2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak pucat, jalan sempoyongan, keletihan, demam, sakit kepala, dispnea dan
sensitif terhadap dingin
b. Pemeriksaan fisik (head to toe)
Kepala
1) Kepala:
a) Inspeksi:
Bentuk kepala : Simetris
Lesi : Tidak ada lesi
b) Palpasi:
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri kepala, pusing
2) Mata:
a) Inspeksi:
Bentuk mata : Simetris
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Jaundice sklera (menguningnya sklera)
b) Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
3) Hidung:
a) Inspeksi
Bentuk hidung : Simetris
b) Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
4) Telinga.
a) Inspeksi
Bentuk telinga : Simetris
Reflex suara baik
5) Mulut
a) Inspeksi:
Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada perdarahan gusi dan gigi,
Kebersihan mulut : Kurang bersih
Peradangan/stomatitis : Ada peradangan
6) Leher
a) Inspeksi:
Lesi : Tidak ada lesi
b) Palpasi:
Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
7) Dada
Pernafasan : Kesulitan bernafas (dispneu/takipneu)
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
8) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk abdomen simetris
b) Palpasi
Tidak ada benjolan
9) Gastrointestinal
Terjadi mual, muntah dan anoreksia
10) Ektremitas : Tidak ada edema pada ekstermitas atas dan
bawah, ada perasaan dingin pada
ekstermitas
11) Integument
Kebersihan : Tampak bersih
Warna kulit : Warna kulit puucat (sianosis)
Turgor kulit : Elastisitas menurun
Kelembabann : Kulit kering
Kuku : Rapuh
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (doenges, 1999:572)
a. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan
eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
b. Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada wanita dan 4,1 -6
juta per mikro liter pada pria
c. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
d. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
e. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
f. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
g. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal :
pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
h. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik)
i. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
j. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
k. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
l. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
G. Analisa Data
No Data Etiologi Masaalah
1 DS: Penurunan SDM Pola nafas tidak efektif
klien mengatakan sesak
nafas, lemas. HB berkurang
DO:
Klien tampak kesulitan Anemia
bernafas, tampak
kelelahan, dispneu, Suplai O2 dan nutrisi
takipnea. kejaringan berkurang
Sesak
Perubaahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
5 DO: Suplai O2 dan nutrisi Intoleransi aktifitas
Klien mengatakan kejaringan berkurang
lemas untuk
beraktifitas (malaise) Hipoksia
Aktifitas menjadi
terganggu, tidak Mekanisme anaerob
mampu melakukan
aktifitas dengan ATP berkurang
maksimal
DS: Kelelahan
Klien tampak tidak bias
berjalan jauh Intoleransi aktifitas
Klien tampak kelelahan
6 DO: Suplai O2 dan nutrisi Kontipasi
Klien mengatkan susah kejaringan berkuran
buang air besar (BAB)
DS: Gastrointestinal
Klien tampak kurang
nyaman Penurunan kerja GI
Bising usus terdenggar
lemah Peristaltik menurun
kontipasi
H. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan suplai O2 dan nutrisi kejaringn berkurang
ditandai dengan sesak nafas dan dispneu
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 dan nutrtisi kejaringan
berkurtang ditandai dengan penurunan kesadaran dan sakit kepala
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pusing dan peningkatan asam laktat
ditandai dengan skala nyeri 3 dari skala nyeri 5
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan GI
ditandai dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan (anoreksia)
5. Intoleransi aktifitas ditandai dengan mekanisme anaerob dann penurunan ATP ditandai
dengan malaise
6. Kontipasi berhubungan dengan peristaltic usus menurun ditandai denan susah Buang Air
Besar (BAB)
I. Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
berhubungan dengan tindakan 3x24 jam, 1. Pantau TTV 1. Untuk mengetahui keadaan
suplai O2 dan nutrisi diharapkan pola nafas umum klien
kejaringn berkurang kembali efektif dengan 2. Monitor pernafasan, 2. Untuk mengetahui derajat
ditandai dengan sesak kriteria hasil: keteraturtan pernafasan dan gangguan yang terjadi dan
nafas dan dispneu 1. Klien mengatakan penggunaan otot bantu menentukan intervensi yang tepat
sesak nafas pernafasan
berkurang 3. Berikan posisi semi fowler jika 3. Untuk meningkatkan ekspansi
2. Pernafasan teratur tidak ada kontra indikasi dinding dada
3. Takipneu/dispneu 4. Ajarkan klien nafas dalam 4. Untuk meningkaekan
tidak ada kenyamanan klien
5. Tanyakan kondisi klien setelah 5. Untuk mengetahui apakah
diberi intervensi intervensi dapat bermanfaat untuk
klien dan mengkaji aapakah
keluhan sesak klien sudah
berkurang
Kolaborasi Kolaborasi
1. Beri O2/terapi oksigen sesuai 1. Untuk memenuhui kebutuhan O2
indikasi
2. Berikan oksigen sesuai intruksi 2. Agar tidak terjadi hipoksia
maupun kelebihan oksigen dalam
tubuh pasien
3. Monitor aliran oksigen, kanul 3. Agar kebutuhan oksigen dalam
oksigen dan sistem humidifier tubuh seimbang.
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
1. Mengidentifikasi defisiensi dan
pengawasan hasil pemeriksaan
kebutuhan pengobatan atau
laboratorium
respon terhadap terapi
2. Agar tidak terjadi hipoksia
2. Berikan oksigen
maupun kelebihan oksigen dalam
tambahan sesuai indikasi
tubuh pasien
Kolaorasi
Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi seperti analgetik
Nanda 2005 Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda defnisi dan klasifikasi 2005-2006
Editor budi Sentosa Jakarta Prima mediaka
K’ahsasi Daniel 2009 Anemia acute
https://www.scribd.com/doc/51096675/LP-anemia
http://digilib.unimus.ac.iddownload.phpid=6281.pdf
http://eprints.undip.ac.id438533Elsa_G2A009017_BAB_2.pdf
https://www.scribd.com/doc/119176973/Makalah-Anemia