Anda di halaman 1dari 20

BARIUM ENEMA

Apa itu barium enema?

Barium enema adalah jenis pemeriksaan radiologi atau rontgen untuk


mendeteksi perubahan atau kelainan pada usus besar. Pada prosedur ini, cairan
kontras yang mengandung zat logam (barium) akan dimasukkan melalui enema ke
dalam rektum dan melalui lubang dubur. Cairan tersebut kemudian akan melapisi
permukaan usus besar sehingga saat pengambilan rontgen dilakukan, gambar
usus besar akan terlihat lebih jelas.

Prosedur barium enema juga dapat disebut sebagai rontgen usus besar atau
kolon. Normalnya, rontgen biasa tidak dapat memberikan gambaran jelas dari
jaringan lunak. Namun dengan barium enema, zat barium akan melapisi
permukaan usus besar dan memberikan gambar hasil rontgen keadaan usus besar
yang lebih jelas.

Kenapa barium enema dilakukan?

Barium enema dilakukan untuk mencari penyebab kelainan atau masalah pada
usus besar yang meliputi:

 Nyeri perut

 Perdarahan rektal, yakni perdarahan yang keluar lewat anus

 Perubahan pola buang air besar

 Penurunan berat badan dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan

 Diare kronis

 Konstipasi kronis

Prosedur barium enema juga dapat membantu dokter dalam menegakkan


diagnosis dari kondisi-kondisi di bawah ini:
 Polip usus besar

 Radang usus besar kronis (inflammatory bowel disease), seperti penyakit


Crohn dan kolitis ulseratif)

 Irritable bowel syndrome

 Kanker usus besar

Seberapa sering Anda harus menjalani barium enema?

Tidak terdapat panduan spesifik mengenai seberapa sering seorang pasien


harus menjalani barium enema. Dokter akan menentukan frekuensinya
berdasarkan kondisi medis pasien.

Apa yang Harus diketahui sebelum melakukan Barium Enema ?


Rontgen barium enema memiliki sejumlah resiko. Efek samping sangat jarang
terjadi karena resikonya sangat kecil tapi tidak menutup kemungkinan terjadi
kondisi berikut.
 Peradangan jaringan yang mengelilingi usus besar.
 Gangguan pada saluran pencernaan.
 Terbentuk robekan pada dinding usus besar.
 Reaksi alergi terhadap barium enema.
 Bahaya radiasi rontgen terhadap janin.

Adakah alternatif lain untuk Barium Enema ?


Kolonoskopi adalah prosedur untuk memeriksa usus besar dengan teleskop
lentur. Alternatif untuk prosedur ini, yaitu kolonoskopi virtual (CT colonograpy).
Menggunakan bantuan rontgen untuk mencetak gambar 2D dan 3D dari usus
besar dan anus anda.

Apa saja persiapan untuk menjalani barium enema?

Sebelum menjalani pemeriksaan barium enema, Anda akan diminta


mengosongkan usus besar Anda terlebih dahulu. Pasalnya, gambaran rontgen
bisa terganggu bila masih ada zat-zat sisa di usus besar.

Guna melakukan pengosongan usus besar, Anda akan diminta untuk:


 Menerapkan pola makan khusus sehari sebelum pemeriksaan. Anda hanya
akan diperbolehkan mengonsumsi cairan bening, seperti air putih dan sup
kaldu.

 Berpuasa setidaknya delapan jam sebelum pemeriksaan.

 Mengonsumsi obat pencahar pada malam sebelum hari pemeriksaan.

 Menanyakan pada dokter mengenai obat rutin yang boleh dan tidak boleh
terus dikonsumsi sebelum pemeriksaan.

Bagaimana prosedur barium enema dilakukan?

Secara garis besar, langkah-langkah barium enema meliputi:

 Pasien diminta mengganti pakaiannya dengan gaun khusus dari rumah


sakit.

 Pasien diminta untuk melepaskan kacamata, perhiasan, atau gigi palsu


karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.

 Pasien diminta berbaring miring di atas meja pemeriksaan.

 Petugas medis melakukan rontgen terlebih dahulu untuk memastikan usus


besar pasien sudah bersih.

 Setelah usus besar dipastikan bersih, barium enema akan dimasukkan


melalui dubur.

 Bila pemeriksaan yang dilakukan adalah double contrast, udara akan


dipompa bersamaan dengan cairan barium.

 Saat barium dimasukkan ke dalam usus besar, pasien mungkin akan


merasakan dorongan untuk mengejan dan mengalami kram perut. Namun
pasien diharap menahan keinginan ini dan mencoba untuk relaks dengan
menarik napas dalam.
 Pasien akan diminta berubah posisi beberapa kali sembari petugas medis
mengambil gambar rontgen. Langkah ini akan memastikan agar
keseluruhan usus besar sudah dilapisi oleh barium dan memudahkan
petugas radiologi untuk menilai keadaan usus besar Anda dari berbagai
posisi.

Setelah prosedur selesai, dokter alhi radiologi akan menganalisis hasil rontgen
dan menyampaikannya pada dokter yang merawat pasien. Dokter kemudian
mendiskusikannya dengan pasien.

Seperti apa hasil barium enema?

Hasil pemeriksaan barium enema bisa dikelompokkan menjadi dua jenis di


bawah ini:

 Negatif atau normal

Hasil barium enema dikatakan negatif bila dokter ahli radiologi tidak
menemukan kelainan pada usus besar pasien.

 Positif atau abnormal

Hasil barium enema dikatakan positif jika ahli radiologi menemukan kelainan
pada usus besar pasien.

Apa yang harus dilakukan bila hasil barium enema tidak normal?

Apabila hasil barium enema Anda positif atau tidak normal, dokter mungkin
akan menganjurkan pemeriksaan penunjang lain untuk memastikan diagnosis.
Misalnya, kolonoskopi dan biopsi.

Pada Apa saja risiko barium enema?

umumnya, barium enema termasuk pemeriksaan yang relatif aman. Namun


seperti prosedur medis lainnya, prosedur ini juga memiliki beberapa efek samping
yang meliputi:
 Sering terjadi: reaksi alergi terhadap cairan barium

 Jarang terjadi: peradangan pada jaringan di sekitar usus besar,


penyumbatan saluran cerna, serta robekan pada usus besar.

USG

Ultrasonografi atau yang biasa dikenal sebagai USG, merupakan teknik


menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh. Alat
medis ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk
mengambil gambar tubuh bagian dalam. Misalnya, organ tubuh atau
jaringan lunak. usg merupakan salah satu metode yang lumrah dilakukan
ibu hamil untuk mengecek kondisi calon bayi. hasil usg juga bisa dijadikan
acuan untuk melihat tumbuh kembang bayi di dalam kandungan.usg ini
digunakan agar tim medis mendapatkan ketepatan dalam mendiagnosis
penyakit. Dengan kata lain,usg merupakan pemeriksaan penunjang untuk
membantu dokter mengidentifikasi penyebab penyakit pada seseorang.

Kegunaan USG

USG atau ultrasonografi mempunyai banyak kegunaan dalam pengobatan.


Mulai dari mengkonfirmasi kehamilan, hingga perkiraan tanggal kelahiran.
Selain itu, kegunaan mesin usg adalah untuk mendiagnosis kondisi
tertentu, serta membantu dokter untuk menentukan prosedur medis yang
tepat. Pada prinsipnya, USG digunakan tenaga medis untuk memastikan
kehamilan, menentukan usia kehamilan, memastikan Bunda hamil anak
tunggal atau kembar,
mengevaluasi tumbuh kembang janin, memantau kondisi plasenta dan air
ketuban, memonitor pergerakan, denyut jantung, serta pernapasan bayi.

Selain itu, USG juga digunakan untuk mendeteksi cacat lahir dan


memperkirakan posisi janin sebelum persalinan. Nah,usg enggak
disarankan jika Bunda dan Ayah hanya ingin tahu jenis kelamin bayi dan
sekedar memiliki kenang-kenangan berupa foto atau video.

Kenapa Melakukan USG

Teknologi yang membuat hasil pencitraan USG bukan saja lebih akurat,
tapi juga digunakan lebih spesifik. Berikut beberapa tujuan atau alasan
pemakaian USG:
 Memonitor denyut jantung pada janin, biasanya menggunakan
teknologi Doppler.
 Memperoleh visualisasi jaringan perut dan organ didalamnya.
 Mengetahui adanya masalah di dalam prostat menggunakan USG
transrektal.
 Mendapatkan gambar yang jelas dari organ jantung.
 Memantau struktur jaringan di sekitar ginjal.
 Memperoleh gambar jaringan payudara.
 Melihat visualisasi struktur mata dengan USG mata.
 Memonitor perkembangan janin pada ibu hamil.
 Mengambil sempel jaringan tubuh melalui teknik biopsi.
 Memperoleh pencitraan dari rahim dan ovarium.
Kapan Harus Melakukan USG

Pemeriksaan USG biasanya dilakukan atas rekomendasi dokter. Namun


yang perlu dipahami, pemeriksaan ini tak hanya digunakan untuk
memeriksa segala macam hal yang terkait kehamilan, tapi juga kondisi
kesehatan lainnya. USG juga dapat digunakan sebagai alat diagnosis
penyakit hingga alat bantu saat proses pembedahan tindakan tertentu.
Misalnya, pengambilan sampel jaringan (biopsi) atau hal-hal yang telah
disebutkan di atas.

Teknologi USG terbilang aman, karena tak memancarkan radasi. Di


samping itu, pemeriksaan ini merupakan prosedur yang aman dan tak
memiliki efek samping atau komplikasi serius jangka panjang. Namun, ada
kalanya pemeriksaan ini dapat menyebabkan sensasi panas sementara
pada lokasi pemeriksaan saat dilakukan.

Bagaimana Melakukan USG

USG umumnya menggunakan alat bernama transducer yang ditempelkan


di kulit. Alat ini nantinya akan memancarkan gelombang suara dengan
frekuensi tinggi. Namun, ada pula teknik USG yang perlu
memasukkan transducer ke dalam tubuh. Teknik ini
membutuhkan transducer khusus.

Bila dirimu akan menjalani pemeriksaan ini, biasanya dokter atau tim medis
akan meminta untuk berbaring. Kemudian, dokter akan mengoleskan gel
khusus untuk mencegah terjadinya gesekan antar kulit dan transducer. Di
samping itu, gel ini juga berfungsi untuk memudahkan pengiriman
gelombang suara ke dalam tubuh.

Dalam pemeriksaan ini, transducer akan digerak-gerakkan di bagian tubuh


yang akan diperiksa. Gerakan ini bertujuan agar gelombang suara yang
dikirim mampu memantul kembali dan memunculkan gambar dengan baik.
Nantinya, tiap gema yang memantul ini akan membentuk gambar berupa
bentuk, ukuran, dan konsistensi dari jaringan lunak atau organ dalam
tubuh. Nah, pantulan inilah yang akan membentuk gambar di layar
komputer.

Dalam kebanyakan prosedur USG, biasanya akan memakan waktu 15 —45


menit. Namun, hal ini kembali lagi pada jenis USG dan bagian tubuh yang
perlu diperiksa. Selain itu, prosedur pemeriksaan juga akan dilakukan
sesuai dengan jenis USG yang digunakan.

Cara Kerja USG

Ultrasonografi menggunakan alat khusus yang disebut transducer. Alat ini


berfungsi sebagai transmiter gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang
diarahkan ke organ-organ maupun cairan dalam tubuh di area tertentu.

Gelombang suara tersebut akan terpantul kembali dalam bentuk sinyal


listrik. Kemudian sinyal tersebut akan diterjemahkan oleh mesin menjadi
gambar yang dapat disaksikan melalui layar monitor secara real-time.

Jenis-jenis USG

Terdapat 3 jenis USG berdasarkan metodenya, yaitu;

 USG eksternal, merupakan jenis USG yang menggunakan alat


bantu dengan sensor pada ujungnya. Alat bantu atau yang juga
disebut transducer ini mampu menangkap gelombang suara dari
permukaan kulit. Umumnya, USG eksternal digunakan untuk
memeriksa ginjal, hati, payudara, persendian, serta kondisi janin saat
kehamilan.
 USG internal, dilakukan dengan memasukkan transducer dengan
ukuran selebar dua jari melalui vagina. USG jenis ini digunakan untuk
pemeriksaan organ daerah panggul, seperti rahim dan indung telur.
 USG endoskopi, adalah jenis USG yang menggunakan alat khusus
bernama endoskopi. Berbeda dengan transducer, endoskopi
berbentuk selang panjang tipis yang dilengkapi dengan kamera,
lampu, dan sensor pada ujungnya. USG endoskopi khusus
dioperasikan untuk pemeriksaan organ bagian atas, seperti
kerongkongan hingga lambung dengan cara dimasukkan melalui
mulut.
Selain metode yang berbeda, ada beberapa jenis teknik USG berdasarkan
teknologi yang digunakan, yaitu USG 2 dimensi, 3 dimensi, dan 4 dimensi.
Perbedaannya dilihat berdasarkan hasil yang ditampilkan di layar monitor.

 USG 2 dimensi menghasilkan gambar yang berwarna hitam putih


dan cenderung lebih datar. Meski gambar yang dihasilkan tidak
terlalu jelas dan menyerupai sketsa, USG 2 dimensi masih mampu
memperlihatkan kondisi organ dalam tubuh.
 USG 3 dimensi dapat menampilkan gambar yang lebih riil dibanding
2 dimensi. Dengan teknik ini, kulit, bentuk hidung, dan bentuk mulut
bayi dapat tergambar dengan baik. Jenis ini juga dapat
memperlihatkan aktivitas bayi, seperti menghisap jari dan
menjulurkan lidah.
 USG 4 dimensi memiliki kemampuan lebih baik dalam
memperlihatkan gambar dibanding 2 dimensi dan 3 dimensi. Gambar
yang dihasilkan pun paling jelas jika dibandingkan di antara dua
lainnya. Melihat kualitas yang demikian, butuh biaya yang lebih
mahal dibandingkan USG 2 dimensi dan 3 dimensi.
Bagian Tubuh yang Bisa Diperiksa oleh USG

1. Organ reproduksi baik pria maupun wanita.


2. Pembuluh darah, termasuk pembuluh darah halus.
3. Payudara, terutama untuk mendeteksi benjolan pada jaringan
payudara.
4. Sendi, kerangka, serta sistem yang mendukungnya seperti ligamen
dan otot-otot. 
5. Kelainan pada jantung seperti rusaknya katup jantung, detak jantung
yang tidak normal, serta pembengkakan pada dinding jantung.
6. Organ dalam perut seperti hati, kantong empedu, limpa, pankreas,
ginjal, dan kandung kemih.
7. Organ dalam leher, seperti kelenjar tiroid, kelenjar air liur, pembuluh
darah leher, serta kelainan lainnya baik itu benjolan, infeksi, kista
juga tumor.
8. Otak dan tulang belakang, baik pada bayi maupun orang dewasa.
Gangguan yang dapat dideteksi seperti cedera atau perdarahan,
kelainan bawaan lahir, peradangan selaput otak, atau radang otak.
Mengingat gelombang ultrasonik tidak dapat menembus tulang,
prosedur bagi orang dewasa baru dapat dijalankan setelah tulang
tengkorak telah dibuka.
9. Memantau kesehatan rahim & kandungan serta untuk memonitor
tumbuh kembang janin bagi ibu yang sedang hamil. Juga mendeteksi
gangguan yang terjadi pada rahim, indung telur, plasenta, serta
serviks.

Estimasi Biaya USG

Besaran biaya yang diperlukan untuk menjalani prosedur USG bervariasi


dan tergantung dari beberapa faktor, seperti rumah sakit yang menangani,
jenis USG berdasarkan metode, dan jenis USG berdasarkan teknologi.

Untuk perhitungan biaya melakukan USG di dalam atau luar negeri,


tanyakan pada Smarter Health.

Sebelum Melakukan USG


Persiapan yang harus dilakukan pasien menjelang pemeriksaan USG
beragam tergantung dari area yang ingin diperiksa.

Untuk pemeriksaan daerah panggul, pasien akan diminta untuk


mengonsumsi paling sedikit 6 gelas air putih sejak 2 jam sebelum tindakan.
Pasien pun diminta untuk tidak buang air kecil sebelum tindakan. Khusus
pemeriksaan daerah panggul, diperlukan kondisi kandung kemih yang
penuh.

Untuk pemeriksaan daerah empedu, hati, pankreas, dan limpa, pasien


akan diminta berpuasa selama 8 hingga 12 jam sebelum tindakan. Hal ini
guna mencegah adanya sisa makanan di lambung dan usus yang dapat
menghalangi gelombang suara.

Untuk pemeriksaan payudara, pasien akan diminta menghindari


pemakaian kosmetik pada daerah payudara seperti bedak atau lotion. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan akhir.

Pemeriksaan pada area lainnya memerlukan bentuk persiapan yang


berbeda-beda pula. Dianjurkan untuk mengikuti anjuran dokter agar hasil
akhir pemeriksaan USG menjadi akurat.

Prosedur Pemeriksaan USG

Pertama, pasien akan diminta untuk mengenakan pakaian khusus yang


telah disediakan pihak rumah sakit untuk memudahkan pemeriksaan, lalu
pasien diminta untuk berbaring telentang. Kemudian dokter akan
mengoleskan pelumas berbentuk gel untuk mengurangi gesekan
antara transducer dan permukaan kulit. Pelumas ini akan memberikan
sensasi dingin pada kulit. 

Prosedur pemeriksaan setelah itu beragam, sesuai dengan jenis USG yang
akan dioperasikan.

 Pada teknik USG eksternal, dokter akan menggerakkan transducer di


atas permukaan kulit yang sudah diberi pelumas. Khusus tes USG
kehamilan, pasien dapat melihat kondisi janin melalui gambar pada
layar monitor serta mendengar suara denyut janin secara
langsung.Untuk USG eksternal daerah testis, pasien harus membuka
kedua paha lebar-lebar. Kemudian di bagian bawah kantung buah
zakar dan di sekitar paha akan dipasang handuk dan tali khusus agar
posisi skrotum sedikit lebih tinggi.
 Pada teknik USG internal, pasien akan diminta untuk berbaring
dengan sedikit mengangkat bagian panggul. Lalu dokter akan
memasukkan transducer yang sudah diberi pelumas dan pelindung
steril pada bagian ujungnya melalui vagina. Seperti teknik USG
eksternal, pasien dapat melakukan pemantauan kondisi organ secara
langsung melalui monitor di samping tempat tidur pasien.
 Pada teknik USG endoskopi, pasien akan diberi obat bius lokal dan
obat penenang untuk mengurangi rasa nyeri maupun gelisah. Pasien
juga akan diminta untuk berbaring menghadap samping. Setelah itu,
dokter akan memasukkan alat endoskopi melalui mulut yang
kemudian didorong ke arah kerongkongan hingga ke bagian yang
akan diperiksa. Gambar juga akan dapat dipantau melalui monitor,
sama seperti jenis USG lainnya.
Setelah Melakukan USG

Usai pemeriksaan, pelumas pada tubuh akan langsung dibersihkan. Bagi


pasien yang sebelum USG diminta untuk menahan kencing, setelah
prosedur USG berakhir akan dipersilahkan untuk mengosongkan kandung
kemih (kencing). 

Selain dari itu, tidak ada aktivitas yang dibatasi pasca USG namun bagi
pasien yang diberi obat penenang, disarankan untuk tidak melakukan
kegiatan yang memerlukan konsentrasi seperti mengendarai kendaraan
selama 24 jam pertama. Adapun hasil USG akan dapat langsung diterima
oleh pasien. Jika butuh rujukan dokter untuk analisa lebih lanjut, akan
memakan waktu beberapa hari tambahan.

Keistimewaan USG

Dibandingkan dengan teknik medis lainnya, ultrasonografi atau USG


mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu;

 Biaya yang dibutuhkan cenderung lebih murah dibanding metode


lainnya.
 Tidak memerlukan pembedahan atau penyuntikan, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit.
 Dapat menangkap gambar dari jaringan lunak dan organ-organ
dalam yang tidak tertangkap sinar X. 
 Teknologi yang digunakan USG tidak memancarkan radiasi bagi
tubuh sehingga cenderung lebih aman dibanding sinar X dan CT
scan.
Efek Samping USG

Efek samping setelah pemeriksaan USG tidak bersifat mutlak.


Kemungkinan yang dapat terjadi setelah pemeriksaan USG yaitu sensasi
panas khusus pada area yang diperiksa dan reaksi alergi terhadap
pelumas yang digunakan. 

Bagi yang menjalani USG internal, ada kemungkinan pasien mengalami


rasa tidak nyaman akibat alat yang dimasukkan melalui vagina. Bagi yang
menjalani USG endoskopi, ada kemungkinan pasien mengalami sakit
tenggorokan dan perut kembung sementara. Kemungkinan pendarahan
juga ada walaupun tidak sering terjadi.

Secara keseluruhan, pemeriksaan USG tidak menimbulkan efek komplikasi


jangka panjang bagi pasien jika dilakukan sesuai prosedur yang sudah
ada.
ENDOSKOPI

Apa itu endoskopi?

Endoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk melihat organ dalam
tubuh menggunakan alat khusus seperti selang yang tersambung dengan kamera
dan lampu bernama endoskop. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk membantu
dokter menentukan penyebab dari gejala yang dialami pasien, melakukan biopsi
jaringan dari organ dalam, dan mempermudah menangani gangguan organ dalam
tanpa perlu melakukan pembukaan jaringan yang besar.

Kamera yang ada pada endoskop terhubung dengan layar monitor, sehingga
kondisi organ bagian dalam dapat diamati dengan baik.

Apa saja jenis-jenis endoskopi?

Endoskopi bisa terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

 Endoskopi atas

Endoskopi atas dilakukan dengan cara memasukkan endoskop melalui mulut,


tenggorokan, dan turun ke kerongkongan. Melalui prosedur ini, dokter dapat
memeriksa kondisi kerongkongan, lambung, dan bagian atas usus halus.

 Sigmoidoskopi atau kolonoskopi

Kedua prosedur ini melibatkan endoskop yang dimasukkan ke dalam usus besar
(kolon) melalui rektum.

 Endoscopic retrograde cholangiopancreaticography (ERCP)


ERCP adalah endoskopi khusus yang dapat memeriksa kondisi pankreas,
kantung empedu, dan struktur lain di sekitarnya. Prosedur ini juga digunakan
untuk memasang stent dan biopsi.

 Endoscopic ultrasound (EUS)

EUS menggabungkan prosedur endoskopi dengan pemeriksaan USG guna


memperoleh informasi terkait kondisi saluran cerna.

 Artroskopi

Prosedur ini dilakukan untuk melihat kondisi di dalam sendi.

 Histeroskopi

Histeroskopi bertujuan melihat kondisi dalam rahim.

 Sistoskopi

Dokter akan menganjurkan sistoskopi untuk melihat bagian dalam saluran


kemih dan kandung kemih.

 Ureteroskopi

Tindakan medis ini dilakukan untuk mengevaluasi saluran kemih dari ginjal ke
kandung kemih.

 Mediastinoskopi

Prosedur ini akan membantu dokter untuk melihat bagian organ Endoskopi

Kenapa endoskopi diperlukan?

Endoskopi dapat membantu dokter dalam mengevaluasi secara visual


mengenai keadaan organ dalam tanpa perlu dalam tubuh.

 membuat sayatan di tubuh pasien. Layar monitor akan menampilkan


gambar yang berasal dari kamera endoskop.Secara umum, endoskopi
diperlukan untuk:
 Membantu dokter dalam menentukan penyebab dari gejala yang dialami
oleh pasien

 Biopsi, yaitu mengambil sampel jaringan untuk dibawa ke laboratorium dan


diperiksa lebih lanjut

 Membantu dokter untuk melihat bagian dalam tubuh pasien selama


tindakan operasi, misalnya operasi untuk menangani tukak lambung dan
mengangkat batu empedu maupun tumor.

Siapa yang membutuhkan endoskopi?

Dokter akan merekomendasikan prosedur ini bagi pasien yang memiliki gejala
dari kondisi-kondisi medis berikut:

 Inflammatory bowel diseases (IBD), seperti kolitis ulseratif dan penyakit


Crohn

 Luka pada lambung (tukak lambung)

 Konstipasi kronis

 Peradangan pankreas (pankreatitis)

 Batu empedu

 Pendarahan saluran cerna

 Tumor

 Infeksi

 Sumbatan pada kerongkongan

 Gastroesophageal reflux disease (GERD)

 Hernia hiatus

 Pendarahan vagina yang tidak biasa


 Darah pada urine

 Masalah saluran cerna lainnya

Dokter akan mengevaluasi gejala pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan


mungkin meganjurkan tes darah sebelum endoskopi. Serangkaian pemeriksaan ini
dilakukan agar dokter bisa mengetahui kemungkinan penyebab dari gejala
pasien.Selain itu, pemeriksaan juga dapat menentukan perlu tidaknya prosedur
endoskopi atau operasi.

Apa saja persiapan untuk menjalani endoskopi?

Sebelum endoksopi dilakukan, beberapa upaya persiapan yang perlu dilakukan


antara lain:

 Berpuasa

Pasien akan diminta untuk melakukan puasa selama enam hingga delapan jam
sebelum pemeriksaan.Untuk pemeriksaan usus besar (kolon), seluruh feses harus
dibersihkan dan dikeluarkan dari usus besar. Karena itu, obat pencahar akan
diberikan sehari sebelum menjalani endoskopi.Jika sedang konsumsi obat
pengencer darah seperti warfarin maka dokter akan menyuruh untuk
menghentikan obat tersebut.

 Pembiusan

Kebanyakan prosedur endoskopi dilakukan dengan pembiusan. Dengan ini,


pasien tetap merasa nyaman selama pemeriksaan.Obat bius bisa diberikan lewat
suntikan ke pembuluh darah vena pasien. Efek pembiusan akan membuat pasien
tenang dan tertidur. Pasien umumnya akan terbangun pada satu jam
kemudian.Pada beberapa kasus, seperti pada anak-anak dan pada prosedur
endoskopi yang rumit, pembiusan total dapat dilakukan.

 Pendamping

Mintalah keluarga atau teman terdekat untuk menemani Anda ketika


menjalani endoskopi. Pasalnya, efek samping obat bius bisa saja terasa meski
prosedur telah selesai. Karena itu, Anda butuh seseorang untuk menemani dan
mengantar Anda pulang.

Bagaimana prosedur endoskopi dilakukan?

Prosedur endoskopi biasanya hanya berlangsung selama 15 hingga 45 menit,


tergantung dari tujuan prosedur tersebut. Secara umum, langkah-langkahnya
meliputi:

 Anda akan diminta berbaring di atas meja pemeriksaan.

 Dokter anestesi akan melakukan pembiusan dan jika diperlukan, dokter


juga mungkin akan memberikan obat penenang agar pasien merasa lebih
rileks selama prosedur dijalankan.

 Alat endoskop akan dimasukkan ke dalam tubuh Anda. Jalan masuknya


dapat melalui mulut, anus, atau saluran kemih, tergantung dari bagian
tubuh mana yang akan diperiksa.

 Dokter kemudian mengendalikan endoskop hingga mencapai bagian tubuh


yang menjadi tujuan.

Setelah endoskopi selesai, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruangan


ini, tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran Anda akan dipantau secara saksama
oleh petugas medis.Setelah siuman, Anda akan diizinkan untuk pulang. Pastikan
ada orang yang menemani dan mengantar Anda pulang karena efek samping
pembiusan bisa saja masih tersisa.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah endoskopi?

Setelah endoskopi dilakukan, pasien tidak perlu dirawat secara khusus dan
dapat pulang ke rumah di hari yang sama dengan hari pemeriksaan.

Apabila endoskopi dilakukan melalui luka sayatan, dokter akan menutupnya


jahitan dan perban segera setelah prosedur. Dokter kemudian akan memberi
pasien informasi terkait cara perawatan luka tersebut.
Pasien kemudian diminta untuk tetap menunggu di rumah sakit selama sekitar
1-2 jam hingga efek pembiusan benar-benar hilang. Sesudah itu, pasien
diperbolehkan pulang. Pasien disarankan untuk tetap beristirahat di rumah
setelah prosedur dilakukan.

Beberapa jenis prosedur endoskopi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman


pada pasien. Misalnya, endoskopi atas yang bisa memicu nyeri tenggorokan. Oleh
sebab itu, pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak selama
beberapa hari pascaprosedur.

Apabila dokter mencurigai adanya tumor atau kanker, pengambilan sampel


jaringan (biopsi) akan sekaligus dilakukan lewat endoskopi. Hasil pemeriksaan
biopsi akan keluar dalam waktu beberapa hari.

Dokter akan mendiskusikan hasil pemeriksaan tersebut dengan Anda beserta


pilihan penanganan yang tersedia untuk mengatasinya.

Apa saja risiko komplikasi endoskopi?

Secara umum, endoskopi termasuk tindakan medis yang aman. Risiko


terjadinya komplikasi serius akibat prosedur ini sangat jarang terjadi.

Komplikasi endoskopi yang bisa saja terjadi meliputi:

 Rasa nyeri dan tidak nyaman, misalnya nyeri tenggorokan pada endoskopi
atas.

 Infeksi pada area tubuh yang dilewati endoskop. Untuk mengatasinya,


pasien akan diberi obat antibiotik.

 Perdarahan atau robekan pada organ, yang umumnya ditangani dengan


operasi.

 Demam

Anda mungkin juga menyukai