Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

REPRODUKSI SEL

Nama : Wildan Sahari


NRM : 1307619018
Dosen Pengampu : Dr. Elsa Lisanti, M.Si
Asisten Laboratorium :
1. Aulia Septavia
2. Debriyanti Lydia
3. Nindyra Karimah

PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
PRAKTIKUM VI
REPRODUKSI SEL

A. TUJUAN PERECOBAAN
1. Mengenal dan mengamati kromosom pada sel akar bawang merah (Allium cepa)
pada proses pembelahan sel.
2. Mengetahui fase – fase dalam pembelahan sel akar bawang merah
3. Mengetahui tahapan pada pembelahan sel
4. Mengetahui fungsi dari acetocarmin
5. Mengidentifikasi bagian sel yang aktif mengalami pembelahan pada sel akar
bawang merah

B. ALAT DAN BAHAN


1. Gelas objek
2. Gelas penutup
3. Silet
4. Pinset
5. Kertas saring
6. Pipet tetes
7. Biakan akar bawang merah
8. Cawan petri
9. Larutan aceto-carmin
10. Pensil yang halus permukaannya
11. Perangkat pemanas (kaki tiga, lampu spiritus, kassa asbes)

C. PROSEDUR KERJA
1. Buat biakkan akar bawang merah, dengan cara merendam cakram siung bawang
merah di dalam segelas air (lihat gambar 21).
2. Letakkan biakkan tersebut di tempat gelap selama beberapa hari hingga tumbuh
akar dengan panjang 2-3 cm.
3. Potong akar bawang yang tumbuh tadi sepanjang 5 mm dari ujung akar dan
letakkan potongan-potongan akar di dalam cawan petri lalu beri larutan
acetocarmin hingga seluruh potongan akar terendam (lihat gambar 21).
4. Panaskan rendaman potongan akar hingga ujung akar tampak berwarna paling
merah. Jaga agar larutan aceto-carmin tidak mengering.
5. Letakkan satu potongan akar di atas gelas objek dan beri tetes larutan aceto-
carmin, tutup dengan gelas penutup, lalu tekan dengan pensil hingga memipih.
Serap kelebihan larutan yang berada di sebelah luar gelas penutup dengan kertas
saring.
6. Amati di bawah mikroskop mula-mula dengan pembesaran 100 x hingga lalu 400
x, hingga nampak benang-benang kromosom berwarna merah di dalam inti sel.
D. TEORI DASAR
Setiap makhluk hidup, baik yang uniseluler maupun multiseluler mempunyai
kemampuan untuk berkembang biak. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan
keturunan dari makhluk hidup tersebut. Dalam peristiwa perkembangbiakan ini terjadi
proses penurunan sifat dari induk ke anaknya, sehingga anak memiliki sifat yang
sama dengan induknya. Yang berperan dalam proses penurunan sifat ini adalah
pembawa sifat atau kromosom.
Kromosom terdapat di dalam inti sel. Bentuknya seperti benang-benang yang
tersusun dari benang-benang kromatin. Kromosom ini mudah sekali menyerap zat
warna, sehingga apabila sel itu diberi warna, maka bagian intilah (yang mengandung
kromosom) yang nampak lebih tua warnanya dibanding bagian sel lain.
Struktur materi genetik berupa dua rantai panjang paralel yang berpilin searah
dengan jarum jam. Satu rantai ini terdiri dari nukleotida, yang tersusun oleh basa
nitrogen yang melekat pada molekul gula 5-carbon deoksiribosa terfosforilasi (Hartl
& Jones 2005: 9).
Siklus sel dibagi menjadi 5 fase, secara berurutan, yaitu fase G1 sebagai fase
terlama dan utama dalam pertumbuhan sel; fase S sebagai fase sel untuk mereplikasi
gen; fase G2 2 sebagai fase pertumbuhan sekunder sel untuk mempersiapkan
pemisahan gen; fase M sebagai fase terbentuknya mikrotubulus untuk mengikat
kromosom dan memisahkan sister chromatid; fase C sebagai fase pembagian
sitoplasma dan menghasilkan dua anak (Raven & Johnson 2001: 212).
Pada prokariota, seperti bakteri, pembelahan yang terjadi pembelahan biner.
Pembelahan biner adalah pembelahan spontan tanpa melalui pemaketan DNA
menjadi kromosom-kromosom. Pembelahan pada sel eukariota terjadi secara mitosis.
Pada proses pembelahan mitosis, DNA dipaketkan dalam bentuk kromosom dan
melewati tahapan tertentu (Raven & Johnson 2001: 208).
Pembelahan mitosis dibagi menjadi lima tahap, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Profase adalah proses awal pembelahan mitosis yang ditandai
dengan memendek dan menebalnya kromosom dan meleburnya inti. Metafase adalah
fase terbentuknya benang spindel. Benang spindel berperan dalam pemisahan sister
chromatid. Metafase dicirikan dengan berjajarnya kromosom pada bidang equator sel.
Anafase adalah proses pemisahan sister chromatid yang dilakukan saat semua
kromosom telah bergerak ke tengah sel dan benang spindel dari tiap kutub menarik
sentromer. Telofase adalah proses penyusunan membran inti baru pada kromosom
anak dan menghilangnya benang spindel (Hartl & Jones 2005: 138-140).
Meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel gonosom. Meiosis
berlangsung dalam dua tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Proses meiosis I
terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Profase I terdiri dari 5
tahap, yaitu leptonema, zigonema, pakhinema, diplonema, dan diakinesis. Profase I
merupakan tahap yang mengandung proses rekombinasi materi genetik. Metafase I
adalah tahap penempatan kromosom-kromosom di bidang ekuatorial dari sel. Anafase
I adalah tahap berpisah dan bergeraknya kromosom homolog ke kutub sel yang
berlawanan. Telofase I adalah tahap terbentuknya dua sel anakan yang masing-masing
memiliki setengah jumlah kromosom sel semula. Dinding inti langsung menghilang
lagi dan terbentuk benang gelendong inti pada tiap kutub sel anakan segera setelah
telofase I. Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial, sel
mengalami metafase II. Anafase II, sentromer membelah dan kromosom yang terdiri
dari satu kromatid bergerak ke masing-masing kutub sel. Meiosis II diakhiri dengan
Telofase II, yaitu terbentuknya empat inti yang haploid (Suryo 2010: 59-62).
Pembentukan sel kelamin pada manusia merupakan contoh dari pembelahan
meiosis. Sel kelamin laki-laki dinamakan spermatozoa dan pada perempuan
dinamakan ovum. Proses pembentukan sel kelamin, disebut spermatogenesis, dimulai
dari sel spermatogonium yang mengalami diferensiasi menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer melakukan meiosis dan menghasilkan empat sel spermatid. Sel-sel
spermatid selanjutnya berkembang menjadi spermatozoa. Proses pembentukan ovum,
sel kelamin perempuan, diawali dengan sel oogonium yang mengalami diferensiasi
menjadi oosit primer. Oosit primer kemudian mengalami meiosis dan menghasilkan
satu sel ovum fungsional dan tiga badan kutub (Suryo 2010: 63-70).
Perbedaan mendasar dari mitosis dan meiosis adalah hasil jumlah set
kromosom sel-sel anaknya. Meiosis mengurangi jumlah kromosom dan mitosis
mempertahankan jumlah kromosom. Tempat terjadinya pembelahan mitosis juga
berbeda dari pembelahan 3 meiosis. Mitosis biasa terjadi pada sel autosom dan
meiosis terjadi pada sel gonosom (Campbell dkk. 2008: 272-276).
Berdasarkan kajian yang dilakukan Fahruliansyah dkk (2014), mitosis
berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:
1. Profase
Pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang
kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal
sehingga kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek dan
menebal sehingga kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian dari
kromosom ganda itu disebut kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor sehingga
kromosom tetap tunggal sampai metafase. Pada permulaan profase sentriol
bergerak ke sisi yang berlawanan dan terbentuk benang-benang gelendong
(spindel). Pada akhir profase sentriol berada di kutub-kutub yang berlawanan,
serta gelendong-gelendong mengatur diri untuk menjadi penghubung antara
sentriol dan kinetokor. Anak inti menyusut dan akhinya menghilang demikian
juga dengan selaput inti.
2. Metafase
Peristiwa yang paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom pada
bidang ekuator sel. Kadang-kadang peralihan di antara profase dan merafase
disebut prometafase, yang waktunya sangat singkat. Pada awal metafase,
membran nukleus hilang dan kromosom mula-mula seperti tampak tidak teratur.
Setelah itu, benang-benang spindel masuk ke dalam daerah pusat sel, sedangkan
mikrotubulusnya merentang di antara kedua kutub sel. Kromosom melekat dengan
kinetokornya pada bidang ekuator sel. Benang-benang spindel yang berhubungan
dengan kromosom dinamai benang-benang spindel kromosom, sedangkan benang-
benang spindel yang lain merentang secara kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh
benang spindel membentuk gambaran seperti sangkar burung pada daerah
nukleus. Pada sel hewan dan tumbuhan yang tingkatannya lebih rendah spindel
tersebut mempunyai sentriol dan aster. Adanya sentriol sebenarnya tidak mutlak
dalam pembentukan spindel sebab jika sentriol tersebut sengaja dihancurkan
dengan sinar laser, mitosis tetap saja berlangsung.
3. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa
semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan demikian, ciri penting
dari anafase adalah adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang
bergerak menuju ke kutub masingmasing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
yang menyebabkan kromosom itu bergerak adalah benang-benang spindel. Jumlah
kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub
yang lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan
memeroleh 2n kromosom.
4. Telofase
Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di dekat
kutub masing-masing. Setelah terbentuk membran inti, kromosom akan
memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang tidak
teratur. Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma
yang diikuti dengan pembentukan membran sel (dinding sel) pada bekas bidang
ekuatorial. Pada sel hewan membran sel terbentuk dengan terjadinya lakukan pada
daerah bidang ekuatorial. Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga ujung-
ujungnya akan bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.
5. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang satu
dengan yang lainnya. Interfase bukan fase istirahat, karena justru pada fase ini
metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom tidak tampak
karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang baru
terbentuk itu sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan
berbagai sintesis sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya.

E. HASIL PENGAMATAN

LITERATUR HASIL PENGAMATAN

Kromosom kromosom benang


spindel
F. PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini dilakukan pengamatan terhadap bagian ujung akar dari
bawang merah yang telah ditetesi oleh acetocarmin sehingga dapat memperjelas
kromosom dalam sel tersebut. Digunakannya bawang merah dalam praktikum kali ini
karena sel bawang merah merupakan sel yang bersifat merisistematis yakni sel yang
aktif membelah.

Pada gambar di atas keadaan sel akar bawang merah dalam fase profase. Karena
kromosomnya belum membelah dan masih menumpuk. Pada tahap profase,
kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang kadang-kadang saling melilit
satu sama lain dan ternetang secara maksimal sehingga kromomer tampak jelas.
Kemudian kromosom akan memendek dan menebal sehingga kromomer terletak
begitu dekat satu sama lain.

Dalam pengamatan kami, belum sempurna mendapatkan hasil yang menunjukkan


bahwa sel tersebut sedang melakukan pembelahan. Karena keterbatasan dalam
perbesaran mikroskop sehingga tidak dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil
yang didapatkan dari pengamatan kami, adalah yang paling dominan terlihat seperti
pada fase profase. Karena fase profase, kromosom-kromosomnya menebal, sehingga
menjadi bisa terlihat di bawah mikroskop cahaya. Banyak gumpalan-gumpalan yang
terbentuk akibat setelah ditambah acetocarmin, yaitu seperti benang-benang tipis yang
terpilin.
Fase – fase pembelahan yang terjadi pada akar bawang merah :

Interfase Profase

Metaphase Anaphase Telofase

Pada profase, kromosom seperti benang – benang halus dan setiap kromosom
memendek dan memadat melalui mekanisme supercoiling. Kromosom tersebut
terdiri atas 2 kromatid yang terikat pada sentromer. Pada fase profase terdapat sel
sebanyak 150 sel.
Pada metafase, kromosom tersusun berjajar di pusat sel. Pada fase metafase
terdapat sel sebanyak 83 sel.
Pada Anafase, kromosom berpindah 2 menuju benang spindel yang
berlawanan dan kromatid memisah. Pada fase anafase terdapat sel sebanyak 50
sel.
Pada telofase, kromosom berkumpul pada ujung kutub pembelahan, nuclear
envelope mulai terbentuk, dan kromosom pun mulai terurai dari bentuk yang
memadat. Pada fase telofase terdapat sel sebanyak 10 sel. Jadi total sel yang
mengalami mitosis yaitu 383 sel dan indeks mitosis yang didapat yaitu 73,5 %.
G. KESIMPULAN

1. Fase-fase mitosis pada akar bawang terdapat fase profase yaitu kromosom tampak
sebagai benang-benang halus yang kadang-kadang saling melilit satu sama lain
dan ternetang secara maksimal sehingga kromomer tampak jelas. Fase benang-
benang halus yang kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang
secara maksimal sehingga kromomer tampak jelas. Fase anafase adanya satu
kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang bergerak menuju ke kutub
masing-masing. Fase telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan
menggumpal di dekat kutub masing-masing. Fase interfase kromosom tidak
tampak karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus.

2. Fase-fase yang ditemukan pada praktikum mitosis akar bawang adalah fase
profase, metaphase, anafase, dan telophase.

3. Fase Pembelahan Sel :

a) Profase: Fase pembelahan terlama di mana sel malakukan persiapan, baik


sintesis protein, lipid, dll. Sentriol kemudian menginvasi nukleus.
Mikrofilamen memanjang dari pangkal sentriol dan menempel pada
kromatin pada bagian kinetokor. Pada tahap ini Nukleolus dan selaput inti
mulai menghilang
b) Metafase: Kromatin yang telah menjadi kromosom mengumpul di ekuator
nukleus, nukleolus pecah menjadi butiran.
c) Anafase: Bagian yang paling cepat di mana sel ditarik ke dua badan kutub
oleh dua sentriol.
d) Telofase: Akhir pembelahan di mana sel menjadi dua dan memisah
bersama terbaginya organel-organel sel yang kemudian terjadi sitokinesis
(pembelahan sitoplasma) pada tahap tersebut[2]
e) Interfase: Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode
antaramitosis yang satu dengan yang lain. fase ini bukanlah fase istirahat,
melainkan fase yang di mana metabolisme sel giat dilakukan. pada saat
fase interfase, sel akan mengalami tiga tahapan sebagai berikut: 1. Fase
Pertumbuhan Primer (Gap 1 atau G1) Organel-organelyang ada di dalam
sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, kompleks Golgi, dan
organel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel. 2.
Fase Sintesis (S) Sel melakukan sistesis terutama sintesis materi genetik,
yaitu DNA. 3. Fase Pertumbuhan Sekunder (Gap 2 atau G2) Menjelang
mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengan
memperbanyak organel-organel sel yang dimilikinya.
Umumnya, mitosis (profase, metafase, anafase, dan telofase) berlangsung singkat,
selebihnya sel berada pada fase interfase. Lama mitosis tergantung pada jenis
organisme.

Pembelahan Meiosis dibagi menjadi dua bagian, yaitu meiosis 1 dan meiosis 2.
Pada meiosis 1 akan mengalami 4 fase, yaitu profase 1, metafase 1, anafase 1, dan
telofase 1. Sedangkan meiosis 2 akan mengalami 4 fase, yaitu profase 2, metafase
2, anafase 2, dan telofase 2.

4. Fungsi acetocarmin adalah untuk memberi pigmen kepada sel akar bawang merah
sehingga menjadi mudah diamati.

5. Bagian sel bawang merah yang aktif membelah adalah kromosomnya.


H. DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.


Minorsky & R. B. Jacson. 2008. Biology. 8th ed. Benjamin Cummings,
California: xlvi + G-39 + I-54 + 1267 hlm. Davis, W. B. & D. J. Schmidly.
1997. The Mammals of Texas - Online Edition: Norway Rat. 1 hlm.
Fahruliansyah, dkk. (2014). Laporan Praktikum Biologi Dasar 2 Pembelahan Mitosis
Pada Akar Bawang Merah (Allium Cepa). [Online]. Diakses di:
http://wiwinseptiana.files.wordpress.com/2015/03/laporan-mitosis.docx
Hartl, D. L. & E. W. Jones. 2005. Genetics: Analysis of genes and genomes. 6th ed.
Jones and Bartlett Publishers Inc., Massachusetts: xxvi + 854 hlm. Hill, M. L.
2011. Technique for Staining and Studying Plant Chromosomes. 1 hlm.
King, R. C., W. D. Stansfield & P. K. Mulligan. 2006. A Dictionary of Genetics. 7th
ed. Oxford University Press, New York: 596 hlm. Raven, P. H. & G. B.
Johnson. 2001. Biology. 6th ed. McGraw-Hill Science, New York: 1238 hlm.
Rittner, D. & T. L. McCabe. 2004. Encyclopedia of Biology. Facts On File,
Inc., New York: xvi + 400 hlm.
The University of Arizona. 2004. Intro to Onion Root Tips Activity. 9 hlm.
Sabnis, R. W. 2010. Handbook of Biological Dyes and Stains: Synthesis and
Industrial Applications. John Wiley and Sons Inc., New Jersey: xix + 521 hlm.
Suryo. 2010. Genetika manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: xvi +
523 hlm.
I. PERTANYAAN/DISKUSI

1. Apa guna larutan aceto-carmin dalam percobaan ini? Mengapa dalam prosedur
pelaksanaannya, redaman ujung akar dalam larutan aceto-carmin harus
dipanaskan?

Jawab : Fungsi acetocarmin adalah untuk memberi pigmen kepada sel akar
bawang merah sehingga menjadi mudah diamati. Tujuan dilakukan pemanasan
agar penyerapan warna.

2. Mengapa digunakan bagian ujung akar untuk mengamati kromosom? Dapatkah


kita mengamati kromosom secara jelas pada bagian pangkal akar atau bagian lain
dari tumbuhan? Mengapa demikian?

Jawab : karena ujung akar memiliki sel akar yang belum mempunyai organel-
oeganel atau komponen sel yang belum lengkap dan tidak berbentuk sempurna.
Sehingga lebih mudah diamati. Sedangkan pangkal akarnya memiliki organel-
organel yang lengkap dan sempurna dan lebih besar diamati.

3. Pada tahap apa dalam pembelahan sel, kromosom dapat dengan mudah/jelas
diamati? Jelaskan!

Jawab : pada tahap metaphase karena semua kromosom berkumpul atau berada di
tengah sel.

Anda mungkin juga menyukai