Oleh Kelompok 1 :
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dan berkat rahmat-Nya
yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini, sehingga saya di mudahkan dalam setiap
langkah terutama dalam penyusunan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Koperasi.
Meskipun terdapat beberapa hambatan kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini,
oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi kemajuan kami. Harapan
kami semoga tugas yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi para pembaca makalah ini.
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Pengusaha termasuk rekan wirausaha (wirakop) adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk menemukan dan mengevaluasi peluang usaha. Pengusaha adalah sikap mental yang
positif, berorientasi pada tindakan, dan sangat giat dalam mengejar tujuan, sedangkan yang
mampu berwirausaha koperasi adalah anggota, pengurus, birokrat dan katalisator. Fungsi
kewirausahaan dari setiap orang yang memenuhi syarat adalah untuk meningkatkan kegiatan
usaha koperasi agar dapat berkembang dan bersaing dengan organisasi usaha lain, dan
anggota juga dapat memperoleh manfaat dari anggota koperasi dengan mendapatkan layanan
yang sesuai dengan kebutuhannya dan memperoleh bagi hasil. Bentuk sisa hasil usaha (SHU)
dari koperasi.
Untuk mencapai tujuan di atas, fakta membuktikan bahwa tidaklah mudah, para pengusaha
ini harus menghadapi banyak kendala, sehingga fungsi wirausaha setiap wirausaha terkadang
tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan semula.
Disarankan kepada pengurus koperasi untuk senantiasa meningkatkan kesempatan
anggotanya mengikuti pelatihan kewirausahaan untuk menstimulasi jiwa wirausaha dan
menambah pengetahuannya dalam pengembangan usaha, sehingga mampu menghadapi
persaingan usaha yang semakin ketat dan memenangkan persaingan usaha dengan
mengedepankan keunggulan bersaing sebagai syaratnya. Dengan latar belakang tersebut kami
melakukan penelitian berjudul “Analisis Pentingnya Kewirausahaan Koperasi”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami ambil berdasarkan rumusan masalah yaitu:
PEMBAHASAN
Selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama (PJP I), pembangunan
koperasi di Indonesia telah menunjukkan hasil-hasil cukup memuaskan. Selain mengalami
pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif atau institusional koperasi juga berhasil
mendirikan pilar-pilar utama untuk menopang perkembangan koperasi secara mandiri. Pilar-
pilar tersebut meliputi antara lain : BANK BUKOPIN, Koperasi Asuransi Indonesia,
Koperasi Jasa Audit, dan Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN). Meskipun demikian,
pembangunan koperasi selama PJP I masih jauh dari sempurnadan terdapat kelemahan
mendasar masih tetap mewarnai wajah koperasi. Kelemahan-kelemahan mendasar itu
misalnya adalah: kelemahan manajerial, kelemahan sumber daya manusia, kelemahan
permodalan, dan kelemahan pemasaran. Selain itu, iklim usaha yang ada juga terasa masih
kurang kondusif bagi perkembangan koperasi. Akibatnya, walaupun secara kuantitatif dan
kualitatif koperasi telah mengalami perkembangan, namun perkembangannya tergolong
masih sangat lambat.Adapun kebijakan pemerintah dalam pembangunan koperasi dalam
Pelita VI secara terinci adalah sebagai berikut:
Telah banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk koperasi, namun peran pemerintah
ini tidak dapat terwujud hanya dengan pemerintah saja, tetapi peran masyarakat juga sangat
diperlukan agar apayang direncanakan pemerintah dapat terwujud. Pemerintah melakukan hal
tersebut jugauntuk masyarakatnya agar menjadi lebih baik lagi kehidupannya, mengurangi
pengangguran, menaikkan taraf hidup. Setelah masyarakat dan pemerintah bergotong royong
untuk menjalankan peranannya masing-masing tidak aka ada lagihambatan untuk
perkembangan koperasi, dengan peranan koperasi yang terlihat seperti tidak ada artinya
namun peranan yang tidak ada artinya itulah yang akan berubah menjadi ada artinya. Dalam
hal ini yang tadinya koperasi dianggap sebelah mata dan tidak mempunyai peranan besar
untuk negara akan berubah menjadi mempunyai peranan yang besar jika peran pemerintah
dan masyarakat untukkoperasi dijalankan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa legalitas koperasi menjadi badan hokum
sangat lah penting. Bukan hanya bagi koperasi tetapi juga bagi para anggotanya. Sehingga
sudah sepatutnya koperasi yang memiliki daya guna dan manfaat tinggi di dorong agar dapat
semakin berkembang dan memberi manfaat semakin luas.
Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang
berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat
mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan
dalam mengambil keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil
keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang
bisnis dengan mengumpulkan informasiinformasi yang berharga bagi keputusan yang hendak
dibuat.
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara
koperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999).
Terlepas dari itu semua pada dasarnya setiap wirausaha koperasi (terutama wirausaha
koperasi anggota dan manajer) mempunyai kewajiban moral dalam meningkatkan
pertumbuhan koperasi dengan jalan mengusahakan agar koperasi mempunyai keunggulan
dibanding pesaingnya. Bila koperasi mempunyai keunggulan maka dengan sendirinya ia akan
lebih mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya di samping meningkatkan
pertumbuhan koperasi itu sendiri. Hanya saja keberhasilan ini sangat ditentukan oleh
kominasi antara kemampuan, kemauan, dan kebebasan bertindak para wirausaha koperasi itu
sendiri. Ini adalah tantangan bagi kita semua.
Hakikat dari fungsi wirausaha termasuk disini para wirakop adalah melihat dan
menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru di bidang ekonomi. Fungsi ini disebut fungsi
inovatif. Secara substansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai
bidang kegiatan, seperti :
Menurut Noor (2007: 397) dalam Lestari (2013) keberhasilan usaha ialah suatu pola
dasar dari keberhasilan bisnis atau usaha tersebut dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan
usaha merupakan suatu hasil dari proses yang telah dilakukan oleh perusahaan yang
menggambarkan keadaan semakin baik atau maju. Keberhasilan koperasi dapat dinilai dari
sisi dalam maupun luar koperasi itu sendiri. Maka dari itu, koperasi sebagai salah satu bentuk
badan usaha yang bergerak dalam ekonomi kerakyatan juga berusaha untuk menciptakan
keberhasilan guna mensejahterakan anggotanya. Keberhasilan suatu koperasi merupakan
suatu keadaan di mana dia bisa melaksanakan tujuan, fungsi serta perannya dengan baik.
Selain itu keberasilan koperasi dapat diukur melalui banyaknya anggota dan Sisa Hasil Usaha
(SHU), pengelolaan modal yang baik, manajemen organisasi yang tersistem dengan baik,
peningkatan volume usaha, serta peranan apa saja yang telah dilakukan koperasi untuk
masyarakat atau lingkungan sekitar. Selain itu, apabila sebuah koperasi berhasil
mensejahterakan para anggotanya, maka koperasi tersebut bisa memberikan manfaat secara
tidak langsung pada perekonomian masyarakat. Faktor-faktor lain yang berperan dalam
keberhasilan koperasi juga tidak dapat dikesampingkan. Maka sudah menjadi tanggung jawab
bersama untuk seluruh elemen koperasi agar bisa bekerja sama dengan baik untuk kemajuan
atau keberhasilan koperasi.
2.4 Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Kesuksesan Koperasi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi, seperti yang dikemukakan oleh
Ropke (2003: 170) dalam Setianingrum (2013) bahwa “Keberhasilan dan perkembangan
usaha koperasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengelola, pelayanan,
permodalan, partisipasi anggota, dan pembinaan pemerintah”. Dalam bukunya yang berjudul
“Mengembangkan Koperasi” (Soetjipto, 2015: 28-33) mengungkapkan ada empat faktor
internal pendorong kesuksesan koperasi. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendorong bila
digunakan dan diberdayakan dengan baik, namun bisa menjadi penghambat apabila dalam
pengelolaannya kurang baik.
a. Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia adalah sumber daya yang
mempunyai peranan sangat penting dan sangat berpengaruh dalam sebuah
koperasi, karena manusia memiliki sesuatu yang berbeda satu sama lain yakni
keterampilan dan kecerdasan, motivasi, watak serta keperibadian. Disamping
faktor kepribadian, manusia juga memiliki keterbatasan maupun kelebihan yang
berbeda dalam berbagai hal seperti kecakapan dan kecerdasan, kerjasama,
kompetensi, adaptasi, sikap dan lain-lain.
b. Modal, Dalam aktivitas usaha apapun bentuknya, modal sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini yang dimaksud modal adalah dana atau uang yang akan digunakan
untuk aktivitas koperasi.
c. Sistem, Sistem adalah perangkat kelengkapan organisasi koperasi yang harus ada
untuk mendasari pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan serta
pertanggungjawabannya, dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan dan
pengendalian. Sistem akan mengatur setiap unsur didalam koperasi dapat
melaksanakan pekerjaan tanpa ragu-ragu karena sudah memiliki dasar bertindak,
prosedur pelaksanaan yang dijamin keabsahannya.
d. Peralatan, Peralatan yang dimaksud adalah sarana dan prasarana untuk
melaksanakan aktivitas usaha. Prasarana kebutuhan dasar yang sangat diperlukan
bagi koperasi misalnya jalan dan tempat untuk melaksanakan usaha. Sedangkan
sarana adalah kebutuhan yang diperlukan oleh koperasi untuk dapat beroperasi
dengan baik. Sarana dibedakan menjadi dua jenis yakni: sarana fisik dan sarana
non fisik. Sarana fisik meliputi berbagai perangkat pokok untuk pelaksanaan
aktivitas koperasi misalnya peralatan kantor, sarana komunikasi dan transportasi.
Sedangkan sarana non fisik berupa perangkat lunak untuk membantu aktivitas
koperasi agar bisa berlangsung dengan cepat, tepat dan akurat misalnya program
komputer untuk pembukuan, sistem administrasi, dan sistem lainnya.
Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi yang meliputi
pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi, serta prinsip-prinsip gerakan koperasi
untuk diterapkan dalam setiap aktivitas koperasi.
Pengurus harus mampu mengidentifikasi kebutuhan para anggotanya, agar
kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan adanya koperasi.
Pengurus dan pengelola harus melaksanakan tugasnya dengan sebaikbaiknya
dalam pengelolaan koperasi.
Memfasilitasi kebutuhan anggota koperasi dalam hal kebutuhan akan usaha dan
pengembangannya bisa dilakukan dengan cara mensinergikan usaha yang
dikelola oleh koperasi dengan usaha para anggota.
Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota harus lebih rendah.
Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi
pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan per
kaita oleh sebab adanya peralihan ke arah penggunaan teknologi yang produktif, pembuatan
dan penyebaran barang-barang baru struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru.
Sedangkan kemungkinan kedua secara implisit terkandung dalam tipe inovasi ala Scumpeter
tentang proses kegiatan kerja yang meliputi :
1. Pembuatan serta pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
2. Penggunaan metode produksi baru
3. Menciptakan tata laksanan baru di bidang industri
4. Pembuatan prasarana baru dan,
5. Pencairan sumber pembelian baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan usaha koperasi merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Hal ini
terlihat dari bukti nyata bahwa sebagian besar koperasi di Indonesia tidak mengalami krisis
global pada tahun 2008. Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental
positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil
risiko pada saat mengejar tujuannya.
Fungsi dari kewirakoperasian ini adalah memobilisasi sumber-sumber daya dan
memodernisasi proses sehingga menjadi lebih efisisen, lebih efektif, lebih produktif dan lebih
mengembangkan serta memberikan keberhasilan usaha karena itu maju mundurnya dan
tumbuh kembangnya suatu koperasi sangat ditentukan oleh berkembangnya para wirausaha
koperasi.
Tugas wirausaha kopersai yang utama adalah menciptakan inovasi yang dapat
memberikan perubahan yang positif dalam organisasi usaha. Seorang inovator yang sejati
tidak akan pernah berhenti mencari perubahan dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Keberhasilan seorang wirausaha koperasi tidak dapat dilihat dengan jangka pendek tetapi
bertahap dalam jangka panjang. Koperasi-koperasi yang tumbuh dewasi ini banyak yang
bermula dari koperasi-koperasi yang mengelola unut-unit usaha kecil tetapi para anggota dan
pengurusnya mempunyai jiwa wirausaha yang dapat memanfaatkan setiap peluang.
Daftar Pustaka
https://khansadhiyasavira.wordpress.com/2016/12/24/fungsi-kewirausahaan-koperasi-dalam-
meningkatkan-shu-dan-pertumbuhan-koperasi/#:~:text=Fungsi%20dari%20kewirakoperasian
%20ini%20adalah,koperasi%20sangat%20ditentukan%20oleh%20berkembangnya