Anda di halaman 1dari 3

Nama :Anggita Hemaylia Putri

NIM :190154603307

Offering :C9

Tugas Pertemuan 11

1. Dalam pembelajaran Bahasa dan bicara pada semua anak (termasuk ABK) perlu
memperhatikan aspek-aspek di bawah ini. Berikan penjelasan masing-masing poin di bawah!

Jawaban :

a. Kosa kata
Anak punya keahlian menghafal perkataan baru setelah mempelajari dari lingkunganya
dengan cepat. Sejalan berkembangnya dari hasil hubungan anak dengan lingkunganya
maka semakin besar, banyak, pesat kosa katanya.
b. Sintaksis
Anak mempelajari tatanan bahasa dengan orang dilingkungan sekitarnya. Walaupun
belum sesuai dengan benar penggunaan kalimat dalam bahasa, namun karena seringnya
mendengar dan meniru orang dewasa di sekitarnya anak bisa mencontoh penggunaan tata
bahasa secara lisan dengan baik. Sintaksis sendiri meliputi bagaimana kata-kata
dikombinasikan sehingga membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat
dimengerti.
c. Semantik
Semantik merupakan anak mampu mengungkapkan tujuan atas keinginanya dengan
perkataan yang menunjukan keberatan dikarenakan memiliki perkataan yang sesuai.
d. Fonem
Fonem merupakan anak mampu membunyikan huruf vokal tidak hanya mengeja dari
abjad tetapi sudah bisa mngucapkan sebuah kata dan mengerti arti dari kata yang
diucapkan seperti K.A.K.E.K menjadi kakek.
e. Fonologi
Fonologi lebih kepada keahlian seseorang bisa menangkap juga membentuk bunyi
percakapan seperti kalau seseorang mendengar bahasa yang bukan berasal dari daerahnya
maka akan kesulitan menangkap bahasa apa yang dibicarakan dan ketika berbicara tidak
ada jeda padahal itu hal yang wajar bagi mereka yang sudah sehari-hari menggunakanya.
f. Morfologi
Morofologi yaitu tata kelola bahasa yang dipakai dalam membentuk kalimat, agar
sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak ramai, Karena identik dengan proses
dan penggunaannya.

2. Secara empiric deteksi dini pada anak yang diduga memiliki gangguan pendenaran sangat
penting. Jelaskan untuk kepentingan apa upaya deteksi dini tersebut?

Jawaban :

Tujuan deteksi dini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta perhatian


terhadap kondisi perkembangan anak, yakni kondisi fisik dan motorik yang ada dalam diri
individu untuk menghindari dan menanggulangi akan terjadinya gangguan-gangguan. Deteksi
dini juga merupakan usaha-usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau kerusakan fisik
atau gangguan perkembangan mental atau perilaku anak yang menyebabkan kecacatan
secara dini dengan menggunakan metode perkembangan anak

3. Jelaskan bagaimana tahapan deteksi, deskripsi, identifikasi, dan komprehensif bunyi dalam
pembinaan persepsi bunyi?

Jawaban :

tahap deteksi bunyi (mengetahui ada tidaknya bunyi) penyadaran tentang adanya bunyi
perlu diberikan sedini mungkin pada anak agar anak terbiasa mengenal adanya suatu
bunyi sehingga kemampuan berbahasa anak dapat dimaksimalkan, tahap diskriminasi
bunyi (membedakan sifat-sifat bunyi) dalam latihan deskripsi bunyi perlu diterapkan
hukum kontras. Tahapan ini bertujuan anak mampu membedakan sifat-sifat bunyi, tahap
identifikasi bunyi (mengenal bunyi dari berbagai sumber bunyi) latihan mengidentifikasi
bunyi diberikan kepada anak yang telah menyadari ada atau tidak adanya bunyi dan dapat
membedakan macam-macam bunyi secara spontan dan tahap memahami bunyi.
Penyadaran tentang adanya bunyi perlu diberikan sedini mungkin pada anak, Tujuan dari
tahap ini agar anak mampu memberikan tanggapan atau respon secara spontan atas bunyi
yang didengarnya. Oleh sebab itu latihan BKPBI harus diberikan sedini mungkin agar
anak terbiasa mengenal adanya suatu bunyi sehingga kemampuan berbahasa anak dapat
dimaksimalkan.

4. Mengapa perkembangan bahasa anak tunarungu berhenti pada fase meraban?

Jawaban :

Perkembangan Bahasa pada anak tunarungu berbeda dari pada anak pada umumnya. Pada fase
meraban ini lah suara-suara yang dihasilkan anak belum memiliki makna. Perkembangan Bahasa
anak tunarungu menjadi berhenti pada fase meraban karena anak tunarungu tidak dapat
mendengar contoh suara dan tidak mengetahui artinya, maka dari itu anak tunarungu cenderung
mengalami hambatan pada perkembangan bahasanya setelah fase meraban.

5. Menurut pemahaman anda, bagaimana kira-kira persepsi anak tunarungu terhadap peristiwa
yang terjadi dilingkungan, seperti: letusan gunug berapi, gelas jatuh kelantai, tiba-tiba pintu
terbuka/tertutup, atau proses gentang jatuh?

Jawaban :

Menurut saya sendiri, anak tunarungu tidak akan memahami situasi yang sedang terjadi. Anak
tunarungu bisa saja cuek terhadap peristiwa tersebut, tetapi mereka bisa juga ingin mengetahu
mengenai peristiwa tersebut sehingga membahayakannya. Contohnya saat gelas yang
dipegangnya pecah, anak tunarungu cenderung tidak memahami situasi dan bisa saja memegang
beling-beling kaca.

Anda mungkin juga menyukai