Anda di halaman 1dari 2

KEMATIAN TIDAK MEMATIKAN CINTA

mengawali Homili : satu kisah dari FB yang kubaca beberapa hari yang lalu.
Kisah itu menceritakan keyakinan lugu seorang bocah dalam relasinya dengan orang
yang ia cintaiyakni saudarinya dan ibunya.
Pada suatu hari ada seorang bocah berada di kasir hendak membayar satu boneka
yang sudah ada tangannya. Namun sang kasir mengatakan kalau uangnya tidak cukup.
Seorang bapak yang memperhatikan hal itu bertanya mengapa membeli boneka itu. Dan
anak itu pun menjelaskan bahwa boneka itu ingin ia hadiahkan untuk saudarinya yang
kata ayahnya telah pergi ke surga dan tidak akan pulang lagi. Kata ayahnya tidak lama
lagi ibunya akan menyusul ke sana. Ia tahu bahwa saudarinya sangat suka dengan
boneka itu dan karena itu ia ingin menitipkan itu pada ibunya. Demi mendengar
sepenggal kisah itu hati bapak ini terhenyak, ia mengeluarkan dompetnya dan
memberikan sejumlah uang untuk membantu anak itu membeli bonekanya. Bocah itu
pun sangat berterima kasih. Ia menghitung uang pemeberian itu dan ternyata jumlahnya
lebih. Ia berkata kepada bapak itu bahwa sebenarnya ia sempat berdoa mohon agar
diberi uang yang cukup untuk membeli boneka untuk kakaknya dan bunga mawar putih
untuk ibunya yang sangat menyukai bunga jenis itu. Namun ia merasa permohonannya
terlalu banyak dan karena itu ia membatalkan untuk membeli bunga. Ia bersyukur
ternyata doanya didengarkan dan dikabulkan Tuhan dengan memberikan kepadanya
uang yang cukup untuk membeli keduanya.
Saat meninggalkan toko itu bapak itu teringat akan berita kecelakaan sedan yang
dihantam oleh truk kontainer yang dikendalikan oleh sopir yang sedang mabuk. Di dalam
sedan itu hanya ada ibu dan anak gadisnya. Anak gadis itu tewas seketika dan ibu itu
dalam keadaan koma dibawa ke ruangan ICU di sebuah RS. Ia pun mencari informasi
dan ketika memperoleh informasi yang cukup jelas ia langsung membeli bunga mawar
putih, ia yakin bahwa dua orang itu adalah saudari dan ibu dari bocah laki-laki yang
membeli boneka dan mawar putih kemarin. Ia pun segera bergegas ke RS dan ibu itu
sudah berada di rumah duka RS itu. Ia berdoa dan teringat semua kisah bocah kemarin.
Ia letakkan mawar putih pada vas yang tersedia dan ia melihat mawar putih yang sama
yang ada pada genggaman jenazah ibu itu dan satu boneka berada di sana beserta foto
kecil bocah tadi tertempel pada boneka itu.
Keyakinan anak itu mengajarkan banyak hal kepada kita dalam relasi kita dengan
mereka yang kita cintai dan sudah berpulang ke keabadian.
Pertama, IMAN yang ditanamkan orang tua dalam diri anak ini luar biasa. IMAN
sanggup mengubah dukacita menjadi sukacita, sanggup mengubah pedih dan
kebuntuan hidup menjadi terang dan berpengharapan. IMAN adalah kekuatan untuk
menumbuhkan cinta.
Kedua, kematian tidak memutuskan dan mematikan cinta. Dan cinta itu selalu memberi
dorongan untuk memberikan sesuatu yang paling berharga. Itulah cinta setiap orang
yang mengenangkan, mendoakan siapapun yang pernah berjasa dan berharga dalam
hidupnya. Tidak ada yang bisa kita berikan kepada mereka yang sudah berpulang dan
amat kita cintai, kecuali cinta dan perhatian kita dalam bentuk doa-doa yang kita
lambungkan kepada Tuhan agar mereka semua dianugerahi damai dan sukacita di
rumah-Nya yang kekal. Mereka tidak membutuhkan materi lagi, mereka membutuhkan
cinta kita. Mereka pasti berbahagia saat melihat dirinya dikenangkan, dihadirkan dalam
hati dan ingatan orang-orang yang mencintainya. Dan mereka pasti berbahagia pada
saat namanya disebut-sebut dan diharapkan segala yang baik dan membahagiakan
terjadi atasnya.
Ketiga, Berdoa adalah ungkapan iman. Dan berdoa itu tidak pernah salah apalagi demi
kebahagiaan mereka yang kita cintai.
Mari kita doakan semua orang yang kita cintai dan terlebih yang telah beralih dari dunia
ini.

Anda mungkin juga menyukai