Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GINGIVA
Definisi
Gingiva adalah salah satu jaringan lunak dari mukosa oral yang melapisi Processus alveolar, berwarna
merah muda atau merah muda pucat.
Bagian-bagian Gingiva
A. Margin gingiva (free atau unattached)
Gingiva marginal adalah bagian yang paling dekat mahkota dari gingiva.
Gingiva tidak melekat pada gigi, dan terbuat dari dinding jaringan lunak gingival sulcus (ruang
dangkal antara gingiva marginal dan gigi).
Berbentuk seperti pisau bermata dalam kontur, konsistensi yang tegas, dan tekstur halus.
Gingiva fluid (GCF) → sebagai imunologi untuk membersihkan bakteri yang mengandung plasma
protein.
B. Attached gingiva
Terletak dari apikal pada gingiva marginal dan free gingiva (di atas periosteum proc. Alveolaris). Ini
melekat erat ke gigi dan tulang alveolar di bawahnya.
Attached gingiva memiliki kontur yang runcing (lancip), teksturnya stippling (menyerupai
permukaan kulit jeruk), dan konsistensinya kuat.
Mudah bergerak, karena menyesuaikan dengan tekanan kunyah yang diterima oleh gigi.
C. Sulcus gingiva
Gingival sulcus dilapisi dengan epitel skuamosa bertingkat yang non-keratinisasi epitelium.
Bagian bawah sulkus ini dibentuk oleh permukaan bebas epitel junctional.
Bagian yang paling rentan dan mudah dimasuki bakteri.
Merupakan salah satu parametrik diagnostik apabila terjadi keradangan → karena mudah dimasuki
oleh alat periodontal probe.
Berbentuk V, dangkal, kedalaman 2 – 3 mm (bisa lebih dalam apabila terjadi resesi gingiva atau
keradangan pada gingiva).
D. Interdental gingiva (col)
Terletak di interproksimal di bawah area kontak gigi.
Gingiva interdental bisa berbentuk piramidal, atau bisa berbentuk "col".
Dalam dimensi mesiodistal bentuk papilla interdental, umumnya berbentuk segitiga, tergantung
kontur proksimal gigi yang menciptakan ruang interproksimal. Ketika gigi saling overlapping atau
berdesakan, maka ruang interdental akan kecil atau bahkan tidak ada.
Dalam dimensi buccolingual, papilla interdental berakhir pada mahkota dengan bukal cusp dan
lingual cusp terpisah dari jaringan yang dihubungkan dengan tekanan yang dikenal sebagai gingiva
col. Jika jaringan gingiva telah menyusut ke titik yang tidak lagi menyentuh daerah kontak
interproksimal atau jika diastema, col tidak lagi terlihat.
Secara Mikroskopis :
Terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat.
Tipe sel :
a) Berkeratin → pada umumnya dan paling banyak
b) Tidak berkeratin → contohnya: melanin, sel-sel makel
Fungsi epitel gingiva : bersifat mekanis.
Gingiva dapat firm (kontak) pada giginya, karena terdapat sel epitel yang mendukung sehingga ada
serabut gingiva (gingiva fiber).
Gingiva berwarna coral pink → karena terdapat suplai darah, pigmen, serabut keratin.
Epitel gingiva
Terdiri dari stratified squamousa, yang terbagi :
1) Oral (outter epithelium)
- Bagian terluar dari gingiva yang berhadapan dengan mukosa pipi dan bibir.
- Berkeratin (sama dengan palatum dan pipi).
- Lebih cekat daripada yang lain.
- Terbagi atas 4 lapisan : basale (paling bawah) – spinosum – granulosum – korneum (paling
atas).
2) Sulcular epithelium
- Lebih semipermiabel (karena tipis),
- Tidak berkeratin,
- Bertindak sebagai barier,
- Terdapat sel-sel PMN,
- Terdapat gingival fluid (jika terjadi peradangan, maka menjadi banyak)
3) Junctional ephitelium
- Terletak paling bawah (paling dasar) atau dekat dengan sulcus gingiva
- Tidak berkeratin
- Berfungsi sebagai imunologi & sebagai mekanis (agar gingiva tetap firm/melekat).
Gingiva Fiber
60% mengandung serat-serat kolagen → membuat gingiva tetap firm, attached.
Fungsi :
1) Untuk mengikat margin gingiva tetap firm.
2) Untuk menahan beban kenyah / adaptasi terhadap beban kunyah.
3) Mengikat bagian gingiva ke sementum
Terdiri dari :
1) Gingivodental groove
Paling banyak : terdapat pada labial, lingual, palatal, bukal
2) Circular groove
Bagian yang mengelilingi gigi
3) Transseptal
Terletak pada bagian interproksimal
Tipe gingiva
1. Tebal → jaringan keratinasi lebih banyak
2. Tipis → pada dasanya boundle bound lebih tipis
Korelasi antara makroskopik dengan mikroskopis
→ Mikroskopis merupakan gambaran yang mendukung gambaran makroskopis
1. Warna (color)
Coral pink → adanya suplai darah, tebal tipisnya keratin
Lebih merah → gingivitis
2. Ukuran (size)
Jika radang → lebih besar/tebal (lebih edema) → karena adanya vaskularisasi darah yang
berlebihan.
3. Kontur
Ditentukan oleh lokasi gigi, ukuran gigi, bentuk gigi, dimensi facial atau lingual dari gingival
embrassure.
Gingival embrassure = lokasi yang berada di antara interproksimal / titik kontak interproksimal gigi
anterior atau posterior dibawahnya terdapat celah.
Jika Gingival embrassure bagus, maka makanan tidak akan menyangkut/masuk kesana.
4. Konsistensi
Yang sehat & normal : tidak lunak (firm) → karena ada serabut gingiva.
Seperti stippling (kulit jeruk) di attached gingiva → ada pada usia di atas 5 tahun
Definisi
Terdiri dari jaringan ikat yang kompleks (dengan fiber 0,2 mm) dan sangat seluler yang mengelilingi akar
gigi dan menghubungkannya ke dinding bagian dalam tulang alveolar.
Pada umumnya, berfungsi untuk mempertahankan gigi pada posisinya yang dibantu dengan “serabut
periodontal”.
Seluler elemen :
Memiliki 4 tipe sel yang teridentifikasi pada ligamen periodontal:
1. Connective tissue cells
Fibroblast → sel paling umum pada ligamen periodontal; fibroblast muncul sebagai sel ovoid atau
memanjang berorientasi sepanjang serat utama.
Osteoblast, osteoklas, cementoblast, dan odontoblast → juga terdapat di sementum dan di
permukaan tulang pada ligamen periodontal.
2. Epitheliel rest cells
3. Immune system cells
4. Cells associated with neurovascular elements
Pada Connective Tissue Cells, strukturnya ada yang syntetic (fibroblast, osteoblast, cementoblast) &
resorptive.
Seluler elemen lainnya:
1. Epithelial rests of Malassez
Epithelial rest yang akan berproliferasi ketika mendapatkan rangsangan.
2. Defense cells
Termasuk neutrofil, limfosit, makrofag, sel mast, dan eosinofil.
Definisi
Sementum adalah jaringan lunak (jaringan ikat) yang terkalsifikasi yang membentuk lapisan luar dari
akar gigi.
Memiliki gambaran radioopak.
90% mengandung kolagen (tipe I)
5% mengandung kolagen (tipe III)
Fungsi Sementum
Sebagai perlekatan antara serat-serat kolagen dan tulang.
Memiliki sifat yang terus menerus mengalami resorpsi. Penting, jika perawatan ortodontik yg
memungkinkan gigi bisa ditarik, dirotasi, dll.
Semento-enamel Junction
Merupakan pertemuan antara sementum dengan email
- 60% → pertemuan antara email / email masuk ke sementum (overlaps)
- 30% → pertemuan di titik tengah antara sementum dan email (edge-to-edge butt joint exist)
- 10% → sementum dan email tidak bertemu (fails to meet)
Semento-dentinal Junction
Merupakan terminal area apikal pada sementum dimana itu menghubungkan internal root canal dentin
/ pertemuan antara sementum dengan dentin.
Ketebalan Sementum
Bagian distal lebih tebal dari mesial.
Semakin bertambahnya usia, maka permeabilitas berkurang walaupun sementum bertambah (di bagian
apikal lebih tebal).
Resorpsi Sementum
Yang dapat mempengaruhi resorpsi pada sementum :
Faktor lokal
Faktor sistemik
- Defisiensi kalsium
- Kelainan tiroid
Terdiri 3 Bagian :
1. Compact Bone
Bagian terluar dari kortikal bone.
Mendukung perlekatan gingiva
2. Cancellous Trabekula
Merupakan diantara dua lapisan compact ini bertindak sebagai tulang alveolar pendukung. Septum
interdental terdiri dari tulang pendukung cancellous yang tertutup dalam batas compact.
3. Alveolar Bone Proper (Lamina Dura) : Gambaran Radioopak
Merupakan dalam dinding soket yang tipis.
Jika terjadi trauma oklusi → lamina dura terputus-putus / hilang
Interdental Septum
Daerah di tengah-tengah (biasanya pada akar ganda)
Terdiri atas cancellous bone & kortikal bone
Mengikuti kontur akar gigi
1) Mikroorganisme 4) Eritrosit
2) Leukosit 5) Protozoa
3) Pelikel 6) Saliva
B. Biofilm
Terbentuk setelah maturasi plak.
Sebuah komunitas yang tersusun dari koloni bakteri.
C. Materi alba
Suatu campuran lunak berwarna putih
Melekat pada gigi, perlekatannya kurang kuat dibandingkan plak
Mudah dibersihkan dengan semprotan air
Dapat dilihat dengan mata secara klinis
D. Debris makanan
Makanan yang tersisa di dalam rongga mulut.
Dapat menyebabkan :
1) Food retention → mudah dibersihkan dengan saliva
2) Food impaction → sulit bahkan tidak bisa dibersihkan, jika semakin banyak sisa makanan yg terselip
(apalagi terletak di proksimal gigi) maka akan menimbulkan rasa sakit.
A. Faktor Lokal :
1. Kalkulus/karang gigi
Plak yang telah terkalsifikasi dan melekat permukaan gigi asli maupun gigi tiruan.
Tipe perlekatan kalkulus pada permukaan gigi :
a) Perlekatan pada enamel melalui pelikel organik
b) Perlekatan mekanis pada permukaan yang mengalami kelainan, seperti resorbsi lakuna
c) Adaptasi kalkulus ke sementum
d) Penetrasi bakteri kalkulus ke sementum
Klasifikasi kalkulus :
a) Kalkulus supragingiva (kalkulus salivarius)
- Terletak di mahkota gigi di atas gingiva tepi
- Ciri khas : warna putih atau kekuning-kuningan, keras dengan konsistensi seperti tanah liat
- Lokasi : permukaan bukal molar rahang atas
- Permukaan lingual dari insisivus rahang bawah
b) Kalkulus subgingiva (kalkulus serumnal)
- Terletak di bawah gingiva tepi
- Ciri khas : warna coklat tua atau hijau kehitam hitaman, konsistensi padat dan keras
- Tidak terlihat saat pemeriksaan klinis
Proses Pembentukan kalkulus :
1) Plak lunak menjadi keras akibat mengendapnya garam-garam mineral.
2) Sumber mineralisasi kalkulus supragingiva saliva.
3) Sumber mineralisasi kalkulus subgingiva cairan sulkus gingiva (cairan krevis gingiva).
4) Proses kalsifikasi mencakup proses terikatnya ion kalsium yang berasal dari kristal garam kalsium
fosfat dengan kompleks protein-karbohidrat yang berasal dari matriks organik.
5) Kalsifikasi dimulai dari permukaan paling dalam dari plak supragingiva dan plak dari subgingiva.
6) Proses kalsifikasi yang terjadi di banyak titik mengakibatkan bertambahnya ukuran massa dan
menyatu membentuk massa kalkulus yang padat.
3. Maloklusi
Pasien dengan crossbite, overjet, dan gigi yang crowding → Inflamasi gingiva → adanya poket
dibandingkan individu dengan oklusi yang normal
Marginal ridge yg tidak seimbang dari gigi posterior yg bersebelahan → berkorelasi dengan kedalaman
poket,kehilangan perlekatan, akumulasi bakteri biofilm plak, kalkulus, dan inflamasi gingiva.
B. FAKTOR SISTEMIK :
1. Merokok
Adanya poket yg dalam dan pendalaman probing
Kehilangan perlekatan yg parah disertai resesi gingiva
Kehilangan tulang alveolar yg parah dan disertai adanya keterlibatan furkasi
Kehilangan gigi
Respon terhadap perawatan periodontal kurang baik
Bakteri: Tannarella forsythia & Porphryromonas gingivalis
2. Diabetes mellitus
Boleh dilakukan scalling jika penyakit DM tersebut terkontrol (gula darah sewaktu yang terkontrol).
Terjadi peningkatan jumlah glukosa dlm cairan krevikuler gingiva (GCF) → mengalami perubahan
mikroflora dlm biofilm plak dan perkembangan penyakit periodontal.
Ciri-ciri : multiple abses, rongga mulut ada bau zat besi, gigi goyang.
3. Pengaruh hormonal
a) Masa pubertas
Pada masa pubertas mengakibatkan inflamasi gingiva → pembengkakan dan pendarahan.
Sesudah masa pubertas, inflamasi kemudian reda dan hilang lalu kontrol plak.
Selama menstruasi terjadi peningkatan inflamasi gingivitis dan peningkatan eksudat cairan
krevikuler (GCF) selama menstruasi.
b) Masa kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi gingivitis (ke 3-6 bulan kehamilan dan trimester 3)
Adanya epulis gravidarum
c) Masa menopause (Menopausal gingivostomatitis)
Perubahan gingiva menjadi kering (xerostomia) & burning mouth
Gingiva mudah berdarah
Warnanya bervariasi dari pucat menjadi sangat eritema.
Definisi Gingivitis
Definisi: Reaksi inflamasi pada gingiva tanpa disertai hilangnya perlekatan.
Paling sering ditemukan
Mudah dilakukan perawatan, tetapi Sulit dideteksi
Etiologi primer: BAKTERI PLAK
b) Berserat
6. Faktor iatrogenik
Iritasi akibat pekerjaan dokgi yg tidak hati-hati , yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Perhatikan pada:
- Penambalan hindari tambalan overhanging & overfilling
- Pencabutan (injeksi, bein, tang) trauma pd gingiva sekecil mungkin
- Scaling.
Etiologi Faktor Sistemik Gingivitis
1. Defisiensi vitamin
Biasanya terjadi defisiensi vitamin C → kurangnya pertahanan jaringan → inflamasi → Gingivitis
2. Hormonal
Faktor lokalnya: Plak
Dipengaruhi oleh Steroid
Estrogen & progesteron (remaja), hamil, menstruasi meningkat (tinggi)
3. Penggunaan obat-obatan
Dilantin → Obat antikonvulsi, menyebabkan Hiperplastik gingivitis.
b) Mukosa alveolar
2. Ukuran
Elemen seluler & intraseluler
Suplai vaskuler
3. Kontur
Bentuk dan posisi gigi dlm lengkung rahang
Lokasi & besar kontak proksimal
Dimensi fasial & lingual embrasure gingiva
Mesiodistal / labioversi: Kontur gingiva lebih ke apikal
Linguoversi: gingiva horizontal dan melebar
4. Bentuk
Ditentukan oleh:
Kontur proksimal
Lokasi dan bentuk embrasure
Titik kontak:
a) Anterior → Pyramid
b) Posterior → Tent shaped
5. Tekstur permukaan
Stippling → Menyerupai kulit jeruk Muncul pd anak usia ± 5 thn
Pada attached gingiva Menghilang pd usia tua
6. Posisi margin gingiva → Mengacu pada perlekatan margin gingiva terhadap gigi
7. Konsistensi → Kaku/kenyal/elastis
8. Kekuatan Gingiva
Margin gingiva serat gingiva
Attached gingiva kolagen (di lamina propria) & hubungan dgn mucoperiosteum alveolar.
Karakteristik Gingivitis
1. Perdarahan pada gingiva
Perdarahan saat probing
- Merupakan gejala gingivitis paling awal.
- Digunakan untuk: Prevalensi & progresifitas gingivitis, Evaluasi hasil, dan Memotivasi pasien.
Perdarahan karna faktor lokal
- Adanya PLAK
- Retensi plak: Anatomi & variasi gigi, Faktor iatrogenik, dll.
Perdarahan akibat perubahan sistemik
- Spontan, berlebihan & sulit dikontrol.
- Contoh: Kelainan hemorhagik, Terapi hormonal, Obat-obatan.
2. Perubahan warna
Merah → Vaskularisasi >>>> & Derajat keratinisasi <<<<
3. Perubahan tekstur permukaan
Tidak stippling
Fibrotik → Tegas & bernodul
Eksudatif → Halus, rata, berkilau
4. Perubahan konsistensi → Bengkak, halus, tidak elastis
5. Perubahan posisi → Resesi gingiva: actual position dan apparent position
6. Perubahan kontur
Papila interdental: tumpul & datar
Margin: melingkar
2 jenis: Stillman’s cleft dan McCall Festoon