KONSELING
DARI KESEHATAN MENTAL MENUJU KEBERMAKNAAN HIDUP BAHAGIA
KONTRIBUTOR :
TONO SUMHARTONO S.Psi
TRI TRIPALUPI ANINGTYAS S.Psi
DEVY SOFYANTI HERMAN S.Psi
KESEHATAN MENTAL
Menurut Sikun dalam Fakhriyani (2019), ciri kejiwaan yang sehat yakni:
1. Memiliki perasaan aman, yang terbebas dari cemas
2. Memiliki harga diri yang mantap
3. Spontanitas dalam kehidupan dengan memiliki emosi yang hangat
dan terbuka
4. Memiliki keinginan-keinginan duniawi yang wajar sekaligus seimbang
dalam artian mampu memuaskannya secara positif dan wajar pula
5. Mampu belajar mengalah dan merendahkan diri sederajat dengan
orang lain
6. Tahu diri, yakni mampu menilai kekuatan dan kekurangan dirinya baik
dari segi fisik maupun psikis secara tepat dan obyektif
7. Mampu memandang fakta sebagai realitas dengan
memperlakukannya sebagaimana mestinya (tidak berkhayak)
8. Toleransi terhadap ketegangan atau stres, artinya tidak panik saat
menghadapi masalah sehingga tetap positif antara fisik, psikis dan
sosial
9. Memiliki integritas dan kemantapan dalam kepribadiannya
10. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat (positif dan konstruktif)
11. Memiliki kemampuan belajar dari pengalaman
12. Mampu menyesuaikan diri dalam batas-batas tertentu sesuai dengan
norma-norma kelompok serta tidak melanggar aturan-aturan yang
telah disepakati bersama atau aturan yang ditentukan dalam
kelompok
13. Memiliki kemampuan untuk tidak terikat penuh oleh kelompok, artinya
memiliki pendirian sendiri sehingga mampu menilai baik-buruk
maupun benar-salah mengenai kelompoknya
Menurut Malony dalam Simanjuntak (2019) individu yang sehat mental
memiliki karakteristik:
1. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Ia memiliki kesadaran
diri yang baik artinya ia mengetahui dan menerima kelebihan dan
kekurangannya
2. Mampu mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Ia memiliki
cita-cita hidup dan ia merasa dirinya bertumbuh ke arah yang dia
cita-citakan
3. Pribadi yang memiliki integritas. Ia hidup sesuai apa yang ia
katakan dengan perbuatannya. Ia memiliki satu keseimbangan
antara kekuatan m otivasi dan falsafah hidup pribadi
4. Memiliki otonomi pribadi artinya mampu menerima penolakan
dari luar serta seorang yang memiliki komitmen hidup
5. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realita, termasuk melihat
realita sebagaimana adanya. Ia tidak menyangkal hal-hal buruk
yang terjadi di masa lalunya dan masa kini
6. Memiliki penguasaan terhadap situasi, termasuk mempunyai
kontrol diri di dalam mengasihi orang lain, di dalam pekerjaan
termasuk dalam bersahabat dengan orang lain
Istilah kesehatan mental sebelumnya digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang tidak memiliki gangguan mental, dimana gangguan mental
sendiri merujuk pada bentuk kegagalan dalam mengembangkan sumber
daya psikologis dan sosial, mengarah pada maladaptive, dan masalah
perilaku. Hingga kemudian Keyes memperkenalkan konsep kesehatan
mental positif. Kesehatan mental positif didefinisikan sebagai gejala hedonia
(perasaan positif individu terhadap kehidupannya) dan keberfungsian yang
positif, yang dioperasionalisasikan dengan pengukuran kesejahteraan
subjektif, yaitu persepsi dan evaluasi individu mengenai kehidupan dan
kualitas keberfungsian mereka dalam kehidupan. Individu yang sehat
mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri,
menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan
orang lain serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Menjaga kesehatan
mental atau kesejahteraan mental sejatinya melibatkan usaha-usaha yang
berkaitan dengan tiga aspek berikut: (1) menjadi pribadi yang bahagia, yaitu
p ribadi yang memahami makna dalam hidupnya; (2) menjadi pribadi yang
menjaga diri dalam emosi yang positif dan (3) menjadi pribadi yang terus
mengasah sisi spiritualnya.
4. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan ini memiliki dua dimensi:
a. Dimensi lingkungan fisik, yang terkait dengan: ruang, waktu dan
sarana (gizi) yang menyertai
b. Dimensi lingkungan kimiawi dan biologis, yang terkait dengan
polusi, radiasi, virus dan bakteri, populasi makhluk hidup lain