DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis,
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-
mata. Maka dari itu, Indonesiamembutuhkan yang namanya sebuah hukum yang hidup
atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang
tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum
tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap warga
Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk
memidana atau membebaskan pidana.
Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga
mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Proses
pidana yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat
penyidikan.
Latar belakang yang melandasi munculnya KUHAP yaitu :
- HIR yang hanya mengatur tentang landraad dan raad van justitie
- UUD
- Pengakuan HAM
- Jaminan bantuan hukum dan ganti rugi
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan makalah ini, penulis merumuskan beberapa kriteria yang akan
dibahas dalam makalah ini. Kiranya dengan rumusan masalah ini, telah sedikit mewakili
dari seluruh isi makalah ini. Diantaranya yaitu :
1. Apa sebenarnya tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana ?
2. Siapa-siapa sajakah Orang-orang yang terlibat dalam Hukum Acara Pidana ?
3. Bentuk atau proses beracara dalam perkara pidana ?
4. Seperti apa surat dakwaan ?
7. Penyitaan
Yang dimaksud dengan penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mengambil alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan pengadilan.
Disamping itu menurut pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat
dikenakan penyitaan adalah:
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana
b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau
untuk mempersiapkannya
c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan
d. Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana.
9. Pemeriksaan tersangka
Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan suatu
tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya untuk
mendapatkan bantuan hokum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib didampingi
penasehat hokum (pasal 114 KUHAP)
A. Kesimpulan
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk
memidana atau membebaskan pidana.
Proses beracara dalam acara pidana adalah sebuah pedoman untuk mengumpulkan
data, mengolahnya, menganalisa serta mengkonstruksikannya. Proses beracara dalam
hukum pidana mencakup tiga hal, yaitu sah tidaknya suatu penangkapan atau
penahanan (Pasal & KUHAP), pemeriksaaan sah tidaknya suatu penghentian
penyidikan atau penuntutan (Pasal 80 KUHAP), pemeriksaan tentang permintaan ganti
kerugian atau rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat
sahnya penghentian penyidikan (Pasal 81 KUHAP)
B. Saran
Saran dari penyusun yaitu sebaiknya dalam bercara pidana prosesnya lebih diperbaik
lagi karena masih ada yang merasa bahwa dalam beracara pidana masih sangat
merepotkan dan menghabiskan biaya yang banyak.