Anda di halaman 1dari 12

Nama : Dian Sahnia Wandara

NIM : 191000237
Kelas : D/2019
Mata Kuliah : Promosi Kesehatan II
Dosen : Dr. Lita Sri Andayani, SKM., M.Kes.

ANALISIS PERILAKU MASALAH KESEHATAN

1. Stunting pada Balita di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang


 Penyebab Timbulnya Masalah Stunting :

Berat badan Kurangnya Kurangnya


Tidak ASI MP-ASI yang asupan protein
lahir rendah kurang baik pelayanan
Eksklusif pada ibu hamil
pada bayi kesehatan
dan balita
Kurangnya Kurangnya air Pola
Tidak memberi
pengetahuan ibu bersih dan pengasuhan Status ekonomi
imunisasi
terhadap sanitasi yang kurang rendah
lengkap
stunting lingkungan baik

Status Tinggal di Terpapar


kesehatan pestisida pada Pendidikan ibu
daerah yang
penyakit infeksi kumu ibu hamil rendah

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku


1. Tidak ASI Eksklusif (T) 1. Berat badan lahir rendah pada bayi
2. MP-ASI yang kurang baik (T) 2. Kurangnya pelayanan kesehatan
3. Kurangnya asupan protein ibu hamil 3. Kurangnya air bersih dan sanitasi
dan balita (T) lingkungan
4. Tidak memberi imunisasi lengkap 4. Status ekonomi rendah
(T) 5. Status kesehatan penyakit infeksi
5. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap 6. Tinggal di daerah yang kumuh
stunting (P) 7. Pendidikan ibu rendah
6. Pola pengasuhan yang kurang baik
(T)
7. Terpapar pestisida pada ibu hamil (T)
II. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan
dan perilaku yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan
1. Tidak ASI Eksklusif
2. MP-ASI yang kurang baik
3. Kurangnya asupan protein ibu hamil dan balita
4. Tidak memberi imunisasi lengkap
5. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting
6. Pola pengasuhan yang kurang baik
7. Terpapar pestisida pada ibu hamil

III. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah


kesehatan
1. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting
2. Tidak ASI Eksklusif
3. Kurangnya asupan protein ibu hamil dan balita
4. MP-ASI yang kurang baik
5. Tidak memberi imunisasi lengkap
6. Pola pengasuhan yang kurang baik
7. Terpapar pestisida pada ibu hamil
No. 7 tidak bisa menjadi faktor perilaku pada masalah ini.
No. 7 Apakah memang banyak ibu hamil yang terpapar pestisida?
Bila di suatu lokasi No. 7 bisa menjadikan kebutuhan, maka bisa diletakkan di
nomor paling atas.

IV. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk diubah


1. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting
2. Tidak ASI Eksklusif, kurangnya asupan protein pada ibu hamil dan balita, MP-ASI
yang kurang baik
3. Tidak memberi imunisasi lengkap dan pola pengasuhan yang kurang baik
V. Menetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan
1. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap stunting
2. Tidak ASI Eksklusif, kurangnya asupan protein pada ibu hamil dan balita, MP-ASI
yang kurang baik
3. Tidak memberi imunisasi lengkap dan pola pengasuhan yang kurang baik

VI. Menetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai


1. Meningkatnya pengetahuan ibu terhadap stunting
2. Memberi ASI Eksklusif, cukup asupan protein pada ibu hamil dan balita, MP-ASI
yang baik
3. Memberi imunisasi lengkap dan pola pengasuhan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarto. Mayasari, Dina. Indriyani, Reni. 2018. Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya.
J Agromedicine. Volume 5 Nomor 1.
Link: http://repository.lppm.unila.ac.id/9767/1/Stunting%20Sutarto%202018.pdf

Wellina, Wiwien F. Kartasurya, Martha I. Rahfiludin, M. Zen. 2016. Faktor risiko stunting
pada anak umur 12-24 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942). Vol. 5, No. 1.
Link: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/16323/11961

Mitra LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru. 2015. Permasalahan Anak Pendek (Stunting)
dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). Jurnal
Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6.
Link: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/download/85/69/147

Mugianti, Sri. Mulyadi, Arif. Anam, Agus Khoirul. Najah, Zian Lukluin. 2018. Journal of
Ners and Midwifery. Volume 5, Nomor 3.
Link: https://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/374/pdf

Arfines, Prisca Petty. Puspitasari, Fithia Dyah. 2017. Hubungan Stunting dengan Prestasi
Belajar Anak Sekolah Dasar di Daerah Kumuh, Kotamadya Jakarta Pusat. Buletin Penelitian
Kesehatan, Vol. 45, No. 1.
Link: http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/BPK/article/view/5798/4835

Aryastami, Ni Ketut. Tarigan, Ingan. 2017. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah
Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4. Badan Litbang
Kementerian Kesehatan RI.
Link: http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/BPK/article/download/7465/5434

Aryastami, Ni Ketut. Tarigan, Ingan. 2017. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah
Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 4. Badan Litbang
Kementerian Kesehatan RI.
Link: http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/BPK/article/view/7465/5434
2. Diare pada Balita di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang
 Penyebab Timbulnya Masalah Diare :

Kurangnya Tidak tersedia Tidak tersedia


jamban yang sumber air Membuang tinja
pengetahuan ibu Status gizi sembarangan
dalam hal diare memenuhi standar bersih
kesehatan

Hygiene dan
sanitasi Ibu tidak Tidak diberi ASI Tingkat sosial
Tidak mencuci
lingkungan mencuci bersih Eksklusif selama ekonomi yang
bersih makanan
buruk botol susu anak 6 bulan rendah

Ibu tidak Tidak menerapkan CTPS ketika Pendidikan ibu


Status pekerjaan merebus air
ibu akan makan dan setelah BAB yang rendah
terlebih dahulu

Faktor Perilaku Faktor non Perilaku


1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal 1. Status gizi
diare (P) 2. Tidak tersedianya jamban yang
2. Membuangan tinja sembarangan (T) memenuhi syarat kesehatan
3. Tidak mencuci bersih makanan (T) 3. Tidak tersedia sumber air bersih
4. Ibu tidak mencuci bersih botol susu 4. Hygiene dan sanitasi lingkungan
anak (T) buruk
5. Tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 5. Tingkat sosial ekonomi yang
bulan (T) rendah
6. Ibu tidak merebus air terlebih dahulu (T) 6. Status pekerjaan ibu
7. Tidak menerapkan CTPS ketika akan 7. Pendidikan ibu yang rendah
makan dan setelah BAB (T)
II. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan
dan perilaku yang berhubungan dengan perawatan atau pengobatan
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal diare
2. Membuang tinja sembarangan
3. Tidak mencuci bersih makanan
4. Ibu tidak mencuci bersih botol susu anak
5. Tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
6. Ibu tidak merebus air terlebih dahulu
7. Tidak menerapkan CTPS ketika akan makan dan setelah BAB

III. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah


kesehatan
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal diare
2. Tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
3. Tidak menerapkan CTPS ketika akan makan dan setelah BAB
4. Ibu tidak merebus air terlebih dahulu
5. Ibu tidak mencuci bersih botol susu anak
6. Tidak mencuci bersih makanan
7. Membuang tinja sembarangan
No. 7 tidak bisa menjadi faktor perilaku pada penentu masalah kali ini, karena harus
diperhatikan dengan data non perilaku No. 7 tentang ketersediaan jamban.

IV. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk diubah


1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal diare
2. Tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
3. Tidak menerapkan CTPS ketika akan makan dan setelah BAB
4. Ibu tidak merebus air terlebih dahulu, ibu tidak mencuci bersih botol susu anak,
tidak mencuci bersih makanan
V. Menetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal diare
2. Tidak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
3. Tidak menerapkan CTPS ketika akan makan dan setelah BAB
4. Ibu tidak merebus air terlebih dahulu, ibu tidak mencuci bersih botol susu anak,
dan tidak mencuci bersih makanan.

VI. Menetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai


1. Pengetahuan ibu baik dalam hal diare
2. Anak diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
3. Ibu menerapkan CTPS ketika akan makan dan setelah BAB
4. Ibu merebus air terlebih dahulu, ibu mencuci bersih botol susu anak, dan mencuci
bersih makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsurya Y, Rini E, Abdiana. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan
Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji
Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol 6 (2) : 1-5 Halaman.
Link: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/720/576

Rane S, Jurnalis y, ismail D. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare
Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan andalas, Vol 6 (2) : 1-5
Halaman.
Link: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/710/566

Prawati D, Haqi D. 2019. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota
Surabaya. Jurnal Promkes : The Indonesian Journal Of Health Promotion and Health
Education, Vol 7 (1) : 1-12 Halaman.
Link: https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/8032/8154

Rahman H, Widoyo S, Siswanto H, Biantoro. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Diare di Desa Solor Kecamatan Cermee Bondowoso. NurseLine Journal, Vol 1 (1)
: 1-12 Halaman.
Link: https://media.neliti.com/media/publications/197123-ID-factors-related-to-diarrhea-in-
solor-vil.pdf

Maidartati, Anggraeni R. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare


Pada Balita. Jurnal Keperawatan BSI, Vol 7 (2) : 1-11 Halaman.
Link: https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/2638/1788

Saputri N, Astuti Y. 2019. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Diare


Pada Balita Di Puskesmas Bernung. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebinanan, Vol
10 (1) : 1-10 Halaman.

Link: https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/619/378
3. DBD pada Anak SD di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang
 Penyebab Timbulnya Masalah DBD :

Pengetahuan Tingkat sosial


Kepadatan ibu yang Tidak memakai Menggantung
obat anti ekonomi yang
Rumah kurang dalam pakaian
nyamuk rendah
hal DBD

Tidak
Membersihkan
Tidak barang Ibu tidak
Tingginya berserakan Suhu rumah
tersedianya menerapkan lembab
Curah Hujan yang 3M+
TPA
berpotensi
menyimpan air

Ibu tidak Ibu tidak


Tidak Tidak tersedianya Pendidikan ibu
menanam mengetahui
tumbuhan anti menguras bak kawat kassa pada yang rendah
mandi ventilasi rumah PSN
nyamuk

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku


1. Pengetahuan ibu yang kurang 1. Kepadatan Rumah
dalam hal DBD (P) 2. Tingkat sosial ekonomi yang
2. Menggantung pakaian (T) rendah
3. Tidak memakai obat anti nyamuk 3. Tidak tersedianya tutup
(T) penampungan air (TPA)
4. Tidak membersihkan berserakan 4. Tingginya curah hujan
barang-barang yang berpotensi 5. Suhu rumah lembab
menyimpan air (T) 6. Tidak tersedianya kawat kassa

5. Ibu tidak menerapkan 3M Plus pada ventilasi rumah

(T) 7. Pendidikan ibu yang rendah

6. Ibu tidak menanam tanaman anti


nyamuk (T)
7. Tidak menguras bak mandi (T)
8. Ibu tidak mengetahui PSN (P)
II. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan
dan perilaku yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal DBD
2. Menggantung pakaian
3. Tidak memakai obat anti nyamuk
4. Tidak membersihkan barang-barang berserakan yang berpotensi menyimpan air
5. Ibu tidak menerapkan 3M+
6. Ibu tidak menanam tanaman anti nyamuk
7. Tidak menguras bak mandi
8. Ibu tidak mengetahui PSN

III. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan besarnya pengaruh terhadap masalah


kesehatan
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal DBD
2. Tidak melakukan PSN
3. Ibu tidak menerapkan 3M+
4. Tidak membersihkan barang-barang berserakan yang berpotensi menyimpan air
5. Tidak menguras bak mandi
6. Menggantung pakaian
7. Tidak menanam tanaman anti nyamuk
8. Tidak memakai obat anti nyamuk
No. 7-8 tidak menjadi faktor perilaku pada penentu masalah kali ini.
No. 7 Apakah benar tidak menanam tanaman anti nyamuk rentan terkena DBD?
Bila di suatu lokasi No. 7 bisa menjadikan kebutuhan, maka bisa diletakkan di
nomor paling atas.
No. 8 Seberapa sering harus menggunakan lotion? nyamuk tidak menggigit saat
malam hari melainkan siang hari.
IV. Mengurutkan faktor perilaku berdasarkan kemungkinan untuk diubah
1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal DBD
2. Ibu tidak melakukan PSN, tidak menerapkan 3M+, tidak membersihkan barang-
barang berserakan yang berpotensi menyimpan air, tidak menguras bak mandi dan
menggantung pakaian.

V. Menetapkan perilaku yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan


1. Pengetahuan ibu yang kurang dalam hal DBD
2. Ibu tidak melakukan PSN, tidak menerapkan 3M+, tidak membersihkan barang-
barang berserakan yang berpotensi menyimpan air, tidak menguras bak mandi dan
menggantung pakaian.

VI. Menetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai


1. Para Ibu menjadi mengetahui tentang DBD, dan dapat melakukan PSN serta
menerapkan 3M+ seperti membersihkan barang-barang berserakan yang berpotensi
menyimpan air, menguras bak mandi dan tidak menggantung pakaian.
2. Anak-anak juga dapat menerapkan 3M+ seperti membersihkan barang-barang
berserakan yang berpotensi menyimpan air, menguras bak mandi dan tidak
menggantung pakaian.
DAFTAR PUSTAKA
Sandra T, Sofro M, Suhartono, Martini, Hadisaputro S. 2019. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Kejadian Demam Berdarah dengue pada Anak Usia 6-12 Tahun Di
Kecamatan Tembalang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, Vol 4 (1) : 1-10
Halaman.
Link: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jekk/article/view/4423/2453

Susmaneli H. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBD di RSUD


Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol 1 (3) : 1-6 Halaman.
Link: https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/19/15

Novrita B, Mutahar R, Purnamasari I. 2017. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam


Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Celikah Kabupaten Organ Komering Ilir.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakt, Vol 8 (1) : 1-9 Halaman.
Link: http://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/view/227/176

Ernawati, Bratajaya C, Martina S. 2018. Gambaran Praktek Pencegahan Demam Berdarah


Dengue (DBD) Di Wilayah Endemik DBD. Journal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint
Carolus, Vol 9 (1) : 1- 8 Halaman.
Link: https://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/5196/5171

Yuningsih R. 2018. Kebijakan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Demam


Berdarah Dengue Di Kabupaten Tangerang. Jurnal masalah-masalah social, Vol 9 (2) : 1-14
Halaman.
Link: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1104/pdf

Susianti N. 2018. Strategi Pemerintah Dalam Program Pemberantasan Demam Berdarah


Dengue (DBD) Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi : 1-10 halaman.

Link: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1799/964

Anda mungkin juga menyukai