GASTRITIS
I. Nama Kegiatan
Penyuluhan Penyakit Gastritis Pada Lansia
V. Materi Penyuluhan
Materi Penyuluhan Terlampir
Definisi Gastritis.
Anatomi Dari Lambung.
Klasifikasi Penyakit Gastritis.
Etiologi Gastritis.
Phatofisiologi Gastritis.
Tentang Tanda dan Gejala Gastritis.
Metode Penegakan Diagnosa Medis (Tes Leb).
Pencegahan Gastritis.
Penatalaksanaa Medik Gastritis.
tujuan menjawab
2 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi : Mendengarkan dan
Menjelaskan tentang definisi memperhatikan
gastritis.
Menjelaskan anatomi dari
lambung.
Menjelaskan tentang
klasifikasi penyakit gastritis.
Menjelaskan tentang etiologi
gastritis.
Menjelaskan tentang
phatofisiologi gastritis.
Menjelaskan tentang tanda
dan gejala gastritis.
Menjelaskan tentang metode
penegakan diagnosa medis
(tes leb).
Menjelaskan
tentang pencegahan
gastritis.
Menjelaskan tentang
penatalaksanaa medik Mengajukan
gastritis. pertanyaan
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 5 menit Evaluasi :
1. Memberikan pertanyaan kepada Mendengarkan,
masyarakat : memperhatikan dan
1) Apa definisi dari penyakit menjawab.
gastritis?
2) Sebutkan apa saja etiologi
gastritis?
3) Apa saja tanda dan gejala
gastritis?
4) Bagaimana cara pencegahan
Penyakit gastritis?
2. Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan dan
dibahas memperhatika
4. 3 menit Penutup :
Memberikan salam penutup Menjawab salam
VIII. Evaluasi
Cara : Lisan
Jenis : Pertanyaan terbuka (Tanya jawab)
Pertanyaan : 1. Apa definisi dari penyakit gastritis?
2. Sebutkan apa saja etiologi gastritis?
3. Apa saja tanda dan gejala gastritis?
4. Bagaimana cara pencegahan Penyakit
gastritis?
Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan
Peserta penyuluhan mampu mengulangi penjelasan yang telah
disampaikan
Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
Kreteria Evaluasi :
Peserta mampu menjelaskan definisi dari penyakit gastritis.
Peserta mampu menyebutkan beberapa etiologi gastritis.
Peserta mampu menyebutkan beberapa tanda dan gejala gastritis.
Peserta mampu menyebutkan beberapa pencegahan gastritis.
Lampiran Materi
GASTRITIS
A. Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah Inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi Ketiga Hal 492).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronik, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi
adalah gastritis superfisialis akut dan gastritis atrofik kronik. (Silvia A. Prica
dkk, hlm 376).
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat di buktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang pada daerah tersebut (Baughman dan Haskley. 2000).
Gastritis merupakan radang jaringan dinding lambung yang timbul akibat
infeksi virus atau bakteri patogen yang masuk kedalam saluran pencernaan
(Endang, 2001).
Penyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag,
merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat
(Mustakim, 2009). Gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar pada
mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves, 2002). Gastritis bukanlah
penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan
lambung (Herlan, 2001).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara
hipatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daearh tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
lambung, biasanya, peradarangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan inflamasi di
lambung yaitu Helicobacter Pylori, Peradangan ini mengakibatkan sel darah
putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada
bagian tersebut.
B. Anatomi Lambung
D. Etiologi
E. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa
lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak
mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi perubahan
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel
mast. Histamine akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstrasel dan meyebabkan
edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung.
Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan
tersebut menghilang dengan sendirinya.
Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi
terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin
sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa
lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan
menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap
diusus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan
dan maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum, 2010).
Diagnosa Banding
1) Gastroenteritis. Biasa disebut dengan Flu Perut (stomach Flu), yang
biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare,
kram perut dan mual atau muntah, juga ketidakseimbangan untuk
mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari
sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus-menerus.
2) Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa dibelakang tulang dada
ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung dan
masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara
tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada
mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian seudah dicerna kembali ke
mulut.
3) Stomach Ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus
menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya
borok dalam lambung. Stomach peptic ulcer atau borok lambung adalah
luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah
rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung
sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa
penyebab yang sama, terutama infeksi H.pilory. penyakit ini dapat
mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.
4) Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada
penyaki tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress
dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan
berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit
pada perut atas, kembung dan mual.
Farmakologi :
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi
sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi
atau menetralkan asam lambung seperti :
1. Menetralkan asam lambung: Antasida
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet
dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit
akibat asam lambung dengan cepat.
Indikasi: untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung, tukak lambung, Grastritis, ulkus
peptikum, menetralisir asam lambung, hiperfosfatemia, esofagitis
refluks, esofagitispeptik.
Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap aluminium atau
magnesium.
Cara kerja:kombinasi alluminum hidroksid dengan magnesium hidroksida
merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung
dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri di ulu hati
akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.
Disamping itu, efek laksatif dari magnesium hidroksida akan
mengurangi efek konstipasi dari alluminum hidroksid.
Dosis: Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur, untuk
suspensi dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai.
Dewasa 1-2 sendok teh atau 1-2 tablet, 3-4 kali sehari
Anak-anak 6-12 tahun ½ -1 sendok teh ½ -1 tablet, 3-4 kali sehari.
Efek samping: Mg menyebabkan diare bagi orang yang peka dan
sebaliknya Al menyebabkan konstipasi. Bisa juga
menyebabkan Mual dan muntah. Orang dengan gagal
ginjal harus menghindari antacid yang mengandung Mg.
Pemakaian bersama dengan ciprofloxacin, tetrasiklin,
obat yang mengandung zat besi dan antagonis H2 harus
diberi jarak 2-3 jam karena menggangu absorpsi. Selain
itu sifat basa dari antacid dapat mengurangi absorpsi obat
seperti digoksin, fenitoin, INH dan ketokonazol.
Perhatian: - jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang
berat. Karena dapat menimbulkan hipermagnesia.
- Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2
minggu kecuali atas petunjuk dokter.
- Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti
simetidin atau antibiotika tetrasiklin, harap digunakan
dengan selang waktu 1-2 jam.
- Tidak dianjurkan diberikan pada anak dibawah umur 6
tahun, kecuali atas petunjuk dokter, karena biasanya kurang
jelas penyebabnya.
- Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor karena pada
pemakaian lama dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.