- Pasien yang dirawat di rumah sakit akan menerima hak asuhan yang sama.
- Pasien yang akan menerima NCP adalah yang beresiko Malnutrition.
- Assesment
- Diagnosis
- Intervensi
- Monitoring dan evaluasi
Terdapat 5 langkah Asuhan Gizi:
4. Makanan pokok
➔ Lauk Hewani
➔ Lauk Nabati
➔ Lemak
➔ Sayuran
● Dianjurkan
Sayuran yang tidak banyak serat dan tak membentuk gas, seperti : bayam,
kangkung, kacang panjang, buncis, wortel, dll
● Dipantang
1. Sayuran berserat banyak seperti daun katuk, daun singkong, daun pepaya, di
kacang panjang, nangka muda
2. Sayuran yang membentuk gas, seperti kol, sawi, lobak
➔ Buah-buahan
● Dianjurkan
1. Buah segar:pisang, pepaya,jeruk,mangga,sawo,melon,semangka, kelengkeng
2. pel, pir, anggur tdk dgn kulit
3. Juice buah
● Dipantang
1. Buah yang membentuk gas, durian, nangka
2. Buah serat banyak, nanas, kedondong
➔ Bumbu
➔ Minuman
5. Makanan Saring
● Susunan zat gizi seimbang
● Kandungan serat rendah
● Makanan mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna (kembung, diare)
● Bentuk makanan lumat/halus
● Indikasi : untuk pasien dg gangguan saluran cerna sedang mekanis dan suhu
tubuh tinggi
Contoh Menu Makanan Saring
❖ Bubur tepung beras
❖ Perkedel kukus: ayam , tahu
❖ Sup wortel blender
❖ Juice melon
❖ Snack Susu dan kue talam hunkwe
➔ Lauk Nabati
➔ Lemak
➔ Sayuran
➔ Buah-Buahan
7. Makanan Cair
Dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
1. cair jernih dan encer (clear liquid diet)
Makanan Cair Jernih
● Indikasi: untuk pasien post operasi sebagai awal pemberian makanan oral
● Kandungan zat gizi sangat rendah, residu minimal disarankan untuk pemberian
jangka waktu pendek
● Jenis minuman yang diberikan teh manis, sirup, juice buah, kaldu ayam, dan
susu diencerkan
Gangguan gizi:
1. cadangan tubuh menurun
2. defisiensi pada jaringan dan serum
3. timbul gejala klinis dan daya tahan tubuh menurun (biasanya jika defisiensi zat
gizinya sudah berat maka akan terlihat gejala klinis dan daya tahan tubuh
menurun)
4. Kelainan biologis dan fisiologis dan klinis semakin jelas
5. perubahan anatomis
6. gejala defisiensi semakin nyata dan fatal
kecepatan perubahan tergantung:
1. tingkat kekurangan intake
2. tingkat kebutuhan
3. cadangan yg tersedia
Penyebab
A. Primer
1. Pola konsumsi
2. distribusi makanan ditingkat keluarga (RT)
3. Pola makan (bukan hanya keluarga yang rendah ekonominya tetapi juga
bisa keluarga yang tinggi ekonominya
4. Ketersediaan pangan di RT dan di Pasar
B. Sekunder
1. Disgestion
2. absorpsion
3. Transpotation
4. Ultilization
5. storage excretion
6. peningkatan kebutuhan
Ketika hal tersebut tidak dipenuhi maka terjadinya malnutrisi
1. Kekurangan Energi Protein
Kurang Energi Protein akan membuat gizi buruk (Marasmus, kwarshiorkor)
Status gizi:
Gizi buruk : < -3 SD
Gizi Kurang: -3 SD - < - 2 SD
Gizi Lebih/Gemuk : - 2 Sd - 1 SD
Gizi Obesitas : > 2 SD
FASE PERAWATAN
★ Fase stabilisasi
★ Fase Transisi
Resep Modisco
- Jika pasien mengalami diare biasanya diberikan larutan resomal
- Harus cek terlebih dahulu hasil laboratorium sehingga bisa mengetahui pasien
berada di fase mana
- jika pasien yang baru datang itu mengalami kadar gula darah rendah maka
diberikan larutan gula
Tujuan tatalaksana yaitu untuk memperbaiki zat gizi mikro. karena setiap anak yang gizi
buruk umumnya mengalami defisiensi zat gizi mikro sehingga perlu diberi vitamin dan
mineral.
kekurangan vitamin dapat diberikan multivitamin
ANEMIA
Klasifikasi
1.Anemia nutritional
Akibat/Dampak Anemia
· Kemampuan intelektual
· Prodktifitas kerja
· Morbidaritas anak
· Mortality ibu
3. Penggunaan inadekuat
5. Peningkatan ekskresi
Terapi
>Tujuan utama adalah mengembalikan cadangan besi, bkn hanya mengatasi anemia
saja
Suplementasi
> Pemberian besi inorganik secara oral, dlm bentuk ferrous (pada umumnya yang
digunakan adlh ferrous sulfate)
> Zat besi diabsorbsi paling baik ketika lambung dlm keadaan kosong -> menyebabkan
iritasi lambung
-meningkatkan dosis scara perlahan selama beberapa hari sampai dosis yg dibutuhkan
tercapai
> Efek samping preparat zat besi tergantung pada dosis-> diberikan dosis kecil: jangka
panjang
> Penelitian menyatakan absorbsi 10-20 mg zat besi perhari dapat meningkatkan
produksi sel darah merah hingga 3x normal dan meningkatkan kadar Hb
>Peningkatan retikulositosis terlihat dalam tdk hri stlh pemberian preparate besi,
sedngkan peningkatan Hb mulai terjadi stlh hari ke 4 terapi.
> terapi besi sebaiknya ttp dianjurkan dlm beberapa bulan walaupun kadar Hb sudah
mencapai normal, hal ini bertujuan memenuhi cadangan zat besi didalam tubuh.
> Bila suplemen zat gizi tdk berhasil memeperbaiki kondisi anemia maka kmungkinan
yg terjadi adalah:
- Pasien tidak memeatuhi aturan minum (biasanya terjadi karena efek samping yg
tdk menyenangkan)
- pendarahan terjadi lebih cepat dari produksi sel darah
- suplementasi zat besi tdk diabsorbsi dgn baik biasanya trjadi krna steathomea,
celioc sprue, atau dgn kondisi hemodialisi-> pmberian parenteral dlm bentuk
irondextron
INTERVENSI GIZI
> Selain suplementasi zat besi, perlu diperhatikan jumlah zat besi di dlm konsumsi
makanan
> Bioavailabilitas zat besi pd diet lebih penting dari pada jumlah toyal zat besi yg
dikonsumsi pd diet.
untuk memaksimalkan absorpsi zat besi dan mencegah anemia makan perlu:
Prevalensi :0,7%
Akibat KVA:
Fermakodinamik
- Vit A diperlukan untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi
gelap.
- Vit A jga dibutuhkan untuk pertumbuhan diet reproduksi dan perkembangan
emrio (pd ibu hamil).
Farmakokinetik
> Vit A diabsorbsi sempurna melalui saluran cerna
> Absorpsi vit A berkurang bila diet kurang mengandung protein atau krna
adanya pnyakit infeksi dan pnykit hati seperti hepatitis, sirosis hati, astruksi
bilaris.
> VIT A disimpan didlm hati sebagai palmitat dalm jumlah kecil jg ditemukan dlm
ginjal, adrenal, paru, lemak, introperitoneal dan retina.
Kekurangan VITAMIN A
>Klinis: xerophthalmia
Sebab:
>ketidaktahuan
Program Intervensi
>gangguan mental
> Gangguan neouro motor
Penyebab
kekurangan yodium->karena intake yang rendah zat goitrigenetik dalam makanan dan
rendahnya yodium dalam sumber pangan dan air.
Besarnya masalah
PROGRAM INTERVENSI
>Penyuluhan
1. Ulkus Peptikum
- Mual, muntah
- Diit
- Operasi
- Energi cukup
2. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronis
3. Gastrtis Akut
o Anoreksia nervosa
· Terapi diet
4. Gastritis kronis
o Mual
o Muntah
o Staphylococcus
5. Konsultasi Gizi
1. Kolitis
o Faktor genetik
· Gejala
o Anoreksia nervosa
o Sering flatus
o Kadang-kadang demam
· Terapi
o Obat sulfonamides
o Diet
o Istirahat
· Terapi Diet
o Menghilangkan gejala
o Mengistirahatkan colon
o Banyak minum
2. Hemoroid
· Etiologi
o Sering konstipasi
o Kehamilan
· Gejala :
o Diet
· Terapi Diet
o Mencegah konstipasi
o Mencegah timbulnya perdarahan pada kasus akut
· Syarat Diet
o Pada masa akut diberikan diit rendah sisa dan rendah serat
o Minum 8- 10 gelas
o Makanan teratur
3. Konstipasi / Obstipasi
o Etiologi
- Kurang gerak
- Kecemasan
- Atonik
- Spastik (irritable colon syndrome)
- Obstruksi
1. Konstipasi Atonik
o Tipe ini sering terjadi pada orang tua, ibu hamil, demam, dan post
dehidrasi
o Etiologi :
- Kurang cairan
o Tujuan Diet :
o Syarat Diet
o Etiologi
o Gejala
- Jantung berdebar
- Banyak flatus
- Kejang perut
o Terapi Diet :
- Tujuan Terapi:
- Syarat Diet:
4. Cairan banyak
- Kuah Sop/Kaldu
- Bubur Kecap
3. Konstipasi Obstruksi
- Etiologi :
- Gejala
- Terapi
o Bedah
- Terapi Diet :
o Syarat Diet :
4. Divertikulosis
- Etiologi :
● Usia lanjut
● Kelemahan obat saluran pencernaan
● Berkaitan dengan diit yang rendah serat
● Divertikulitis terjadi bila ada peradangan atau perforasi dari
divertikula
- Terapi
- Terapi Diet
¨HIV = Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus yang menginfeksi hanya pada
tubuh manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh
¨AIDS = Acquired Immunodeficiency Syndrome, merupakan sekumpulan gejala atau
sindrom yang disebabkan oleh terinfeksi HIV. Sindrom ini berkembang ketika HIV
sudah sangat merusak sistem kekebalan tubuh
¨Seseorang yang terinfeksi HIV akan mudah terkena penyakit
Masalah Gizi
Nafsu makan menurun, kesulitan menelan dan diare serta kemiskinan dan kerawanan
pangan → Kurangnya supan gizi → Malnutrition → Infeksi HIV dan Infeksi oportunistik
● Tuberkulosis terjadi pada ± 60% pada orang yang positif terinfeksi HIV → terjadi
↑ kebutuhan zat gizi
● ODHA (Orang dengan HIV AIDS) yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi
yang meningkat akan mengalami penurunan status gizi → semakin mudah
terkena penyakit infeksi lainnya
AIDS Wasting Syndrome
Dampaknya
¨Menurunkan performa, menurunkan respon terhadap pengobatan dan bentuk tubuh
yang tidak ideal
¨Makin seringnya rawat inap dan waktu yang dibutuhkan untuk rawat inap semakin
lama
¨Meningkatnya risiko infeksi
Pengkajian Gizi
● Antropometri
-TB
-BB
-LiLA
-Tebal lemak
-Perkembangan berat badan
● Biokimia
-Hematological Assessment (Hemoglobin, Hematocrit)
-Indikator lainnya (CD 4, viral load, elektrolit, glukosa, ureum)
-Serta nilai laboratorium lain yang berkaitan dengan infeksi lainnya
● Fisik dan Klinis
¨Tekanan darah, nadi, suhu, dan tanda vital lainnya
¨Tampak kurus dan kehilangan massa lemak
¨Kemampuan mengunyah
¨Adanya sariawan
¨Kesulitan menelan
¨Mual dan muntah
¨Konstipasi dan diare
¨Gejala lain yang berkaitan dengan kemampuan makan
● Riwayat Makan
¨Recall 24 jam (asupan gizi), kemudian dibandingkan dengan kebutuhan (diberi
penilaian dalam persen)
¨Kebiasaan dan pola makan (bisa dengan food frequency)
¨Pantangan yang berkaitan dengan alergi, budaya dan kepercayaan
¨Suka atau tidak suka terhadap jenis makanan tertentu
¨Pilihan makanan
¨Perlu diperhatikan aktivitas fisik yang biasa dilakukan, misal bedrest, hanya bisa
berjalan sebentar ± 15 menit, masih aktif di kantor ataudi sekolah, masih dapat
melakukan olahraga (kaitannya dengan aktifitas sehari-hari)
¨Pada pasien dengan HIV stadium 3 – 4 pada umumnya terjadi penurunan
aktifitas sampai dengan 50%
¨Selain itu dilihat juga riwayat penyakit keluarga
¨Kondisi keluarga yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi (sumber
pendapatan keluarg)
¨Tinggal bersama orang tua, teman atau sendiri
Diagnosa Gizi
¨Domain asupan:
-Asupan gizi tidak adekuat
-Peningkatan kebutuhan zat gizi
¨Domain Klinis:
-Kesulitan menelan (dapat terjadi akibat masalah oral)
-Kehilangan berat badan yang tidak diharapkan (dapat terjadi karena asupan yang tidak
adekuat akibat peningkatan kebutuhan zat gizi)
¨Domain perilaku:
-Kebiasaan makan dan minum yang tidak tepar
-Kurangnya pengetahuan
-Akses mendapatkan makanan
-Ketidaksiapan untuk melakukan perubahan perilaku terkait gizi
Intervensi Gizi
¨Kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan kebutuhan individu dengan melihat:
-Usia
-Jenis kelamin
-Aktifitas
-Faktor lainnya (kehamilan, pertumbuhan, menyusui, dsb)
-
-
-
-
-
-
Diagnosa Gizi
domain intake
domain klinis