- 1.4 perubahan fungsi gastrointestinal
- NC- 2.1 gangguan penggunaan zat gizi
- 2.2 perubahan nilai laboratorium terkait gizi spesifik
- 3.1 berat bdan kurang / underweight
domain prilaku
- NB-1.1 kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan
- NB-3.1 konsumsi makanan yang tidak aman
tujuan diet penyakit hati
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dengan cara:
- mengingkatkan regenerasi jaringan hatidan mencegah kerusakan lebih lanjut
dan meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
- mencegah katabolisme protein
- mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
- mencegah atau mengurangi asiles, varises esofagus, dan hipertensi portal
- mencegah koma hepatik

syarat diet penyakit hati

-
-

Jenis diet dan pemberian diet hati

-
-

-
-

diet penyakit kandung empedu

Diagnosa Gizi
domain intake

domain klinis

tujuan diet mencapai dan mempertahankan status gizi normal dan


mengistirahatkan kandung empedu dengan cara:
- menurunkan berat badan bila kegemukan yang dilakukan bertahap
- membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
- mengatasi malabsorpsi lemak
syarat diet penyakit kandung empedu
jenis diet dan indikasi pemberian penyakit hati

Anda mungkin juga menyukai