Edisi 6 20161
Edisi 6 20161
VI / Oktober - 2016
Gerakan Literasi
untuk Tumbuhkan
Budaya Literasi
DAFTAR ISI
Budaya Literasi untuk
Tumbuhkan Insan
Pembelajar
04
04 12
Literasi Dasar Gerakan Literasi
Enam Komponen Sekolah
Literasi Dasar Membudayakan
Ekosistem Sekolah
06 yang Literat
14 08
GLS di Sekolah Dasar
Berkarya dengan Teks
18 10
22
GLS di SMK
Melek Informasi
dengan Literasi Digital
16 20
Raih Masa Depan,
Wujudkan Masyarakat Manfaatkan Bursa
Berdaya yang Melek Kerja Khusus
Aksara dan Gemar 16
Membaca
SMK Rujukan
20 Hasilkan SDM
Terampil dan Berdaya
Peran Ekosistem Saing Tinggi
Pendidikan Tumbuhkan 18
Literasi Siswa SLB
Dari Pinggiran
18 Merajut
Budaya Nasional
27 Senarai Kata
21
Serapan
33
Sapa Redaksi
Kita patut bersyukur, Indonesia berhasil masyarakat tergerak untuk mau menulis.
menurunkan angka tuna aksara secara Harapannya agar budaya literasi dapat
signifikan hingga pada 2014 tersisa 3,7 persen tumbuh dan semakin berkembang di
masyarakat yang masih belum melek aksara. kalangan masyarakat.
Namun prestasi itu tidak boleh membuat kita
besar kepala. Masih ada pekerjaan besar yang Kami juga menghadirkan rubrik kebudayaan
harus segera dikerjakan setelah berhasil yang mengulas tentang pelaksanaan ke-2
mengentaskan masyarakat dari tuna aksara. World Culture Forum atau Forum Budaya
Pekerjaan besar itu adalah bagaimana Dunia tahun 2016. Sebelumnya pada 2013,
menumbuhkan minat baca masyarakat forum yang membahas budaya secara
sehingga tumbuh menjadi masyarakat yang internasional digelar untuk pertama kalinya di
literat dan memiliki budaya literasi yang Bali, Indonesia. Dalam rubrik ini kami
tinggi. hadirkan tujuan serta makna dibalik
diselenggarakannya pertemuan budaya
Sejumlah upaya pemerintah dilakukan untuk berskala internasional tersebut.
secara bertahap menumbuhkan kecintaan
masyarakat terhadap literasi. Salah satunya Sementara itu pada rubrik kajian, kami
kegiatan wajib membaca 15 menit sebelum hadirkan artikel mengenai tata nilai budaya
hari pembelajaran untuk membaca buku kerja di Kementerian Pendidikan dan
selain buku mata pelajaran, seperti yang Kebudayaan (Kemendikbud). Artikel ini hadir
tertuang dalam lampiran Peraturan Menteri untuk memberikan informasi mengenai
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) kebiijakan reformasi birokrasi internal yang
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan dilakukan di Kementerian ini. Reformasi
Budi Pekerti. dilakukan semata-mata agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan kepada seluruh pemangku kepentingan yang 03
Kebudayaan (Kemendikbud) menelurkan ada di lingkungan Kemendikbud.
kebijakan berupa Gerakan Literasi Nasional
yang tujuannya agar literasi dapat menjadi Tidak lupa juga kami hadirkan rubrik “Bangga
bagian yang tidak terpisahkan dari Berbahasa Indonesia” yang disajikan cukup
masyarakat Indonesia. GLN ringan. Berisi kata-kata serapan dan
diimplementasikan dalam bentuk Gerakan penulisan kata yang tepat beserta arti kata
Literasi Sekolah, Gerakan Literasi tersebut. Seluruhnya kami hadirkan dalam
Masyarakat, dan Gerakan Literasi Bangsa. majalah edisi VI ini.
Topik-topik tersebut kami bahas dalam edisi
kali ini. Kami berharap seluruh informasi yang
terdapat dalam majalah ini dapat memberikan
Masih berkaitan dengan literasi, di bagian manfaat dan dapat digunakan sebagai
rubrik resensi buku, kami suguhkan buku referensi bagi yang membutuhkan. Selamat
berjudul “Gempa Literasi”. Buku ini membaca. Salam.
merupakan kumpulan esai dari sejumlah
komunitas literasi yang tujuannya agar Redaksi
REDAKSI
Pelindung: Sekretariat Redaksi:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM),
Penasihat: Sekretaris Jenderal, Didik Suhardi Kemendikbud, Gedung C Lantai 4,
Penanggung Jawab: Asianto Sinambela Jln. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta,
Pemimpin Redaksi: Eka Nugrahini Telp. 021-5711144 Pes. 2413
Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati
Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Aline Rogeleonick, Desliana kemdikbud.go.id
Maulipaksi, Agi Bahari, Gloria Gracia, Seno Hartono Kemdikbud.RI
Fotografi, Desain & Artistik: BKLM
@kemdikbud_RI
KEMENDIKBUD RI
Gerakan Literasi Nasional
Budaya Literasi untuk
Tumbuhkan Insan
Pembelajar
Indonesia memang berhasil menurunkan
angka tuna aksara. Namun tantangan
berikutnya adalah menumbuhkan budaya
baca di kalangan masyarakat Indonesia.
Penumbuhan budaya baca penting
mengingat kemampuan dan keterampilan
membaca merupakan dasar bagi seseorang
memeroleh pengetahuan, keterampilan, dan
pembentukan sikap. Menjadi generasi literat
berarti menuju masyarakat kritis dan
peduli. Artinya, kritis terhadap segala
informasi yang diterima, sehingga tidak
bereaksi secara emosional dan peduli
terhadap lingkungan sekitar.
Akhir-akhir ini banyak pihak merasa kesal dengan
sembarangnya orang membagikan artikel tanpa
pertimbangan baik-buruk dan tidak pula membaca
isinya dengan seksama. Alih-alih membagikan
informasi yang benar atau baik kepada masyarakat,
justru yang terjadi adalah sebaliknya. Perang
argumen terjadi sehingga tidak jarang menimbulkan
04
konflik di antara masyarakat.
Minat baca yang rendah menjadi salah satu penyebab GLB dilakukan di sekolah-sekolah untuk para siswa
terjadinya peristiwa di atas. Mereka yang tidak dan warga sekolah lainnya, mulai di tingkat SD
membudayakan membaca dan mudah bereaksi tanpa hingga sekolah tingkat menengah. Sementara GLM
mempertimbangkan sesuatunya adalah cerminan diperuntukkan bagi masyarakat non-usia sekolah.
masyarakat yang belum memiliki literasi informasi
dengan baik. Untuk menjadi insan dengan literasi GLS menekankan pada kegiatan literasi yang
informasi yang baik, perlu pembiasaan membaca. mencakup keterampilan berpikir menggunakan
Jika membiasakan diri untuk membaca sudah sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
tertanam, tahap selanjutnya adalah terbentuk visual, digital, dan auditori. Sementara GLM masih
karakter gemar membaca, dan akhirnya memiliki memprioritaskan pada kegiatan baca, tulis, dan
budaya membaca yang baik. berhitung, mengingat sasaran GLM pada masyarakat
luar sekolah yang masih tuna aksara. Untuk
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendukung budaya literasi ini, Badan
(Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengembangan dan Perlindungan Bahasa,
Penumbuhan Budi Pekerti memperkuat upaya Kemendikbud, melalui GLB-nya menyediakan bahan
pembentukan budaya literasi tersebut. Salah satu hal baca cerita rakyat. Pada 2016 ini, buku yang ditulis
yang diatur dalam Permendikbud itu adalah kegiatan berjumlah 263 buku, terdiri atas 93 oenulisan ulang
15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum cerita rakyat dan 170 buku penulisan cerita rakyat
waktu belajar dimulai. Pembiasaan membaca buku baru.
ini dianggap dapat menumbuhkan minat baca serta
meningkatkan keterampilan membaca agar Majalah Jendela edisi kali ini mengupas GLS dan GLM
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. secara lengkap. GLS yang disajikan mulai tingkat SD,
SMP, SMA, dan SMK. GLS pada Sekolah Luar Biasa
Selain dalam bentuk Permendikbud, upaya (SLB) juga tidak luput dibahas. Pada bagian GLM,
pemerintah menumbuhkan masyarakat gemar Jendela membahas tentang program keaksaraan
membaca diimplementasikan dalam bentuk Gerakan usaha mandiri yang selain membantu masyarakat
Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Masyarakat mengenal baca, tulis, hitung (calistung), juga
(GLM) dan Gerakan Literasi Bangsa (GLB). GLS dan memberikan kecakapan hidup berupa keterampilan
yang mendayakan masyarakat. (*)
05
Menyenangkan dan
ramah anak, Semua warganya Menumbuhkan
sehingga menunjukkan semangat ingin
menumbuhkan emosi, peduli, dan tahu dan cinta
semangat warganya menghargai pengetahuan
dalam belajar sesama
Memampukan Mengakomodasi
warganya untuk partisipasi seluruh
cakap berkomunikasi warga dan
dan dapat lingkungan eksternal
berkontribusi kepada sekolah.
lingkungan sosialnya
Literasi Dasar
Enam Komponen Literasi Dasar
Dalam sebuah laporan Forum Ekonomi Dunia 2015 dengan tema “Visi Baru untuk
Pendidikan: Membina Pembelajaran Sosial dan Emosional melalui Teknologi”,
disebutkan bahwa salah satu keterampilan utuh abad 21 yang dibutuhkan adalah
memiliki kemampuan literasi dasar yang baik, yaitu bagaimana menerapkan
keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari. Ada enam komponen dalam literasi dasar
ini, yaitu kemampuan baca-tulis-berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.
06
Usia
16-18 tahun Usia
13-15 tahun
09
PRINSIP-PRINSIP
LITERASI SEKOLAH
a Sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik
d Kegiatan literasi dilakukan
secara berkelanjutan
berdasarkan karakteristiknya
b
Dilaksanakan secara berimbang;
menggunakan berbagai ragam teks
eMelibatkan kecakapan
berkomunikasi lisan
dan memperhatikan kebutuhan
peserta didik
Supaya kegiatan membaca tetap Peserta didik SMP juga sudah bisa
memiliki nilai edukasi, sebaiknya membuat jurnal tanggapan
konten buku mengandung pesan terhadap buku. Jurnal tanggapan
nilai-nilai budi pekerti, berisi catatan pikiran dan
menyebarkan semangat perasaan peserta didik tentang
optimisme, dan mengembangkan buku yang dibaca dan proses
kemampuan berpikir kritis, pembacaannya. Kegiatan ini
kreatif, dan inovatif sesuai dengan memungkinkan peserta didik
tumbuh kembang peserta didik untuk mengeksplorasi idenya
dalam tahap remaja awal (12-15 lebih dalam daripada memberikan
tahun). Jenis buku yang sesuai tanggapan atau menceritakan
12
untuk tingkat perkembangan kembali isi buku secara lisan.
kognitif dan psikologis peserta
didik tingkat SMP meliputi karya Dalam menuliskan tanggapan,
fiksi dan nonfiksi. peserta didik dapat melakukan
refleksi, mencari keterkaitan
Genre yang direkomendasikan antara teks dengan dirinya, atau
untuk pemilihan buku bacaan menuliskan reaksinya terhadap
untuk fiksi (cerpen, novel, komik) teks. Di jurnal tanggapan mereka
antara lain: 1) petualangan; 2) juga dapat menuliskan dan
fantasi; 3) misteri/detektif; 4) mengingat kata-kata baru yang
cerita klasik; dan 5) humor. Untuk dia temukan dalam buku, serta
genre nonfiksi, buku yang dipilih mencatat ide-ide tentang buku
dapat berupa: 1) cerita kehidupan atau pengarang yang ingin dibaca
sehari-hari; 2) kisah sejarah; 3) lebih lanjut. Jurnal tanggapan
ilmiah popular; 4) majalah/surat peserta didik SMP dapat berupa
kabar; 5) ilmu pengetahuan; 6) buku catatan atau lembaran kerja.
olahraga; 7) seni; 8)
biografi/otobiografi; dan 9) Tugas menulis tanggapan perlu
motivasi. diarahkan agar menjadi kegiatan
bermakna dan membantu peserta
didik memahami isi buku. Melalui
kesempatan menuliskan
tanggapan, peserta didik dapat
memperoleh kepuasan atas
keterlibatannya secara aktif dalam
kegiatan membaca. Diharapkan
dengan melakukan tugas menulis
tanggapan, peserta didik semakin
termotivasi untuk membaca lebih
banyak buku.
15
produktif ini tidak dinilai secara Salah satu contoh siswa literat
akademik. Sekolah perlu adalah siswa yang memiliki
memasukkan waktu literasi dalam kemampuan literasi teknologi.
jadwal pelajaran sebagai kegiatan Kemampuan ini perlu dimiliki
membaca mandiri atau sebagai untuk memahami kelengkapan
bagian dari kokurikuler yang yang mengikuti teknologi seperti
disesuaikan. piranti keras (hardware), piranti
lunak (software), serta etika dan
Tahap pembelajaran merupakan etiket dalam memanfaatkan
tahap akhir kegiatan literasi di teknologi. Menumbuhkan
sekolah yang dapat diteruskan kemampuan literasi ini, siswa
sebagai bagian dari pembelajaran didorong untuk membaca buku
19
Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu di misalnya cerita pendek, puisi, dan sebagainya.
sekolah, pemenuhan buku bacaan di SLB itu Pembaharuan isi atau konten mading sebaiknya
merupakan pemanfaatan dana BOS dalam hal dilakukan satu minggu sekali agar kreatifitas dan
pengembangan perpustakaan. produktivitas siswa di bidang literasi semakin
Selain dana BOS, dapat juga menggunakan meningkat. Sekolah pun sebaiknya
beasiswa anak berkebutuhan khusus. Melalui mengumumkan hasil karya terbaik dalam mading
dana program beasiswa Kemendikbud sejak 2011 itu sebagai bentuk apresiasi lainnya bagi peserta
ini, peserta didik maupun orang tua berkebutuhan didik untuk menumbuhkan jiwa berkompetisi.
khusus sebagai penerima beasiswa dapat Seluruh komponen ekosistem SLB mulai dari
memenuhi kebutuhan buku bacaan tersebut. siswa, guru, kepala sekolah, orang tua,
Namun, baik penggunaan dana BOS maupun dana masyarakat, dan pemerintah serta dunia usaha
beasiswa anak berkebutuhan khusus harus sesuai dan dunia industri merupakan komponen penting
dengan ketentuan yang berlaku. dalam GLS. Melalui gerakan ini akan tumbuh
Dunia usaha dan dunia industri seperti penerbit siswa-siswi SLB yang literat dan memiliki
dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan dan kompetensi abad ke-21 serta terciptanya suasanya
mengembangkan fasilitas perpustakaan sekolah sekolah yang menyenangkan. (*)
20
Direktur Pembinaan Pendidikan 3,7 persen itu berada pada Berhadapan dengan masyarakat
Keaksaraan dan Kesetaraan, rentang 15-59 tahun. “Namun, 90 yang sudah tidak muda serta
Direktorat Jenderal Pendidikan persen lebih dari persentasi itu minim motivasi untuk belajar,
Anak Usia Dini dan Pendidikan ada pada usia 45 tahun ke atas. perlu cara khusus agar mereka
Masyarakat, Kementerian 2/3-nya adalah kaum tetap mau mempelajari aksara
Pendidikan dan Kebudayaan perempuan,” tuturnya. dasar. Erman menyebut, orang
(Kemendikbud), Erman dewasa hanya mau belajar jika
Syamsuddin mengatakan, usia apa yang dipelajari dekat dan
penduduk yang termasuk dalam
27
Resensi Buku
Melebarkan Semangat Literasi dengan Menulis
Literasi merupakan keberaksaraan di mana Bentangan tema dalam buku ini begitu luas
keaksaraan teknis menjadi salah satu pokok karena literasi terjalin erat dengan kehidupan,
bahasan selain fungsional dan budaya. Saat ini mulai dari dunia penerbitan, komunitas literasi,
literasi banyak digalakkan di sekolah hingga perpustakaan, kampanye baca tulis, hingga isu
sosial, karena ia tak hidup dalam ruang hampa
masyarakat baik oleh pemerintah maupun
udara. Pembicaraan yang ditampilkan dalam 99
komunitas. Hal ini penting karena literasi tidak
esai mempunyai makna khusus yang bisa
hanya mencakup kemampuan membaca dan mendorong pembaca agar melengkapinya
menulis tetapi juga kemampuan memecahkan menjadi 100 melalui aksi nyata dalam bentuk
masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan tulisan. Pembahasan mulai dari minat baca,
dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. gerakan membaca hingga budaya menulis yang
bisa mendorong pembaca untuk bisa
Buku ini membahas mengenai literasi dalam dua menyebarluaskan informasi yang mereka miliki.
sisi yaitu konsepsi dan praksis. Sisi pertama
memahamkan dan memberi pijakan tentang Gempa yang dimaksud dalam buku ini bukan
pentingnya “melek literasi”, memberikan panduan gempa yang bersifat menghancurkan, tapi justru
perkembangan literasi di Indonesia, serta membangun masyarakat untuk memanfaatkan
menjelaskan akan pentingnya masyarakat informasi hingga bisa menyebarluaskannya. Hal
pembelajar. Sisi kedua berupa contoh bagaimana ini dikarenakan buku ini juga dilengkapi dengan
buku dimanfaatkan dan dirayakan komunitas 50 profil komunitas literasi di Indonesia yang akan
literasi. menjadi inspirasi pembaca. (*)
Seperangkat keterampilan dalam: Empowering 8
1. Memahami informasi apa saja yang dibutuhkan; Salah satu model literasi informasi. Model
2. Membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan ini dikembangkan oleh dan merupakan hak
informasi yang dibutuhkan; cipta NILIS (National Instite of Library and
3. Mengidentifikasikan sumber-sumber informasi Information Sciences) dari Universitas
yang tepat; Colombo Sri Lanka pada 2004. Ini
4. Mengevaluasi informasi; merupakan model reflektif dari kondisi
5. Menyusun informasi agar dapat digunakan; lokal (Asia). Model ini dikembangkan oleh
6. Mengunakan informasi yang telah diperoleh orang Asia untuk Asia.
untuk menyelesaikan masalah.
01
Identify 02
(Identif ikasi)
Apply Explore
(Penerapan) (Eksplorasi)
08
03
28 Assess
(Penilaian) Select
(Seleksi)
07
Present Organise 04
(Presentasi) (Organisasi)
Create
(Menciptakan)
06
05
Tahapan Empowering 8
Empowering 8 digambarkan seperti roda yang terus berputar. Setelah tahap 8
(apply) dicapai, maka akan kembali lagi ke tahap 1 (identify). Ini dapat
dianalogikan seperti seseorang yang sudah mendapatkan “sesuatu” yang baru
akan menggunakannya kembali untuk menghasilkan hal yang baru lagi.
Demikian seterusnya.
Untuk mencapainya,
Kemendikbud merumuskan
delapan area perubahan yang
harus dicapai, yaitu Manajemen
Perubahan, Penguatan
Pengawasan, Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, Penguatan
Kelembagaan, Penguatan Tata
Laksana, Penguatan Sistem
Manajemen SDM Aparatur , KREATIF
Penguatan Peraturan &
Perundang-Undangan, dan
INOVATIF
Peningkatan Kualitas Layanan
Publik. Kedelapan area perubahan
tersebut harus dijalankan untuk INTEGRITAS
mewujudkan birokrasi yang
efisien, efektif, tranparan, dan
akuntabel.
30
PEMBELAJAR
MERITOKRASI
I
ILA
YA
-N
AI
IL A
D JA TERLIBAT
N
R AKTIF
BU
KE
TANPA
PAMRIH
Ralat
Akhlak
Bentuk asal: Galat
Asal kata: Arab
Bentuk asal: akhlāq Arti: 1 pembetulan atau perbaikan
Asal kata: Arab atas salah cetak (pada surat kabar,
Arti: budi pekerti; kelakuan majalah, buku, dan sebagainya)
atau atas salah ucap dan
sebagainya;2 kesalahan;
kekeliruan (cetak, ucap, dan
sebagainya);
Bioskop
Bentuk asal: Bioscoop Gerilya
Asal kata: Belanda Bentuk asal: Guerilla
Arti: 1 pertunjukan yang Asal kata: Belanda
diperlihatkan dengan gambar Arti: n cara berperang yang
(film) yang disorot sehingga tidak terikat secara resmi pada
dapat bergerak (berbicara); ketentuan perang (biasanya
film; 2 gedung pertunjukan dilakukan dengan
film cerita sembunyi-sembunyi dan secara
tiba-tiba); perang secara
kecil-kecilan dan tidak terbuka;
Koperasi
Bentuk asal: CoÖperatie
Asal kata: Belanda Lansir
Arti: n perserikatan yang Bentuk asal: Lanceren
bertujuan memenuhi Asal kata: Belanda
keperluan para anggotanya Arti: v 1 mengatur sambil
dengan cara menjual barang menggandeng-gandengkan
keperluan sehari-hari dengan gerbong kereta api; 2 cak
harga murah (tidak bermaksud berjalan mondar-mandir
mencari untung); (bolak-balik)