Anda di halaman 1dari 8

Dakwah dalam Bisnis dan Enterpreneur Nabi

Muhammad SAW

R. Yani Gusriani
Fakultas Dakwah IAIN Antasari

Haris Faulidi
Fakultas Syariah IAIN Antasari

One aspect of the life of Muhammad who received less serious attention is his
leadership in the field of business and entrepreneurship. Most of his life before he
became the messenger of Allah was as a businessman. Very distinctive
characteristics of the business activities carried out by the Prophet were honesty and
trustworthy in keeping his word. Among the many aspects of his business that
deserves to be exemplified in business interactions are maintaining the values of
dignity, honor, and glory. For him, business is not only limited to the velocity of
money and goods, but more that it preserves self-respect.
Keywords: Dakwah, business, Islamic values, entrepreneurship, balance.

Salah satu aspek dari kehidupan Muhammad yang kurang mendapat perhatian
serius adalah kepemimpinannya di bidang bisnis dan kewirausahaan. Sebagian
besar hidupnya sebelum ia menjadi utusan Allah adalah sebagai pengusaha.
Karakteristik yang sangat berbeda dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh Nabi
adalah kejujuran dan dapat dipercaya dalam menepati janjinya. Di antara banyak
aspek bisnisnya yang layak untuk dicontohkan dalam interaksi bisnis adalah
mempertahankan nilai-nilai martabat, kehormatan, dan kemuliaan. Baginya, bisnis
tidak hanya terbatas pada perputaran uang dan barang, tetapi lebih dari, yakni
menjaga harga diri.

Kata kunci: Dakwah, bisnis, nilai-nilai Islam, kewiraushaan, keseimbangan.

Kondisi umat Islam sekarang khusus- satu kendala untuk menjadikan umat
nya di Indonesia yang mayoritas Islam bangkit dari keterpurukannya.
penduduk-nya Muslim mengalami Pemahaman terhadap nilai-nilai dan
kelemahan dalam penguasaan ekonomi. ajaran agama yang kurang tepat dan
Padahal kekuatan dan ketahanan suatu kurang sesuai dianggap sebagai salah
bangsa atau umat dapat dilihat dari satu penyebab kelemahan tersebut. Hal
kemampuannya dalam penguasaan ini diperparah dengan tatanan ekonomi
ekonomi dan dalam kemandirian dan keterbatasan pemerintah dalam
ekonomi serta kemampuan menyediakan lapangan pekerjaan bagi
mengendalikan konsumsi. Kelemahan penduduknya sehinggga jumlah orang
dalam penguasaan ekonomi dan yang menganggur semakin bertambah
ketergantungan ekonomi yang sangat banyak. Ketidakseimbangan antara per-
tinggi kepada pihak lain menjadi salah tambahan jumlah angkatan kerja

Email penulis: rgusriani@yahoo.co.id

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24 17
Yani dan Haris Dakwah dalam Bisnis

dibandingkan dengan keter-sediaan pamannya. Beliau ingin berpenghasilan


lapangan kerja yang ada tentu saja dan bisa mandiri, tidak hanya
akan mengakibatkan persaingan yang berpangku tangan atau hanya sekadar
semakin ketat dalam upaya bermain.
mendapatkan pekerjaan. Sementara Di usia muda, Muhammad Saw
hidup ini tetap harus berjalan dan telah menjadi pebisnis dalam bidang
penghasilan tetap harus dicari untuk perdagangan. Jiwa entrepreneurship-
menutup berbagai kebutuhan hidup nya semakin kuat sejak usia 12 tahun
yang kian mahal. telah mengikuti perjalanan bisnis
Ajaran agama sering hanya pamannya Abu Thalib ke Syria.
dimaknai sebagai bentuk ibadah ritual Muhammad Saw tumbuh dewasa di
saja, padahal agama adalah sinergi bawah asuhan pamannya yang seorang
antara Iman (aspek akidah), Islam pebisnis dari suku Quraisy. Ketika
(aspek syariat), dan Ihsan (aspek dewasa dan menyadari bahwa
akhlak) sehingga tercermin dalam pamannya bukanlah orang berada serta
perilaku yang mulia. Banyak orang memiliki keluarga besar yang harus
dalam menjalankan perintah agamanya diberi nafkah, beliau mulai berdagang
tidak terdapat sinergi antara aspek sendiri di Kota Mekah (Afzalurrahman
syariat, aspek Islam dan aspek ihsan 1997, 6).
sehingga sering ditemui orang yang Nabi adalah salah satu dari anggota
rajin shalat masih tidak jujur dalam keluarga besar suku Quraisy, dan
menjalankan usaha dan bisnisnya yang karenanya Muhammad diharapkan
berarti imannya pun masih perlu berprofesi dengan mata pencahariannya
dipertanyakan. sebagaimana anggota suku Quraisy
Beranjak dari fenomena di atas di lainnya. Meskipun tidak memiliki uang
mana masih banyak umat Islam yang untuk berbisnis sendiri, tetapi
lemah dalam penguasaan ekonomi dan Muhammad banyak menerima modal
ketergantungan ekonomi yang sangat dari para janda kaya dan anak-anak
tinggi kepada pihak lain serta aktivitas yatim yang tidak sanggup menjalankan
ekonomi yang tidak benar sendiri dana mereka, dengan demikian,
mengisyaratk-an perlunya dakwah terbuka kesempatan luas bagi
dalam hal kewirausahaan atau Muhammad Saw untuk memasuki
entrepreneurship yang Islami. dunia bisnis dengan cara menjalankan
Rasulullah Saw adalah contoh yang modal orang lain, baik dengan upah
paling tepat dan sempurna dalam maupun berdasarkan kerjasama bagi
melakukan bisnis yang Islami. Figur hasil sebagai mitra (Afzalurrahman
Muhammad Saw dikenal oleh umat 1997).
Islam tidak hanya terbatas pada ajaran Kepercayaan dari para pemilik
spiritualnya saja melainkan juga modal dan keberhasilan Muhammad
seluruh aspek kehidupannya sejak Saw dalam membina diri dan hubungan
masa kelahirannya sampai dengan baik telah menjadikannya seorang
wafatnya. Allah Swt mendidik kekuatan pedagang profesional yang memiliki
pribadinya sejak kecil dengan hidup reputasi dan integritas luar biasa.
sebagai yatim-piatu. Muhammad Saw Selain itu, beliau juga berhasil
mulai mengasah mental wirausahanya mengukir namanya di kalangan
dengan menjadi penggembala, dengan masyarakat bisnis pada khususnya,
menjadi penggembala Rasulullah Saw dan masyarakat Arab Quraisy pada
mendapatkan upah guna meringankan umumnya (Afzalurrahman 1997, 7).
sedikit beban yang ditanggung oleh

18 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24
Dakwah dalam Bisnis Yani dan Haris

Karir bisnis Nabi Muhammad kata bahasa Indonesia, dan sudah


semakin kuat dalam usia 25 tahun. lazim atau sering digunakan, baik
Usia ini merupakan titik keemasan dalam tulisan maupun ucapan sehari-
entrepreneurship Muhammad setelah hari. Biasanya dakwah cukup populer
mendapatkan back up finansial yang dihubungkan dengan kegiatan agama
lebih mapan dari istri beliau Khadijah. Islam dan ia dipahami dengan ceramah
Keberhasilan dan kesuksesan ini atau pidato tentang keagamaan (Islam).
tentunya juga karena didukung oleh Dakwah dalam Kamus Besar Bahasa
kuatnya jiwa entrepreneurship yang Indonesia, tampaknya diartikan secara
telah diasah sejak usia dini dan sifat- umum yaitu penyiaran, propaganda,
sifat mulia beliau yang penyiaran agama dan
diimplementasikan dalam kehidupan, pengembangannya di kalangan
termasuk dalam berbisnis. masyarakat; seruan untuk memeluk,
Mencermati dari bisnis dan mempelajari dan mengamalkan ajaran
entrepreneur yang dijalankan oleh agama (2002, 232).
Muhammad Saw nampaknya Jadi pada hakikatnya arti kata
memberik-an pesan-pesan dakwah dakwah secara etimologi ini adalah
kepada umat Islam dalam menjalankan selalu berorientasi kepada yang baik,
usaha atau bisnis, dalam konteks positif, objektif dan benar menurut
itulah tulisan ini ingin mengungkapkan kriteria ajaran agama Islam. Jadi kalau
secara garis besar rahasia sukses bisnis diartikan dengan propaganda,
Rasulullah yang sarat akan pesan panggilan, memanggil dan seterusnya,
dakwahnya untuk umat. maksudnya yang mengacu pada
kebajikan atau kebenaran, dengan
demikian bisa dipahami bahwa kata
Hakikat Dakwah dakwah itu tidak cuma berarti ceramah
dan piato keagamaan saja, melainkan
Dakwah secara etimologi berasal punya makna yang luas, antara lain
dari kata bahasa Arab yaitu, ‫دعا ـ يد‬ menyeru, memanggil, mengajak,
‫عو ـ دعوة‬da’a – yad’u – da’watan), mengundang, menyiarkan dan yang
artinya mengajak (Marbawi 1985, 203). semacamnya; kepada sesuatu
Dalam kamus Al-Munjid fil Lughah, kebajikan serta kebenaran dalam
Louis Ma’luf mengartikannya dengan ajaran agama Islam. Sedangkan
seruan, panggilan (Ma’luf 1960, 216). ceramah dan pidato adalah merupakan
Sementara dalam Encyclopedia of Islam bagian dari cara-cara melaksanakan
disebutkan “Da’wa pl, da’awaat, from dakwah tersebut.
the root da’a, to call, invite, has the Arti dakwah secara terminologi
primary meaning call or invitation” banyak diberikan para pakar, sesuai
(Canard 1965, 168). Artinya, perkataan sudut pandang dan kepakaran mereka
dakwah berasal dari kata kerja “da’a” masing-masing. Misalnya Amrullah
yang berarti memanggil, mengundang; Achmad (1983, 2), yang menyatakan:
arti asalnya adalah panggilan atau Pada hakikatnya, dakwah Islam
undangan. Thaha Yahya Oemar dengan merupakan aktualisasi imani (teologis)
tegas menyatakan, secara harfiah yang diwujudkan dalam suatu sistem
dakwah Islam dapat diartikan sebagai kegiatan manusia beriman di bidang
menyeru atau memanggil orang untuk kemasyarakatan yang dilaksanakan
Islam (Oemar 1983, 11). secara teratur untuk mempengaruhi
Sekarang perkataan dakwah sudah cara merasa, berpikir, bersikap dan
populer karena sudah menjadi kosa bertindak manusia pada dataran

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24 19
Yani dan Haris Dakwah dalam Bisnis

kenyataan individual dan sosiokultural kewirausahaan telah digambarkan


dalam rangka mengusahakan dalam ajaran Islam. Setidaknya
terwujudnya ajaran Islam dalam semua terdapat beberapa ayat Alquran
segi kehidupan dengan menggunakan maupun Hadis yang dapat menjadi
cara tertentu. rujukan pesan tentang semangat kerja
Pada beberapa pengertian dakwah keras dan kemandirian ini, seperti;
yang disebutkan di atas jelas sekali ada “Amal yang paling baik adalah
penekanan masing-masing, namun pekerjaan yang dilakukan dengan
pada prinsipnya semua sepakat bahwa cucuran keringatnya sendiri. (HR. Abu
pada intinya dakwah itu merupakan Dawud)”; “Tangan di atas lebih baik dari
aktivitas yang dilakukan secara tangan di bawah” (HR. Bukhari dan
metodologis atau melalui pemanfaatan Muslim). Secara tidak langsung Alquran
berbagai pendekatan (media dan juga mengemukakan akan tuntutan
metode) guna menyampaikan ajaran bekerja keras dan kemandirian melalui
agama Islam kepada umat manusia, pembayaran zakat (QS. an-Nisa 77)
agar mau menerima, menghayati dan yang tentunya hanya dapat dibayarkan
mengamalkannya dalam kehidupan oleh yang memiliki kekayaan.
sehari-hari demi memperoleh Allah berfirman dalam Alquran (al-
kebahagiaan lahir batin dunia dan Jumu’ah 10):
akhirat.
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
Bisnis dalam Islam carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Islam mempunyai pandangan
bekerja dan berusaha termasuk Berdasarkan ayat tersebut paling
berwirausaha boleh dikatakan merupa- tidak ada tiga hal penting yang perlu
kan bagian tak terpisahkan dari dilakukan untuk mencapai kesuksesan.
kehidupan manusia, karena pertama dari firman “bertebaranlah”,
keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh kata ini dapat memberikan kesan untuk
dimaksudkan untuk memakmur-kan membangun jaringan yang luas yang
bumi dan membawanya ke arah yang dapat ditemukan di mana-mana,
lebih baik. Anjuran untuk berusaha misalnya di internet, perkumpulan-
dan giat bekerja sebagai bentuk perkumpulan, forum-forum dan
realisasi dari kekhalifahan manusia organisasi profesi,yang kedua adalah
tercermin dalam surat Ar-Ra’ad 11 yang kata “carilah”, dalam konteks ini dapat
maksudnya: “Sesungguhnya Allah tidak diartikan sebuah riset sebelum memulai
akan merubah suatu kaum kecuali kaum usaha atau pekerjaan dan riset untuk
itu mau merubah dirinya sendiri”. terus mengembangkan dan mencari
Menurut al-Baghdadi bahwa ayat ini hal-hal yang baru (Gitosardjono 2009,
bersifat a’am. Yakni siapa saja yang 10). Kreativitas dan inovasi dalam hal
mencapai kemajuan dan kejayaan bila ini harus terus dikembangkan untuk
mereka sudah merubah sebab-sebab kesuksesan usaha atau bisnis yang
kemun-durannya yang diawali dengan dijalankan, ketiga dari firman “ingatlah
merumuskan konsepsi kebangkitan Allah”, mengungkapkan bahwa
(Yusanto dan Widjayakusuma 2002, kesuksesan itu diperoleh dari campur
34). tangan “orang ketiga”. Untuk itu
Semangat bekerja keras dan dimensi spiritual selalu mengiringi
kemandirian yang merupakan inti dari dalam setiap bisnis yang dijalankan
agar keuntungan yang didapat

20 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24
Dakwah dalam Bisnis Yani dan Haris

berorientasi jauh ke depan di akhirat sudah banyak dibuktikan


nanti. Ayat ini juga menjelaskan salah kesahihannya oleh teori-teori ekonomi
satu cara untuk mengingat Allah itu dan manajemen modern. Etika bisnis
dengan menunaikan shalat. Bisnis yang diajarkan Nabi harus menjadi
haruslah dibangun berlandaskan sumber dari segala sumber nilai dalam
ibadah kepada Allah yang realisasinya memotivasi semangat kerja dan
sejalan dengan etika dan akhlak. Ayat wirausaha, sekaligus menjadi prinsip-
ini tidak sekedar menyeru untuk prinsip dasar untuk meraih
bekerja dan berusaha, tapi juga seruan keberhasilan dalam membangun bisnis.
untuk menggali dan mengoptimalkan Dasar-dasar etika dan manejemen
seluruh potensi yang ada dengan tidak bisnis tersebut, telah mendapat
melupakan dimensi spiritual. legitimasi ‎keagamaan setelah beliau
Kesuksesan usaha sesungguhnya diangkat menjadi Nabi. Prinsip-prinsip
sangat ditentukan oleh hal tersebut etika bisnis yang ‎diwariskan semakin
karena inilah rahasia dari dunia mendapat pembenaran akademis di
kewirausahaan. penghujung abad ke-20 atau ‎awal abad
Bekerja dalam ajaran Islam dinilai ke-21. Prinsip bisnis modern, seperti
sebagai suatu kemuliaan bahkan lebih tujuan pelanggan dan kepuasan
jauh lagi, Islam memberikan ‎konsumen, pelayanan yang unggul,
penghargaan yang sangat tinggi sebagai ‎kompetensi, efisiensi, transparansi,
bagian dari penghambaan seseorang persaingan yang sehat dan kompetitif,
(ibadah) terhadap Allah bagi siapa saja semuanya ‎telah menjadi gambaran
yang menggunakan potensi yang ada pribadi, dan etika bisnis Muhammad
untuk men-dekatkan diri kepada Allah. Saw ketika beliau masih ‎muda (2012).
Selain memperoleh keberkahan serta Banyak hal yang diajarkan oleh
kesenangan dunia, juga ada yang lebih Muhammad dalam melakukan
penting yaitu merupakan jalan atau transaksi berdagang yang kesemuanya
tiket dalam menentukan tahap adalah syarat dengan dakwah, dan
kehidupan seseorang di akhirat nanti. beberapa hal menonjol dalam bisnis
Muhammad Saw yang patut dijadikan
teladan bagi umat manusia yang ingin
Dakwah, Bisnis dan Enterprener Nabi sukses berbisnis dalam jangka panjang
adalah sebagai berikut:
Nabi Muhammad Saw adalah
seorang pedagang sekaligus pendak- Jujur (Honest). Kejujuran Muham-
wah, dan dalam perkembangannya mad tidak perlu diragukan lagi karena
Muhammad menjadi seorang masyarakat Mekkah menjuluki
pengusaha sukses dan terkenal di kota Muhammad al-Amin yaitu sebagai orang
Mekkah, karena beliau adalah seorang jujur dan terpercaya. Prinsip bisnis ala
pedagang yang berbeda dari Rasulullah Saw uang bukanlah yang
kebanyakan pedagang. Menurut utama yang menjadi number one capital
Muhammad Syafii Antonio (2011, 161), melainkan adalah kepercayaan (trust).
tatkala berdagang, Muhammad tidak Ketika menjalankan bisnis, Muhammad
sekadar menjual produk. Beliaupun Saw selalu melaksanakan prinsip
”menjual nilai-nilai” (selling values) kejujuran; jujur dalam menjelaskan
yaitu mengedepankan etika bisnis yang keunggulan maupun kelemahan produk
dijiwai dengan nilai-nilai syar’i. Etika yang dijualnya. Ternyata prinsip
bisnis, sebagaimana dikemukan dan transparasi beliau itu menjadi
dipraktikkan oleh Muhammad Saw, pemasaran yang efektif untuk menarik

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24 21
Yani dan Haris Dakwah dalam Bisnis

bahkan bisa dikatakan sebagai mengirimkan barang-barang


keunggulan kompetetif dalam istilah pesanannya selalu tepat waktu dan
bisnis sekarang. Prinsip jujur ini tetap mengutamakan kualitas barang
terbukti dalam praktik bisnis modern yang telah dipesan dan disepakati
saat ini contohnya seperti bisnisnya sebelum-nya. Dalam berperilaku bisnis
Purnomo, bagaimana Purnomo bisa Beliau selalu menunjukkan rasa penuh
sukses dan menguasai armada Taxi tanggungjawab dan memiliki integritas
dikota Jakarta dengan nama Taxi Blue yang tinggi di mata siapapun. Reputasi
Bird karena memiliki keunggulan beliau sebagai seorang pedagang yang
kompetitif yaitu sopir yang jujur, jujur dan adil telah dikenal luas sejak
konsumen memilih Taxi Blue Bird yang beliau masih muda). Prinsip-prinsip
utama adalah karena Taxi Blue Bird dan etika bisnis yang diwariskan
dapat dipercaya meski lebih mahal dari Rasulullah semakin mendapat
Taxi yang lain orang tetap banyak pembenaran seperti tujuan pelanggan
memilih Taxi Blue Bird, sehinnga Taxi dan kepuasan konsumen (customer
Blue Bird sekarang menguasai armada satisfaction) dan pelayanan yang unggul
Taxi Jakarta dari yang hanya 25 unit (service exellence) bisa menjadi magnet
Taxi menjadi 13.000 unit Taxi untuk menarik pelanggan dan
(Kompasiana, 2010). Contoh inilah yang membuat konsumen menjadi loyal.
mengandung dakwah yang ingin
disampaikan Rasulullah kepada Kompetensi (Competence). Sebel-
umatnya bahwa dalam menjalankan um sukses menjadi seorang pebisnis
bisnis harus jujur. Muhammad sudah merintis
keahliannya dalam berbisnis sejak usia
Berorientasi kepada Pelanggan 12 tahun, di mana pada saat itu
(Customer Oriented). Rasul Saw selalu Rasulullah belajar cara-cara berbisnis
memperhatikan dan menjaga hubu- dengan paman beliau Abu Thalib.
ngannya dengan pelanggan. Bahkan pamannya Abu Thalib
Afzalurrahman (1997) dalam bukunya mengajak Muhammad untuk pergi
Muhammad A Trader, menyatakan: berdagang meninggalkan negerinya kota
Mekkah ke negeri Syam (yang kini
Muhammad did his dealing honestly and dikenal sebagai Suriah) agar bisa
fairly and never gave his customers to berdagang secara langsung. Menginjak
complain. He always kept his promise and usia 24 tahun Muhammad bergabung
delivered on time the goods of quality dengan seorang pengusaha kaya
mutually agreed between the parties. He
bernama Siti Khadijah, dan beliau
always showed a gread sense of
responsibility and integrity in dealing with mendapatkan kepercayaan untuk
other people. His reputation as an honest menjalankan bisinis Khadijah dengan
and truthful trader was well established pola kemitraan. Rasulullah mulai
while he was still in his early youth. meraih sukses gemilang dalam
bisnisnya pada usia 25 tahun berkat
Berdasarkan pemaparan di atas, keahlian dan kecakapannya dalam
dapat diketahui bahwa Nabi bisnis. Ini mencontohkan pada
Muhammad adalah seorang pedagang umatnya bahwa untuk bisa meraih
yang jujur dan adil dalam membuat sukses bisnis itu perlu proses belajar
perjanjian bisnis dan tidak pernah agar bisa dikatakan kompeten, tidak
membuat para pelanggannya mengeluh ada yang bisa diraih secara instan perlu
(complain). Beliau selalu menepati kerja keras dan kesabaran.
janjinya dan dalam menyerahkan atau

22 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24
Dakwah dalam Bisnis Yani dan Haris

Keseimbangan dan keadilan. berkembang dan maju hingga meraih


Rasulullah dalam menjalankan bis- sukses yang diharapkan.
nisnya selalu memperhatikan faktor ke-
seimbangan dan keadilan, misalnya
ketika melakukan bisnis dengan Kesimpulan
mitranya beliau tidak hanya
memperhitungkan keuntungan semata Kesuksesan Muhammad Saw
tetapi membantu mitranya dalam dilandasi oleh akhlak yang dimiliki dan
berbisnis (win-win Solution). Rasulullah memberi cerminan yang patut
Saw juga memperhatikan karyawannya diteladani. Beliau telah menyampaikan
di mana beliau walaupun sebagai risalah Islam yang lurus. Risalah yang
pemilik modal namun tidak melakukan mendukung pengumpulan kekayaan
eksploitasi terhadap karyawannya, yang dilakukan sesuai dengan
serta mitra kerjanya dengan adil. ketentuan syariah.
Muhammad juga berbisnis tidak untuk Ketika melakukan aktivitas
menumpuk harta kekayaan secara bisnisnya Muhammad Saw memiliki
pribadi beliau sering berbagi dengan strategi bisnis, yang mana strategi
sesama dengan menyedekahkan banyak inilah yang ingin disampaikan dan
hartanya dan mengambil sedikit saja diajarkan oleh Rasulullah kepada
untuk diri dan keluarganya, namun umatnya sewaktu melakukan niaga.
inilah rahasia percepatan bisnis Pada strategi bisnis ini sebenarnya
Rasulullah yang luar biasa. Konsep beliau berdakwah dalam bentuk
inipun mulai dijalankan oleh beberapa dakwah bil hal, yaitu dakwah yang lebih
perusahaan modern saat ini yang mulai menekankan pada contoh perbuatan
perduli dengan keadaan sesamanya nyata. Adapun strategi yang dimaksud
melalui program perusahaan yaitu CSR adalah: jujur, berorientasi pelanggan
(Corporate Social Responsibility) di mana (customer oriented), kompetensi
perusahaan menyisihkan sekian persen (competence), keseimbangan dan
dari laba perusahaannya untuk keadilan, dan berprinsip pada nilai
kesejahteraan sosial masyarakat Illahi. Selain beberapa strategi yang
sebagai bentuk tanggung jawab dipaparkan banyak lagi ajaran yang
perusahaan, padahal seandainya menjadi framework dalam berbisnis
perusahaan menyadari rahasia bisnis yang perlu dikaji lebih jauh dari bisnis
Rasulullah yang justru lebih banyak Rasulullah ini karena sesungguhnya
memberikan keuntungan usahanya setiap aktivitas Rasulullah adalah
maka pastilah usaha mereka akan dakwah.
semakin sukses.

Berprinsip pada nilai Ilahi. Yang Referensi


pa-ling mendasar dari semua prinsip
bisnis Rasullah adalah bahwa bisnis Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah
yang dilakukan tidak lepas dari Islam dan Perubahan Sosial.
pengawasan Tuhan, dan menjadikan Yogyakarta: Prima Duta.
bisnis adalah ibadah artinya semata- Afzalurrahman. 1997. Muhammad
mata niat karena Allah semata. Jika Sebagai Seorang Pedagang. Jakarta:
demikian maka bisnis akan dijalankan Yayasan Swarna Bhumy.
dengan jujur, tidak merugikan pihak Antonio, Muhammad Syafi’i. 2011.
manapun dan ber-manfaat untuk umat, Bisnis dan Kewirausahaan:
sehingga bisnis tersebut akan terus Ensiklopedia Leadership &

Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24 23
Yani dan Haris Dakwah dalam Bisnis

Manajemen Muhammmad Saw The


Super Leader Super Manager.
Jakarta: Tazkia Publishing.
Canard, M. 1965. Da'wa. Dalam
Encyclopaedia of Islam, diedit oleh B.
Lewis, Ch. Pellat and J. Schacht.
Leiden: Brill.
Gitosardjono, Sukamdani Sahid. 2009.
Bisnis dan Kewirausahaan Syariah,
Upaya Menuju Kesejahteraan Umat
Islam. Jakarta: Yayasan Sahid Jaya
dan STAIT Modern Sahid. Cetak
ulang, ke-1.
Ma’luf, Louis. 1960. Al-Munjid fil
Lughah. Beirut: Katholikiyah
Marbawi, Muhammad Idris Abdurrauf
Al-. 1985. Kamus Idris Al-Marbawi.
Bandung: PT. Alma’arif.
Oemar, Thaha Yahya. 1983. Ilmu
Dakwah. Jilid Widjaya: Jakarta.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Yusanto, Muhammad Ismail, dan
Muhammad Karebet
Widjajakusuma. 2002. Menggagas
Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani
Press.

24 Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 21, Januari - Juni 2012, 17-24

Anda mungkin juga menyukai