Ukm Terfix
Ukm Terfix
4. Latar belakang:
Anemia merupakan komplikasi umum dari kehamilan yang disebabkan oleh penurunan
kadar hemoglobin. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia jika Hb <11 gr/dl. Meskipun
anemia disebut sebagai penyebab tidak langsung terjadinya kematian ibu, akan tetapi
menjadi masalah yang serius apabila tidak ditangani dengan baik. Anemia selama kehamilan
ini dapat berdampak bagi kesehatan ibu dan juga bayinya, seperti perdarahan postpartum,
abortus, lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Anemia selama kehamilan
disebabkan karena beberapa faktor antara lain infeksi (HIV, TB, malaria, cacing tambang)
dan ADB. Kasus utama anemia di Indonesia adalah anemia yang disebabkan karena
defisiensi zat besi.
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar
48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar
37,1%. Di Provinsi Sumatera Selatan, anemia pada ibu hamil pada tahun 2013 terdapat
sebanyak 646 (1,77%) orang dari 36.487 ibu hamil (Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, 2014).
Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini
mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %.
Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu
hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia
masih tinggi. (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Rendahnya capaian pemberian tablet besi dan prevalensi ibu hamil, sehingga diperlukan
penyuluhan lebih lanjut mengenai bahaya anemia pada kehamilan dan dampak pada ibu dan
janin di wilayah Puskesmas Citra Medika.
Permasalahan:
-Rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai gejala anemia pada kehamilan dan
dampak pada janin dan ibu.
Perencanaan:
-Memberikan edukasi mengenai arti anemia pada kehamilan, dampak ke ibu dan janin, cara
pencegahan dan tatalaksana tepat
Pelaksanaan:
Peserta: masyarakat
Monitoring:
5. Pemeriksaan dan edukasi tentang obat yang dapat dijual bebas di warung di Kelurahan
Majapahit
Latar belakang:
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit
dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya
bisa kita dapatkan. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000
membagi obat dalam beberapa golongan yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib
apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika. Penggolongan obat tersebut dimaksudkan
untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi obat.
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut obat OTC
(Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas dapat dijual
bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam
pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan,
jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakaiannya tidak memerlukan
pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan
obat. Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis
tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat analgetik atau pain killer
(parasetamol), vitamin/multivitamin dan mineral. Contoh lainnya, yaitu promag, bodrex,
biogesic, panadol, puyer bintang toedjoe, diatabs, entrostop, dan sebagainya.
Namun pada kenyataanya, banyak sekali toko kelontong, supermarket yang menjual obat
yang seharusnya tidak dijual di toko tersebut seperti obat golongan keras. Hal tersebut
sungguh berbahaya mengingat dampak yang dapat terjadi bila obat tersebut dikonsumsi
secara aturan dan indikasi yang seharusnya ditetapkan oleh dokter. Untuk itu Puskesmas
Citra Medika melakukan sosialisasi ke semua toko kelontong dan minimarket di wilayah
kerja Puskesmas Citra Medika untuk tidak menjual obat yang tidak sesuai aturan dengan
harapan mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan akibat mengkonsumsi obat
secara tidak tepat.
Permasalahan:
-Toko kelontong/minimarket menjual obat selain golongan obat bebas dan bebas terbatas
Perencanaan:
Pelaksanaan:
Monitoring:
-Pemilik toko dapat membedakan obat yang dapat diperjualkan secara bebas di toko dan tidak.
F2
2. Pemeriksaan Jentik Nyamuk di RT.04, RW.002 Desa air saga (13 October 2020)
Latar belakang:
Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk. Keberadaan
jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman berdarah dengue (DBD).
Upaya yang paling efektif untuk pencegahan DBD adalah melakukan pemutusan
mata rantai penularan yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kegiatan
yang sering disebut 3M plus Bentuk kegiatan 3M plus, yaitu: menguras dan menyikat
tempat penampungan air (TPA) (M1), menutup rapat TPA (M2),
memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air (M3),
selain itu ditambah (plus) dengan cara lain, seperti memakai obat anti nyamuk untuk
mencegah gigitan nyamuk. Pengetahuan tentang penyakit DBD serta pencegahannya
menjadi hal yang penting diketahui oleh masyarakat terutama dalam lingkup
keluarga. Pengetahuan merupakan salah satu domain dari perilaku kesehatan,
dimana pengetahuan menjadi dasar terbentuknya tindakan/upaya pencegahan
terkait DBD.
Permasalahan:
Perencanaan:
Menerima laporan masyarakat mengenai keadaan individu yang terjangkit DBD atau
dirawat di rumah sakit karena DBD
Pelaksanaan:
Permasalahan:
Pelaksanaan:
-Peserta : 45 orang
Monitoring:
Permasalahan:
Perencanaan:
Pelaksanaan:
-Peserta : 35 orang
Monitoring:
5. Penyehatan Tempat pengelolaan makanan (TPM) Mie Ayam Suka Mampir (20 juli
2020)
Latar belakang:
Upaya higiene dan sanitasi rumah makan merupakan kebutuhan utama terhadap
terwujudnya makanan dan minuman aman, oleh karena itu keadaan higiene dan
sanitasi rumah makan tidak memenuhi syarat akan memperbesar kemungkinan
pencemaran serta kerusakan "makanan yang ada sejak dimulai dari proses
pengadaan bahan sampai pada penyajian makanan. Menurut Kepmenkes 1098/2003
tentang persyaratan Higiene Sanitasi rumah makan dan restoran bahwa masyarakat
perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan
higiene sanitasi yang dikelola rumah makan dan restoran agar tidak membahayakan
kesehatan. Persyaratan fasilitas sanitasi yang terdiri dari : air bersih, air limbah,
toilet, tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat
pencucian bahan makanan, fasilitas penyimpanan pakaian (locker karyawan) dan
peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus
Permasalahan:
Perencanaan:
-Pemantauan terhadap sistem produksi, kamar mandi, alat - alat yang dipakai,
kebersihan kamar mandi, kebersihan petugas
Melakukan tanya jawab kepada petugas dan supervisor seputar higienitas TPM
Pelaksanaan:
-Peserta : 15orang
Monitoring:
-Supervisor dan pegawai mendengarkan dengan baik cara menjaga higienitas rumah
makan
F3
3. Pemeriksaan IVA
Latar belakang:
Jumlah kasus kanker serviks di Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2016
mencapai 348.809 kasus, sementara menurut laporan Global Cancer Observatory di
tahun 2018, diperkirakan terdapat 32.469 kasus per tahun kanker serviks di
Indonesia, dengan angka kematian mencapai 18.279 orang.
Permasalahan:
Perencanaan:
Pelaksanaan:
-Peserta : 52 orang
Monitoring:
4. Pemeriksaan Fisik Imunisasi Balita dan Penyuluhan gizi (Posyandu Permata I Desa Air
Seruk)
Latar belakang:
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UBKM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/ social dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi.
Poyandu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan neonates dan bayi dengan pelaksanaan
kegiatan pemantauan kesehatan bayi/ balita di Posyandu (Pengukuran pertumbuhan,
pemantauan, dan imunisasi).
Permasalahan:
Perencanaan:
-Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala balita di desa air
seruk
- Memberikan Penyuluhan mengenai gizi (stunting) dan ASI eksklusif pada Ibu-Ibu di
posyandu Permata I desa Air Seruk
Pelaksanaan:
-Peserta : 78 orang
Monitoring:
5. Sosialisasi Kanker Serviks dan pemeriksaan IVA test di Kecamatan Air kuti ( 1 agustus
2020)
Latar belakang:
Kanker berdasarkan data WHO merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Kanker
serviks merupakan salah satu dari dua penyakit kanker yang mencatat korban jiwa terbanyak
di Indonesia. Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks yang disebabkan
oleh virus HPV ( Human Papiloma Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18.
Jumlah kasus kanker serviks di Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2016 mencapai
348.809 kasus, sementara menurut laporan Global Cancer Observatory di tahun 2018,
diperkirakan terdapat 32.469 kasus per tahun kanker serviks di Indonesia, dengan angka
kematian mencapai 18.279 orang.
Permasalahan:
-Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai skrinning awal serta tanda dan gejala kanker
serviks.
Perencanaan:
Pelaksanaan:
-Peserta : 42 orang
Monitoring:
-Kegiatan berjalan dengan baik
F4
Latar belakang;
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan sampai seorang
anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan otak yang sangat pesat. Kurang gizi diperiode ini akan mengakibatkan
kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan
selanjutnya. Cukup gizi selama dalam kandungan akan membuat janin tumbuh dan lahir
sebagai bayi yang sehat kuat dan sempurna dalam tiap fase perkembangan dan
pertumbuhannya.
Bayi yang mendapat cukup gizi selama Periode Emas, termasuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
langsung setelah bayi dilahirkan, ASI Eksklusif sejak usia 0 - 6 bulan, imunisasi lengkap, dan
gizi cukup dengan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, akan tumbuh menjadi
Balita yang sehat, kuat dan cerdas.
Menyampaikan manfaat kehidupan 1000 pertama bagi anak seperti terdapat pada materi
penyuluhan tanpa diimbangi dengan upaya perbaikan gizi pada anak akan tetap menjadi
beban bagi pemerintah dalam menurunkan angka gizi buruk anak dan stunting dan juga dari
sisi biaya yang akan diikeluarkan untuk pelayanan kesehatan untuk anak akan cukup besar,
salah satu sarana pelayanan untuk meningkat pentingnya gizi anak di 1000 hari pertama
kehidupan adalah melalui penyuluhan.
Oleh karenanya, peran keluarga dalam memperhatikan dan memberikan gizi pada anak
terutama pada 1000 hari pertamanya adalah sangat penting untuk menjaga kesehatan, gizi,
dan kecerdasan anak selanjutnya. Dengan demikian gizi anak akan meningkat sehingga
tercapai anak yang sehat dan cerdas.
Permasalahan:
- Semakin tingginya angka kejadian Stunting di Indonesia.
- Kurangnya pe- Banyaknya orang tua yang belum mengetahui pentingnya pemberian
gizi di 1000 hari pertama kehidupan anak.
- Banyaknya orang tua dalam pemberian makan yang sesuai pada usianya.
Perencanaan:
- Memberikan penyuluhan kepada peserta tentang gizi anak pada 1000 hari pertama
kehidupan
- Edukasi tentang dampak dan penyakit pada anak apabila tidak di berikan gizi yang
sesuai terutama untuk mencegah stunting
- Proses tanya dan jawab setelah pemaparan penyuluhan tentang gizi anak
Pelaksanaan:
Monitoring:
- Tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan baik dan mendapat respon
yang baik dari peserta
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak,
yakni tinggi badan anak lebih renda atau lebih pendek (kerdil) dari standar usianya.
Seringkali orang tua menganggap tubuh anak yang pendek sebagai factor keturunan atau
genetic dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa
berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Salah satu focus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan adar
anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal dengan
disertai kemampuan emosional, social, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu
berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan
dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh serta perbaikan sanitasi
dan akses air bersih.
Permasalahan:
Perencanaan:
-Penyuluhan dilakukan di Puskesmas Citra Medika kepada ibu-ibu yang memiliki balita
-Edukasi kepada ibu agar anak melakukan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi rutin
Pelaksanaan:
-Peserta : 55 orang
Monitoring:
-Peserta mendapatkan edukasi mengenai stunting, gejala stunting dan cara pencegahan
stunting
Permasalahan:
- Semakin tingginya angka kejadian Stunting di Indonesia.
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal stunting, dan
cara pencegahannya
Perencanaan:
- Penyuluhan dilakukan di Puskesmas Prabumulih Timur setiap hari Kamis
kepada ibu-ibu yang memiliki balita
- Edukasi kepada masyarakat mengenai stunting dan gejalanya
- Edukasi kepada ibu agar anak melakukan pemeriksaan kesehatan dan
imunisasi rutin
- Edukasi mengenai perilaku hidup sehat dan gizi seimbang
Pelaksanaan:
- Hari/tanggal : jumat, 7 agustus 2020
- Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB
- Tempat : Kecamatan Majapahit
- Peserta : 55 orang
Monitoring:
- Kegiatan berjalan dengan baik
- Peserta mendapatkan edukasi mengenai stunting, gejala stunting dan cara
pencegahan stunting
F5
Latar belakang:
Permasalahan:
- Kurangnya kesadaran akan kesehatan dan gizi pada anak dan remaja
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak dan remaja
- Kesulitan dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan dan kebersihan kepada anak
dan remaja
- Perlunya pemeriksaan kesehatan pada remaja untuk mengetahui penyakit lebih dini
dan pengobatan lebih efektif
Perencanaan:
- Edukasi tentang pemeriksaan kesehatan tubuh dan gigi secara berkala untuk
mengetahui penyakit lebih dini dan pengobatan lebih efektif
- Memeriksa kesehatan (mata, mulut dan gigi, telinga, dan anemia) semua peserta
- Memeriksa gizi peserta dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
- Edukasi kepada peserta agar segera melaporkan ke orang tua apabila mengalami
gangguan kesehatan
Pelaksanaan:
Kegiatan dilaksanakan
Peserta : 30 orang
Monitoring:
- Peserta mendapat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan
pentingnya menjaga kesehatan
Latar belakang:
Permasalahan:
- Kurangnya kesadaran akan kesehatan dan gizi pada anak dan remaja
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak dan remaja
- Kesulitan dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan dan kebersihan kepada anak
dan remaja
- Perlunya pemeriksaan kesehatan pada remaja untuk mengetahui penyakit lebih dini
dan pengobatan lebih efektif
Perencanaan:
- Edukasi tentang pemeriksaan kesehatan tubuh dan gigi secara berkala untuk
mengetahui penyakit lebih dini dan pengobatan lebih efektif
- Memeriksa kesehatan (mata, mulut dan gigi, telinga, dan anemia) semua peserta
- Memeriksa gizi peserta dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
- Edukasi kepada peserta agar segera melaporkan ke orang tua apabila mengalami
gangguan kesehatan
Pelaksanaan:
Kegiatan dilaksanakan
Peserta : 30 orang
Monitoring:
- Peserta mendapat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan
pentingnya menjaga kesehatan
Latar belakang:
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya merupakan singkatan dari NAPZA yaitu zat
kimia yang apabila masuk kedalam tubuh manusia baik dengan berbagai cara, baik dihisap,
dihirup, diminum atau disuntikkan dapat berpengaruh pada pikiran, emosi, dan tindakan.
Hampir semua jenis NAPZA akan mengaktifkan satu sistem di otak yang mengatur rasa
senang atau biasa disebut reward system dengan meningkatkan ketersediaan dopamin di
otak, di mana dopamin merupakan suatu jenis neurotrasmitter yang bekerja mengontrol
rasa senang. Jika penyalahguna terus menerus menggunakan NAPZA maka otak akan
beradaptasi dengan keberadaan dopamine yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan
penggunaan NAPZA berusaha untuk menjaga agar fungsi dopamin dalam keadaan stabil atau
berusaha menambah dosis NAPZA untuk mencapai dopamin yang tinggi, dan disertai dengan
penggunaan yang dilakukan secara terus menerus atau kecanduan
Kalangan pelajar yang berada pada kelompok usia remaja memiliki emosi yang masih labil
sehingga sangat rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Hal tersebut bisa dikarenakan
beberapa hal antara lain rasa ingin tahu yang sangat besar, ikutikutan teman, rasa solidaritas
grup yang kuat sampai dengan faktor keluarga yang kurang perhatian. Anak remaja biasanya
memiliki keinginan untuk mencari tahu sesuatu yang tidak diketahuinya NAPZA dapat
menyerang fungsi otak yang dapat mengakibatkan daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi,
menimbulkan perasaan khayal, dan kemampuan belajar merosot. Keadaan seperti itulah
yang menyebabkan pelajar bermalas-malasan sehingga prestasi belajar akan menurun.
Pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Penyalahgunaan NAPZA pada pelajar dapat
merusak satu generasi yang akan berdampak pada hilangnya satu generasi kepemimpinan
Skrining narkoba ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan obat-obatan terutama pada remaja dan mencegah penularan penyakit
menular.
Permasalahan:
- Kurangnya pengawasan dan alat yang memadai untuk menskrining NAPZA pada siswa di
tiap-tiap sekolah
Perencanaan:
- Edukasi kepada guru dan siswa dampak dari NAPZA dan juga di himbau untuk
melakukan pengawasan pada siswanya agar tidak menggunakan NAPZA
Pelaksanaan:
- Peserta : 60 orang
Monitoring:
- Peserta yang dilakukan pemeriksaan sangat kooperatif dan tidak ada peserta yang
positif terhadap pemeriksaan
Latar belakang:
Anak-anak merupakan tunas bangsa yang akan menjadi pemimpin-pemimpin
bangsa/negara pada generasi yang akan datang dan masih di dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan baik jasmaniah, rohaniah (mental) maupun
sosialnya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang didirikan dalam usaha
mencerdaskan bangsa dan menaikkan derajat bangsadengan upaya pendidikan dan
kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting yang harus dijaga,
diupayakan, dan disadarkan.Anak sekolah merupakan masyarakat yang telah
terorganisasikan. Di sekolah anak dididik dan dibimbing oleh guru. Seorang guru
adalah sosok yang harus dihormati, maka dari itu anak lebih percaya pada gurunya.
Selain itu,anak lebih mudah diajak kebaikan dan lebih mengikuti nasihat guru dari
pada orang tuanya. Anak mudah melaksanakan apa yang diberikan guru, sehingga
mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan. Anak sekolah sangat
peka terhadap pendidikan dan pembaharuan, dapat menjadi tenaga inti penyebaran,
karena dalam usia ini anak-anak sekolah berada dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan, mudah dibimbing dan di bina. Usia Sekolah Dasar merupakan usia
yang tepat bagi seorang guru untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan
tersebut dilatih dengan mengoptimalkan program UKS. Ada 3 program utama UKS
atau yang disebut dengan TRIAS UKS yaitu: pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pengembangan lingkungan sehat. Keberadaan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) merupakan program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di
Sekolah dalam Pelayanan Kesehatan.Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan
pada upaya meningkatkan kesehatan (upaya promotif) dan upaya pencegahan
penyakit (upaya preventif). Dalam rangka upaya preventif, antara lain dilakukan
pemeriksaan berkala. Pemeriksaan kesehatan secara berkala disekolah tidak hanya
dilakukan oleh petugas kesehatan (puskesmas) saja, namun dapat dilaksanakan oleh
wali kelas, Pembina UKS dan tim pelaksana UKS untuk memantau, memelihara serta
meningkatkan status kesehatan anak sekolah.Pemeriksaan kesehatan berkala bagi
anak sekolah merupakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar yang bertujuan
untuk mengetahui status kesehatan peserta didik sebagai salah satu upaya deteksi
dini jika peserta didik mengalami masalah kesehatan yang perlu ditindaklanjuti lebih
serius lagi dengan cara dirujuk ke puskesmas. Oleh sebab itu, pelaksanaan program
pemeriksaan kesehatan berkala sangat penting karena dengan adanya program
pemeriksaan kesehatan berkala ini kegiatan UKS menjadi lebih hidup dan dapat
diketahui tingkat kesehatan peserta didik.
Permasalahan:
- Kurangnya kesadaran akan kesehatan dan gizi pada anak dan remaja
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak dan remaja
- Kesulitan dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan dan kebersihan
kepada anak dan remaja
- Perlunya pemeriksaan kesehatan pada remaja untuk mengetahui penyakit lebih
dini dan pengobatan lebih efektif
Perencanaan:
- Edukasi tentang pemeriksaan kesehatan tubuh dan gigi secara berkala untuk
mengetahui penyakit lebih dini dan pengobatan lebih efektif
- Memeriksa kesehatan (mata, mulut dan gigi, telinga, dan anemia) semua
peserta
- Memeriksa gizi peserta dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
- Edukasi kepada peserta agar segera melaporkan ke orang tua apabila mengalami
gangguan kesehatan
Pelaksanaan:
Kegiatan dilaksanakan
Hari/Tanggalkamis, 13 agustus 2020
Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB
Tempat : SMA 1 Lubuklinggau
Peserta : 40 orang
Monitoring:
- Peserta yang dilakukan pemeriksaan sangat kooperatif dan tidak ada peserta
yang positif terhadap pemeriksaan
F6
2. Tim P3K Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Puskesmas Citra Medika ( 15 agustus 2020)
Latar belakang:
Olahraga mempunyai peranan utama dalam perjuangan hidup dan memberikan
pengalaman yang bernilai nyata. Tetapi olahraga tidak terlepas dari gerakan yang
melibatkan berbagai struktur atau jaringan pada tubuh manusia misalnya sendi, otot,
meniscus atau discus, dan kapsulologamenter. Gerakan terjadi bilamana mobilitas
serta elastisitas dan kekuatan jaringan penopang dan penggerak sendi terjamin.
Cedera merupakan suatu kejadian yang datang secara tiba-tiba baik saat melakukan
aktivitas sehari-hari maupun saat berolahraga. Semua aktivitas fisik berpotensi
menimbulkan cedera, semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan maka potensi
terjadinya cedera juga semakin tinggi.
Pertolongan pertama untuk mengatasi cedera sangatlah penting dalam permainan
voli karena meringankan beban sakit yang diderita selain itu cedera yang terjadi
supaya tidak semakin parah dan fatal.
Pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Tim Medis Puskesmas Citra
Medika ditugaskan untuk melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
dalam permainan voli. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan
usaha-usaha untuk menangani korban segera mungkin ditempat kejadian. Macam-
macam tindakan yang dilakukan dalam pertolongan pertama, seperti memindahkan
korban pada tempat yang aman dan lapang untuk bisa memberikan pertolongan
lebih lanjut kepada korban sewaktu mengalami kecelakaan.
Permasalahan:
- Rawan terjadi masalah kesehatan/kasus kegawat daruratan berupa kram, luka
lecet, dislokasi pada bagian ankle, lutut, dan jari tangan.
- Upaya pertolongan pertama mengatasi cedera untuk mencegah terjadinya cedera
agar tidak menjadi parah, dan bagaimana mengobatinya
- Pemain sering memaksakan diri untuk bermain voli walaupun sedang terjadi
cedera.
Perencanaan:
-Mengistirahatkan pemain yang mengalami dislokasi, strain, sprain, dan kram.
- menghentikan atau mengurangi perdarahan dan pembengkakan pada pembuluh-
pembuluh darah yang mengalami cedera
-mengurangi atau menghilangkan nyeri karena pengaruh es
-membatasi gerakan untuk menghindari terjadinya cedera yang lebih lanjut
-menyembuhkan cedera karena pengobatan rest, ice, compression, elevation
mengurangi peradangan karena cedera.
Pelaksanaan:
Monitoring:
-pertolongan pertama pada pemain yang mengalami cidera “serius” hanya bersifat
pertolongan sementara yang diberikan kepada korban yang sakit mendadak atau
mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari sang ahli (dokter) atau
petugas kesehatan di Rumah Sakit
Permasalahan:
Perencanaan:
-Pemeriksaan dan pengobatan kepada setiap pasien lansia
-Skrining penyakit tidak menular pada lansia
-Edukasi kepada setiap pasien lansia mengenai penyakit dan cara minum obat
-Edukasi kepada pasien lansia yang memiliki penyakit yang mengharuskan control
berkala untuk control kepuskesmas atau puskesmas pembantu atau puskesmas
keliling
-Edukasi mengenai perilaku hidup sehat dan menghindari stress dengan
memperbanyak aktivitas
Pelaksanaan:
-Hari/tanggal : Selasa, 18 agustus 2020
-Pukul : 08.30 WIB s.d. 11.00 WIB
-Tempat : Posyandu Lansia Puskesmas Citra Medika
-Peserta : 45 orang
Monitoring:
-Kegiatan berjalan dengan baik
-Peserta mendapatkan peyalanan kesehatan yang memadai
-Tenaga kesehatan dapat menjangkau masyarakat dan lansia yang terkendala jarak
kefasilitas kesehatan primer