Anda di halaman 1dari 36
BAB 6 SAMBUNGAN BAUT Tujuan : Pembaca mampu menganalisa dan mendesain sambungan pada struktur struktur baja yang berupa baut. Pembahasan 6.1 Pendahuluan 6.2 Macam- macam jenis baut 6.3 Macam- macam ukuran baut 6.4 Keuntungan baut mutu tinggi (High strength) 6.5 Snug-Tight, Pretensioned, and Slip-Critical Bolts 6.6 Ukuran dan jenis lubang baut 6.7 Jarak maksimal dan minimal baut 6.8 Macam- macam kegagalan pada sambungan baut 6.9 Konsep analisa sambungan baut 6.10 Prosedur perencanaan sambungan baut 6.11 Contoh perencanaan sambungan baut 6. © Dalam konstruksi baja, sambungan adalah bagian yang sangat penting guna menyatukan elemen- elemen struktur menjadi satu kesatuan struktur yang stabil. © Sambungan yang paling umum digunakan adalah sambungan baut dan sambungan las. © Sebelumnya, kontruksi baja lebih sering menggunakan paku keling sebagai alat sambung, namun dengan berkembangnya teknologi, lambat Jaun paku keling tidak lagi digunakan dan diganti dengan sambungan yang lebih praktis yaitu: baut dan las. © Dalam aplikasinya, sambungan baut dan las memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga perencana perlu mempertimbangkan secara seksama dalam pemilihan jenis sambungan yang akan digunakan agar proyek lebih ckonomis dan tetap mengutamakan keamanan (Safety factor). Pendahuluan Scanned with CamScanner © Baut memiliki kelebihan dibandingkan dengan sambungan las, antara lain: - Sambungan baut lebih mudah dalam pemasangan. - Dalam proses memasangnya, tidak memerlukan keahlian khusus bila dibandingkan dengan sambungan las. - Dari segi waktu pengerjaan, sambungan baut lebih cepat. - Sambungan baut lebih ekonomis dari segi ongkos tenaga kerja karena tidak memerlukan keahlian khusus yang umunya memiliki biaya upah tinggi. Peralatan yang digunakan tidak memerlukan peralatan khusus sehingga biaya peralatan relatif lebih kecil dibandingkan sambungan las. Biaya material yang digunakan relatif lebih kecil karena umumnya digunakan baut mutu tinggi dengan jumlah yang sedikit. 6.2 Macam- macam jenis baut. Terdapat beberapa jenis baut yang umum digunakan sebagai alat sambung pada konstruksi baja, antara lain: 1. Unfinished bolts atau biasanya disebut ordinary bolts atau common bolts. Bila mengacu pada ASTM dan SNI 1729-2015 (Tabel J3.2; nal-125), baut Jenis ini disebut dengan baut A307. Baut jenis ini terbuat dari carbon steels dengan karakter yang mirip dengan material baja A36. Pada umumnya jenis baut A307 ini memiliki kepala baut yang berbentuk persegi untuk mengurangi biaya produksi namun terkadang ada juga jenis baut ini yang memiliki bentuk hexagonal dikarenakan bentuk hexagonal lebih menarik secara estetika. Selain itu, bentuk kepala yang hexagonal memudahkan proses pengencangan pada baut. Pada umumnya jenis baut ini digunakan pada struktur ringan (light structure) atau pada elemn struktur sekunder. Hal ini dikarenakan kekuatan baut A307 lebih kecil dibandingkan baut mutu tinggi. 2. High strength bolts merupakan jenis baut bermutu tinggi yang terbuat dari medium carbon dan alloy steel. Baut jenis ini memiliki kekuatan tarik 2 kali atau lebih dari unfinished bolts. Baut ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu: - Baut A325 : terbuat dari medium carbon steel dengan metode pembuatan heat-treated. - Baut A490: terbuat dari alloy steel dengan metode pembuatan heat- treated. 150 Scanned with CamScanner Penggunaan baut jenis ini (high strength bolts) biasa digunakan mulai dari struktur kecil (small bulding) hingga gedung pencakar langit (skycrapers) dan juga monumental bridges, Terkadang dalam pengaplikasiannya, baut mutu tinggi ini membutuhkan baut dengan diameter dan panjang yang lebih besar dari yang tersedia (A325 & A490). Sehingga biasanya digunakan A449 atau A354, Bila mengacu pada SNI1729-2015; Tabel J3.2; Hal-125, kuat nominal pegencangan baut yang dijelaskan diatas dapat dilihat pada Tabel 6.1. Adapun penjelasan “bagian ulir dalam daerah geser atau tidak berada dalam area geser” dapat dilihat pada Gambar 6.1. Tabel 6.1 Kuat Nominal Baut Kekuatan Tarik Nominal, Fy (MPa) Deskripsi Pengencangan — Ee ee Baut A307 Baut A325 Baut A325 Baut A490 Baut A490 310 620 620 780 780 Kekuatan Geser Nominal, Fy Keleraneaas (MPa) 188 Baut non-struktural a Ulir baut dalam daerah geser re Ulir baut tidak berada dalam daerah geser a Bagian ulir dalam daerah geser Bagian ulir tidak 579 berada dalam daerah geser Ulir datam t+ 3) Ur dituar ‘area geser Gambar 6.1 Kondisi bagian ulir baut dari sambungan. 151 Scanned with CamScanner 6.3 Macam- macam ukuran baut Terkait ukurang baut, SNI 1729-2015 telah mengatur diameter baut yang isa digunakan (Tabel J3.1M; Hal-125), yang dijelaskan lebih lanjut pada buku ini di Tabel 6.2. Tabel 6.2 Ukuran diameter baut (mm) dan gaya tarik minimum (AN) it : we Baut A325 Tipe Baut A490 (4) aN) ol 114 142 179 176 221 205 257 267 334 326 408 475 595 6.4 Keuntungan baut mutu tinggi (High strength). Penggunaan baut mutu tinggi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan paku keling (Riveting), antara lain: 1. Dibandingkan dengan paku keling (Riveting), penggunaan baue ruta tinggi memerlukan jumlah yang lebih sedikit dengan kekuatan yang sama. 2. _ Proses pemasangan dengan baut mutu tinggi lebih mudah dilakukan oleh pekerja, bahkan hanya butuh latihan beberapa jam saja, orang awam bisa dengan mudah memasang baut. 3. Peralatan yang digunakan lebih murah dibandingkan dengan penggunaan paku keling atau sambungan las. 4. Proses bongkar sambungan relatif lebih mudah karena baut mutu tinggi mudah untuk dibongkar pasang. 6.5 Snug-Tight, Pretensioned, And Slip-Critical Bolts Pengencangan baut mutu tinggi terbagi menjadi beberapa tipe, antara lain: 1. Snug-Tight Bolts Tipe pengencangan baut jenis ini merupakan jenis pengencangan yang menyebabkan elemen sambungan saling merapat satu dengan yang lainnya (permukaan sambungan saling bersentuhan). Pengencangan dengan jenis ini biasanya dilakukan hanya dengan menggunakan alat kunci (spud wrench) biasa dan diputar dengan tenaga manusia sehingga kekuatannya pun tergantung dengan seberapa besar tenaga yang dikeluarkan. Dengan kata lain, jenis 152 Scanned with CamScanner pengencangan ini tidak bisa ditentukan besaran gayanya, Dikarenakan menggunakan tenaga manusia (manual) maka jenis sambungan yang dihasilkan masih terjadi slip. Oleh karena itu jenis pengencangan ini disarankan hanya digunakan pada struktur yang menerima beban statis bukan beban dinamis yang rawan fatigue. 2. Pretensioned Joints Jenis pengencangan ini merupakan jenis pengencangan yang memberikan tegangan tinggi pada baut hingga 70 persen dari tegangan tarik minimumnya seperti yang tertera pada Tabel 6.2 (atau SNI 1729-2015; Tabel J3.1M; Hal- 125), Untuk medapatkan kondisi pengencangan jenis ini, kondisi baut terlebih dahulu dikondisikan kedalam kondisi Snug-tight kemudian dilanjutkan dengan memberikan tegangan pada baut. Adapun metode untuk memberikan tegangan pada baut agar merubah kondisi baut dari snug-tight menjadi pretensioned antara lain; turn-of-the-Nut, calibrated wrench, direc tension indicator, dan alternative design fasteners. Jenis pengencangan ini biasa digunakan pada struktur yang menerima beban dinamis khususnya beban gempa dan juga sangat efektif untuk mencegah efek fatigue pada sambungan baut. Dengan pengencangan jenis baut tidak mengalami slip. 3. Slip-Critical Bolts Jenis pengencangan yang identik dengan jenis_pengencangan pretensioned joints. Perbedaan mendasar dari dua jenis pengencangan ini hanyalah terletak pada treatment of the contact atau cara perawatan/inspeksi permukaan baja yang tersambung. Pada jenis pengencangan slip-critical, inspektor diharuskan melakukan pengecekan terhadap permukaan sambungan, Selain itu, jenis pengencangan ini dikhususkan untuk sambungan yang menerima gaya geser atau kombinasi geser-tarik, namun tidak dianjurkan untuk sambungan yang hanya menerima gaya tarik saja. Dan juga biasa digunakan pada sambungan yang memiliki lubang baut yang relatif lebih besar (oversized holes). 6.6 Ukuran dan jenis lubang baut Dimensi lubang baut diatur dalam SNI 1729-2015 pada Tabel J3.3M; hal- 126. Pada bagian tersebut dijelaskan bahwa lubang baut dibagi menjadi 4 jenis lubang untuk setiap ukuran diameter baut yaitu : 153 Scanned with CamScanner ¢ —-Ukuran standar © Ukuran lebih (Oversize) * Ukurang slot pendek (Short-slot) «© Ukurang slot panjang (Long-s/ot) Adapun ukuran dan jenis lubangnya dapat dilihat pada Tabel 6.3 dan Gambar 6.2 Tabel 6.3 Dimensi lubang nominal. Diameter Diameter lubang (mm) Baut standar Overzise — Short-slot —_Long-slot 16 18 20 18x 22 18x 40 20 22 24 22 x 26 22x 50 22 24 28 24 x 30 24x55 24 27 30 27x 32 27x60 27 30 35 30x37 30x 67 30 33 38 33 x 40 33 x 75 (d#3) x (433) x 236 + + = a a8 (d+10) 2,5d a) SS @ Ss Standar Oversize Short Slot Long-Stot Gambar 6.2 Ukuran dan jenis lubang baut. 6.7. Jarak maksimal dan minimal baut Dalam pemasangan baut, yang tidak kalah penting yang perlu diperhatikan adalah jarak antar baut dan jarak baut ke sisi tepi profil. Jarak yang dimaksud adalah jarak maksimal dan jarak minimal. Pengaturan ini harus dilakukan agar 154 Scanned with CamScanner Kinerja baut dalam memikul beban menjadi efektif dan juga agar mempermudah proses pemasangan. Permasalahan jarak maksimal dan baut di atur dalam SNI 1729-2015; pasal 3.3, J.3.4 dan J3.5. Adapun penjelasannya sebagai berikut: © Spasi minimum baut — baut Jarak antara baut- baut (dihitung dari titik pusat) adalah lebih besar sama dengan dari 2,7d baut atau lebih besar sama dengan 3d/ baut. Dari dua batas tersebut, lebih dianjurkan agar jarak antar baut lebih besar sama dengan 3d. Peryataan sederhana dari penjelasan diatas dapat ditulis sebagai berikut: S 2 2,7d atau S$ > 3d Son c--T Dm @ Gambar 6.3 Jarak minimum antar baut. * Spasi minimum baut ke tepi Jarak baut ke bagian tepi sambungan diatur dalam SNI 1729-2015; Tabel J3.4M; Hal-128. Hal ini dilakukan agar jarak baut tidak terlalu dekat dengan bagian tepi sehingga bisa menimbulkan sobek pada profil baja. Adapun jarak min tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 6.4 Jarak minimum baut kebagian tepi, 155 Scanned with CamScanner ll Tabel 6.4 Jarak tepi minimum dari pusat lubang ke tepi sambungan. Diameter Baut Jarak Tepi Minimum (mm) (mm) 16 22 20 26 22 28 24 30 27 34 30 38 36 46 >36 125d —_.J * Spasi maksimum baut Jarak maksimum baut dari bagian tepi harus 12 kali ketebalan dari bagian yang disambung, namun tidak boleh melebihi 150 mm. Sedangkan jarak maksimum antar baut dibagi menjadi dua bagian: - Untuk komponen struktur yang dicat/ yang tidak dicat yang tidak menahan korosi, maka spasi tidak boleh melebihi 24 kali ketebalan dari bagian tertipis atau 305 mm, - Untuk komponen struktur tidak dicat dari baja yang berhubungan dengan cuaca yang menahan korosi atmoshperic, spasi tidak boleh melebihi 14 kali ketebalan tertipis atau 180 mm. Penjelasan lebih detail dapat dilihat pada SNI 1729-2015; Pasal J3.5; Hal-129. 6.8 Macam- macam kegagalan pada sambungan baut Dalam mekanisme sambungan baut, ada beberapa kemungkinan bentuk kegagalan pada smbungan baut pada struktur baja, antara lain: a. Kerusakan baut akibat geser tunggal (single shear). b. Kerusakan pada pelat sambungan melalui lubang baut umunya akibat beban tarik. c. Kerusakan pada baut atau pelat tumpu akibat efek bearing strength. Kerusakan terjadi pada pelat atau baut, tergantung elemen mana yang memiliki mutu yang lebih lemah. d. Kerusakan pada pelat sambungan akibat geser. e. Kerusakan pada baut pada sambungan double shear. ‘Adapun penjelasan lebih detail dapat dilihat pada Gambar 6.5. 156 Scanned with CamScanner [ “+ z 44 as & oo (b) (a) i © @ <-- 1 +> Ry (69) Dalam kasus Khusus, bila tipe sambungan slip critical menerima kombinasi gaya geser dan tarik, maka kuat nominal perlu dikalikan dengan faktor, ke, sebagai berikut: 160 Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai