NIM : 711430120009
Dosen : Ibu
Ruangan Rs : TULIP
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DISPEPSIA
B. KLASIFIKASI DISPEPSIA
C. ETIOLOGI DISPEPSIA
D. PATOFISIOLOGI DISPEPSIA
E. TANDA DAN GEJALA DISPEPSIA
F. KOMPLIKASI DISPEPSIA
G. PATHWAY DISPEPSIA
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati,
mual, kembung, muntah, rasa penuh (begah) atau cepat kenyang, sendawa, rasa
panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi asam lambung yang
dirasakan tidak enak di tenggorokan sampai terasa asam di mulut. Gejala-gejala
ini merupakan masalah yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.
Pengertian dispepsia menurut Roma III adalah terdapatnya satu atau lebih
keluhan dispepsia seperti rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu
hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium yang terjadi selama tiga bulan dalam
enam bulan terakhir sebelum ditegakkan diagnosis, dan tidak ada bukti penyakit
struktural atau organik.2 Berdasarkan ada tidaknya penyebab maka dispepsia
dibagi atas dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dikatakan dispepsia
organik apabila penyebab dispepsia sudah jelas, misalnya adanya ulkus
peptikum, karsinoma lambung, kolelitiasis, yang bisa ditemukan secara mudah.
Dan dikatakan dispepsia fungsional apabila penyebabnya tidak diketahui atau
tidak didapati kelainan pada pemeriksaan gastroenterologi konvensional.
Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya
masalah pencernaan. Dispepsia merupakan salah satu masalah pencernaan yang
paling sering ditemukan. Kondisi ini dilaporkan meliputi sekitar 25% sampai 40%
populasi di dunia setiap tahun (Bazaldua, 1999). 2 Pola dan kebiasaan makan
yang tidak lazim merupakan salah satu sebab timbulnya masalah kesehatan dan
kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat . Prevalensi dispepsia sangat
bervariasi karena adanya kelompok/populasi. Menurut penelitian “nyeri perut
bagian atas”, prevalensi dispepsia bervariasi antara 7%-34,2%, dengan prevalensi
terendah sebesar 7-8% dilihat di Singapura (Mahadeva, 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
4. Patofisiologi Dispepsia
7. Pathway Dispepsia
C. TUJUAN
1. Mengetahui Apa Itu Penyakit Dispepsia
2. Mengetahui Klasifikasi Dispepsia
3. Mengetahui Etiologi Dispepsia
4. Mengetahui Patofiologi Dispepsia
5. Mengetahui Tanda Dan Gejala Dispepsia
6. Mengetahui Komplikasi Dispepsia
7. Pathway Dispepsia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata (dys) buruk dan peptei
(pencernaan). Secara lebih jelas, arti kata dispepsia adalah sekumpulan gejala nyeri,
perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang disertai
dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung,
bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas, yang
berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal gejala timbul 6 bulan sebelumnya.
Dispepsia bisa menjadi tanda adanya masalah serius. Misalnya penyakit radang yang
parah pada lambung ataupun kanker lambung. Karena itu, penanganan secara dini dan
tepat sangat diperlukan.
Komplikasi serius pada nyeri ulu hati atau dispepsia sebenarnya jarang terjadi. Hanya
saja, jika tidak segera diatasi dapat menimbulkan luka pada lambung yang dalam atau
melebar. Kondisi yang akan terjadi tergantung dari berapa lama lambung terpapar
oleh asam lambung. Tapi bisa dipastikan bahwa komplikasi bisa berakibat fatal
karena penderita terancam terkena kanker lambung.
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, dispepsia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dispepsia
organik dan dispepsia fungsional
a. Dispepsia organik
Dispepsia organik artinya disipepsia yang penyebabnya sudah pasti. Dispepsia jenis ini jarang
ditemukan pada pasien usia lebih dari 40tahun.
Penyebabnya antara lain sebagai berikut :
Disipepsia tukak (ulcullike dyspepsia). Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati
pada waktu tidak makan/perut kosong.
Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama denga dispepsia tukak, bisa pada pasien
gastritis, duodenum, tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda tukak.
Refluks gastroesofagus. Gejala berupa rasa panas didada dan regurgitasi terutama
setelah makan.
Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri dari perut kanan atas atau ulu hati
yang menjalar ke bahu kanan dan punggung.
Karsinoma
1) Kanker esofagus. Keluhan berupa disfagia, tidak bisa makan, perasaan
penuh di perut, penurunan berat badan, anoreksia, adenopati servikal,
dan cegukan setelah makan.
2) Kanker lambung. Jenis yang paling umum terjadi adalah adenokarisinoma
atau tumor epitel.keluhan berupa tidak bisa makan, perasaan kembung
setelah makan.
3) Kanker pankreas. Gejala yang paling umum antara lain penurunan berat
badan, ikterik,dan nyeri daerah punggung atau epigastrik.
4) Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin
menyebar ke skapula kanan, penurunan berat badan, dan anoreksia.
Obat-obatan. Golongan Non Steroid Inflammatory Drugs (NSID) dengan keluhan
berupa rasa sakit atau tidak enak pada ulu hati, disertai mual muntah.
b. Dispepsia fungsional
Dispepsia ini tidak memunculkan kelainan organik melainkan kelainan fungsi dari saluran
cerna. Penyebabnya antara lain :
1). Faktor asam lambung pasien. Pasien biasanya sensitif pada kenaikan produksi asam
lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.
2). Kelainan psikis, stress, dan faktor lingkungan. Stress dan faktor lingkungan diduga
berperan pada kelainan fungsional saluran cerna, menimbulkan gangguan sirkulasi
dan motilitas.
3). Penyebab-penyebab lainnya seperti adanya kuman Helicobacterpylori, gangguan
motilitas atau gerak mukosa lambung, konsumsi banyak makanan berlemak, kopi,
alkohol, rokok, perubahan pola makan, dan pengaruh obat-obatan yang dimakan
secara berlebihan dan dalam waktu yang lama.
C. ETIOLOGI
a. Penyebab medis
1) Kolelitiasis. Dispepsia dapata terjadi pada batu empedu biasanya sesudah
makan makanan berlemak. Kolik barialis, gejala umum batu empedu,
biasanya menyebabkan sakit akut yang menyebar ke punggung bahu dan
dada. Pasien juga mengalami takikardia, menggigil, demam derajat
rendah, petekie, urine berwarna gelap dan tinja berwarna dempul.
2) Sirosis. Pada sirosis, dispepsia bisa sembuh dengan konsumsi antasid.
Efeknya adalah mual, muntah, buang angin, sembelit, diare, begah perut,
dan sakit perut kuadran atas kanan. Penurunan berat badan, asites dan
kelemahan otot juga umum.
3) Tukak duodenum. Sebagai gejala primer dari tukak duodenum, dispepsia
berkisar dari rasa kembung atau tertekan yang samara atau sensasi
berdenyut atau dibor di bagian tengah atau kanan epigastrium. Biasanya
terjadi 1,5-3 jam setelah makan, dan bisa diredakan dengan konsumsi
antacid.
4) Dilatasi lambung ( akut ). Rasa kenyang epigastrik adalah gejala awal dari
dilatasi lambung, suatu kelainan yang membahayakan jiwa. Selalin
dispepsia, juga terjadi mual dan muntah, begah perut bagian atas, dan
apatis. Pasien menunjukan tanda gejala seperti turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, dan lemah otot.
5) Tukak lambung. Tipikal, dispepsia nyeri ulu hati sesudah makan terjadi
awal pada tukak lambung gejala awal adalah sakit epigastrik yang terjadi
bersama muntah, rasa kenyang dan begah perut. Penurunan berat badan
dan perdarahan GI juga menjadi karakteristiknya.
6) Kanker GI. Kanker GI biasanyan menimbulkan dispepsia kronis. Ciri lain
mencakup anoreksia, lelah, ikterus, melena, hematemasis, sembelit, dan
sakit perut.
7) Hiatus hernia. Dispepsia adalah adalah akibat naiknya bagian bawah
esofagus dan bagian atas lambung ke dada saat tekanan lambung
meningkat.
8) Tuberkulosis paru. Dispepsia samar dapat terjadi bersama anoreksia,
lemas dan penurunan berat badan.
b. Penyebab lain
1) Obat. Obat anti peradangan nonsteroid, khususnya aspirin, umumnya
menyebabkan dispepsia. Diuretik, antibiotik, antihipertensi, kortikosteroid
juga dapat menyebabkan dispepsia, tergantung pada toleransi pasien
terhadap dosisnya.
2) Operasi. Sesudah operasi GI atau operasi lain, gastritis pasca operasi dapat
menyebabkan dispepsia, yang biasanya hilang dalam beberapa minggu.
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta
adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan makanan akan berkurang sehingga lambung
akan kosong sehingga dapat menyebabkan erosi pada lambung akibat gesekan-gesekan
antara dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi
HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga
rangsangan di medula oblongata membawa implus muntah sehingga intake tidak
adekuat baik makanan maupun cairan.
Cepat merasa kenyang. Anda belum makan banyak, tetapi Anda sudah merasa kenyang
dan mungkin tidak dapat menyelesaikan makan.
Rasa tidak nyaman setelah makan. Rasa kenyang atau penuh berlangsung lebih lama dari
seharusnya.
Nyeri pada perut atas atau ulu hati. Anda merasakan nyeri ringan hingga parah di daerah
antara bagian bawah tulang dada Anda dan pusar Anda.
Rasa terbakar pada perut bagian atas. Anda merasakan rasa panas atau tidak nyaman di
antara bagian bawah tulang dada dan pusar Anda.
Kembung di perut atas. Anda merasakan sesak yang tidak nyaman dikarenakan
penumpukan gas.
G. PATHWAY DISPEPSIA
A. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DISPEPSIA