Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENTINGNYA KEWIRAUSAHAAN KOPERASI

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi (C)

Oleh Kelompok 1 :

Seftian Fir Rizqiyah 180810101001

Tiwi Prasasti 180810101005

Fifah Qurotul Afifah 180810101006

Tinara Firgiawanda Nur W. 180810101017

Dosen Pengampu:

Fivien Muslihatinningsih, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dan berkat rahmat-Nya
yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini, sehingga saya di mudahkan dalam setiap
langkah terutama dalam penyusunan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Koperasi.

Meskipun terdapat beberapa hambatan kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini,
oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi kemajuan kami. Harapan
kami semoga tugas yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi para pembaca makalah ini.

Jember, 07 Mei 2021


Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

2.1 Kebutuhan Akan Kewirausahaan Koperasi...........................................................6

2.2 Pengertian dan Fungsi Kewirausahaan Koperasi..................................................8

2.3 Prasyarat keberhasilan wirausaha koperasi.........................................................12

2.4 Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Kesuksesan Koperasi....................13

BAB III....................................................................................................................................17

PENUTUP...............................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17

Daftar Pustaka........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan usaha koperasi merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat
dari bukti nyata bahwa sebagian besar koperasi di Indonesia tidak mengalami krisis global
pada tahun 2008. Jumlah koperasi yang bertambah dari tahun ke tahun, dan perkembangan
koperasi hanya dari segi kuantitas. Secara umum dalam hal pemberdayaan anggotanya hanya
sedikit koperasi yang harus melaksanakan rencana ini, tentunya hal ini menuntut badan usaha
koperasi untuk mengadopsi strategi khusus untuk meningkatkan kekuatan anggotanya.Tujuan
utama pembentukan koperasi adalah kesejahteraan anggotanya. bisa terwujud.

Pengusaha termasuk rekan wirausaha (wirakop) adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk menemukan dan mengevaluasi peluang usaha. Pengusaha adalah sikap mental yang
positif, berorientasi pada tindakan, dan sangat giat dalam mengejar tujuan, sedangkan yang
mampu berwirausaha koperasi adalah anggota, pengurus, birokrat dan katalisator. Fungsi
kewirausahaan dari setiap orang yang memenuhi syarat adalah untuk meningkatkan kegiatan
usaha koperasi agar dapat berkembang dan bersaing dengan organisasi usaha lain, dan
anggota juga dapat memperoleh manfaat dari anggota koperasi dengan mendapatkan layanan
yang sesuai dengan kebutuhannya dan memperoleh bagi hasil. Bentuk sisa hasil usaha (SHU)
dari koperasi.

Inti dari fungsi kewirausahaan koperasi adalah menemukan dan merealisasikan


kemungkinan-kemungkinan baru di bidang ekonomi.Fungsi ini disebut fungsi inovasi, yang
dapat digambarkan dalam berbagai bidang kegiatan, seperti mengenali manfaat dan
mengevaluasi kombinasi baru, pembiayaan, dan teknologi. ., Perencanaan dan pembangunan
basis produksi, manfaat mendidik anggota tentang kegiatan ekonomi, dan negosiasi dengan
pemerintah dan pemasok.

Untuk mencapai tujuan di atas, fakta membuktikan bahwa tidaklah mudah, para pengusaha
ini harus menghadapi banyak kendala, sehingga fungsi wirausaha setiap wirausaha terkadang
tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan semula.
Disarankan kepada pengurus koperasi untuk senantiasa meningkatkan kesempatan
anggotanya mengikuti pelatihan kewirausahaan untuk menstimulasi jiwa wirausaha dan
menambah pengetahuannya dalam pengembangan usaha, sehingga mampu menghadapi
persaingan usaha yang semakin ketat dan memenangkan persaingan usaha dengan
mengedepankan keunggulan bersaing sebagai syaratnya. Dengan latar belakang tersebut kami
melakukan penelitian berjudul “Analisis Pentingnya Kewirausahaan Koperasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami ambil berdasarkan latang belakang yaitu:

1. Bagaimana Kebutuhan akan Kewirausahaan Koperasi?


2. Apa Pengertian dan Fungsi Kewirakoperasian?
3. Bagaimana Prasyarat Keberhasilan Kewirausahaan Koperasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami ambil berdasarkan rumusan masalah yaitu:

1. Mengetahui bagaimana kebutuhan akan kewirausahaan koperasi


2. Memahami pengertian dan fungsi kewirakoperasian
3. Memahami apa saja prasyarat keberhasilan kewirausahaan koperasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Akan Kewirausahaan Koperasi


Koperasi merupakan lembaga ekonomi yangcocok diterapkan di Indonesia. Karena
sifat masyarakatnya yang kekeluargaan dan kegotongroyongan, sifat inilah yang sesuai
dengan azas koperasi saat ini. Sejak lama bangsa Indonesia telah mengenal kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Kebiasaan yang
bersifat nonprofit ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang dijadikan
dasar/pedoman pelaksanaan Koperasi.Dalam setiap kegiatan koperasi telah diatur dalam
Undang – Undang yang telah dibuat oleh pemerintah seperti dalam Undang – Undang Nomor
25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Peranan pemerintah dalam gerakan koperasi antara
lain dengan:

a. Memberi bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan penelitian


bagi perkembangan koperasi serta bantuan konsultasi terhadap permasalahan
koperasi
b. Melakukan pengawasan termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupa
penetapan bidang kegiatan ekonomi yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi
untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya
c. Memberikan fasilitas berupa kemudahan permodalan, serta pengembangan
jaringan usaha dan kerja sama

Selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama (PJP I), pembangunan
koperasi di Indonesia telah menunjukkan hasil-hasil cukup memuaskan. Selain mengalami
pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif atau institusional koperasi juga berhasil
mendirikan pilar-pilar utama untuk menopang perkembangan koperasi secara mandiri. Pilar-
pilar tersebut meliputi antara lain : BANK BUKOPIN, Koperasi Asuransi Indonesia,
Koperasi Jasa Audit, dan Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN). Meskipun demikian,
pembangunan koperasi selama PJP I masih jauh dari sempurnadan terdapat kelemahan
mendasar masih tetap mewarnai wajah koperasi. Kelemahan-kelemahan mendasar itu
misalnya adalah: kelemahan manajerial, kelemahan sumber daya manusia, kelemahan
permodalan, dan kelemahan pemasaran. Selain itu, iklim usaha yang ada juga terasa masih
kurang kondusif bagi perkembangan koperasi. Akibatnya, walaupun secara kuantitatif dan
kualitatif koperasi telah mengalami perkembangan, namun perkembangannya tergolong
masih sangat lambat.Adapun kebijakan pemerintah dalam pembangunan koperasi dalam
Pelita VI secara terinci adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkanagar makin


memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan
ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat
b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya peningkatan
semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih professional
c. Peningkatan koperasi di dukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang
seluas luasnya di segala sector kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di
luar negeri, dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan kemudahan
memperoleh permodalan
d. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha negara dan usaha
swasta sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih nyata untuk mewujudkan
kehidupan
e. perekonomian berdasarkan demokrasi ekonomi yang dijiwai semangat dan asas
kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha, dan kesetiakawanan

Telah banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk koperasi, namun peran pemerintah
ini tidak dapat terwujud hanya dengan pemerintah saja, tetapi peran masyarakat juga sangat
diperlukan agar apayang direncanakan pemerintah dapat terwujud. Pemerintah melakukan hal
tersebut jugauntuk masyarakatnya agar menjadi lebih baik lagi kehidupannya, mengurangi
pengangguran, menaikkan taraf hidup. Setelah masyarakat dan pemerintah bergotong royong
untuk menjalankan peranannya masing-masing tidak aka ada lagihambatan untuk
perkembangan koperasi, dengan peranan koperasi yang terlihat seperti tidak ada artinya
namun peranan yang tidak ada artinya itulah yang akan berubah menjadi ada artinya. Dalam
hal ini yang tadinya koperasi dianggap sebelah mata dan tidak mempunyai peranan besar
untuk negara akan berubah menjadi mempunyai peranan yang besar jika peran pemerintah
dan masyarakat untukkoperasi dijalankan.

Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar


semakinmemiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien, serta menjadi gerakan
ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Koperasi sebagai badan usaha
yang makin mandiri harus mampu memajukan kesejahteraan ekonomi rakyat, yang didukung
oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam perwujudan demokrasi ekonomi berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Keberadaan
koperasi sebagai badan hukum telah membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih
maju. Dimana dengan berpedoman kepada Undang-undang No. 25 tahun 1992, koperasi terus
mengembangkan potensinya ke arah usaha yang lebih besar, melalui perluasan jaringan usaha
koperasi, pemilikan saham dan keterkaitan dengan usaha negara dan swasta Hingga akhirnya
hakikat dari pada koperasi sebagai wadah perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dapat dipenuhi sebagaimana mestinya. Keuntungan yang bisa didapat kepada
koperasi yang sudah berbadan hukum diantaranya yaitu dilindungi oleh hukum, lebih aman,
adapembinaan serta jika ada alokasi dana untuk pembiayaan koperasi maka bisa
mendapatkannya.

Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perkoperasian, sehingga dengan berbadan


hukum, diperoleh manfaat-manfaat koperasi sebagai berikut:

a. Peningkatan Daya Tawar (Burgaining Power) mereka terhadap pihak ketiga.


b. Menjamin pemasukan Bahan Baku.
c. Memperoleh keuntungan yang disebabkan karena bisa beroperasi secara besar-
besaran.
d. Dapat menurunkan biaya transaksi (transaction cost) dan dapat meningkatkan
kemampuan bersaing terhadap pihak ketiga, jika dalam usahanya dapat
mengadakan integrasi secara vertical maupun horizontal.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa legalitas koperasi menjadi badan hokum
sangat lah penting. Bukan hanya bagi koperasi tetapi juga bagi para anggotanya. Sehingga
sudah sepatutnya koperasi yang memiliki daya guna dan manfaat tinggi di dorong agar dapat
semakin berkembang dan memberi manfaat semakin luas.

2.2 Pengertian dan Fungsi Kewirausahaan Koperasi


Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan sukses (Meredith, et al, 1984).

Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang
berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat
mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan
dalam mengambil keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil
keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang
bisnis dengan mengumpulkan informasiinformasi yang berharga bagi keputusan yang hendak
dibuat.

Selanjutnya menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirausaha koperasi)


mempunyai ciri dan watak yang berlainan dengan individu kebanyakan. Ciri-ciri dan watak
tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.


b. Berorientasi pada tugas dan basil yang didorong oleh kehutuhan untuk
herprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan,
mempunyai tekad kerja keras, dan mempunyai energi inisiatif.
c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan
keputusan secara cepat dan cermat.
d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saransaran
dan kritik.
e. Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun.
f. Berorientasi ke masa depan.

Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara
koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999).

Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara


koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan kewirausahaan koperasi)
harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi
maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap
kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya.

Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan:

1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara


kooperatif, ini berarti wirakop (orang yang melaksanakan kewirakoperasian) harus
mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi koperasi, baik itu usaha
koperasi maupun anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara kooperatif dalam
setiap kegiatan koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya
2. Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif artinya berusaha
mencari menemukan dan memanfaatkan peluang demi kepentingan berasam.
Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi juga
pada saat usaha itu berjalan, agar koperasi paling tidak dapat mempertahankan
eksistensi usaha koperasi yang sudah berjalan lancar. Perihal yang lebih penting
adalah tindakan inovatif pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran
(stagnasi), pada saat itu wirakop diperlukan agar koperasi pada siklus hidup baru.
3. Wirakop harus mempunyai keberaniaan mengambil resiko karena dunia penuh
dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadangkadang tidak
sesuai dengan kenyatan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam
menghadapi situasi seperti itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai
kemampuan mengambil resiko, tentu saja pengambilan resiko itu dilakukan
dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.
4. Kegiatan harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, ayitu anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Kepentingan anggota harus
diutamakan agar anggota mau berpartisipasi terhadap koperasi, karena itu wirakop
bertugas meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan
anggotanya
5. Kebutuhan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota
koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas wirakop sebenarnya
cukup berat karena banyak pihak yang berkepentingan di lingkungan koperasi
seperti anggota perusahan koperasi, karyawan, masyarakat disekitarnya dan lain-
lain.
6. Wirausaha koperasi yang berasal dari birokrat pada umumna juga tidak
mempunyai kebebasan untuk bertindak karena kadang-kadang membawa misi
tertentu dari pemerintah dan kegiatannya terikat pada ketentuanketentuan yang
berlaku. Pada akhirnya yang paling menentukan pada perkembangan koperasi
secara makro sebenarnya adalah para katalis, kendatipun insentif yang dinikmati
mereka relatif kecil.

Terlepas dari itu semua pada dasarnya setiap wirausaha koperasi (terutama wirausaha
koperasi anggota dan manajer) mempunyai kewajiban moral dalam meningkatkan
pertumbuhan koperasi dengan jalan mengusahakan agar koperasi mempunyai keunggulan
dibanding pesaingnya. Bila koperasi mempunyai keunggulan maka dengan sendirinya ia akan
lebih mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya di samping meningkatkan
pertumbuhan koperasi itu sendiri. Hanya saja keberhasilan ini sangat ditentukan oleh
kominasi antara kemampuan, kemauan, dan kebebasan bertindak para wirausaha koperasi itu
sendiri. Ini adalah tantangan bagi kita semua.

Fungsi dari kewirakoperasian ini adalah memobilisasi sumber-sumber daya dan


memodernisasi proses sehingga menjadi lebih efisisen, lebih efektif, lebih produktif dan lebih
mengembangkan serta memberikan keberhasilan usaha karena itu maju mundurnya dan
tumbuh kembangnya suatu koperasi sangat ditentukan oleh berkembangnya para wirausaha
koperasi. Fungsi dari kewirausahaan koperasi tersebut adalah :

1. Kewirakoperasian rutin, diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha seperti


produksi, pemasaran, adminitrasi.
2. Kewirakoperasi arbitrase, keptutusan yang diambil dari kondisi yang berbeda,
tugas wirakop disini adalah mencari peluang yang mnguntungkan dari dua kondisi
yang berbeda tersebut. Misalnya harga nfut di pasar A lebih murah dari pasar B,
maka wirakop harus memilih alternative perolehan dari infut pasar A.
3. Kewirakoperasian inovatif yaitu mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu
yang baru, WUK yang inovatif adalah bila ia selalu tidak puas dengan keadaan
yang sudah ada.

Hakikat dari fungsi wirausaha termasuk disini para wirakop adalah melihat dan
menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru di bidang ekonomi.  Fungsi ini disebut fungsi
inovatif. Secara substansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai
bidang kegiatan, seperti :

1. Mengenal keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-kombinasi baru,


2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru itu,
3. Pembiayaan,
4. Teknologi, perencanaan, dan pembangunan tempat-tempat produksi,
5. Pengadaan pendidikan dan memimpin tenaga kerja,
6. Negosiasi dengan pemerintah/ badan resmi yang berwenang,
7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan.
2.3 Prasyarat keberhasilan wirausaha koperasi
Fungsi kewirausahaan koperasi dapat menemukan peluang koperasi. Wirausaha
koperasi dapat dilaksanakan oleh anggota koperasi, koperasi menghilangkan wirausaha
karena anggotalah sebagai pelaksana wirausaha. Dengan demikian perusahaan koperasi
dianggap sebagai perluasan usaha anggota semata-mata. Keberhasilan suatu koperasi dalam
rangka mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kinerjanya. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan koperasi. Penilaian kinerja koperasi yang dapat mencerminkan
keberhasilan koperasi dapat dinilai dari sisi dalam maupun luar koperasi tergantung dari sisi
mana keberhasilan itu akan diukur. Penilaian kinerja koperasi dari berbagai sisi tentunya juga
memiliki ukuran atau aspek apa saja yang harus diukur dalam melihat keberhasilan koperasi.
Fakta menyebutkan bahwa faktor-faktor yang banyak mempengaruhi keberhasilan atau
kesuksesan koperasi adalah dengan adanya faktor sumber daya manusia yang dicerminkan
oleh manajemen organisasi, adanya ketersediaan modal untuk operasional kegiatan koperasi,
serta adanya relasi dan kerjasama antar koperasi yang terjalain.

Menurut Noor (2007: 397) dalam Lestari (2013) keberhasilan usaha ialah suatu pola
dasar dari keberhasilan bisnis atau usaha tersebut dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan
usaha merupakan suatu hasil dari proses yang telah dilakukan oleh perusahaan yang
menggambarkan keadaan semakin baik atau maju. Keberhasilan koperasi dapat dinilai dari
sisi dalam maupun luar koperasi itu sendiri. Maka dari itu, koperasi sebagai salah satu bentuk
badan usaha yang bergerak dalam ekonomi kerakyatan juga berusaha untuk menciptakan
keberhasilan guna mensejahterakan anggotanya. Keberhasilan suatu koperasi merupakan
suatu keadaan di mana dia bisa melaksanakan tujuan, fungsi serta perannya dengan baik.
Selain itu keberasilan koperasi dapat diukur melalui banyaknya anggota dan Sisa Hasil Usaha
(SHU), pengelolaan modal yang baik, manajemen organisasi yang tersistem dengan baik,
peningkatan volume usaha, serta peranan apa saja yang telah dilakukan koperasi untuk
masyarakat atau lingkungan sekitar. Selain itu, apabila sebuah koperasi berhasil
mensejahterakan para anggotanya, maka koperasi tersebut bisa memberikan manfaat secara
tidak langsung pada perekonomian masyarakat. Faktor-faktor lain yang berperan dalam
keberhasilan koperasi juga tidak dapat dikesampingkan. Maka sudah menjadi tanggung jawab
bersama untuk seluruh elemen koperasi agar bisa bekerja sama dengan baik untuk kemajuan
atau keberhasilan koperasi.
2.4 Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Kesuksesan Koperasi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi, seperti yang dikemukakan oleh
Ropke (2003: 170) dalam Setianingrum (2013) bahwa “Keberhasilan dan perkembangan
usaha koperasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengelola, pelayanan,
permodalan, partisipasi anggota, dan pembinaan pemerintah”. Dalam bukunya yang berjudul
“Mengembangkan Koperasi” (Soetjipto, 2015: 28-33) mengungkapkan ada empat faktor
internal pendorong kesuksesan koperasi. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendorong bila
digunakan dan diberdayakan dengan baik, namun bisa menjadi penghambat apabila dalam
pengelolaannya kurang baik.

a. Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia adalah sumber daya yang
mempunyai peranan sangat penting dan sangat berpengaruh dalam sebuah
koperasi, karena manusia memiliki sesuatu yang berbeda satu sama lain yakni
keterampilan dan kecerdasan, motivasi, watak serta keperibadian. Disamping
faktor kepribadian, manusia juga memiliki keterbatasan maupun kelebihan yang
berbeda dalam berbagai hal seperti kecakapan dan kecerdasan, kerjasama,
kompetensi, adaptasi, sikap dan lain-lain.
b. Modal, Dalam aktivitas usaha apapun bentuknya, modal sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini yang dimaksud modal adalah dana atau uang yang akan digunakan
untuk aktivitas koperasi.
c. Sistem, Sistem adalah perangkat kelengkapan organisasi koperasi yang harus ada
untuk mendasari pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan serta
pertanggungjawabannya, dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan dan
pengendalian. Sistem akan mengatur setiap unsur didalam koperasi dapat
melaksanakan pekerjaan tanpa ragu-ragu karena sudah memiliki dasar bertindak,
prosedur pelaksanaan yang dijamin keabsahannya.
d. Peralatan, Peralatan yang dimaksud adalah sarana dan prasarana untuk
melaksanakan aktivitas usaha. Prasarana kebutuhan dasar yang sangat diperlukan
bagi koperasi misalnya jalan dan tempat untuk melaksanakan usaha. Sedangkan
sarana adalah kebutuhan yang diperlukan oleh koperasi untuk dapat beroperasi
dengan baik. Sarana dibedakan menjadi dua jenis yakni: sarana fisik dan sarana
non fisik. Sarana fisik meliputi berbagai perangkat pokok untuk pelaksanaan
aktivitas koperasi misalnya peralatan kantor, sarana komunikasi dan transportasi.
Sedangkan sarana non fisik berupa perangkat lunak untuk membantu aktivitas
koperasi agar bisa berlangsung dengan cepat, tepat dan akurat misalnya program
komputer untuk pembukuan, sistem administrasi, dan sistem lainnya.

Berdasarkan kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses, Jangkung


Handoyo Mulyo (2007) dalam Sukidjo (2008) mengidentifikasi beberapa faktor kunci sukses
dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan koperasi. faktor-faktor tersebut adalah:

 Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi yang meliputi
pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi, serta prinsip-prinsip gerakan koperasi
untuk diterapkan dalam setiap aktivitas koperasi.
 Pengurus harus mampu mengidentifikasi kebutuhan para anggotanya, agar
kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan adanya koperasi.
 Pengurus dan pengelola harus melaksanakan tugasnya dengan sebaikbaiknya
dalam pengelolaan koperasi.
 Memfasilitasi kebutuhan anggota koperasi dalam hal kebutuhan akan usaha dan
pengembangannya bisa dilakukan dengan cara mensinergikan usaha yang
dikelola oleh koperasi dengan usaha para anggota.
 Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota harus lebih rendah.

Sedangkan menurut Safitri (2016) dalam penelitiannya menyebutkan ada beberapa


faktor yang menjadi pendorong dan penghambat koperasi.

a) Faktor pendorong kesuksesan koperasi diantaranya: Sumber daya manusia


yang berkualitas serta memiliki pengetahuan tentang perkoperasian yang baik dan Modal,
karena modal merupakan hal terpenting dalam suatu koperasi agar koperasi dapat
berkembang sesuai tujuan yang hendak dicapai.
b) Faktor penghambat kesuksesan koperasi diantaranya yakni Sumber daya
manusia yang kurang berkompeten serta memiliki pendidikan dan pengetahuan mengenai
perkoperasian yang kurang serta Budaya organisasi yang tidak mampu mempengaruhi
tindakan individu untuk menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan indikator keberhasilan koperasi dapat


diukur atau dinilai melalui aspek badan usaha, kinerja usaha yang semakin sehat, kohesivitas
dan partisipasi anggota, orientasi kepada pelayanan anggota, pelayanan kepada masyarakat,
dan kontribusi terhdap pembangunan daerah.
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, yang merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu
sendiri diarahkan pada penigkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat. Perubahan
tingkat produktivitas dan pendapat ini hanya mungkin dicapai bila faktor-faktor produksi
yang ada dikombinasikan dengan cara baru, artinya mengubah fungsi produksi ekonomi
mikro. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan
(Ropke, 1985, hlm.30), yaitu :

1. Melalui kegiatan inovatif (penciptaan pengetahuan baru dan penerapannya)


2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam
satuan waktu kerja tetap dan waktu kerja diperpanjang).

Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi
pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan per
kaita oleh sebab adanya peralihan ke arah penggunaan teknologi yang produktif, pembuatan
dan penyebaran barang-barang baru struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru.
Sedangkan kemungkinan kedua secara implisit terkandung dalam tipe inovasi ala Scumpeter
tentang proses kegiatan kerja yang meliputi :

1. Pembuatan serta pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
2. Penggunaan metode produksi baru
3. Menciptakan tata laksanan baru di bidang industri
4. Pembuatan prasarana baru dan,
5. Pencairan sumber pembelian baru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Badan usaha koperasi merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Hal ini
terlihat dari bukti nyata bahwa sebagian besar koperasi di Indonesia tidak mengalami krisis
global pada tahun 2008. Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental
positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil
risiko pada saat mengejar tujuannya.
Fungsi dari kewirakoperasian ini adalah memobilisasi sumber-sumber daya dan
memodernisasi proses sehingga menjadi lebih efisisen, lebih efektif, lebih produktif dan lebih
mengembangkan serta memberikan keberhasilan usaha karena itu maju mundurnya dan
tumbuh kembangnya suatu koperasi sangat ditentukan oleh berkembangnya para wirausaha
koperasi.
Tugas wirausaha kopersai yang utama adalah menciptakan inovasi yang dapat
memberikan perubahan yang positif dalam organisasi usaha. Seorang inovator yang sejati
tidak akan pernah berhenti mencari perubahan dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Keberhasilan seorang wirausaha koperasi tidak dapat dilihat dengan jangka pendek tetapi
bertahap dalam jangka panjang. Koperasi-koperasi yang tumbuh dewasi ini banyak yang
bermula dari koperasi-koperasi yang mengelola unut-unit usaha kecil tetapi para anggota dan
pengurusnya mempunyai jiwa wirausaha yang dapat memanfaatkan setiap peluang.
Daftar Pustaka

Damayanti, D., 2016. PERAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERKEMBANGAN


KOPERASIDI KABUPATEN KENDAL. Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari
2016, 2(2), pp. 1-23.

Km Bayu Pariyasa, A. Z. L. I., 2014. PENGARUH MODAL, VOLUME DAN ANGGOTA


TERHADAP SISAHASIL USAHA PADA KOPERASI SERBA USAHA
KECAMATANBULELENG. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 4(1), pp. 1-18.

Rinto Alexandro, T. U., 2020. PROSPEK PERKEMBANGAN MODAL KOPERASI


BAITUL MAAL WAT TAMWIL SERUYAN SEJAHTERA. EQUILIBRIUM, 8(2), pp. 201-
208.

Siswi Wulandari, R. N. O., 2020. PKM LEGALISASI KOPERASI KEPADA PENGURUS


KOPERASI PESONA MANDIRI PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN. Jurnal
LOKABMAS Kreatif , 1(3), pp. 53-62.

Supriyono, I. G. P. D. A. T. W., 2017. PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN


MANAJEMEN RITEL BAGI ANGGOTA DAN KARYAWAN KOPERASI KARYAWAN
RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA UNTUK PROGRAM PENINGKATAN
PEMBERDAYAAN ANGGOTA. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 1(3), pp. 81-86.

https://khansadhiyasavira.wordpress.com/2016/12/24/fungsi-kewirausahaan-koperasi-dalam-
meningkatkan-shu-dan-pertumbuhan-koperasi/#:~:text=Fungsi%20dari%20kewirakoperasian
%20ini%20adalah,koperasi%20sangat%20ditentukan%20oleh%20berkembangnya

Arnawa, G. MANAJEMEN KOPERASI MENUJU KEWIRAUSAHAAN KOPERASI.

Manzilatusifa, U. (2006). WIRAUSAHA KOPERASI DAPAT MENEMUKAN


KEUNGGULAN KOPERASI. EDUCARE.

Safitri. (2016). Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Kesuksesan Koperasi


Mahasiswa Universitas Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.

Jochen Ropke, Kewirausahaan Koperasi (Dinamika Kewirausahaan Dan


Pengembangan Dalam Organisasi Swadaya), UPT Penerbit, 1995.
Kardisaputra, O. 2006. Wirausaha koperasi dapat menemukan keunggulan koperasi.
Educare jurnal pendidikan dan budaya. Vol.4 No. 1. Link :
http://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/educare/article/view/39/39 (diakses pada Sabtu, 08 Mei
2021 pukul 13.14 WIB)

Anda mungkin juga menyukai