Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AISYAH PUTRI

NIM : P10120154

KELAS : D

C. Gejala COVID-19
Sebutkan gejala yang dimiliki seseorang yang terinfeksi Covid-19/Corona? 
Jawaban :
1) Suhu tubuh diatas 37 derajat, tidak bisa mencium apa apa dan bagian
dalam bola mata terasa panas (Maura maqnalia)
2) Saya sendiri kurang mengetahui dengan pasti gejalanya, tapi dari cerita
yg tersebar, gejala yg dimiliki seseorang yang terinfeksi covid
diantaranya hilangnya indra penciuman (Khairul abrar)
3) Gejala paling umum : demam, batuk dan kelelahan, nyeri tenggorokan,
diare, sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman serta untuk
gejala paling serius kesulitan bernafas atau sesak nafas, nyeri dada atau
rasa tertekan pada dada (Putri retnosari)
4) 1. Malaria
2. Flu
3. Batuk
4. Panas badan
5. Sakit kepala (Luh De Gayatri Santi Dewi)
5) COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut
seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain
itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita
COVID-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma
pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian. (A.A Kade
Rosita devi)
6) Gejala COVID-19 yang umum adalah demam, rasa lelah dan batuk
kering. Ada juga yang mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Ada juga yang tidak
merasakan apa-apa, seperti orang sehat. (Nurul farhani)
7) Asma (Sitti Nurul Jannah)
8) Kejang-kejang, flu, radang tenggorokan dll (Alfa Harnando Gora, S.Pd)
9) Suhu tubuh melebihi 38°C, flu, pegal², sesak nafas (Miftahul jannah)
10) Anosmia, parosmia, demam ringan, batuk (Siti masita).

Berdasarkan hasil analisis data, gejala umum yang diperoleh dari jawaban
responden menunjukkan bahwasannya gejala demam/panas, batuk, flu dan sesak
napas merupakan jawaban terbanyak dari total jawaban 507 responden.

Modus Data Gejala COVID-19 Jumlah


Panas / demam 321
Batuk 300
Anosmia 188
Flu 169
Sesak napas 169

C. Gejala COVID-19
Untuk pertanyaan nomor tiga pada kuesioner, dimana responden ditanya
mengenai gejala-gejala yang dimiliki ketika terinfeksi COVID-19, Sebagian besar
responden telah mengetahui gejala orang yang terinfeksi COVID-19 . Namun, juga
masih terdapat responden yang kurang memahami bahkan tidak mengetahui
gejalanya. Adapun jawaban umum yang diberikan responden terkait gejala orang
yang terinfeksi COVID-19 yaitu demam, batuk, sesak napas, flu dan hilangnya indra
penciuman (anosmia). Sementara dua responden menyatakan bahwasannya mereka
kurang mengetahui gejala-gejala orang yang terinfeksi COVID-19.
Penderita coronavirus dapat menunjukkan berbagai gejala seperti demam
dengan suhu di atas 37,5ºC, batuk kering, kelelahan, mialgia, sakit tenggorokan
(odino-fagia), anosmia (kehilangan bau), dysgeusia (kehilangan rasa). dispnea (sesak
napas). Selain itu, beberapa pasien mungkin mengalami: hidung tersumbat, pilek
(lendir garam na), hemoptisis (pengeluaran dahak dengan sedikit darah segar dari
sistem pernapasan), diare, mual, muntah, dan konjungtivitis. Sebuah penelitian
menunjukkan 39,6% dari 140 pasien COVID-19 yang dikonfirmasi memiliki gejala
gastrointestinal, dan 10,1% pasien awalnya memiliki keluhan gastrointestinal. Rata-
rata, dibutuhkan waktu 5 hingga 6 hari sejak seseorang terinfeksi virus hingga gejala
pertama muncul, namun butuh waktu hingga 14 hari untuk muncul. Orang dengan
gejala ringan yang sebenarnya sehat harus mengisolasi diri mereka sendiri, dan
mereka yang menderita demam, batuk, dan sesak napas harus segera mencari
pertolongan medis (Garcés Villalá M.A, dkk, 2020).
Sedangkan menurut WHO (2020), gejala-gejala biasanya bersifat ringan dan
muncul bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun
dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
malaise, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri otot,
hidung tersumbat, flu, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang
penciuman dan perasa, atau ruam kulit. Kasus berat akan mengalami acute respiratory
distress syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk gagal
ginjal atau gagal jantung akut hingga kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang
dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung dan paru, diabetes, dan kanker berisiko lebih besar mengalami
keparahan.
Selain anosmia yang temukan sebagai tanda awal infeksi COVID-19
dengan durasi rata-rata anosmia adalah 7 hari dan hasilnya tampak
menguntungkan dalam waktu kurang dari 28 hari. Terdapat juga gejala lainnya
terkait indra penciuman yaitu parosmia. Untuk parosmia atau distorsi penciuman saat
ini dianggap sebagai salah satu Sindrom COVID-19 jangka panjang atau kronis. Carfi
dkk (2020) menemukan bahwa 87,4% pasien dalam penelitian mereka yang pulih dari
COVID-19 setidaknya memiliki satu gejala persisten dengan hilangnya penciuman
diantara mereka. Namun, laporan terbaru telah menemukan bahwa sejumlah pasien
yang sudah pulih dari anosmia (kekurangan/kehilangan daya penciuman) yang
disebabkan sel- sel epithel olfactorius yang memiliki reseptor untuk menangkap
bau banyak mengalami kerusakan., juga mengalami parosmia yakni bau yang
terdistorsi oleh indra penciuman mereka. Menurut Washington post (2020), beberapa
pasien merasakan aroma ajaib kopi telah berubah menjadi mimpi buruk seperti kopi
mulai berbau menyengat seperti bensin dan hidangan favorit berbau seperti makanan
busuk atau sampah,yang secara tidak sengaja memengaruhi rasa sebagai makanan
menjadi hampir tidak enak.
Virus ini juga dapat menyebabkan gangguan rumit pada sistem saraf, seperti
kejang dan epilepsi. Efek merusak dari Covid-19 di sistem saraf pusat disebabkan
oleh badai sitokin yang dihasilkan oleh masuknya sitokin proinflamasi dari perifer ke
dalam SSP atau produksi sitokin ini oleh mikroglia yang diaktifkan. Mungkin kejang
sekunder dimulai setelah stroke, ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan oksidatif
stres, dan disfungsi mitokondria pada pasien Covid-19. Diperlukan lebih banyak
penelitian untuk membuktikan mekanisme pasti kejang pada Covid-19 pasien (Farnaz
dkk, 2021)

Anda mungkin juga menyukai