Naskah Drama - Anak Bangsa
Naskah Drama - Anak Bangsa
Siang yang cerah, tiga pemuda sedang bersantai di poskamling. Dua anak bermain
game di hp, dan satu orang sedang membaca buku.
Rendi : “Lanjuuut.”
Mas Wawan : “Ini nih, lagi baca buku tentang bagaimana cara memanfaatkan masa
muda kita. Bagus banget ini bukunya, dikemas dalam bentuk cerita, ceritanya juga
menarik dan seru. Wah, kamu harus baca buku ini, biar nambah sedikit lah
wawasanmu.”
Rendi : “Waduh, ngga deh mas. Ini lagi Mabar sama si Arif. Lagi seru-serunya
nih.”
Mas Bagus : “Hei kalian berdua, apa nggak capek main game mulu?”
Mas Wawan : “Waduh gak dijawab tuh, lagi fokus main mereka Gus, biarin aja.”
Mas Bagus : “Hadeeh, kok gini amat anak muda. Yaudah Wan, aku ke masjid
dulu.”
Mas Bagus tiba di masjid lalu ambil wudhu dan sholat. Setelah itu, lanjut tadarus
Al-Qur’an. Kemudian menyapu lantai dan menunggu adzan Dzuhur.
Setelah Adzan Dzuhur. Mas Bagus dan Mas Wawan duduk-duduk di depan masjid.
Mas Bagus : “Wan, aku mau nanya. Kamu nggak kasihan lihat anak yang masih
muda begitu malah seharian main game?”
Mas Wawan : “Ya kasihan juga sih sebenernya. Tapi mereka juga masih muda,
masa dimana mereka ingin menikmati hidup.”
Mas Bagus : “Gini lho Wan, bermain itu boleh, tetapi mereka kan juga harus
memikirkan bagaimana masa depan mereka. Mereka kan juga perlu wawasan
pengetahuan yang luas sebagai bekal kehidupan saat dewasa nanti.”
Mas Wawan : “Gini Gus, Aku punya ide. Bagaimana kalau kita mengumpulkan
beberapa buku untuk dibaca kemudian kita taruh di pos ronda? Siapapun
diperbolehkan untuk membacanya. Bagaimana?”
Mas Bagus : “Boleh tuh, oke aku nanti coba lapor ke pak RT dulu.”
Mas Bagus : “Yaampun, kalian masih betah main game mulu dari tadi? Bisa-
bisanya gak sholat Dzuhur lagi.”
Mas Bagus : “Mending saat masa-masa muda itu kalian sering-sering ke masjid
sambil tadarus Al-Qur’an. Selain itu, kalian juga bisa menghabiskan waktu di
perpustakaan untuk membaca buku, kan lumayan nambah pengetahuan. Waktu
yang kalian habiskan juga lebih bermanfaat.”
Arif : “Apaan sih mas! Main ambil aja hp orang. Gak lihat orang lagi fokus!”
Mas Bagus : “Kalian dengar apa tidak apa yang saya katakan baru saja?”
Rendi : “Dengar mass. Lain kali jangan ngganggu urusan orang lain ya mass!”
Mas Bagus : “Kalian juga kalau ada orang yang ngomong itu didengarkan baik-
baik lalu dijawab! Paham?”
Rendi : “Iyaa.”
Mas Bagus : “ Wan, kita dibolehin pak RT untuk naruh beberapa buku di Pos
Ronda.”
Arif : “Waduh, maaf Rend, hp ku disita nih sama bapakku. Gara-gara main hp
mulu.”
Mas Bagus : “Kalian masih marah ya? Maaf deh, Mas Bagus kemarin agak
kelewatan. Kalau ada waktu sini deh ikut menata buku-buku ini.”
Mas Rendi : “Yaudah deh kalian lanjut aja, maaf sudah ganggu waktu kalian.”
Rendi : “Kita bantuin aja deh Rif, toh kita lagi gak ada kerjaan.” (sambil bisik-
bisik)
Arif : “Mas Wawan, buku yang kemarin kami baca itu mana mas?”
Mas Wawan : “Ohh, ini nih. Belum selesai sih bacanya, tapi kamu baca aja gapapa,
bagus kok.”
Arif : “Oh iya mas, ini kenapa ya kok bukunya banyak banget ditaruh disini?”
Mas Bagus : “Pertanyaan yang bagus. Ini nih, kita sebagai anak bangsa harus
menerapkan budaya literasi agar kita menjadi generasi muda yang dapat
memajukan bangsa kita.”
Mas Wawan : “Iya betul, selain itu waktu yang kita gunakan lebih bermanfaat.
Oleh karena itu, Aku dan Mas Bagus berinisiatif untuk mengumpulkan beberapa
buku untuk ditaruh disini, sehingga siapapun boleh membacanya.”
Mas Wawan : “Ngomong-ngomong, kalau kalian punya buku yang ngga dibaca,
bawa aja kesini biar ngga nganggur di rumah.”
SELESAI.
KETERANGAN :
Pemeran: