“MANAJEMEN PIUTANG”
FAKULTAS EKONOMI
INSTITUT BISNIS MULTIMEDIA ASMI
2021
MANAJEMEN PIUTANG USAHA
Manajemen Piutang Usaha adalah pengertian manajemen piutang usaha terdiri dari dua kata yang
memiliki arti yaitu manajemen dan piutang. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengarahan,
dan pengawasan yang bertujuan untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
Sedangkan piutang merupakan klaim pada pihak lain baik berupa uang, barang, ataupun jasa.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian manajemen piutang adalah suatu
proses perencanaan dan pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain, perorangan, badan usaha,
maupun pihak tertagih atas setiap aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul dari pelaksanaan
transaksi penjualan kredit.
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh
karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima “C”
sebelum memberikan persetujuan kredit.
1) Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi kewajibannya.
2) Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun
sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
3) Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan dengan
analisis ratio finansiil, khususnya ditekankan pada “tangible networth” perusahaan.
4) Collateral, dicerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.
5) Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap
perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
Perputaran Piutang
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan kecenderungan
debitur untuk menepati janji pembayarannya.
Contoh:
2002 2003
Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara pengumpulan
piutang kurang efisien. Penjualan secara kredit akan berdampak positif (kenaikan omset penjualan) dan
negatif, seperti kerugian karena piutang tak tertagih dan atau biaya kesempatan (opportunity cost).
Pertimbangan untuk memperketat atau mempermudah pemberian kredit, dapat dilakukan dengan
memperhatikan cost dan benefit bila akan mengambil keputusan seperti contoh berikut ini.
Selama ini perusahaan menjual secara tunai, omset penjualannya sebesar Rp 800 juta, keuntungan 15%
dari penjualan. Jika perusahaan berencana untuk menjual secara kredit dengan syarat pembayaran n/60.
Hal ini ditaksir akan meningkatkan omset penjualan menjadi 1.050 juta pertahun. Dana yang dibutuhkan
untuk membiayai piutang tersebut ditaksir sebesar Rp 148,75 juta pertahun. Apakah manejemen
menerima alternatif penjualan kredit tersebut?
Manfaat : tambahan keuntungan = (1.050 jt – 800 jt) x 15% = Rp 37,5 jt
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360/60 = 6 kali
Rata-rata piutang = 1.050/6 = 175 jt
Dana untuk membiayai piutang = 148,75jt
Biaya dana yang ditanggung = 148,75 x 15% = 22,31 jt
Manfaat bersih = Rp 15,19 jt
Benefit > cost, layak untuk diterapkan
Aging schedule (daftar analisis umur piutang) diperlukan untuk mengetahui sejarah pelanggan, dan atas
dasar hal tersebut, bagi yang menunggak perlu dilakukan langkah sbb:
Mengirimkan surat tegoran,
Menelpon atau menghubungi secara langsung,
Menggunakan debt collector,
menempuh prosedur hukum.