Anda di halaman 1dari 7

ANAK BANGSA

Siang yang cerah, tiga pemuda sedang bersantai di poskamling. Dua anak bermain
game di hp, dan satu orang sedang membaca buku.

Rendi : “Wey, jagain dong!!”

Arif : “Iya, sabar.”

Rendi : “Yahh, kalah kita.”

Arif : “Yahh, gapapa deh habis ini main lagi.”

Rendi : “Lanjuuut.”

Rendi melihat Mas Wawan sedang serius membaca buku.

Rendi : “Baca apa mas, kok serius amat?”

Mas Wawan : “Ini nih, lagi baca buku tentang bagaimana cara memanfaatkan masa
muda kita. Bagus banget ini bukunya, dikemas dalam bentuk cerita, ceritanya juga
menarik dan seru. Wah, kamu harus baca buku ini, biar nambah sedikit lah
wawasanmu.”

Rendi : “Waduh, ngga deh mas. Ini lagi Mabar sama si Arif. Lagi seru-serunya
nih.”

Mas Wawan : “Yaudah deh, aku lanjut baca lagi ya.”

Mas Bagus lewat di depan mereka mau berangkat ke masjid.

Mas Wawan : “Gus, mau kemana kamu?’


Mas Bagus : “Ohh, ini mau ke masjid, mau bersih-bersih sekalian tadarus. Mau
ikut?”

Mas Wawan : “Lain kali deh Gus.”

Mas Bagus : “Yaudah. Eh ngomong-ngomong, kamu serius banget baca bukunya.


Bagus-Bagus, nambah wawasan jadi lebih luas.”

Mas Wawan : “Hehe, iya Gus.”

Mas Bagus : “Hei kalian berdua, apa nggak capek main game mulu?”

Arif : “Eh Rend, sini ikut aku” (fokus main game)

Rendi : “Oke siap!” (fokus main game)

Mas Wawan : “Waduh gak dijawab tuh, lagi fokus main mereka Gus, biarin aja.”

Mas Bagus : “Hadeeh, kok gini amat anak muda. Yaudah Wan, aku ke masjid
dulu.”

Mas Bagus tiba di masjid lalu ambil wudhu dan sholat. Setelah itu, lanjut tadarus
Al-Qur’an. Kemudian menyapu lantai dan menunggu adzan Dzuhur.

Setelah Adzan Dzuhur. Mas Bagus dan Mas Wawan duduk-duduk di depan masjid.

Mas Bagus : “Wan, aku mau nanya. Kamu nggak kasihan lihat anak yang masih
muda begitu malah seharian main game?”

Mas Wawan : “Ya kasihan juga sih sebenernya. Tapi mereka juga masih muda,
masa dimana mereka ingin menikmati hidup.”
Mas Bagus : “Gini lho Wan, bermain itu boleh, tetapi mereka kan juga harus
memikirkan bagaimana masa depan mereka. Mereka kan juga perlu wawasan
pengetahuan yang luas sebagai bekal kehidupan saat dewasa nanti.”

Mas Wawan : “Gini Gus, Aku punya ide. Bagaimana kalau kita mengumpulkan
beberapa buku untuk dibaca kemudian kita taruh di pos ronda? Siapapun
diperbolehkan untuk membacanya. Bagaimana?”

Mas Bagus : “Boleh tuh, oke aku nanti coba lapor ke pak RT dulu.”

Mas Bagus pulang ke rumah melewati poskamling.

Mas Bagus : “Yaampun, kalian masih betah main game mulu dari tadi? Bisa-
bisanya gak sholat Dzuhur lagi.”

Arif : “Iya-iya mas, habis ini langsung sholat kok.”

Mas Bagus : “Mending saat masa-masa muda itu kalian sering-sering ke masjid
sambil tadarus Al-Qur’an. Selain itu, kalian juga bisa menghabiskan waktu di
perpustakaan untuk membaca buku, kan lumayan nambah pengetahuan. Waktu
yang kalian habiskan juga lebih bermanfaat.”

Rendi dan Arif : (masih fokus dalam game)

Mas Bagus : “Kalian dengar gak sih!” (sambil merebut hp)

Arif : “Apaan sih mas! Main ambil aja hp orang. Gak lihat orang lagi fokus!”

Mas Bagus : “Kalian dengar apa tidak apa yang saya katakan baru saja?”

Rendi : “Dengar mass. Lain kali jangan ngganggu urusan orang lain ya mass!”
Mas Bagus : “Kalian juga kalau ada orang yang ngomong itu didengarkan baik-
baik lalu dijawab! Paham?”

Rendi : “Iyaa.”

Arif : “Mending kita pergi deh, ngga enak banget disini.”

Sore hari, Mas Bagus bertemu dengan Mas Wawan.

Mas Bagus : “ Wan, kita dibolehin pak RT untuk naruh beberapa buku di Pos
Ronda.”

Mas Wawan : “Nah bagus. Oke, kapan kita ngumpulin bukunya?

Mas Bagus : “Hmm, besok?”

Mas Wawan : “Oke, besok siang kita kumpul di Pos Ronda.”

Keesokan harinya, Rendi datang ke rumah Arif.

Rendi : “Riif! Assalamualaikum!”

Arif : “Waalaikumsalam, kenapa Rend?”

Rendi : “Ayo kita main game lagi!”

Arif : “Waduh, maaf Rend, hp ku disita nih sama bapakku. Gara-gara main hp
mulu.”

Rendi : “ Oh gitu, yaudah kita jalan-jalan aja deh. Gimana?”

Arif : “Yaudah yok.”


Rendi dan Arif lewat di depan Pos Ronda. Kebetulan juga, saat itu ada Mas Bagus
dan Mas Wawan yang membawa beberapa buku di sana.

Mas Bagus : “Hei Rendi! Arif! Kesini sebentar!”

Rendi dan Arif :” Kenapa Mas?” (muka marah)

Mas Bagus : “Kalian masih marah ya? Maaf deh, Mas Bagus kemarin agak
kelewatan. Kalau ada waktu sini deh ikut menata buku-buku ini.”

Rendi dan Arif : (Diam)

Mas Rendi : “Yaudah deh kalian lanjut aja, maaf sudah ganggu waktu kalian.”

Rendi : “Kita bantuin aja deh Rif, toh kita lagi gak ada kerjaan.” (sambil bisik-
bisik)

Arif : “Hmm gimana ya. Yaudah deh.” (sambil bisik-bisik)

Arif : “Yaudah deh mas, kita bantuin.”

Mas Wawan : “Nah sini-sini!”

Mereka menata buku

Setelah selesai menata buku.

Arif : “Mas Wawan, buku yang kemarin kami baca itu mana mas?”

Mas Wawan : “Ohh, ini nih. Belum selesai sih bacanya, tapi kamu baca aja gapapa,
bagus kok.”

Rendi : “Mas aku baca buku ini ya.”


Mas Bagus : “Baca aja gapapa, kalau bisa semua bukunya kamu baca.”

Rendi : “Ahh, nggak mas. Ini aja belum kebaca.”

Selang beberapa waktu

Arif : “Oh iya mas, ini kenapa ya kok bukunya banyak banget ditaruh disini?”

Mas Bagus : “Pertanyaan yang bagus. Ini nih, kita sebagai anak bangsa harus
menerapkan budaya literasi agar kita menjadi generasi muda yang dapat
memajukan bangsa kita.”

Mas Wawan : “Iya betul, selain itu waktu yang kita gunakan lebih bermanfaat.
Oleh karena itu, Aku dan Mas Bagus berinisiatif untuk mengumpulkan beberapa
buku untuk ditaruh disini, sehingga siapapun boleh membacanya.”

Rendi : “Oh gitu ya mas.”

Mas Wawan : “Ngomong-ngomong, kalau kalian punya buku yang ngga dibaca,
bawa aja kesini biar ngga nganggur di rumah.”

Arif : “Iya mas, besok aku bawa kesini.”

SELESAI.

KETERANGAN :

Pemeran:

Mochammad Hasby Saputra sebagai Mas Bagus


Mohammad Anggi Darmawan sebagai Mas Wawan

Danurwedha Surya Laksmana sebagai Rendi

Rizal Arief Pambudi sebagai Arif

Anda mungkin juga menyukai