SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
i
PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN
MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES DAN DEBT COVENANT
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
Diajukan oleh:
NIM : 2013310521
Dr. Nurmala Ahmar, S.E., M.Si., Ak., CA Muhammad Bisyri Effendi, S.Si., M.Si
ii
SKRIPSI
Disusun oleh:
NIM : 2013310521
Tim Penguji
Anggota : Dr. Nanang Shonhadji, S.E., Ak., M.Si., CA., CIBA., CMA ...............................
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
N.I.M : 2013310521
Jurusan : Akuntansi
(Dr. Nurmala Ahmar, S.E,.M.Si., Ak., CA) (Muhammad Bisyri Effendi, S.Si.,M.Si)
iv
- MOTTO-
“Jangan bilang kamu tidak bisa sebelum kamu mencoba
untuk bisa”
-Lina Rizky Suryoningtyas-
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu mendukung dari awal sampai
selesainya skripsi ini. Untuk itu saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
Terimakasih ayah dan ibu yang tidak pernah berhenti untuk selalu
mendoakan, memberikan semangat dan nasehat agar tidak mudah
menyerah untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk kasih
sayangmu yang tidak terbatas, sehat selalu ya ibu dan ayah kelak kakak
bisa selalu menjadi anak kesayangan serta kebanggaan ayah dan ibu.
Terimakasih yang sebesar besarnya kepada ibu Nurmala Ahmar dan Bapak
Bisyri selaku Dosen Pembimbing & Co. Dosen Pembimbing yang selalu
sabar dalam membimbing, mengarahkan, serta memberikan masukan agar
skripsi bisa selesai dengan baik.
vi
Sahabatku kampus
Teman-teman seperBIMBINGAN
Terimakasi juga buat semua teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, terimakasih yang sudah mendukung membantu mendoakan dari awal
perkuliahan sampai akhir perkuliahan. Semoga Allah senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-NYA kepada kita semua agar kelak bermanfaat bagi nusa
bangsa serta bagi kedua orang tua.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015” dengan baik dan benar sebagai
tidak akan selesai tanpa adnya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
2. Ibu Dr. Lusiana Spica Almilia, SE., M.Si., QIA selaku Ketua Program Studi
3. Ibu Dr. Nurmala Ahmar, SE., Ak., M.Si dan Bapak Muhammad Bisyri
4. Bapak Dr. Drs. Agus Samekto Ak., M.Si selaku dosen wali.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta Civitis Akademika STIE Perbanas Surabaya
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis selama
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan karena
dapat memberrikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
3.2 Batasan Penelitian ...................................................................... 46
3.3 Identifikasi Variabel .................................................................... 47
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ........... 47
3.5 Populasi dan Sampel ................................................................... 51
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 52
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................. 53
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Review hasil penelitian terdahulu 24
Tabel 4.1 Seleksi Sampel Perusahaan 62
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 63
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas : Kolmogorov-Smirnov 65
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas : Glejser 66
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas 67
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi : Runs Test 67
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi 68
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
THE INFLUENCE OF THE FINANCIAL DISTRESS, MANAGERIAL
OWNERSHIP STRUCTURE, GROWTH OPPORTUNITIES AND
DEBT COVENANT ON ACCOUNTING CONSERVATISM
(study in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange)
ABSTRACT
xv
PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES
DAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
ABSTRAK
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai laporan kuangan yang baik dan dasar yang kuat, sedangkan laporan
keuangan yang baik harus mempunyai aturan, tujuan, dan prinsip-prinsip akutansi
sesuai dengan standart pada umumnya. Laporan keuangan merupakan media yang
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
meliputi aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk keuntungan serta
kerugiaan perusahaan.
Keungan (SAK) yang telah disusun oleh Dewan Standart Akuntansi Keuangan
1
2
berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan, dengan hal ini maka diperlukan
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan
akuntansi ditunjukkan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah
atau hutang lebih tinggi (Nugroho dan Indriana, 2012). Diterapkannya prinsip
konservatisme akan menghasilkan laba dan aset yang cenderung rendah, serta
dianggap menjadi suatu prinsip yang justru membuat informasi suatu laporan
keuangan menjadi bias karena lebih cepat mengantisipasi kerugian dari pada
yang lebih tinggi untuk mengakui good news sebagai keuntungan dibanding
ditengah era IFRS. Hal yang dianggap baik untuk mengatasi ketidakpastian
dengan menganut prinsip konservatisme pada level yang tepat dalam laporan
diinginkan melainkan menciptakan IFRS agar hasil lebih relevan dan reliable
(Aristiya, 2014:3).
kasus yang terjadi pada PT.Kereta Api Indonesia dalam laporan kinerja keuangan
tahunan yang diterbitkan pada tahun 2005, PT. KAI mengumumkan bahwa
keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya. Padahal bila dicermati PT.
KAI menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Kerugian terjadi karena sudah tiga
tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga, dalam pelaporan pihak ketiga
tersebut terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tak
tertagih. Selain itu juga ada kasus pada perusahaan PT. Kimia Farma, salah satu
produsen obat-obatan milik pemerintah Indonesia. Pada audit tahun 2001 PT.
5
Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp. 132 milyar. Kementrian
BUMN dan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) menilai laba bersih
terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Pada tahun 2002 dilakukan audit
ulang dan ternyata laba bersih yang disajikan hanya bebesar Rp. 99,56 milyar,
lebih rendah sebesar Rp. 32,6 milyar, hal tersebut merupakan bentuk manipulasi
bersih.
melainkan di negara maju kasus tersebut juga terjadi seperti di negara Amerika.
benar kepada para pemegang saham, seperti kasus Enron, dimana Enron
terjadinya perang irak berbagai perusahaan minyak dan gas gulung tikar tetapi
perusahaan Enron tetap bertahan dan melaporkan bahwa menghasilkan laba yang
akhirnya diadakan investigasi ternyata diketahui bahwa Enron selama lima tahun
lebih memanipulasi laporan keuangan dan dibantu oleh kantor akuntan publik
mengakui laba, sehingga menyebabkan nilai laba menjadi lebih besar dari yang
seharusnya.
Tingkat kesulitan keuangan adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa
adalah situasi dimana manager memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain
pertumbuhan pada masa yang akan datang (Agustina, 2016:6). Semakin tinggi
untuk memilih akuntansi yang konservatif (Dewi, dkk :2014). Faktor lain yang
Covenant adalah kontrak hutang yang ditunjukan pada peminjam oleh kreditur
untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery
bahwa semakin besar tingkat Debt Covenant suatu perusahaan maka akan
dilakukan oleh Choiriyah (2016), dan Rahmadiar, dkk (2016) dengan hasil
signifikan positif dilakukan oleh Kao dan Sie (2016), Suryandi dan Priyanto
negatif dilakukan oleh Fahtuhrahmi,dkk (2015), Nugroho dan Siti (2012), dan
dengan hasil tidak signifikan dilakukan oleh Fitri (2015), dan Alhayati (2013).
dengan hasil signifikan dilakukan oleh Utama (2015), Septian dan Anna (2014),
dengan hasil signifikan negatif dilakukan oleh Brilianti (2013), Sari dan Al-Azhar
(2014), dengan hasil tidak signifikan dilakukan oleh Rahmadiar, dkk (2016),
dengan hasil signifikan dilakukan oleh Utama (2015), dengan hasil signifikan
positif dilakukan oleh Agustina, dkk (2016), dengan hasil tidak signifikan
dilakukan oleh Fahtuhrahmi,dkk (2015), Dewi, dkk (2014), Septian dan Anna
(2014), dan dengan hasil tidak signifikan positif dilakukan oleh Sari dan Al-Azhar
signifikan positif dilakukan oleh Sari dan Al-Azhar (2014), dengan hasil
signifikan negatif dilakukan oleh Hamdan,dkk (2011), dan dengan hasil tidak
signifikan dilakukan oleh Dewi, dkk (2014), Nugroho dan Siti (2012).
membuat peneliti merasa masih dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut karena
hasilnya masih belum konsisten dan penelitian ini dilakukan untuk menguji dan
pada periode 2013-2015, dari uraian latar belakang yang telah disebutkan maka
peneliti ingin menguji lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Tingkat Kesulitan
Efek Indonesia.
Efek Indonesia.
1. Bagi Akademisi, hasil yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman dan acuan bagi peneliti dimasa yang akan datang,
Efek Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah yang terbagi dari
penulisan.
penelitian
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian yang akan diteliti. Berikut ini beberapa uraian secara garis besar pada
1. Agustina (2016)
13
14
terdahulu :
Covenant.
perusahaan pada satu kesempatan atau peran akuntan dalam fungsi pengawasan
terdahulu :
masing-masing modal.
Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Risiko litigasi
independen.
terdahulu :
Opportunities
akutansi. Hasil dari penelitian ini adalah struktur kepemilikan institusional dan
terdahulu :
BEI periode 2010-2012 dan data diperoleh dari ICMD dan IDX
Opportunities.
5. Alhayati (2013)
terdahulu :
Altman Z-Score.
variabel dummy.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh resiko litigasi dan tingkat
terdahulu :
Covenant.
akutansi.
7. Pramudita (2012)
konservatif menuai banyak kritik namun sampai saat ini masih tetap digunakan
dan cenderung meningkat. Hasil dari penelitian ini adalah variable tingkat
konservatisme akutansi.
terdahulu :
variable independen.
terdahulu :
tingkat konservatisme.
hipotesis.
24
Tabel 2.1
Review hasil penelitian terdahulu
Variable Independen
No Peneliti (Tahun)
TKK DC GO SKM
1. Agustina, dkk (2016) S+
2. Choiriyah (2016) S
3. Kao dan Sie (2016) S+
4. Rahmadiar, dkk (2016) S TS
5. Suryandi dan Priyanto (2016) S+
6. Fahtuhrahmi,dkk (2015) S- TS
7. Utama (2015) S S
8. Fitri (2015) TS
9. Dewi, dkk (2014) TS TS
10. Sari dan Al-Azhar (2014) S+ TS+ S-
11. Septian dan Anna (2014) TS TS S
12. Brilianti (2013) S-
13. Alhayati (2013) TS
14. Nugroho dan Siti (2012) S- TS TS+
15. Pramudita (2012) S+
16. Widyasari,dkk (2012) S+
17. Hamdan, et al. (2011) S-
Keterangan : TS=Tidak signifikan, S=Signifikan, S-=Signifikan negative,
S+=Signifikan positif.
bahwa setiap tindakan mengandung informasi hal ini karena adanya asimetri
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Teori sinyal menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik
dan sinyal tersebut berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
Najmudin (2011:308) menyatakan bahwa teori sinyal adalah suatu tindakan yang
sinyal atas keyakinan manajer pada perusahaan dimasa depan. Bagi investor
para investor dan pelaku bisnis dalam pengambilan keputusan. Watts (2003)
permanen merupakan salah satu ciri dari konservatisme akutansi, sehingga dapat
menunjukkan sinyal positif bagi seorang kreditur, karena semakin rendah tingkat
yang diperlukan, dan jika Debt Covenant perusahaan semakin tinggi menunjukkan
sinyal positif bagi kreditur, karena semakin tinggi perjanjian hutang pihak kreditur
hutang.
27
atau dorongan untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya. Teori ini juga akan
metode akutansi yang optimal untuk mencapai tujuan tertentu. Scott (2012:476)
tindakan yang diambil oleh manajer dalam memilih kebijakan akuntansi dan
bagaimana reaksi manajer mengenai usulan kebijakan akutansi yang baru. Teori
menaikan laba yang dilakukan oleh manajer dapat di dorong oleh adanya empat
(1986) dalam Scott (2012;307) menjelaskan bahwa prediksi teori akutansi positif
pendapatan untuk memperoleh tambahan dana dari pihak kreditur, jika laba
dan pendapatan tinggi pihak kreditur menjadi aman karena akan mengurangi
rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami financial distress dan pihak
c. Size Hyphotesis
yang akan datang agar laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi biaya politik yang ada. Munculnya biaya politik
menunjukkan teori akuntansi yang negatif bagi seorang manager, karena semakin
akuntansi yang positif bagi seorang manager, karena manajer sebagai pemegang
akuntansi yang positif bagi manager, agar pembiayaan untuk investasi dapat
terpenuhi, dan jika Debt Covenant perusahaan semakin tinggi menunjukkan teori
akuntansi yang positif bagi seorang manager, karena manager akan memperoleh
verifikasi standart yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews dari pada
badnews. Ketidakpastian dan resiko harus tercermin dalam laporan keuangan agar
nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki (Utama, 2015:19). Negara Amerika
Serikat yang diakui sebagai dasar utama dari pelaporan keuangan yaitu prinsip
merupakan salah satu topik yang kontroversial dan menjadi perdebatan dalam
penelitian akuntansi.
dapat diartikan sebagai perilaku yang mengantisipasi tidak adanya profit dan
yang menuai banyak kritik. Hasilnya juga akan cenderung bias tidak
akuntansi tidak hanya berdampak pada neraca perusahaan namun juga berdampak
yang lebih rendah dari pada penerapan akuntansi liberal. Wolk et al. (2001:144-
(2) Mempercepat pengakuan expenses, (3) Merendahkan penilaian aktiva, dan (4)
prinsip konservatisme itu sendiri. Hal itu dikarenakan setiap peneliti memiliki
perusahaan memilih satu diantara dua teknik akuntansi yang ada, maka dipilih
yang harus dipilih adalah teknik yang menghasilkan nilai aset dan pendapatan
yang rendah atau yang menghasilkan nilai hutang dan biaya yang tinggi, karena
hutang, maka harus segera diakui. Sebaliknya apabila terdapat kondisi yang
memungkinkan laba, pendapatan atau aset, maka laba, pendapatan dan aset tidak
dapat langsung diakui sampai kondisi tersebutr benar-benar terjadi (Nugroho dan
perusahaan dapat diukur dengan beberapa pendekatan antara lain: (1) Model
31
pasar, (2) Market to book ratio, (3) Pendekatan laba operasi, (4) Pendekatan
pengukuran yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu dengan
Menggunkan market to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap
nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari satu mengidentifikasikan
penerapan konservatisme akuntansi karena mencatat nilai pasar lebih tinggi dari
nilai perusahaan dan book market ratio yang mencerminkan nilai buku perusahaan
relatif terhadap nilai pasar. Rasio yang kurang dari 1, mengindikasikan penerapan
rendah dari nilai pasarnya. Fala (2007) menyatakan bahwa nilai buku dapat
diketahui dengan menghitung nilai ekuitas perusahaan pada tanggal neraca akhir
periode dan nilai pasar diukur dari harga penutupan saham saat tanggal
overstatement laba dan aset lebih berbahaya dari pada understatement laba dan
Para akuntan memerlukan verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui pendapatan
yang mungkin timbul dibanding mengakui biaya yang mungkin timbul. Sikap
pesimistis dianggap perlu untuk menetralkan sikap optimistik berlebihan yang ada
32
optimistik tentang perusahaan dan hal ini menimbulkan anggapan bahwa mereka
juga akan menerapkan sikap tersebut dalam memilih prinsip dan metode akutansi
yaitu apabila laba konservatif yang disusun menggunakan prinsip akutansi yang
sehingga laba yang disusun dengan metode yang konservatif bukan laba yang
(Utama,2015).
konservatisme karena rasio nilai pasar terhadap nilai buku memberikan penilaian
akhir dan mungkin yang paling menyeluruh atas status pasar saham perusahaan.
perusahaan. Oleh karena itu dengan melihat rasio ini dapat dilihat reaksi pasar atas
Keterangan :
Book value of common equity : Total ekuitas / Jumlah saham yang beredar
bankruptcy. Brigham dan Gapenski (1997) dalam Nugroho dan Siti (2012).
dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat
di bawah pasar, meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus
c. Technical insolvency
yang jika diberi waktu, perubahan mungkin dapat membayar hutangnya dan
survive.
d. Insolvency in bankruptcy
hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius dari pada technical
insolvency karena, ini merupakan tanda Economic failure, dan bahkan mengarah
e. Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara
penggantian manager yang bersangkutan sebagai tenaga kerja. Situasi ini harus
mengatur penyajian laporan keuangan yang akan digunakan oleh para investor
dan kreditur. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah
ketidak mampuan perusahaan dalam melunasi hutang. Hal tersebut dapat dihindari
35
dengan melihat adanya financial distress. Financial distress adalah suatu konsep
luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan sedang
kesulitan keuangan atau tidak dimasa yang akan datang. Perusahaan yang
Coverage Ratio kurang dari satu berarti perusahaan tersebut mengalami financial
distress dan perusahaan yang memiliki Interest Coverage Ratio lebih dari satu
perusahaan dalam membayar bunga tanpa kesulitan. Pada penelitian ini kondisi
Operating Profit
ICR =
Interest Expenes
36
Keterangan :
manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manager atau dengan kata
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (Nugroho dan Siti, 2012).
Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh
yang dibutuhkan oleh perusahaan (Sari, 2014:3). Salah satu cara yang dapat
besar. Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seorang
atau badan terhadap suatu perusahaan. Seorang pemegang saham ikut memiliki
segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan dan juga ikut dalam hal
ownership (MOWN) dari hasil bagi jumlah kepemilikan saham oleh pihak
akan semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana
perusahaan akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar
untuk membiayai pertumbuhan pada masa yang akan datang. Pengukuran variable
(2015), yaitu diukur dengan menggunakan hasil bagi antara selisih nilai total aset
Keterangan :
melanggar perjanjian hutang yang sudah disepakati maka manager akan memilih
berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi resiko “default”. Resiko default
Manajer dalam menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian utang yang telah
(Sari, 2014:4), tidak seperti investor, kreditor tidak memiliki mekanisme untuk
sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu hutang (Harahab, 2012 :71).
hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2001:225).
menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Jadi semakin besar
proposi utang yang diinginkan oleh perusahaan pemilik modal akan menanggung
resiko yang besar pula. Pengukuran variable ini menggunakan proksi dari tingkat
Total Hutang
Debt to Asset Ratio =
Total Asset
Skema 2.3
Rerangka Pikir
TINGKAT KESULITAN
KEUANGAN (X1)
STRUKTUR KEPEMILIKAN
MANAJERIAL (X2)
KONSERVATISME AKUTANSI
GROWTH
OPPORTUNITIES(X3)
DEBT COVENANT(X4)
Keterangan :
Y = Konservatisme Akutansi
X3 = Growth opportunities
X4 = Debt Covenant
akutansi
konservatisme akuntansi.
manajerial adalah jumlah saham perusahaan publik yang dimiliki oleh individu-
individu atau kelompok elit yang berasal dari dalam perusahaan yang mempunyai
yang diambil oleh manager akan semakin konservatif. Berlaku juga sebaliknya
cenderung kurang konservatif dan cenderung akan melaporkan laba yang lebih
tinggi, karena hal tersebut akan membawa keuntungan bagi manager yang
diterima melalui komisi sesuai dengan besarnya laba (Sari dkk , 2014).
Penelitian ini pernah dibuktikan oleh Utama (2015), Septian dan Anna
konservatisme akuntansi.
:2014)
akuntansi.
keuangan yang konsevatif (Sari dan Al-Azhar, 2014:5). Menurut Watss dan
Zimmerman (1986) dalam Nugroho dan Siti (2012), motif pemilihan suatu
45
metode akutansi tidak terlepas dari teori akuntansi positif salah satunya adalah
besar tingkat debt covenant suatu perusahaan maka akan semakin berkurang
Penelitian ini pernah dibuktikan oleh Penelitian Sari dan Al-Azhar (2014)
METODE PENELITIAN
mengarakan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif,
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
konsekuensi yang timbul dan menelusuri kembali fakta yang secara masuk akal
dalam menjaga ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi pembahasan yang lebih
luas. Analisis penelitian ini dibatasi oleh variable independen seperti tingkat
46
47
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode waktu yang digunakan
Variable dependen sering disebut sebagai variable konstan atau terikat. Besarnya
mempengaruhi timbulnya variabel terikat. Oleh karena itu, variabel ini disebut
terhadap permintan laba dan rugi, jadi interprestasi tersebut semakin besar jumlah
nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya (Agustina, 2016). Fala (2007)
menyatakan bahwa nilai buku dapat diketahui dengan menghitung nilai ekuitas
perusahaan pada tanggal neraca akhir periode dan nilai pasar diukur dari harga
Keterangan :
Book value of common equity : Total ekuitas / Jumlah saham yang beredar
49
Tingkat kesulitan keuangan adalah suatu konsep luas yang terdiri dari
Operating Profit
ICR =
Interest Expenes
Keterangan :
manager memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
bagi jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dengan jumlah saham
dengan menggunakan hasil bagi antara selisih nilai total aset tahun-t dan total
Ketrangan :
kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan
recovery pinjaman (Nugroho dan Siti (2012). Debt Covenant diproksikan dengan
rasio leverage. Leverage merupakan perbandingan total hutang terhadap total aset
mengenai struktur modal pada perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko
Total Hutang
Debt to Asset Ratio =
Total Asset
2013-2015. Sample pada penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling.
Sample ini dilakukan dengan mengambil sample dari populasi berdasarkan suatu
2013-2015.
Desember.
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umunya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan
deskripsi suatu data yang dilihat dari minimum, maximum, nilai rata-rata (mean),
dan standart deviasi (Ghozali, 2013: 19), dalam penelitian ini analisis deskriptif
model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan pada
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal, apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
uji normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
ditemukan adanya korelasi antara variable bebas, ada beberapa cara untuk
metode yang sering digunakan adalah dengan melihat angka tolerance dan VIF
Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas, yaitu terjadi hubungan
Jika angka tolerance ≤ 0,10 maka dapat dikatakan bahwa antar variable
bebas mempunyai masalah multikolinieritas dan jika nilai tolerance > 0,10
dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ahmar, dkk, 2016:81).
c. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2013 : 139). Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu
55
Uji Glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variable bebas
│Ut│= α + βXt + vt
Keterangan :
Xt : Variable bebas
Kriteria :
variabel pada uji glejser harus memiliki tingkat signifikan lebih dari 5%.
d. Uji Autokorelasi
penggangu pada periode t-1 (Sebelumnya), jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013: 110). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Pada penelitian ini mendeteksi uji
Autokorelasi dengan Run Test. Run test merupakan salah satu analisis non
parametik yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
a. Jika, nilai sigifikan < 0,05 menyatakan nilai residual tidak menyebar
b. Jika, nilai sigifikan ≥ 0,05 menyatakan nilai residual menyebar secara acak
variable atau lebih. Teknik ini untuk mengukur pengaruh indenpen yang lebih dari
satu terhadap variable dependen. Model yang digunakan untuk melakukan analisis
Keterangan:
a = Konstanta
berubah 1 satuan
berubah 1 satuan
berubah 1 satuan
berubah 1 satuan
e = Nilai Residu
koefesien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013: 97).
tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah
pada saat mengevaluasi model regresi terbaik, tidak seperti R2 , nilai adjusted R2
58
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
b. Uji Statistik F
Kriteria :
a. jika nilai signifikan < 0,05 atau Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak.
variable independen secara indivual terhadap variable dependen yang diuji. Pada
konservatisme akuntansi.
59
.konservatisme gakuntansi.
akuntansi.
akuntansi.
akuntansi.
akuntansi.
konservatisme akuntansi
akuntansi.
akuntansi.
nilai signifikan :
dengan jangka waktu tiga tahun yaitu pada tahun 2013, 2014, dan 2015 agar
metode purposive sampling yaitu teknik pemilihan sampel yang dilakukan dengan
kriteria tertentu sehingga dapat memberikan data secara maksimal sesuai dengan
tujuan penelitian.
tahun 2013-2015.
Desember.
61
62
Perusahaan manufaktur yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
SELEKSI SAMPEL PERUSAHAAN
Tahun
KRITERIA PENGAMBILAN SAMPEL
2013 2014 2015
Sampel Penelitian 39 38 36
Sampel Penelitian Tahun 2013-2015 sebelum di outlier 113
Data yang dioutlier (10)
Total data yang digunakan dalam penelitian setelah outlier
103
data
terdiri dari ICR (X1), MOWN (X2), GROWTH (X3), DAR (X4). Berikut hasil
63
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Std.
Variabel N Minimum Maximum Mean
Deviation
Y (MTBR) 103 -0.619 4.073 1.208 1.026
X1 (ICR) 103 0 1 - 0.485
X2 (MOWN) 103 0.000 2.559 0.136 0.383
X3 (GROWTH) 103 -0.841 3.949 0.209 0.563
X4 (DAR) 103 0.037 2.962 0.508 0.348
sebesar -0,619 dialami oleh perusahaan SULI pada tahun 2013, nilai terendah
pada peusahaan SULI ini dikarenakan ekuitas yang negatif. Ekuitas negatif berarti
perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar yang melebihi nilai ekuitas
0.369 dengan standart deviasi 0.485, variabel tingkat kesulitan keuangan (ICR)
pada penelitian ini menggunakan pengukuran dummy variabel dengan nol dan
sebesar 1,136 dengan standar deviasi 0,383, nilai terendah pada variabel struktur
kepemilikan manajerial sebesar 0.000 dialami oleh perusahaan KAEF pada tahun
manajerial tertinggi sebesar 2,559 dialami oleh perusahaan LMSH pada tahun
rata sebesar 0.209 dengan standar deviasi 0.563, nilai terkecil pada variabel
growth opportunities sebesar -0,841 dialami oleh perusahaan ALTO pada tahun
perusahaan ALTO pada tahun 2015. Variabel debt covenant (DER) menghasilkan
rata-rata sebesar 0.508 dengan standar deviasi 0.348, nilai terendah pada variabel
debt covenant sebesar 0,037 dialami oleh perusahaan JPRS pada tahun 2013,
sedangkan debt covenant tertinggi sebesar 2,962 dialami oleh perusahaan ALTO
memiliki nilai signifikansi ≥ α = 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dapat
65
di outlier agar menjadi normal. Berikut adalah hasil pengujian normalitas residual
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data : Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Indikasi Residual
N 103
Kolmogorov-Smirnov Z 1.223
Signifikansi 0.100
Sumber: Lampiran 5 (Data diolah)
nilai signifikansi sebesar 0.100, nilai ini lebih besar dari 0.05 sehingga
residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau
residual, apabila hasil regresi setiap variabel bebas dengan nilai residual
menghasilkan nilai signifikansi > 0.05 (α=5%), maka disimpulkan dalam model
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil glejser test antara setiap variabel
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas :Glejser Test
Variabel Nilai Signifikansi
X1 (ICR) 0.000
X2 (MOWN) 0.016
X3 (GROWTH) 0.229
X4 (DAR) 0.762
Sumber: Lampiran 5 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas hasil nilai signifikansi glejser test masing-
masing variabel bebas belum semuanya menghasilkan angka lebih besar dari 0.05
melakukan pengurangan data outlier dengan cara z-score variabel, namun hingga
sampel penelitian habis, asumsi heteroskedastisitas masih belum terpenuhi, hal ini
mengindikasikan bahwa data penelitian tidak homogen atau dengan kata lain data
model regresi terdapat korelasi yang signifikan. Model regresi yang baik tidak
digunakan Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai tolerance > 0,10 atau
nilai VIF < 10, maka tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model
regresi. Hasil model regresi menghasilkan nilai tolerance dan VIF sebagai berikut:
67
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
X1 (ICR) 0.786 1.273
X2 (MOWN) 0.946 1.057
X3 (GROWTH) 0.983 1.017
X4 (DAR) 0.757 1.320
Sumber: Lampiran 2 (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari
keempat variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF lebih kecil
dari 10 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terindikasi
kesalahan pengganggu pada periode waktu dengan kesalahan pada periode waktu
sebelumnya. Model regresi yang baik bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada
observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai sigifikansi hasil run test ≥
0,05 menyatakan nilai residual menyebar secara acak dan tidak terjadi gejala
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi : Runs Test
Runs Test Unstandardized Residual
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketahui signifikansi run test adalah 0.922,
dimana nilainya lebih besar dari 0.05, sehingga dari hasil tersebut
mengindikasikan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi, atau asumsi bebas
empat variabel bebas yaitu ICR (X1), MOWN (X2), GROWTH (X3), DAR (X4)
terhadap MTBR (Y) sebagai variabel terikat. Pengolahan data dilakukan dengan
program SPSS 13.0. Berikut ini adalah hasil regresi pengaruh empat variabel
bebas yaitu ICR (X1), MOWN (X2), GROWTH (X3), DAR (X4) terhadap MTBR
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Variabel Koefisien t Sig. t Hipotesis
Konstanta 1.340
X1 (ICR) -0.884 4.027 0.000 Berpengaruh
X2 (MOWN) 0.054 0.215 0.830 Tidak berpengaruh
X3 (GROWTH) 0.253 1.449 0.137 Tidak berpengaruh
X4 (DAR) 0.262 0.841 0.403 Tidak berpengaruh
R = 0.414
2
R Square (R ) = 0.172
F hitung = 5.076
Sig. F = 0.001
Variabel terikat : MTBR
Ringkasan hasil analisis regresi pada Tabel di atas diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) adalah sebesar 1.340, artinya jika semua variabel bebas sama
sebesar 1.340.
sebesar -0.884 artinya jika tingkat kesulitan keuangan (X1) berubah satu satuan,
dan konservatisme akuntansi (Y), yang berarti semakin tinggi tingkat kesulitan
perusahaan.
adalah sebesar 0.054 artinya jika struktur kepemilikan manajerial (X2) berubah
satu satuan, maka konservatisme akuntansi (Y) perusahaan akan berubah sebesar
0.054 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan/tidak berubah. Tanda positif
dan konservatisme akuntansi (Y), yang berarti semakin besar struktur kepemilikan
0.253 artinya jika growth opportunities (X3) berubah satu satuan, maka
70
akuntansi (Y), yang berarti semakin tinggi growth opportunities (X3) akan
4. Nilai koefisien regresi variabel debt covenant (X4) adalah sebesar 0.262
artinya jika debt covenant (X4) berubah satu satuan, maka konservatisme
akuntansi (Y) perusahaan akan berubah sebesar 0.262 dengan asumsi variabel
searah antara ukuran debt covenant (X4) dan konservatisme akuntansi (Y), yang
berarti semakin besar debt covenant (X4) akan semakin tinggi nilai konservatisme
persentase pengaruh dari variabel ICR (X1), MOWN (X2), GROWTH (X3), DAR
(X4) terhadap MTBR (Y) sebagai variabel terikat pada penelitian ini adalah
sebesar 17.2% dan sisanya 82.8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
diteliti.
b. Uji F
regresi dalam penelitian fit atau tidak fit. Variabel yang diuji sebagai pengaruh
jika F hitung > F tabel dan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%), maka secara bersama-
sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji F pada kedua
model regresi penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.7. Model regresi menghasilkan
nilai F hitung = 5.076 > F tabel 2.465 (df1=4, df2=98, α=0,05) dan nilai
signifikansi = 0,001 < 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel ICR (X1), MOWN
(X2), GROWTH (X3), DAR (X4) secara bersama-sama atau simultan dapat
a. Uji T
bebas terhadap variabel terikat, dengan ketentuan jika t hitung > t tabel dan nilai
signifikansi < 0,05 (α=5%), maka variabel bebas secara individual berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji t pada model regresi penelitian
konservatisme akuntansi (Y) menghasilkan nilai t hitung = 4.027 > t tabel = 1.984
(df=98, α/2=0,025) dan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil
konservatisme akuntansi (Y) menghasilkan nilai t hitung = 0.215 < t tabel = 1.984
(df=98, α/2=0,025) dan nilai signifikansi = 0,830 > 0,05. Berdasarkan hasil
akuntansi, jadi semakin tinggi struktur kepemilikan manajerial maka belum tentu
konservatisme akuntansi (Y) menghasilkan nilai t hitung = 1.449 < t tabel = 1.984
(df=98, α/2=0,025) dan nilai signifikansi = 0,137 > 0,05. Berdasarkan hasil
terbukti kebenarannya.
akuntansi (Y) menghasilkan nilai t hitung = 0.841 < t tabel = 1.984 (df=98,
α/2=0,025) dan nilai signifikansi = 0,403 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
konservatisme akuntansi (Y). Koefisien regresi debt covenant (X4) sebesar 0.262
konservatisme akuntansi, jadi semakin tinggi debt covenant maka belum tentu
4.5. Pembahasan
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
peneliti, maka peneliti akan menjelaskan secara lebih detail pada pembahasan
hasil uji hipotesis. Adapun pembahasan dari setiap hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
74
akutansi
pihak pengguna laporan keuangan yaitu investor dan kreditur. Manajer mengatur
baik.
lebih mendukung dengan teori akuntansi positif yang menyatakan bahwa tingkat
bermasalah karena kualitas manajer yang buruk. Hal tersebut membuat pemegang
manajer di pasar tenaga kerja dan dapat mendorong manajer menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi.
dengan kreditur dan pemegang saham, oleh karena itu tingkat kesulitan keuangan
konservatisme akuntansi dan jika tingkat kesulitan keuangan yang rendah akan
Hasil riset ini konsisten dengan hasil riset yang dilakukan oleh
Choiriyah (2016), dan Rahmadiar, dkk (2016) yang menyimpulkan bahwa tingkat
Kao dan Sie (2016), Suryandi dan Priyanto (2016), Pramudita (2012), dan
akuntansi, namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri
76
akutansi
perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakuakn untuk menyelaraskan antara
tentu berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Hasil ini tidak
sesuai dengan asumsi bahwa kepemilikan oleh pihak manajerial juga dapat
Hasil riset ini konsisten dengan hasil riset yang dilakukan oleh
Rahmadiar, dkk (2016), Nugroho dan Siti (2012) yang menyimpulkan bahwa
oleh Utama (2015), Septian dan Anna (2014) yang menyimpulkan bahwa struktur
Brilianti (2013), Sari dan Al-Azhar (2014) yang menyimpulkan bahwa struktur
akuntansi.
yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberikan petunjuk bagi para
menguntungkan dan pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor karena
untuk tumbuh dan berkembang perusahan tentu akan membutuhkan dana yang
78
Hasil riset ini konsisten dengan hasil riset yang dilakukan oleh
Fahtuhrahmi,dkk (2015), Dewi, dkk (2014), Septian dan Anna (2014) yang
hutang tersebut dengan memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba.
biaya dan menghambat kerja manajemen sehingga akan berusaha untuk mencegah
melindungi pemberi pinjaman dari tindakan manajer terhadap kreditur, kontrak ini
didasarkan pada teori akuntansi positif yaitu hypotesis debt covenant. Hypotesis
ini memprediksi bahwa manajerial ingin meningkatkan laba dan aset untuk
Hasil riset ini konsisten dengan hasil riset yang dilakukan oleh
Dewi, dkk (2014), Nugroho dan Siti (2012) yang menyimpulkan bahwa Debt
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Al-Azhar (2014)
akuntansi.
BAB V
PENUTUP
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
website BEI (www.idx.co.id), dari hasil purposive sampling diperoleh data 103
perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Penelitian ini diuji
menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier
berganda.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang telah dilakukan maka
81
82
Kao dan Sie (2016), Suryandi dan Priyanto (2016), Pramudita (2012), dan
namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015)
dkk (2016), Nugroho dan Siti (2012), namun tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Utama (2015), Septian dan Anna (2014),
penelitian yang dilakukan oleh Rahmadiar, dkk (2016), Nugroho dan Siti
(2014), Sari dan Al-Azhar (2014), namun tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2014), Nugroho dan Siti (2012), namun
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Al-Azhar
oleh karena itu penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang dapat
penelitian serupa.
2. Pada penelitian ini menggunakan cara uji Glejser untuk mengetahui ada
5.3 Saran
Oleh karena itu peneliti akan mengemukakan saran agar penelitian ini bisa
dikembangkan dan memberikan manfaat yang lebih baik. Saran yang dapat
perusahaan.
lain seperti uji Park, atau uji Spearman dan tidak terjadi
pasar, pendekatan laba operasi, pendekatan akrual arus kas atau non
operating accruals.
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, A., Rice, R., dan Stephen, S. 2016. Akuntansi Konservatisme Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 3(1), 1-16.
Ahmar, N., Pujiati, D., Murni, S.I.M.N., dan Effendi, B.M. 2016. Modul
Statistika 2. Surabaya : Perbanas.
Aristiyani., Utami G.D., dan Wirawati, G.P.1. 2013. Pengaruh Debt To Total
Assets, Deviden Payut Ratio dan Ukuran Perusahaan pada
Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Alhayati, Fajri. 2013. Pengaruh Leverage dan Kesulitan Keuangan Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi. Artikel Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang Udayana, 3(3), 216-230.
Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness Of
Earnings. Journal of accounting and economics,24,1-37
Beaver, W.H., dan Ryan, S.G. 2000. Biases and logs in book value and their
effects on the ability of the book-to market ratio to predict book return
on equity. Journal of Accounting Research 38, 127-148.
Brilianti, D.P. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme
Akuntansi Perusahaan. Journa Accounting Analysis, 2(3).
Choiriyah, N. 2016. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan tingkat kesulitan
keuangan (financial distress) perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun
2012–2014). Doctoral dissertation, STIE Perbanas Surabaya.
Davidparsaoran. 2013. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT Kimia Farma.
(https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-
aanipulasi-laporan-keuangan-pt-kimia-farma-tbk/)
Dewi, L. P. K., Herawati, N. T., AK, S., dan Sinarwati, N. K. 2014. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi S1, 2(1).
Fathurahmi, A., Sukarmanto, E., dan Fadilah, S. 2015. Pengaruh Growth
Opportunities dan Financial Distress terhadap Conservatism
Accounting pada Perusahaan Textile dan Garment Yang Terdaftar di
PT. Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Prosiding Penelitian
Sivitas Akademika Unisba,21-27.
86
Fala. 2007. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas
Perusahaan Dimoderisasi Oleh Good Corporate Governance.
Simposium Nasional Akuntansi X, 1-23.
Fuad. 2012. Dampak Konservatisme Akuntansi dan Struktur Kepemilikan
terhadap Relevansi Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
Auditing, Vol. 9, No. 1:1-96.
Fitri, R. Y. 2015. Pengauh Risiko Litigasi Terhadap Hubungan Kesulitan
Keuangan Dan Konflik Kepentingan Dengan Konservatisme
Akuntansi . Jurnal Akuntansi, 3(1),1-23.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
7 Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, S. N. 2012. Peranan struktur kepemilikan, debt covenant, dan growth
opportunities terhadap konservatisme akuntansi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, 1(2), 69-73.
Hamdan, A. M. M., Abzakh, M. H., dan Al-Ataibi, M. H. 2011. Factors
influencing the level of accounting conservatism in the financial
statements. International Business Research, 4(3), 145.
Indriantoro, N dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Jogjakarta:BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2014. Pernyataan Standart Akutansi Keuangan.
Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto, Hartono. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6 Penerbit : BPFA,
Jogyakarta.
Kao, H. S., dan Sie, P. J. 2016. Accounting Conservatism Trends and Financial
Distress: Considering the Endogeneity of the C-Score. International
Journal of Financial Research, 7(4), p149.
Muly De La Vega’s Personal Blog. 2009. Pentingnya Laporan Keuangan Yang
Jujur Dan Pembenahan Internal.
(http://mulydelavega.blogspot.co.id/2009/06/pentingnya-laporan-
ddkinerja-keuangan.html)
Najmudin. 2011. Manajemen keuangan dan aktualisasi Syar’iyyah Modern.
Yogyakarta: ANDI.
Nugroho, D. A., dan Siti, M. 2012. Pengaruh struktur kepemilikan manajerial,
debt covenant, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan risiko
litigasi terhadap konservatisme. Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis,1-65.
Nugroho, Okta dan Indriana D.T.L. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris perusahaan manufaktur di Bei
Tahun 2007-2009). Jurnal Akuntan Universitas Semarang, Vol. 1 No.
2,63-80.
Noviandri, Tio. 2014. Peranan Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Kondisi Financal Distress Perusahaan Sektor Perdagangan. Jurnal Ilmu
Manajemen,Vol. 2 No.4, 1655-1665
Pramudita, Nathania. 2012. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan dan Tingkat
Hutang Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(2), 1-6
Rahmadiar, E. M., Purnamasari, P., dan Gunawan, H. 2016. Pengaruh Risiko
Litigasi, Financial Distress dan Struktur Kepemilikan Manajerial
terhadap Konservatisme Akuntansi. Prosiding Akuntansi, Vol. 2 No.1,
309-318.
Sari, D. N., dan Al-azhar, L. 2014. Pengaruh struktur kepemilikan institutional,
struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan publik, debt
covenant dan growth opportunities Terhadap konservatisme
akuntansi. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu
Ekonomi, 1(2), 1-15.
Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPEE.
Septian, A., dan Anna, Y. D. 2014. Pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran
perusahaan, debt covenant, dan growth opportunities terhadap
konservatisme akuntansi (Studi pada sektor Industri Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012). Jurnal
Universitas Telkom, 1-96.
Scott, R.W. 2012. Financial accounting theory. Sixth Edition. Pearson Education
Canada.
Suryandari, E., dan Priyanto, R. E. 2016. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tingkat
Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Hubungan antara Konflik
Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
Investasi,12(2), 161-174.
Utama, I. Y. 2015. Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth
opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi: Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis,1-112.
Watts, L.R 2003. Conservatism In Accounting Part I: Explanations and
Implication. Journal of Accounting Horizons, Vol.17,No.3, pp 207-221.
Widyasari, P., Fanani, Z., Prasetyo, K., dan Mustikasari, E. 2012. Accounting
Conservatism: Evidence from Financial Distress, Litigation Risk
and Business Strategy. Jurnal Akuntansi Universitas Airlangga, 1-16.
Wijaya Langgeng Anggita. 2012. Pengukuran Konservatisme Akuntansi: Sebuah
Literatur Review. Jurnal Akuntansi dan pendidikan, Vol 1 No 1, pp
100-105.
Wolk, I.H., Thearny, G.M., dan Dodd, L.J. 2001. Accounting Theory: A
Conceptual and Institusional Approach. Fiftth edition. Ohio: South-
Western College Publishing.
LAMPIRAN
90
Lampiran 1
Kode
No Tahun Nama perusahaan
Emiten
1 2013 PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI
2 2013 PT. Mulia Industrindo Tbk MLIA
3 2013 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI
4 2013 PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS
5 2013 PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH
6 2013 PT. Saranacentral Bajatama Tbk BAJA
7 2013 PT. Indo Acidatama Tbk SRSN
8 2013 PT. Intanwijaya Internasional Tbk. INCI
9 2013 PT. Berlina Tbk BRNA
10 2013 PT. Trias Sentosa Tbk TRST
11 2013 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS
12 2013 PT. Slj Global (Sumalindo Lestari Jaya) Tbk SULI
13 2013 PT. Alkindo Narotama Tbk ALDO
14 2013 PT. Astra International Tbk ASII
15 2013 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO
16 2013 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
17 2013 PT. Indospring Tbk INDS
18 2013 PT. Nipress Tbk NIPS
19 2013 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
20 2013 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
21 2013 PT. Panasia Indo Resources (D/H Panasia Indosyntec) Tbk HDTX
22 2013 PT. Sri Rejeki Isman SRIL
23 2013 PT. Sunson Tectile Manufacture Tbk SSTM
24 2013 PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA
25 2013 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
26 2013 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
27 2013 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
28 2013 PT. Siantar Top Tbk STTP
29 2013 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
30 2013 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
31 2013 PT. Gudang Garam Tbk GGRM
32 2013 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
33 2013 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
34 2013 PT. Merck Tbk MERK
35 2013 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA
36 2013 PT. Industri jamu dan farmasi sido muncul tbk SIDO
37 2013 PT. Martina Berto Tbk MBTO
38 2013 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI
39 2013 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
40 2014 PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI
41 2014 PT. Mulia Industrindo Tbk MLIA
42 2014 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI
43 2014 PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS
44 2014 PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH
45 2014 PT. Saranacentral Bajatama Tbk BAJA
46 2014 PT. Indo Acidatama Tbk SRSN
47 2014 PT. Intanwijaya Internasional Tbk. INCI
48 2014 PT. Berlina Tbk BRNA
49 2014 PT. Trias Sentosa Tbk TRST
50 2014 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS
51 2014 PT. Slj Global (Sumalindo Lestari Jaya) Tbk SULI
52 2014 PT. Alkindo Narotama Tbk ALDO
53 2014 PT. Dwi Aneka Jaya Kamasindo Tbk. DAJK
54 2014 PT. Astra International Tbk ASII
55 2014 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO
56 2014 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
57 2014 PT. Indospring Tbk INDS
58 2014 PT. Nipress Tbk NIPS
59 2014 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
60 2014 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
61 2014 PT. Panasia Indo Resources (D/H Panasia Indosyntec) Tbk HDTX
62 2014 PT. Sunson Tectile Manufacture Tbk SSTM
63 2014 PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA
64 2014 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
65 2014 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
66 2014 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
67 2014 PT. Siantar Top Tbk STTP
68 2014 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
69 2014 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
70 2014 PT. Gudang Garam Tbk GGRM
71 2014 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
72 2014 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
73 2014 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA
74 2014 PT. Industri jamu dan farmasi sido muncul tbk SIDO
75 2014 PT. Martina Berto Tbk MBTO
76 2014 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI
77 2014 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
78 2015 PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI
79 2015 PT. Mulia Industrindo Tbk MLIA
80 2015 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI
81 2015 PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS
82 2015 PT. Lion Mesh Prima Tbk LMSH
83 2015 PT. Saranacentral Bajatama Tbk BAJA
84 2015 PT. Indo Acidatama Tbk SRSN
85 2015 PT. Intanwijaya Internasional Tbk. INCI
86 2015 PT. Berlina Tbk BRNA
87 2015 PT. Trias Sentosa Tbk TRST
88 2015 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS
89 2015 PT. Alkindo Narotama Tbk ALDO
90 2015 PT. Dwi Aneka Jaya Kamasindo Tbk. DAJK
91 2015 PT. Astra International Tbk ASII
92 2015 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
93 2015 PT. Indospring Tbk INDS
94 2015 PT. Nipress Tbk NIPS
95 2015 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
96 2015 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
97 2015 PT. Panasia Indo Resources (D/H Panasia Indosyntec) Tbk HDTX
98 2015 PT. Sunson Tectile Manufacture Tbk SSTM
99 2015 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
100 2015 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
101 2015 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
102 2015 PT. Siantar Top Tbk STTP
103 2015 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
104 2015 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
105 2015 PT. Gudang Garam Tbk GGRM
106 2015 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
107 2015 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
108 2015 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA
109 2015 PT. Industri jamu dan farmasi sido muncul tbk SIDO
110 2015 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID
111 2015 PT. Martina Berto Tbk MBTO
112 2015 PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI
113 2015 PT. Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
Lampiran 2
Kode
No Tahun Nama perusahaan emiten
1 2013 PT. Saranacentral Bajatama Tbk BAJA
2 2013 PT. Merck Tbk MERK
3 2013 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
4 2013 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
5 2014 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
6 2014 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
7 2014 PT. Siantar Top Tbk STTP
8 2014 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
9 2015 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
10 2015 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS
Lampiran 3
Kode Harga
No Tahun Total Ekuitas Saham beredar MTBR
Emiten Saham
1 2013 IKAI 140 205.408.075.635 791.383.786 0,5394
2 2013 MLIA 425 1.190.112.351.000 1.323.000.000 0,4725
3 2013 ALMI 600 657.341.556.453 308.000.000 0,2811
4 2013 JPRS 270 362.521.534.151 750.000.000 0,5586
5 2013 LMSH 8.000 110.468.094.376 9.600.000 0,6952
6 2013 BAJA 1.110 174.246.116.187 1.800.000.000 11,4665
7 2013 SRSN 50 314.375.634.000 6.020.000.000 0,9575
8 2013 INCI 240 126.091.686.236 181.035.556 0,3446
9 2013 BRNA 455 305.881.179.000 690.000.000 1,0264
10 2013 TRST 250 1.709.677.140.374 2.808.000.000 0,4106
11 2013 YPAS 660 170.811.389.395 668.000.089 2,5811
12 2013 SULI 74 (371.996.000.000) 3.111.401.022 (0,6189)
13 2013 ALDO 660 139.883.299.162 550.000.000 2,5950
14 2013 ASII 6.800 106.188.000.000.000 40.483.553.140 2,5925
15 2013 AUTO 3.650 9.425.919.000.000 4.819.733.000 1,8663
16 2013 GJTL 1.680 5.724.343.000.000 3.484.800.000 1,0227
17 2013 INDS 2.675 1.752.865.614.508 525.000.000 0,8012
18 2013 NIPS 325 235.945.772.000 720.000.000 0,9918
19 2013 PRAS 185 406.448.113.303 701.043.478 0,3191
20 2013 SMSM 3.450 1.016.753.000.000 1.439.668.860 4,8850
21 2013 HDTX 415 720.118.947.082 1.532.571.000 0,8832
22 2013 SRIL 245 2.319.599.411.985 18.592.888.040 1,9638
23 2013 SSTM 79 271.710.137.179 1.170.909.181 0,3404
24 2013 CEKA 1.160 528.274.933.918 297.500.000 0,6533
25 2013 INDF 6.600 38.373.129.000.000 8.780.426.500 1,5102
26 2013 SKBM 480 201.124.214.510 865.736.394 2,0662
27 2013 SKLT 180 139.650.353.636 690.740.500 0,8903
28 2013 STTP 1.550 694.128.409.113 1.310.000.000 2,9253
29 2013 ALTO 570 542.329.398.166 2.184.663.247 2,2961
30 2013 ULTJ 4.500 2.015.146.534.086 2.888.382.000 6,4500
31 2013 GGRM 42.000 29.416.271.000.000 1.924.088.000 2,7472
32 2013 WIIM 670 781.359.304.525 2.099.873.760 1,8006
33 2013 KAEF 590 1.624.354.688.981 5.554.000.000 2,0173
34 2013 MERK 189.000 512.218.622.000 22.400.000 8,2652
35 2013 PYFA 147 93.901.273.216 535.080.000 0,8377
36 2013 SIDO 700 2.625.456.000.000 15.000.000.000 3,9993
37 2013 MBTO 305 451.318.464.718 1.070.000.000 0,7231
38 2013 KICI 270 73.976.578.603 138.000.000 0,5037
39 2013 LMPI 215 397.420.193.618 1.008.517.669 0,5456
40 2014 IKAI 118 178.657.222.154 791.383.786 0,5227
41 2014 MLIA 525 1.321.572.099.000 1.323.000.000 0,5256
42 2014 ALMI 268 641.035.778.235 308.000.000 0,1288
43 2014 JPRS 242 355.632.864.298 750.000.000 0,5104
44 2014 LMSH 6.450 115.951.209.812 9.600.000 0,5340
45 2014 BAJA 297 188.323.968.614 1.800.000.000 2,8387
46 2014 SRSN 50 328.836.439.000 6.020.000.000 0,9153
47 2014 INCI 238 137.119.907.248 181.035.556 0,3142
48 2014 BRNA 705 366.374.815.000 690.000.000 1,3277
49 2014 TRST 380 1.761.493.183.162 2.808.000.000 0,6058
50 2014 YPAS 500 161.879.412.678 668.000.089 2,0633
51 2014 SULI 62 (366.477.000.000) 3.111.401.022 (0,5264)
52 2014 ALDO 735 159.422.655.622 550.000.000 2,5357
53 2014 DAJK 575 1.065.619.060.000 2.500.000.000 1,3490
54 2014 ASII 7.425 120.324.000.000.000 40.483.553.140 2,4982
55 2014 AUTO 4.200 10.136.557.000.000 4.819.733.000 1,9970
56 2014 GJTL 1.425 5.983.292.000.000 3.484.800.000 0,8300
57 2014 INDS 1.600 1.828.318.551.877 525.000.000 0,4594
58 2014 NIPS 487 575.894.224.000 720.000.000 0,6089
59 2014 PRAS 204 685.821.589.456 701.043.478 0,2085
60 2014 SMSM 4.750 1.146.837.000.000 1.439.668.860 5,9629
61 2014 HDTX 390 614.637.690.296 1.532.571.000 0,9724
62 2014 SSTM 103 258.869.839.351 1.170.909.181 0,4659
63 2014 CEKA 1.500 537.551.172.122 297.500.000 0,8302
64 2014 INDF 6.750 41.228.376.000.000 8.780.426.500 1,4376
65 2014 SKBM 970 317.909.776.363 865.736.394 2,6415
66 2014 SKLT 300 153.368.106.620 690.740.500 1,3511
67 2014 STTP 2.880 817.593.813.061 1.310.000.000 4,6145
68 2014 ALTO 352 532.650.909.040 2.184.663.247 1,4437
69 2014 ULTJ 3.720 2.265.097.759.730 2.888.382.000 4,7436
70 2014 GGRM 60.700 33.228.720.000.000 1.924.088.000 3,5148
71 2014 WIIM 625 854.425.098.590 2.099.873.760 1,5360
72 2014 KAEF 1.465 1.811.143.949.913 5.554.000.000 4,4925
73 2014 PYFA 135 96.558.938.621 535.080.000 0,7481
74 2014 SIDO 610 2.634.659.000.000 15.000.000.000 3,4729
75 2014 MBTO 200 453.749.133.904 1.070.000.000 0,4716
76 2014 KICI 268 78.680.086.844 138.000.000 0,4701
77 2014 LMPI 175 399.130.784.193 1.008.517.669 0,4422
78 2015 IKAI 114 69.032.941.096 791.383.786 1,3069
79 2015 MLIA 515 1.115.119.044.000 1.323.000.000 0,6110
80 2015 ALMI 198 565.111.000.582 308.000.000 0,1079
81 2015 JPRS 120 332.459.030.450 750.000.000 0,2707
82 2015 LMSH 575 112.441.377.144 9.600.000 0,0491
83 2015 BAJA 84 161.627.612.352 1.800.000.000 0,9355
84 2015 SRSN 50 340.079.836.000 6.020.000.000 0,8851
85 2015 INCI 305 154.051.308.997 181.035.556 0,3584
86 2015 BRNA 730 827.914.288.000 690.000.000 0,6084
87 2015 TRST 310 1.956.920.690.054 2.808.000.000 0,4448
88 2015 YPAS 800 150.399.520.729 668.000.089 3,5532
89 2015 ALDO 735 170.929.026.813 550.000.000 2,3650
90 2015 DAJK 160 772.893.948.000 2.500.000.000 0,5175
91 2015 ASII 6.000 126.533.000.000.000 40.483.553.140 1,9197
92 2015 GJTL 530 5.394.142.000.000 3.484.800.000 0,3424
93 2015 INDS 350 1.919.038.917.988 525.000.000 0,0958
94 2015 NIPS 425 609.002.679.000 720.000.000 0,5025
95 2015 PRAS 125 720.564.133.797 701.043.478 0,1216
96 2015 SMSM 4.760 1.440.248.000.000 1.439.668.860 4,7581
97 2015 HDTX 885 1.395.961.824.000 1.532.571.000 0,9716
98 2015 SSTM 52 244.091.472.861 1.170.909.181 0,2494
99 2015 INDF 5.175 43.121.593.000.000 8.780.426.500 1,0537
100 2015 SKBM 945 344.087.439.659 865.736.394 2,3777
101 2015 SKLT 370 152.044.668.111 690.740.500 1,6809
102 2015 STTP 3.015 1.008.809.438.257 1.310.000.000 3,9152
103 2015 ALTO 325 506.972.183.527 2.184.663.247 1,4005
104 2015 ULTJ 3.945 2.797.505.693.922 2.888.382.000 4,0732
105 2015 GGRM 55.000 38.007.909.000.000 1.924.088.000 2,7843
106 2015 WIIM 430 943.708.980.906 2.099.873.760 0,9568
107 2015 KAEF 870 1.862.096.822.470 5.554.000.000 2,5949
108 2015 PYFA 112 101.222.059.197 535.080.000 0,5921
109 2015 SIDO 550 2.598.314.000.000 15.000.000.000 3,1751
110 2015 TCID 16.500 1.714.871.478.033 201.066.667 1,9346
111 2015 MBTO 140 434.213.595.966 1.070.000.000 0,3450
112 2015 KICI 250 93.371.607.348 138.000.000 0,3695
113 2015 LMPI 113 401.211.837.509 1.008.517.669 0,2840
Lampiran 4
Kode
No Tahun Laba Operasional Beban Bunga ICR DUMMY
Emiten
1 2013 IKAI (12.090.270.966) 11.473.783.908 -1,0537 1
2 2013 MLIA (443.724.925.000) 322.279.754.000 -1,3768 1
3 2013 ALMI 93.387.821.404 47.051.082.345 1,9848 0
4 2013 JPRS 11.177.623.694 916.609.306 12,1945 0
5 2013 LMSH 18.045.128.623 531.606.916 33,9445 0
6 2013 BAJA (102.926.436.227) 15.571.446.373 -6,6099 1
7 2013 SRSN 39.938.947.000 7.271.993.000 5,4922 0
8 2013 INCI 10.690.815.380 175.822.127 60,8047 0
9 2013 BRNA 31.187.445.000 39.514.276.000 0,7893 1
10 2013 TRST 97.052.146.319 24.523.864.571 3,9575 0
11 2013 YPAS 8.433.485.062 17.563.085.847 0,4802 1
12 2013 SULI (70.440.000.000) 224.416.000.000 -0,3139 1
13 2013 ALDO 37.855.123.171 4.295.963.088 8,8118 0
14 2013 ASII 27.523.000.000.000 1.109.000.000.000 24,8179 0
15 2013 AUTO 1.268.604.000.000 87.265.000.000 14,5374 0
16 2013 GJTL 166.473.000.000 576.137.000.000 0,2889 1
17 2013 INDS 204.426.295.797 30.415.644.467 6,7211 0
18 2013 NIPS 76.509.302.000 31.279.066.000 2,4460 0
19 2013 PRAS 15.808.091.138 16.335.671.253 0,9677 1
20 2013 SMSM 489.778.713.532 30.304.009.765 16,1622 0
21 2013 HDTX (283.989.192.006) 15.936.644.270 -17,8199 1
22 2013 SRIL 667.895.662.297 221.003.716.654 3,0221 0
23 2013 SSTM (3.484.385.880) 35.958.425.147 -0,0969 1
24 2013 CEKA 90.910.496.665 11.693.768.315 7,7743 0
25 2013 INDF 6.717.981.000.000 2.772.827.000.000 2,4228 0
26 2013 SKBM 78.305.045.915 8.942.830.184 8,7562 0
27 2013 SKLT 19.691.180.004 5.178.831.215 3,8022 0
28 2013 STTP 142.799.075.520 38.432.553.147 3,7156 0
29 2013 ALTO 61.264.340.323 45.522.107.753 1,3458 0
30 2013 ULTJ 423.195.023.125 7.955.069.915 53,1982 0
31 2013 GGRM 6.691.722.000.000 755.518.000.000 8,8571 0
32 2013 WIIM 180.201.164.378 14.342.096.369 12,5645 0
33 2013 KAEF 293.765.073.883 9.639.641.584 30,4747 0
34 2013 MERK 230.025.511.000 417.998.000 550,3029 0
35 2013 PYFA 8.499.928.945 3.215.100.408 2,6438 0
36 2013 SIDO 582.658.000.000 13.256.000.000 43,9543 0
37 2013 MBTO 21.535.002.432 4.526.537.964 4,7575 0
38 2013 KICI 11.390.902.822 595.908.528 19,1152 0
39 2013 LMPI (14.019.452.357) 29.383.094.161 -0,4771 1
40 2014 IKAI (3.879.830.671) 12.011.587.879 -0,3230 1
41 2014 MLIA 163.493.412.000 329.152.950.000 0,4967 1
42 2014 ALMI 73.980.234.550 87.477.557.573 0,8457 1
43 2014 JPRS (9.304.278.419) 1.670.268.290 -5,5705 1
44 2014 LMSH 8.630.754.421 601.083.060 14,3587 0
45 2014 BAJA 18.683.712.081 28.715.040.973 0,6507 1
46 2014 SRSN 39.827.073.000 9.969.083.000 3,9951 0
47 2014 INCI 11.358.760.719 240.452.220 47,2392 0
48 2014 BRNA 133.688.981.000 59.931.157.000 2,2307 0
49 2014 TRST 105.939.980.267 42.873.980.558 2,4710 0
50 2014 YPAS (9.447.119.285) 17.404.724.398 -0,5428 1
51 2014 SULI (33.158.000.000) 56.533.000.000 -0,5865 1
52 2014 ALDO 35.833.310.224 7.677.707.716 4,6672 0
53 2014 DAJK 114.990.221.000 74.149.042.000 1,5508 0
54 2014 ASII 27.352.000.000.000 1.375.000.000.000 19,8924 0
55 2014 AUTO 1.108.055.000.000 97.384.000.000 11,3782 0
56 2014 GJTL 394.059.000.000 621.108.000.000 0,6344 1
57 2014 INDS 182.464.594.853 27.430.861.802 6,6518 0
58 2014 NIPS 103.298.843.000 37.471.094.000 2,7568 0
59 2014 PRAS 5.014.756.768 25.292.172.624 0,1983 1
60 2014 SMSM 566.165.000.000 28.469.000.000 19,8871 0
61 2014 HDTX (101.142.729.533) 8.812.691.244 -11,4769 1
62 2014 SSTM (16.687.011.684) 33.326.812.245 -0,5007 1
63 2014 CEKA 97.356.405.620 40.843.574.289 2,3836 0
64 2014 INDF 7.208.732.000.000 1.552.958.000.000 4,6419 0
65 2014 SKBM 119.659.125.677 11.364.790.558 10,5289 0
66 2014 SKLT 26.570.444.046 6.627.654.733 4,0090 0
67 2014 STTP 167.765.041.979 59.032.724.130 2,8419 0
68 2014 ALTO 33.093.541.000 43.913.605.159.000 0,0008 1
69 2014 ULTJ 374.126.536.835 4.063.182.474 92,0772 0
70 2014 GGRM 8.577.656.000.000 1.371.811.000.000 6,2528 0
71 2014 WIIM 162.287.606.779 20.187.863.948 8,0389 0
72 2014 KAEF 342.480.745.051 26.869.685.416 12,7460 0
73 2014 PYFA 4.206.712.519 5.989.504.992 0,7023 1
74 2014 SIDO 545.651.000.000 565.000.000 965,7540 0
75 2014 MBTO 7.944.819.926 6.644.855.478 1,1956 0
76 2014 KICI 6.486.649.287 818.231.648 7,9276 0
77 2014 LMPI 3.002.947.069 32.873.170.855 0,0913 1
78 2015 IKAI (22.501.273.985) 12.491.992.273 -1,8013 1
79 2015 MLIA (190.208.664.000) 313.360.099.000 -0,6070 1
80 2015 ALMI 55.099.672 64.526.434.556 0,0009 1
81 2015 JPRS (26.305.419.065) 2.500.953.988 -10,5182 1
82 2015 LMSH 3.807.172.880 488.106.850 7,7999 0
83 2015 BAJA (11.830.669.276) 28.247.920.248 -0,4188 1
84 2015 SRSN 35.521.240.000 14.806.577.000 2,3990 0
85 2015 INCI 19.220.641.866 249.178.091 77,1362 0
86 2015 BRNA (2.427.389.000) 77.407.160.000 -0,0314 1
87 2015 TRST 88.746.155.513 37.741.951.560 2,3514 0
88 2015 YPAS (10.055.066.010) 11.589.464.302 -0,8676 1
89 2015 ALDO 42.225.063.206 9.890.309.310 4,2693 0
90 2015 DAJK (439.810.233.000) 120.390.797.000 -3,6532 1
91 2015 ASII 19.630.000.000.000 1.370.000.000.000 14,3285 0
92 2015 GJTL (331.869.000.000) 738.946.000.000 -0,4491 1
93 2015 INDS 42.060.367.453 38.388.630.931 1,0956 0
94 2015 NIPS 83.667.354.000 378.448.000 221,0802 0
95 2015 PRAS 8.469.139.366 32.099.080.257 0,2638 1
96 2015 SMSM 602.997.000.000 25.420.000.000 23,7214 0
97 2015 HDTX (332.544.044.000) 28.393.824.000 -11,7118 1
98 2015 SSTM (22.355.081.158) 30.999.649.750 -0,7211 1
99 2015 INDF 7.362.895.000.000 2.665.675.000.000 2,7621 0
100 2015 SKBM 64.528.619.400 14.405.013.302 4,4796 0
101 2015 SKLT 33.586.321.507 8.527.787.807 3,9385 0
102 2015 STTP 232.005.398.773 69.213.223.651 3,3520 0
103 2015 ALTO 9.952.993.698 48.907.380.739 0,2035 1
104 2015 ULTJ 692.865.656.136 2.314.561.134 299,3508 0
105 2015 GGRM 10.064.867.000.000 1.429.592.000.000 7,0404 0
106 2015 WIIM 200.720.211.666 18.700.322.445 10,7335 0
107 2015 KAEF 374.277.146.619 36.142.085.430 10,3557 0
108 2015 PYFA 10.135.509.222 5.586.440.483 1,8143 0
109 2015 SIDO 560.399.000.000 51.000.000 10.988,2157 0
110 2015 TCID 218.680.216.268 469.671.111 465,6029 0
111 2015 MBTO (11.454.570.311) 7.376.918.619 -1,5528 1
112 2015 KICI 2.828.046.167 949.388.878 2,9788 0
113 2015 LMPI 6.873.689.802 32.026.697.070 0,2146 1
Hasil Perhitungan Variabel Independen (Struktur Kepemilikan Manajerial)
Kode Saham
No Tahun Saham beredar MOWN
Emiten Manajerial
1 2013 IKAI 24.000.000 791.383.786 0,0303
2 2013 MLIA 770.700 1.323.000.000 0,0006
3 2013 ALMI 4.940.000 308.000.000 0,0160
4 2013 JPRS 116.510.000 750.000.000 0,1553
5 2013 LMSH 2.459.500 9.600.000 0,2562
6 2013 BAJA 1.330.448.000 1.800.000.000 0,7391
7 2013 SRSN 567.101.467 6.020.000.000 0,0942
8 2013 INCI 15.170.013 181.035.556 0,0838
9 2013 BRNA 64.974.000 690.000.000 0,0942
10 2013 TRST 41.986.109 2.808.000.000 0,0150
11 2013 YPAS 2.349.500 668.000.089 0,0035
12 2013 SULI 30.000.000 3.111.401.022 0,0096
13 2013 ALDO 78.769.231 550.000.000 0,1432
14 2013 ASII 14.590.000 40.483.553.140 0,0004
15 2013 AUTO 3.103.000 4.819.733.000 0,0006
16 2013 GJTL 3.362.500 3.484.800.000 0,0010
17 2013 INDS 2.285.148 525.000.000 0,0044
18 2013 NIPS 50.040.000 720.000.000 0,0695
19 2013 PRAS 34.745.900 701.043.478 0,0496
20 2013 SMSM 120.093.806 1.439.668.860 0,0834
21 2013 HDTX 35.400.000 1.532.571.000 0,0231
22 2013 SRIL 8.880.000 18.592.888.040 0,0005
23 2013 SSTM 94.340.584 1.170.909.181 0,0806
24 2013 CEKA 2.250.000 297.500.000 0,0076
25 2013 INDF 1.380.020 8.780.426.500 0,0002
26 2013 SKBM 14.908.700 865.736.394 0,0172
27 2013 SKLT 864.000 690.740.500 0,0013
28 2013 STTP 40.968.000 1.310.000.000 0,0313
29 2013 ALTO 49.000.000 2.184.663.247 0,0224
30 2013 ULTJ 514.055.500 2.888.382.000 0,1780
31 2013 GGRM 17.702.200 1.924.088.000 0,0092
32 2013 WIIM 516.740.600 2.099.873.760 0,2461
33 2013 KAEF 125.000 5.554.000.000 0,0000
34 2013 MERK 250 22.400.000 0,0000
35 2013 PYFA 123.480.000 535.080.000 0,2308
36 2013 SIDO 12.150.000.000 15.000.000.000 0,8100
37 2013 MBTO 1.004.500 1.070.000.000 0,0009
38 2013 KICI 313.080 138.000.000 0,0023
39 2013 LMPI 56.087 1.008.517.669 0,0001
40 2014 IKAI 24.000.000 791.383.786 0,0303
41 2014 MLIA 770.700 1.323.000.000 0,0006
42 2014 ALMI 9.880.000 308.000.000 0,0321
43 2014 JPRS 116.510.000 750.000.000 0,1553
44 2014 LMSH 24.565.000 9.600.000 2,5589
45 2014 BAJA 1.330.448.000 1.800.000.000 0,7391
46 2014 SRSN 697.979.645 6.020.000.000 0,1159
47 2014 INCI 25.123.776 181.035.556 0,1388
48 2014 BRNA 49.774.000 690.000.000 0,0721
49 2014 TRST 33.336.559 2.808.000.000 0,0119
50 2014 YPAS 2.349.500 668.000.089 0,0035
51 2014 SULI 30.000.000 3.111.401.022 0,0096
52 2014 ALDO 78.769.231 550.000.000 0,1432
53 2014 DAJK 25.423.000 2.500.000.000 0,0102
54 2014 ASII 14.965.000 40.483.553.140 0,0004
55 2014 AUTO 1.016.750 4.819.733.000 0,0002
56 2014 GJTL 3.707.000 3.484.800.000 0,0011
57 2014 INDS 2.856.434 525.000.000 0,0054
58 2014 NIPS 50.040.000 720.000.000 0,0695
59 2014 PRAS 34.745.900 701.043.478 0,0496
60 2014 SMSM 120.093.806 1.439.668.860 0,0834
61 2014 HDTX 36.400.000 1.532.571.000 0,0238
62 2014 SSTM 94.340.584 1.170.909.181 0,0806
63 2014 CEKA 2.250.000 297.500.000 0,0076
64 2014 INDF 1.380.020 8.780.426.500 0,0002
65 2014 SKBM 29.253.200 865.736.394 0,0338
66 2014 SKLT 864.000 690.740.500 0,0013
67 2014 STTP 41.494.100 1.310.000.000 0,0317
68 2014 ALTO 49.000.000 2.184.663.247 0,0224
69 2014 ULTJ 516.776.500 2.888.382.000 0,1789
70 2014 GGRM 17.702.200 1.924.088.000 0,0092
71 2014 WIIM 516.740.600 2.099.873.760 0,2461
72 2014 KAEF 125.000 5.554.000.000 0,0000
73 2014 PYFA 123.480.000 535.080.000 0,2308
74 2014 SIDO 12.150.000.000 15.000.000.000 0,8100
75 2014 MBTO 1.004.500 1.070.000.000 0,0009
76 2014 KICI 313.080 138.000.000 0,0023
77 2014 LMPI 56.087 1.008.517.669 0,0001
78 2015 IKAI 13.000.000 791.383.786 0,0164
79 2015 MLIA 770.700 1.323.000.000 0,0006
80 2015 ALMI 9.982.700 308.000.000 0,0324
81 2015 JPRS 116.510.000 750.000.000 0,1553
82 2015 LMSH 24.565.000 9.600.000 2,5589
83 2015 BAJA 1.330.448.000 1.800.000.000 0,7391
84 2015 SRSN 697.979.645 6.020.000.000 0,1159
85 2015 INCI 25.198.483 181.035.556 0,1392
86 2015 BRNA 49.774.000 690.000.000 0,0721
87 2015 TRST 80.096.959 2.808.000.000 0,0285
88 2015 YPAS 2.349.500 668.000.089 0,0035
89 2015 ALDO 78.769.231 550.000.000 0,1432
90 2015 DAJK 25.423.000 2.500.000.000 0,0102
91 2015 ASII 94.915.000 40.483.553.140 0,0023
92 2015 GJTL 32.863.000 3.484.800.000 0,0094
93 2015 INDS 2.856.434 525.000.000 0,0054
94 2015 NIPS 50.040.000 720.000.000 0,0695
95 2015 PRAS 34.745.900 701.043.478 0,0496
96 2015 SMSM 115.119.453 1.439.668.860 0,0800
97 2015 HDTX 103.876.100 1.532.571.000 0,0678
98 2015 SSTM 94.340.584 1.170.909.181 0,0806
99 2015 INDF 1.380.020 8.780.426.500 0,0002
100 2015 SKBM 29.036.200 865.736.394 0,0335
101 2015 SKLT 1.669.640 690.740.500 0,0024
102 2015 STTP 41.790.800 1.310.000.000 0,0319
103 2015 ALTO 49.000.000 2.184.663.247 0,0224
104 2015 ULTJ 517.156.900 2.888.382.000 0,1790
105 2015 GGRM 17.702.200 1.924.088.000 0,0092
106 2015 WIIM 516.741.420 2.099.873.760 0,2461
107 2015 KAEF 125.000 5.554.000.000 0,0000
108 2015 PYFA 123.480.000 535.080.000 0,2308
109 2015 SIDO 12.150.000.000 15.000.000.000 0,8100
110 2015 TCID 273.004 201.066.667 0,0014
111 2015 MBTO 1.004.500 1.070.000.000 0,0009
112 2015 KICI 313.080 138.000.000 0,0023
113 2015 LMPI 56.087 1.008.517.669 0,0001
Hasil Perhitungan Variabel Independen (Growh Opportunities)
Kode
No Tahun TOTAL HUTANG TOTAL AKTIVA DAR
Emiten
1 2013 IKAI 276.648.973.235 482.057.048.870 0,5739
2 2013 MLIA 5.999.787.094.000 7.189.899.445.000 0,8345
3 2013 ALMI 2.094.736.673.254 2.752.078.229.707 0,7611
4 2013 JPRS 14.019.207.792 376.540.741.943 0,0372
5 2013 LMSH 31.229.504.329 141.697.598.705 0,2204
6 2013 BAJA 668.682.316.817 842.928.433.004 0,7933
7 2013 SRSN 106.406.914.000 420.782.546.000 0,2529
8 2013 INCI 10.050.376.983 136.142.063.219 0,0738
9 2013 BRNA 819.251.536.000 1.125.132.715.000 0,7281
10 2013 TRST 1.551.242.364.818 3.260.919.505.192 0,4757
11 2013 YPAS 443.067.408.288 613.878.797.683 0,7218
12 2013 SULI 1.313.137.000.000 941.141.000.000 1,3953
13 2013 ALDO 161.595.933.059 301.479.232.221 0,5360
14 2013 ASII 107.806.000.000.000 213.994.000.000.000 0,5038
15 2013 AUTO 3.058.924.000.000 12.617.678.000.000 0,2424
16 2013 GJTL 9.626.411.000.000 15.350.754.000.000 0,6271
17 2013 INDS 443.652.749.965 2.196.518.364.473 0,2020
18 2013 NIPS 562.461.853.000 798.407.625.000 0,7045
19 2013 PRAS 389.182.140.905 795.630.254.208 0,4891
20 2013 SMSM 694.304.234.869 1.701.103.245.176 0,4081
21 2013 HDTX 1.658.609.326.640 2.378.728.273.722 0,6973
22 2013 SRIL 3.271.382.382.624 5.590.981.794.609 0,5851
23 2013 SSTM 530.156.259.856 801.866.397.035 0,6612
24 2013 CEKA 541.352.365.829 1.069.627.299.747 0,5061
25 2013 INDF 39.719.660.000.000 78.092.789.000.000 0,5086
26 2013 SKBM 296.528.343.161 497.652.557.672 0,5959
27 2013 SKLT 162.339.135.063 301.989.488.699 0,5376
28 2013 STTP 775.930.985.779 1.470.059.394.892 0,5278
29 2013 ALTO 960.189.991.593 1.502.519.389.759 0,6391
30 2013 ULTJ 796.474.448.056 2.811.620.982.142 0,2833
31 2013 GGRM 21.353.980.000.000 50.770.251.000.000 0,4206
32 2013 WIIM 447.651.956.356 1.229.011.260.881 0,3642
33 2013 KAEF 847.584.859.909 2.471.939.548.890 0,3429
34 2013 MERK 184.727.696.000 696.946.318.000 0,2651
35 2013 PYFA 81.217.648.190 175.118.921.406 0,4638
36 2013 SIDO 326.051.000.000 2.951.507.000.000 0,1105
37 2013 MBTO 160.451.280.610 611.769.745.328 0,2623
38 2013 KICI 24.319.143.497 98.295.722.100 0,2474
39 2013 LMPI 424.769.313.259 822.189.506.877 0,5166
40 2014 IKAI 339.889.432.972 518.546.655.125 0,6555
41 2014 MLIA 5.893.580.221.000 7.215.152.320.000 0,8168
42 2014 ALMI 2.571.403.202.989 3.212.438.981.224 0,8005
43 2014 JPRS 15.334.844.453 370.967.708.751 0,0413
44 2014 LMSH 23.964.388.443 139.915.598.255 0,1713
45 2014 BAJA 786.309.001.839 974.632.970.453 0,8068
46 2014 SRSN 134.510.685.000 463.347.124.000 0,2903
47 2014 INCI 10.872.710.103 147.992.617.351 0,0735
48 2014 BRNA 967.711.101.000 1.334.085.916.000 0,7254
49 2014 TRST 1.499.792.311.890 3.261.285.495.052 0,4599
50 2014 YPAS 158.615.180.283 320.494.592.961 0,4949
51 2014 SULI 1.267.088.000.000 900.611.000.000 1,4069
52 2014 ALDO 197.391.610.046 356.814.265.668 0,5532
53 2014 DAJK 678.825.319.000 1.902.696.164.000 0,3568
54 2014 ASII 115.705.000.000.000 236.029.000.000.000 0,4902
55 2014 AUTO 4.244.369.000.000 14.380.926.000.000 0,2951
56 2014 GJTL 10.059.605.000.000 16.042.897.000.000 0,6270
57 2014 INDS 454.347.526.616 2.282.666.078.493 0,1990
58 2014 NIPS 630.960.175.000 1.206.854.399.000 0,5228
59 2014 PRAS 601.006.310.349 1.286.827.899.805 0,4670
60 2014 SMSM 602.558.000.000 1.749.395.000.000 0,3444
61 2014 HDTX 3.607.059.196.611 4.221.696.886.907 0,8544
62 2014 SSTM 514.793.507.583 773.663.346.934 0,6654
63 2014 CEKA 746.598.865.219 1.284.150.037.341 0,5814
64 2014 INDF 44.710.509.000.000 85.938.885.000.000 0,5203
65 2014 SKBM 331.624.254.750 649.534.031.113 0,5106
66 2014 SKLT 178.206.785.017 331.574.891.637 0,5375
67 2014 STTP 882.610.280.834 1.700.204.093.895 0,5191
68 2014 ALTO 706.402.717.818 238.474.789.272 2,9622
69 2014 ULTJ 651.985.807.625 2.917.083.567.355 0,2235
70 2014 GGRM 24.991.880.000.000 58.220.600.000.000 0,4293
71 2014 WIIM 478.482.577.195 1.332.907.675.785 0,3590
72 2014 KAEF 1.157.040.676.384 2.968.184.626.297 0,3898
73 2014 PYFA 76.177.686.068 172.736.624.689 0,4410
74 2014 SIDO 186.740.000.000 2.821.399.000.000 0,0662
75 2014 MBTO 165.633.948.162 619.383.082.066 0,2674
76 2014 KICI 18.065.657.377 96.745.744.221 0,1867
77 2014 LMPI 409.761.454.151 808.892.238.344 0,5066
78 2015 IKAI 321.009.676.687 390.042.617.783 0,8230
79 2015 MLIA 6.010.681.233.000 7.125.800.277.000 0,8435
80 2015 ALMI 1.623.926.585.475 2.189.037.586.057 0,7418
81 2015 JPRS 30.806.011.707 363.265.042.157 0,0848
82 2015 LMSH 21.341.373.897 133.782.751.041 0,1595
83 2015 BAJA 787.055.068.790 948.682.681.142 0,8296
84 2015 SRSN 233.993.478.000 574.073.314.000 0,4076
85 2015 INCI 15.494.757.317 169.546.066.314 0,0914
86 2015 BRNA 992.869.623.000 1.820.783.911.000 0,5453
87 2015 TRST 1.400.438.809.900 3.357.359.499.954 0,4171
88 2015 YPAS 128.790.247.858 279.189.768.587 0,4613
89 2015 ALDO 195.081.792.385 366.010.819.198 0,5330
90 2015 DAJK 1.224.872.919.000 1.997.766.867.000 0,6131
91 2015 ASII 118.902.000.000.000 245.435.000.000.000 0,4845
92 2015 GJTL 12.115.363.000.000 17.509.505.000.000 0,6919
93 2015 INDS 634.889.428.231 2.553.928.346.219 0,2486
94 2015 NIPS 938.717.411.000 1.547.720.090.000 0,6065
95 2015 PRAS 811.177.918.367 1.531.742.052.164 0,5296
96 2015 SMSM 779.860.000.000 2.220.108.000.000 0,3513
97 2015 HDTX 3.482.406.080.000 4.878.367.904.000 0,7138
98 2015 SSTM 477.792.694.823 721.884.167.684 0,6619
99 2015 INDF 48.709.933.000.000 91.831.526.000.000 0,5304
100 2015 SKBM 420.396.809.051 764.484.248.710 0,5499
101 2015 SKLT 225.066.080.248 377.110.748.359 0,5968
102 2015 STTP 910.758.598.913 1.919.568.037.170 0,4745
103 2015 ALTO 673.255.888.637 1.180.228.072.164 0,5704
104 2015 ULTJ 742.490.216.326 3.539.995.910.248 0,2097
105 2015 GGRM 25.497.504.000.000 63.505.413.000.000 0,4015
106 2015 WIIM 398.991.064.485 1.342.700.045.391 0,2972
107 2015 KAEF 1.374.127.253.841 3.236.224.076.311 0,4246
108 2015 PYFA 58.729.478.032 159.951.537.229 0,3672
109 2015 SIDO 197.797.000.000 2.796.111.000.000 0,0707
110 2015 TCID 367.225.370.670 2.082.096.848.703 0,1764
111 2015 MBTO 214.685.781.274 648.899.377.240 0,3308
112 2015 KICI 40.460.281.468 133.831.888.816 0,3023
113 2015 LMPI 391.881.675.091 793.093.512.600 0,4941
Lampiran 5
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Unstandardiz
ed Residual
N 113
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.73250735
Most Extreme Absolute .188
Differences Positive .188
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 2.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calculated from data.
Deteksi Outlier
Casewise Diagnostics(a)
Predicted
Case Number Std. Residual Y (MTBV) Value Residual
1 5,812 11,467 1,21308 10,253460
2 3,616 8,265 1,88512 6,380098
4 2,562 6,450 1,93049 4,519524
42 2,305 5,963 1,89535 4,067512
a Dependent Variable: Y (MTBV)
Unstandardiz
ed Residual
N 109
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.16001125
Most Extreme Absolute .148
Differences Positive .148
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z 1.543
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calculated from data.
Deteksi Outlier
Casewise Diagnostics(a)
Predicted
Case Number Std. Residual Y (MTBV) Value Residual
3 2,663 4,885 1,73764 3,147379
40 2,324 4,493 1,74568 2,746844
43 2,421 4,615 1,75241 2,862103
44 2,593 4,744 1,67840 3,065229
79 2,547 4,758 1,74675 3,011340
80 2,428 3,553 ,68324 2,869961
a Dependent Variable: Y (MTBV)
Unstandardiz
ed Residual
N 103
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Deviation .93378586
Most Extreme Absolute .121
Differences Positive .121
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z 1.223
Asymp. Sig. (2-tailed) .100
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 8.103 .000
X1 (ICR) -3.693 .000
X2 (MOWN) 2.452 .016
X3 (GROWTH) -1.211 .229
X4 (DAR) .304 .762
a. Dependent Variable: Abres
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
Test Valuea -.14565
Cases < Test Value 51
Cases >= Test Value 52
Total Cases 103
Number of Runs 52
Z -.098
Asymp. Sig. (2-tailed) .922
a. Median
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 X1 (ICR) .786 1.273
X2 (MOWN) .946 1.057
X3 (GROWTH) .983 1.017
X4 (DAR) .757 1.320
a. Dependent Variable: Y (MTBV)
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X4 (DAR),
X3
(GROWT
. Enter
H), X2
(MOWN),a
X1 (ICR)
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y (MTBV)
Model Summary b
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 18.426 4 4.606 5.076 .001 a
Residual 88.940 98 .908
Total 107.365 102
a. Predictors: (Constant), X4 (DAR), X3 (GROWTH), X2 (MOWN), X1 (ICR)
b. Dependent Variable: Y (MTBV)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.340 .186 7.197 .000
X1 (ICR) -.884 .219 -.418 -4.027 .000
X2 (MOWN) .054 .253 .020 .215 .830
X3 (GROWTH) .253 .169 .139 1.499 .137
X4 (DAR) .262 .312 .089 .841 .403
a. )Dependent Variable: Y (MTBV)
JADWAL PENULISAN SKRIPSI
Penulisan Pra-Proposal
Presentasi Proposal
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penulisan Laporan
Skripsi
Penyerahan Skripsi
SURAT PERNYATAAN
Adalah benar-benar merupakan karya saya sendiri dan bukan jiplakan (plagiat)
dari karya ilmiah orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang/pihak lain.
Apabila dikemudian hari ternyata Pernyataan Saya tersebut tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Skripsi berserta segala hal
yang terkait dengan skripsi tersebut.
118