Anda di halaman 1dari 2

Soal

1. Jelaskan konsep tentang ilmu pengetahuan Logika?

2. Jelaskan perkembangan ilmu pengetahuan Logika?

Jawab:

1. Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dengan
penalaran, dan objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Konsep
bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen
ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis
argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).

2. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan logika terbagi menjadi tiga yaitu abad Yunani Kuno, abad
pertengahan, dan abad modern.

Pada abad Yunani kuno (226 SM -- 334 SM) Zeno dari Citium pelopor kaum Stoa disebut sebagai figur
utama yang meletakkan istilah logika, namun akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para
filsuf mazhab Elea. Zeno membagi ajarannya dalam tiga bagian: fisika digambarkan sebagai lading dan
pohon, logika sebagai pagarnya, dan etika sebagai buahnya. Kemudian seiring perkembangannya, logika
dikatakan sebagai ilmu (logika Scientia) berkat karya Aristoteles yaitu To Organon yang memuat tentang
(I). Kategoriat (berisi logika istilah dan prediksi), (II) Peri Hermeneias (tantang logika proposisi), (III)
Analityca Protera (tentang silogisme dan pemikiran), (IV) Analityca Hystera (berisi tentang pembuktian),
(V) Topica (tentang metode berdebat), (VI) Peri Sophistiskoon (tentang kesalahan berfikir). Aristoteles
menjadi pelopor dari penyelidikan tentang logika yang memberi banyak sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan. Pada tahap awal Aristoteles menyusun logika sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum
berfikir untuk memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan, dan pada tahap berikutnya logika disebut
dengan nama "analitika" dan "dialektika". Selanjutnya pemikiran logika Aristoteles dilanjutkan oleh
Theoprastus dan kaum Stoa mengembangkan logika proposisi dan bentuk-bentuk berfikir sistematis.
Kemudian Galeneus, Alexander Aphrodisiens, dan Sexus Empiricus melakukan sistematisasi logika
dengan mengikuti cara geometri, yaitu metode ilmu ukur.

Memasuki abad pertengahan perkembangan logika masih berkaitan dengan konsep logika Aristoteles,
kemudian seiring perkembangannya logika baru muncul dengan nama logika Antiq yang tumbuh berkat
pengaruh filsuf Arab. Pada abad XIII-XV logika modern ini mengalami perkembangan dengan
ditemukannya metode baru oleh Raymond Lullus dengan nama metode Ars Magna, yaitu metode
seperti aljabar pengertian untuk membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.

Pada abad ke-7 Masehi agama Islam mulai berkembang di daratan Arab dan pada abad ke-8 agama
Islam telah meluas ke Barat. Setelah Islam mulai menyebar banyak karya-karya ilmiah Yunani yang
diterjemahkan ke dalam bahasa, sehingga dalam sejarah Islam pada abad ini diberi julukan sebagai abad
terjemahan. Salah satu tokoh logika yang terkenal dalam Islam adalah al-Farabi (873 -- 950 M) yang
dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles disebabkan karena kemampuannya dalam memahami
Aristoteles. Al-Farabi memiliki kemahirannya dalam bahasa Grik Tua (Yunani Kuno), sehingga ia banyak
menyalin karya-karya Aristoteles dan ahli-ahli Grik lainnya dalam berbagai bidang ilmu. Perkembangan
logika sempat mengalami kemunduran bahkan ilmu logika dianggap tidak bernilai. Namun pada abad ke-
XIII sampai abad ke-XV mulai muncul tokoh-tokoh logika seperti Roger Bacon, Petrus Hispanus, Wilhelm
Ocham, dan Raymundus Lullus, merekalah yang mengangkat kembali ilmu logika sebagai salah satu ilmu
yang penting sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya.

Kemudian perkembangan ilmu logika memasuki abad modern, dimana pada abad ini logika disibukkan
dengan berbagai metode-metode ilmu logika yang dikemukakan para tokoh logika. Thomas Hobbes
dalam karyanya Leviathan, John Lock dalam karyanya Essay Cocerning Human Undestanding, Francis
Bacon dengan logika induktif-murninya dalam Novum Organum, Rene Descartes dengan deduktif-murni
dalam Discourse De Methode dan lain sebagainya. Descartes melengkapi logikanya dengan analisis
geometri dan aljabar yang mempunyai beberapa kelebihan, yaitu tidak menerima apapun sebagai benar
sebelum diyakini sendiri bahwa itu benar, memilah masalah menjadi bagian-bagian kecil untuk
mempermudah penyelesaian, berfikir runtut dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, dan
memiliki perincian yang lengkap serta pemeriksaan menyeluruh sehingga tidak ada yang terlupakan.
Pada perkembangan selanjutnya banyak para tokoh ilmuan yang ambil peran dalam perkembangan
pemikilan ilmu logika seperti Immanuel Kant dengan konsep logika transendental dalam karyanya Kritik
der Reinen Vernunft, G. W Leibniz mengungkapkan tentang simbolisme bagi konsep-konsep implikasi
antara konsep-konsep dan ekuivalensi konseptual, F. H Bradley dalam karyanya Priciples of Logic yang
merumuskan bahwa keputusan merupakan unit dasar struktur pikiran, dan masih banyak tokoh-tokoh
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai