KMB Evuitis Fix!!!!!
KMB Evuitis Fix!!!!!
UVEITIS
Makalah
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan parah sahabatnya. Kami
bersyukur karena kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah Keperawatan
Medikal Bedah I dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman – teman yang telah berkontribusi dalam proses pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
cara menyampaikan yang berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
.Kami mohon maaf yang sebesar – besarnya jika ada kalimat atau kata yang salah.
Kami harap makalah ini dapat lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I……………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang.................................................................................…….1
B. Tujuan....................................................................................................…1
BAB II……………………………………………………………………………..3
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Epidemiologi Uveitis.................................................................................3
3. Klasifikasi Uveitis.....................................................................................3
4. Etiologi......................................................................................................4
7. Komplikasi Uveitis....................................................................................8
8. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................8
9. Penatalaksanaan Uveitis............................................................................9
B. ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................11
1. Pengkajian...............................................................................................11
2. Diagnosa keperawatan.............................................................................12
3. Intervensi.................................................................................................12
4. Implementasi...........................................................................................13
ii
iii
5. Evaluasi...................................................................................................13
BAB III…………………………………………………………………………...15
PENUTUP………………………………………………………………………..15
A. KESIMPULAN.............................................................................................15
B. SARAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAK……………………………………………………………...16
BAB DAHULUAN
A. Latar Belakang
Organ penglihatan manusia terdiri atas banyak elemen yang saling
bersinergi untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ
yang berperan penting dalam melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini
adalah suatu lapisan vaskuler pada mata yang dilindungi oleh kornea dan
sclera disebut uvea. ( ilyas, 2005, Vaughan et all, 2000).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami Asuhan keperawatan pada
pasien Uveitis
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui definisi uveitis
2) Untuk mengetahui Epidemiologi Uveitis
3) Untuk mengetahui Klasifikasi uveitis
4) Untuk mengetahui etiologi uveitis
5) Untuk mengetahui pathway & patofisiologi uveitis
6) Untuk mengetahui Manifestasi klinis uveitis
7) Untuk mengetahui komplikasi uveitis
1
2
PEMBAHASAN
1. Definisi
Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada uvea atau lapisan
tengah mata. Kondisi ini di tandai dengan satu atau kedua mata terlihat
sangat merah karena pada uvea banyak pembuluh darah.
2. Epidemiologi Uveitis
Penderita umunya berada pada usia 20-50 tahun. Setelah usia 70
tahun, angka kejadian uveitis mulai berkurang. Pada penderita berusia
tua umumnya uveitis diakibatkan oleh toksoplasmosis, herpes zoster,
dan afakia. Bentuk uveitis pada laki-laki umumnya oftalmia simpatika
akibat tingginya angka trauma tembus dan uveitis non-granulomatosa
anterior akut. Sedangkan pada wanita umumnya berupa uveitis anterior
kronik idiopatik dan toksoplamosis.
3. Klasifikasi Uveitis
a. Klasifikasi anatomis
1) Uveitis Anterior
a) Iritis : Inflamasi yang dominan pada iris.
b) Iridosiklitis : Inflamasi pada iris dan pars plicata
2) Uveitis intermidiet
Inflamasi yang dominan pada pars plana dan retina perifer.
3) Uveitis Posterior
Inflamasi pada bagian uvea di belakang batas basis vitreus.
4) Panveitis
Inflamasi pada seluruh uveatis
3
4
b. Klasifikasi Klinis
c. Klasifikasi Etiologis
d. Klasifikasi Patologis
4. Etiologi
Uveitis sering kali tidak diketahui penyebabnya dan terkadang
dialami oleh orang sehat. Namun, sebagian besar uveitis dikaitkan
dengan gangguan autoimun, yaitu kondisi dimana sistem kekebalan
tubuh menyerang tubuh sendiri. Beberapa kondisi autoimun yang
terkait dengan uveitis, antara lain :
5
Alergi,mekanisme hipersensitivas
c. Uveitis intermediet
Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun
kadang-kadang penderita mengeluhkan gangguan penglihatan
akibat edema makular sistoid kronik. Tanda dari uveitis
intermediet adalah infiltrasi seluler pada vitreus (vitritis) dengan
beberapa sel di COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.
7. Komplikasi Uveitis
Komplikasi terpeting yaitu terjadinya peningkatan tekanan
intraokuler (TIO) akut yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia
posterior), inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal.
Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus optikus dan
kehilangan penglihatan permanen. Komplikasi lain meliputi corneal
band-shape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan makula,
edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal
detachment.
8. Pemeriksaan Penunjang
Uveitis dapat ditegakkan dengan Slit Lamp Examination,
skin test untuk gangguan utama seperti TBC, untuk
menegakkan etiologi tindakan medis. Tindakan berupa
pemberian kortikosteroid ( oral & topical ), mydiatric
( dilatasi ), eyedrops seperti atropin dan antibiotik eyedrops.
9
9. Penatalaksanaan Uveitis
Tujuan terapi uveitis adalah mencegah komplikasi yang
mengancam penglihatan, menghilangkan keluhan pasien, dan jika
mungkin mengobati penyebabnya. Ada empat kelompok obat yang
digunakan dalam terapi uveitis, yaitu midriatikum, steroid, sitotoksik,
dan siklosporin. Sedangkan uveitis akibat infeksi harus diterapi
dengan antibakteri atau antivirus yang sesuai.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENGELIHATAN PADA Tn.
“NK” DENGAN UVEITIS RUANG C RSUD KABUPATEN
KLUNGKUNGTANGGAL 18 - 19 MEI 2015
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. NK
Tanggal Masuk RS : 14 Mei 2015
Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar, 31 Desember 1961
Umur : 54 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. KG
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Br. Pande, Tulikup, Gianyar.
c. Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan, pasien infeksi pada matanya dan tidak
menggunakan alat bantu untuk melihat
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Penglihatan kabur (susah mengfokuskan penglihatan), tajam
penglihatan menurun
2) Riwayat kesehatan dahulu
Konsumsi obat-obatan untuk penyakit tertentu, riwayat invasi
mikroba aktif ke jaringan pleh Mycobacterium Tuberculosis dan
Toxoplasma Gondi.
12
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan sensori persepsi penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori akibat tajam penglihatan menurun dan penglihatan
kabur
b. Resiko ccedera berhubungan dengan penglihatan kabur dan distorsi
penglihatan
3. Intervensi
a. Observasi TTV
1) Kaji ketajaman penglihatan
2) Observasi penglihatan yang kabur dimana daapat terjadi bila
menggunakan test mata
3) Ajarkan pasien untuk menangani keterbatasan penglihatan,
misalnya menghindari cahaya yang menyilaukan, istirahatkan mata
bila sudah terjadi tanda-tanda kelelahan
b. Observasi tingkah laku pasien
1) Awasi dan bantu pasien dalam melakukan suatu kegiatan
13
4. Implementasi
a. Observasi ttv
T= 120/80 mmhg
R= 20x/menit
S= 36,7 c
1) Mengobservasi penglihatan yang kabur dengan menggunakan test
mata
2) Menganjurkan klien untuk menangani keterbatasan penglihatan
dengan cara : hindari cahaya yang menyilaukan dan istirahatkan
mata apabila sudah terjadi tanda-tanda kelelahan
3) Memberikan obat tetes mata sesuai anjuran dokter
b. Observasi kegiatan pasien
1) Membantu pasien dalam melakukan kegiatan apapun
2) Anjurkan pasien untuk mempertahankan perlindungan mata dengan
cara mengistirahatkannya
3) Berikan obat tetes mata chloramphenicol,tetrasikin dengan
berkolaborasi dengan dokter
5. Evaluasi
a. S = klien mengatakan matanya membaik dan rasa sakit berkurang
O = wajah klien sudah tampak tidak tegang menahan rasa sakit
A = masalah teratasi
P = selalu beri lingkungan yang nyaman, selalu mengistirahatkan mata
jangan sampai terjadi kecelakaan pada mata
b. S = pasien mengatakan akan lebih mempertahankan perlindungan
mata
O = penglihatan lebih sedikit terang
14
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada uvea atau lapisan
tengah mata. Kondisi ini di tandai dengan satu atau kedua mata terlihat
sangat merah karena pada uvea banyak pembuluh darah. Pada saat mata
mengalami peradangan sebaiknya lakukan segera tindakan pengobatan
untuk mengatasi penyakit tersebut.
B. SARAN
Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena
bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai oleh sebab itu tidak
perlu adanya penjelasan terhadap klien dan keluarga mengenai manfaat
serta pentingnya menjaga kesehatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16