Anda di halaman 1dari 8

Jawab:

Pemeriksaan kadar hemoglobin didasarkan pada standar kadar normal anemia


perempuan sebesar 12-15 mg/dl dan laki-laki sebesar 13,5-17 mg/dl (Faatih, Sariadji, &
Susanti, 2017). Sehingga apabila kadar hemoglobin dibawah rang tersebut maka
seseorang dapat dikategorikan menderita anemia.

Jawab:

Dalam interaksinya dengan obat lain, antibiotik golongan kuinolon dapat berinteraksi
dengan beberapa obat seperti teofilin yang dapat menghambat metabolisme teofilin
dan meningkatkan kadar teofilin dalam darah yang mengakibatkan intoksikasi. Selain itu
antasida dan preparat besi juga dapat menyebabkan absorbsi obat golongan kuinolon
berkurang hingga 50% atau lebih. Interaksi-interaksi obat ini dapat mengakibatkan efek
yang tidak điinginkan pada pasien (Neal, 2005).
Jawab:

Seperti kita ketahui semua anemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
kekurangan darah sehingga kekurangan asam folat dapat mengakibatkan pematangan
sel darah merah yang terjadi secara tidak sempurna (Arisman, 2010)

Jawab:

Ditemukan bahwa PPI yang umum digunakan seperti Prilosec dan Nexium dapat
mencegah tubuh menyerap zat besi, nutrisi penting yang ditemukan dalam makanan
seperti sayuran berdaun hijau, buah kering, dan sayuran silangan (brokoli, kol, dan
kembang kol). Alasannya secara langsung terkait dengan mengapa orang menggunakan
obat-obatan seperti itu di tempat pertama - untuk menghambat produksi asam
lambung. Ternyata asam diperlukan untuk asupan zat besi (Traydun, 2018).
Jawab:

Dalam pemberian eritropin, akan terjadi ganggguan sistem vasidilator, dimana sistem
vasidilator berperan dalamterjadinya hipertensi sistemik dan kerusakan glomrular
(Suyantana, 2005).

Jawab:

Jika diberikan bersamaan dengan susu, yogurt, dan produk susu lainnya, super tetra
menjadi tidak aktif atau tidak berfungsi maksimal. Mengonsumsi bersamaan dengan
makanan akan mengurangi penyerapan tetracycline. Hal yang sama terjadi jika diberikan
bersamaan dengan obat gangguan pencernaan (antasida dan obat-obat mulas) yang
mengandung divalen dan trivalen kation (misal AI, Ca, Mg), Fe, Zn dan Na persiapan
bikarbonat, kaolin-pektin, subsalisilat, sucralfate, strontium ranelate, colestipol dan
tiramin (Sarker, 2006).
Jawab:

Bentuk besi, yaitu besi-hem dan besi-nonhem di dalam makanan berpengaruh dalam
proses penyerapan. Besi-hem merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang
terdapat dalam daging. Besi non-hem terdapat dalam telur, serealia, kacangkacangan,
sayuran hijau dan sebagian jenis buah. Memakan makanan besi-hem dan besi-nonhem
secara bersamaan dapat membantu penyerapan besi dalam tubuh karena asam amino
yang mengikat besi dan membantu penyerapannya (Almatsier, 2010).

Jawab:

Jadi mekinsmenya yaitu Magnesium trisilikat akan menurunkan absorbsi pada mukus
lambung yang dimana akan mengganggu aktivitas reabsorpsi pada zat besi (Neal, 2005)

Jawab:

Asam folat untuk pengobatan jangka panjang hanya sedikit diperlukan karena
kebanyakan penyebab defisiensi folat berakhir sendiri, atau dapat diatasi dengan
pengobatan jangka pendek. Vitamin ini tidak boleh digunakan pada anemia
megaloblastik yang belum didiagnosis kecuali vitamin B12 diberikan bersamaan, karena
bila tidak, dapat mencetuskan neuropati (

Jawab:

Cara mengobati anemia sideroblastik disesuaikan dengan penyebab anemia tersebut


yang dibagi ke dalam dua faktor penyebab, termasuk (Braunstein, 2017):

1.Anemia Sideroblastik Akibat Penyakit Genetik(Pemilihan Obat): Vitamin


B6(Pyridoxine), dengan kata tapi apabila terapi vitamin B6 tidak efektif.

2.Anemia Sideroblastik Akibat Penyakit Yang Didapatkan(Acquired)->(Pemilihan obat):


Vitamin B6 dan Desferrioxamine.

Jawab:

Interaksi yang terjadi secara langrung sebelum obat diabsorpsi contohnya adalah
interaksi antibiotika (tetrasiklin, Nuorokuinolon) dengan besi (Fe) dan antasıda yang
mengandung Al, Ca Mg, terbentuk senyawa chelate yang tidak larut schingga obar
antibiotika tidak diabsorpsi. Obat-obat seperti digoksin, siklosporin asam valproat
menjadi inaktif jika diberikan bersama adsorben (kaolin, charcoal) atau anionic exchange
resins (kolestiramin, kolestipol) (Harkness, 1989).
Jawab:

Penyakit thalasemia ini merupakan penyakit yang si sebabkan karna menumpuknya zat
besi dalam darah dimana zat besi ini efek samping dari pengobatan yang di lakukan oleh
pasien yaitu transfusi darah. Nah, apabila kita memberikan tambahan zat besi pada
pasien maka akan memperparah kondisi pasien itu sendiri dan bahkan dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ seperti diabetes, siroris maupun penyakit
jantung (monghadam et.Al, 2016)

Jawab:

Jadi karena levothyroxine yaitu obat yang digunakan untuk mengobati hipotirodisme
yaitu ketika kelenjar tiroid hanya mampu menghasilkan sedikit hormon tiroid. Jadi jika
dikombinasikan dengan zat besi, maka zat besi itu akan mengganggu metabolisme
hormon tiroid, jadi efek terapi dari levothyroxine akan menurun (Donny Mulyantoro,
2018).

Jawab:

Jadi metyhldopa akan melakukan penyrapan atau absorpsi secara kompetitif pada
lambung sehingga akan menurnkan penyerapan dari zat besi, dan tidak akan terjadi
penyerapan maksimal terhadap zat besi dalam lambung (Lacy, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Arisman, MB. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia:
Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC.

Donny, Mulyantoro. 2018. Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan


Iodium. Litbang Gaki: Semarang.

Harkness, R., 1989, Interaksi Obat. Penerbit ITB: Bandung.

Lacy, C. F., Armstrong, L.L., Goldman, M. P., Lance, L.L. 2006. Drug Information
Handbook, 14 Edition. Lexi Comp: North American.

Neal, M. J., 2005, Medical Pharmacology at a Glance, Edisi Kelima, 46-47, Erlangga:
Jakarta.

Traydun,dkk. 2018. Use of proton pump inhibitors and risk of iron deficiency: a
population‐based case–control study. Journal of medical Internal.
Sarker, S. D., Latif, Z. & Gray, A.I., 2006. Natural Products Isolation, second edition.
Humana Press: New Jersey.

Suyatna. 2005. Hipolipidemik dan anemia, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen
Farmakologi dan Terapetik. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai