Anda di halaman 1dari 5

ULASAN

“ LASKAR PELANGI “

Oleh :
Nama : Wanda Desti Maharani.
Kelas : IXF.
Absen : 31.

SMPN 1 JETIS PONOROGO

Jl. Jendral Sudirman 28 A Jetis, Telp. (0352)311830


KodePos 63473
Email: smpn1jts@plasa.comWebsite: www.smpn1jtspo.sch.id
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat dan rahmat Allah Swt, akhirnya buku ulasan yang berjudul “
LASKAR PELANGI ” dapat selesai dengan lancer tanpa ada halangan suatu apapun.
Penyusun ulasan yang berjudul “ LASKAR PELANGI “ dimasukkan untuk
persyaratan penilaian pada kegiatan pembelajaran bab keempat. Selain itu juga penulisan ini
untuk mempraktekkan pembuatan ulasan seperti materi terdahulu.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Dra. Asih Setyowati, M.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Jetis
2. Shalah Udin Haris, M.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan wali kelas
IXF, yang telah memberikan bimbingan ulasan.
Penulisan ulasan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga ulasan buku yang berjudul “ LASKAR PELANGI “ bisa bermanfaat bagi
para pembaca dan bermanfaat untuk referensi penulis sejenis.

Ponorogo, 2 April 2021

Penyusun/Penulis
 IDENTITAS BUKU
Judul : Laskar Pelangi.
Penulis : Andrea Hirata.
Penerbit : PT Bentang Pustaka.
Kota Terbit : Yogyakarta.
Tahun Terbit : 2008.
Cetakan : III.
Tebal buku : 534 halaman.
ISBN : 979-3062-79-7.

 ORIENTASI
Film Laskar Pelangi merupakan sebuah film yang dibuat langsung oleh Riri Riza 1
berdasarkan Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Karya ini bercerita mengenai
kehidupan anak-anak yang tinggal di Pulau Belitong (Belitung) dengan mayoritas
penduduknya merupakan suku Melayu dan Tionghoa, anak-anak tersebut masih memiliki
semangat yang tinggi untuk dapat mengecap pendidikan setinggi mungkin walaupun
dibatasi dengan keadaan ekonomi keluarga merekayang serba susah. Namun,
keterbatasan tidak membuat anak-anak putus asa, justru menjadi pendorong untuk
melakukan hal yang lebih baik.
 SINOPSIS
Novel ini mengisahkan tentang sepuluh anak Belitung yang tergabung dalam Laskar Pelangi
mereka adalah Mahar, Ikal, Lintang, Harun, Syahdan,A Kiong,Trapani, Borek, Kucai dan satu-
satunya wanita yaitu Sahara . Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan di pedalaman
Belitung yang kontras dan yang kaya akan timah, namun masyrakatnya tidak mampu
memenuhi kehidupannya sehari-hari. Novel ini juga menceritakan tentang semangat juang
dari anak-anak kampung Belitung untuk mengubah nasib mereka melalui sekolah. Sebagian
besar orang tua mereka lebih senang melihat anak-anaknya membantunya dari pada belajar
di sekolah.

Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu, sekolah yang dibangun atas jiwa
ikhlas dan kepeloporan dua orang guru yaitu seorang Kepala Sekolah yang sudah tua yang
bernama bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda yang bernama ibu Muslimah Hafsari
yang juga sangat miskin berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan. Sekolah
yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid
itu terselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang masa bersekolah yang tak pernak
mendapatkan rapot.

Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan karena donator dikomunitas marjinal itu begitu
miskin. Seperti gedung sekolahnya yang sudah roboh, ruang kelas beralas tanah, beratap
bolong-bolong, berbangku seadanya dan pada malam hari dipakai untuk menyimpan ternak,
bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru
dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi
keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang
ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari disekolah
yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh itu. Semuanya terjadi karena sejak
hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah
SKP ( Sekolah Kepandaian Putri ). Mereka berdua saling bahu membahu membesarkan hati
anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan
pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Kedua guru itu juga merupakan
guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka
mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan buk Mus juga
mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesepuluh muridnya. Kedua guru
miskin itu member julukan kesepuluh murid itu sebagai laskar pelangi.

Keajaiban juga terjadi ketika sekolah muhammadiyah, dipimpin oleh salah satu laskar
pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai
puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi yaitu ( Ikal, Lintang, dan Sahara )
berhasil menjuarai lomba cerdas pangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-
sekolah negeri. Taayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah muhammadiyah
ketika Lintang sisiwa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal
Cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki
tertua yang harus menghidupi keluarganya, sebab ayahnya sudah meninggal dunia.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah muhammadiyah itu akhirnya ditutup karena samaskali
sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi dan
ketekunan yang diajarkan pak Harfan dan buk Mus tetap hidup dalam hati laskar pelangi.
Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sepuluh orang anggota laskar
pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and
development manager disalah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini,
dan juga ada yang mendapatkan beasiswa internasional kemudian melakukan research di
University the paris surbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah
universitar termuka di Inggris semua itu berkat dari pendidikan dan akhlak kecintaan
intelektual yang diajarkan oleh pak Harfan dan buk Mus. Kedua orang hebat yang mungkin
bahkan belum pernah keluar dari pulau diujung paling selatan Sumatra itu.

 ANALISIS
Novel laskar pelangi ini ini dapat memberi gambaran singkat mengenai cerita yang disajikan.
Salah satu poin penting yang ingin disampaikan penulis melalui novel tersebut adalah
bahwasanya semua yang terjadi di dalam kehidupan manusia ini telah diatur oleh Tuhan.
 EVALUASI
o Kelebihan : Buku berisi cerita persahabatan dan kesetiaan dalam berteman.
Selain itu, juga menekankan arti penting pendidikan. Kisah yang diangkat
pada novel sangat mengharukan, banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik di
dalamnya.Banyak sekali pelajaran yang kita teladani dari novel Laskar Pelangi
seperti, keagamaan moral, ketegaran hidup bahkan makna sebuah takdir
yang tidak bisa kita tebak.
o Kekurangan : Banyak digunakan nama-nama ilmiah yang tidak familiar bagi
masyarakat sehingga pembaca menjadi kurang nyaman. Hal ini akan
mempersulit pembaca dalam memahami isi cerita, apalagi glosarium tidak
diletakkan pada halaman di mana kata itu berada.Terdapat banyak kata-kata
yang sulit untuk dipahami atau dimengerti karena menggunakan kata-kata
daerah yang belum diketahui artinya.

 REKOMENDASI :
Novel ini sangatlah bagus bagi para pelajar yang mendapat kemudahan ekonomi dalam
menggapai pendidikan juga bagi para pendidik dan pemerintah yang memiliki kemajuan
untuk memajukan pendidikan di Indonesia, karena novel ini meiliki banyak peszn moral,
pendidikan, dan social yang sangat bagus.

Anda mungkin juga menyukai