SeminarNasional
Kontribusi Penelitian Dosen Pada Revitalisasi Pertanian
PROSIDING
Seminar Nasional
Kontribusi Penelitian Dosen pada Revitalisasi Pertanian.
May 2010,
All rights reserved.
BAYUMEDIA PUBLISHING
Jl. SunanGiri no. TM 23
Ds Sawory Desa Jedong Kec. Wagir
Kab. Malang
Telp: (0341) 557522
e-mail : bay-rmedia@yahoo.com
Coaer Design:
Steviane Falisca
PROSIDING
Kontribusi Penelitian Dosen pada Revitalisasi Pertanian
ABSTRAK
Peneliti moupun prohtisi memerluhqn pengetohuon tentong jenis repellent yong
se5uoi untuh pengendolion lolot buoh yong menyerong produh hortihutturq. Hol ini
songot penting untuh menentuhon heputuson tindohon pengendolion yong efehtif
don efisien terhodqp lolot buqh homq. Soloh sotu penyebob hegogolon pengendolion
lolot buoh selqmo ini odoloh hurongnyo pemohomon don tidoh tersedionyo senyowo
repellent yqng diperluhon untuh pengendolion. Terdopot rotusqn spesies lolqt buoh
yong belum dihetohui senyqwo repellentsnyo. Oleh hqreno itu podo penelition ini
dilqhuhon ehsplorosisenyqwq repellentyong terhondung podo minyoh otsiri hemongi
(Ocimum basilicum) dqn selosih p. Grotissimum).
Minyoh qtsiri diisolosi dori hemqngi dqn selqsih dqlom hondisi bqsoh don hering
dengon distilosi uop. Lolot buoh yong digunohon untuh uji repellensi diperoteh dori
reoring species Bactrocera corombolae di Loborqtorium Entomotogi Doror Fohultqs
Pertoniqn UGM. Podo uji repelensi digunohon tigo ehor lolot buoh betino berusio t2
horiyong siop bertelur dengon pengulongon 5 hqlisetiop uji.
Minyoh otsiri yong dihosilhon dori selosih hering, selqsih segqr, hemongi hering, don
hemongi segor berturut-turut memilihi rendemen 5,4; l,l; 7,3; 1,5 mL/Kg. Hosit uji
repelensi menunjuhhon bqhwo minyoh otsiri hemqngi hering memitihipotensisebogoi
, lnsect Ovipositing Repellent
Kctc hunci: minyoh qtsiri, lntect ovipositing repellent, Bactrocerospp.
I. Pendahuluan
Lalatbuah merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanamanholtikultura di dunia.
Lebih dari seratus ienis tanaman holtikultura diduga menjadi s^sarzln serangannya . pada populasi
yang tinggi, intensitas serangannya dapat mencapu 100oh. Oleh karena ita,hzma ini telah menarik
perhatian seluruh dunia untuk melaksanakan upaya pengendalian secara terprogram. program
pengendalian itu memedukan waktu lebih dari 5 tahun, bahkan puluhan tahun. Di Indonesia selama
ini dilaporkan ada 66 spesies lalat buah. Namun, hasil surveilans yang teiah dilaks anakan di pulau
Jawa dan l(alimantan, melalui kerjasama dengan ACIAR (Australian Centre of International Agicultare
Reasearch) terdapat 26 spesies lalat buah. Dtantara 26 spesies tersebur, 7 diantannya bersifat hama.
Dizntata spesies itu, yang terkenal adalah Bactrocera spp. yang sasaran utam^ serang nnya. antaralitn
belimbing manis, iambu ary jambu biji (ambu bangkok), m^ngg , nangka, semangka, melon dan
cabai (Suputa et a/,2006).
Lalat buah mengakibatkan kerusakafl secata kuantitatif, yaitu dengan jatuhnya buah mu&
yang terserang dan secara kualitatif, yaitu buah menjadi busuk dan berisi belatung ((ardinan, 2000)-
Selain itu, lalat buah merupakan vektot bakteri Escherichia coli, penyebab penyakit pada manusie
(Paimin, 2000). Lalat buah hidup bersimbiose mutualistis dengan suatu bakteri, sehingga ketika lalat
meletakkan telur pada buah, akan disertai bakteri dan selanjutnya diikuti oleh jamur yang akhirnre
menyebabkan buah busuk. Bakterinya sendiri hidup pada dinding saluran telur (I{alie, 1.992),
tembolok dan usus lalat (Ria, 1,994). Lalatbuah sulit dikendalikan dengan insektisida jlkahama'tn
sudah menyerang atau meletakkan telur pada buah, karena hama berada dt dalam buah. Delam
menangggulangS hama ini, petani telah melakukan pengendaltan secara alami, lain dengan
^ntara
pembungkusan buah, pengurungan tanarr'afi dengan jarirng plastik, pengasapan di sekitar pohon-
pemandulan jantan, penggunaan bahan kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan
atraktan (Hardy, 199 1).
Cara tersebut di atas atas masih belum dapat mengendalikan lalat buah secara efektii
Pembungkusan misaLnya, masih tetbatas pada buah-buahan tertenfli misalnya belimbing manir
jambu biji, jambu air, mangga, nangka dan cempedak. Untuk pohon yang tinggr dan berbuah leba
misaLnya mangga, cara pembungkusan buah ini sulit dilakukan (Suputa et a/,2006). Atraktan sintent
hanya mampu menarik lalat buah jantan, karcna sifzt pxaferomon (seks feromon) yaitu senvauz
yang aromanyz- samz- dengan feromon yang dihasilkan oleh serangga betina sehingga menarik lel-*
jzntan untuk datang, sementara penyebab kerusakan buah adalah lalat bettna yang meletakkan telrr
pada buah dengan cara menusuk atau melukai permukaan buah dengan ovipositornya (suatu olg2rr
yang terbentuk dari pasangan arrggota tubuh yang mengalami modifikasi/perubahan untuk dilehi
telur dimana tetdzpat pada abdomen serangga betina) (Gionar, 1,996). Pengendalian hama dengrm
memanfaatkan senyawa yang bersifat repelen adalah sangat baik karena seriyawa repelen ini sifam_rr
tidak membunuh dan sangat amanbag1 hewan bukan sasaran (musuh alarnthama). Senyawa repelm
yangbanyak dimanfaatkan untuk pengendalianhama semeritara in adalah minyak atsiri dad frrr€r
lavenddr untuk menolak nyamuk dan mimba untuk menolak wereng coklat hama padt (Gullan fu
Cranston,2005).
Minyak Atsiri adalah zat ca:r yang mudah menguap bercampur dengan persenyawan padr
yang betbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan kelanm
dalam zfu yang diperoleh dari bagian taflamafi, akar, kulit, bat^ng, daun, buah, biji maupun di
bunga fiVindu, 201,0). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri yang diperoH
dari peny-ulingan bahan tan man atsiri, selain digunakan dalam industri parfum dan toiletteies,':gt
bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabatt untuk mengendalikan organisme pengganggu tanarnr
Alat yang digunakan afltata lain alat gelas laboratorium, satu set alat distilasi uap, corong
pisah, botol pengembang, lampu UV, krus porselen, oven, desikator, kolom kromatografi
berdiameter 1,5 cm dan tinggi 50 cm, kotak pembiakan lawa dan lalat buah dewasa,
hand rpraler,
timbangan, busa, gelas plastik, kain kasa, c wan petri, kotak pengujian oviposisi, kain kasa,
hand
coanter, GC-MS (Shimadzu-GC- 1 7A, ep-5000).
2. Prosedur Penelitian
Distilasi uap tanaman kemangi dan selasih
Sebanyak 1 kg daun selasih didistilasi uap dalam keadaan basah (segar) dan 0,5 kg
dalam
keadaan kering. Distilasi uap juga dilakukan terhadap kemangi dengan perlakuan
yarrg sama.Minyak
atsiri yang dihasilkan dipisahkan dengan menggunakan corong pisah kemudian ditamb ahkanNarsOo
anhidrous untuk mengeringkan sisa HrO.
Isolasi minyak atsiri kemangi dan selasih dilakukan dengan metode di5fil25i raF
penelitian ini, digunakan metode distilasi uap langsung.Bahan yang berupabztang dan\
1.1 1.1
Selasih 1,0
2
I(uning
1,2 r,2 1,1
Segar
muda
1,0 1,0
4,0 8,0
I{emangi oq
3
Kuning
3,9 7,6
I{ering
I{ecokelatan
3,2 6,4
122
Deny P.T, D. Wahyuningsih, Neneng Fibriaxd.
Edhi Martono, &Sup
uji repelensi minyak kemangi basah
2A
15
rata-rata
jumlah 1O
telur
5
Berdasarkan gambar 3 baik pada kontrol maupun perlakuan terdzpat telur walaupun jika
rlilihat secara visuai jumlah t^ta-r^t^ telur pada kontrol lebih banyak dibandingkzn pada perlakuan.
Oleh karena itu perlu dilakukan uji secara statistik untuk lebih memastikan bahwa ant^r^ tate'-r^ta.
iumlah telur pada kontrol dan pedakuan berbeda sec ta signifikan dan juga r ta-r^ta jumlah telur
pada konttol lebih besar daripada rata-rzta jumlah telur pada perlakuan. Hal ini berarri minyak
kemangi kedng mampu menolak lalat bsah untuk meletakkan telurnya sehingga minyak kemangi
kering berpotensi sebagai insect ouipositing repellent.
o,s
0
hari ke-
Gambx 4 dzn 5 memperJihatkan bahwa selasih basah dan selasih kering mampu
lalat buah untuk meletakkan telurnya. Hal ini terbukti dari' banyaknya telur pada kontrol
pada perlakuan tidak terdapat telur sama sekali. Pada pengujian hai-hati awal lalat belum
hal ini dimungkinkan k4tena lalat buah masih belum bisa menyesuaikan diri dengan li
tempat yzngbaru.
Rryoa
t.i.tbr
6t
ta,
1#akretmi
18 35,1.89 1-napththanelol
0,49
20 46,421 1,5-Heptadiene
1,41
RaqFoa
d*e&:s
,T€*t-€
rII. Kesimpulan +
Dari penelitian ini telahbethasil
diperoleh minyak atsiri dari kemangi
minyak selasih segar dan selasih segar dan kemangi kering
serta
kering' Hasii uji reperensi terhadap
tersebut diketahui bahwa minyak ke-empat macamminyak
atsiri dari kemangi k.ring memiliki
Repe//ent. potensi sebagai Insect oripositing
Drew, R.A.I. & Hancock D.L.1994. TheBactrocera dorsalis Complex of FraitFlies (DiW
Dacinae) in Asia. Bulletin of Entomological Research. Supplement.2:1-68.
r'
Surbakti, H.S., 2003, Setangan Lalat Buah Masih Salah Satu Persoalan Uame
Tanah I(aro, http:/ /groapsi,tahoo.com/group/ konunitaskaro/ message/ 3, diakses h
Agustus 2010.
Sfindu, 2010,\'.- Metode Produksi (Pengambilan) Minyak Atsiri,
sysfem.b/osrbot.coru/2009/12/netode-broduksi-minyak-atsii.btnl. diakses Dedn
Agustus 2010.
.1