Anda di halaman 1dari 20

Teknik Menyusui Yang Benar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Cara-Cara
Menyusui yang baik dan benar serta Masalah-Masalah menyusui.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini

Palu,    Oktober 2010

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A.     Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.     Tujuan ...................................................................................................................... 1
C.     Masalah..................................................................................................................... 2
D.    Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
A.    Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar..................................................................... 3
B.     Ciri-Ciri Bayi Menyusu Dengan Benar .................................................................... 4
C.     Posisi Menyusui........................................................................................................ 4
D.    Gambar Posisi Menyusui.......................................................................................... 6
E.     Masalah-masalah dalam pemberian  ASI .................................................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 15
A.    Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B.     Saran ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun
dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan
kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat
pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan
tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau
tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit
yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari
masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah,
hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara
menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa
nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat
membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat
membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani
seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau
tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai
tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

B.     Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
-          Sebagai tugas individu
-          Untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
-          Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pemberian ASI

C.    Masalah
Masih terdapat ibu yang belum mengetahui cara-cara menyusui yang baik dan benar serta
masalah-masalah dalam pemberian ASI.

D.    Manfaat
Bagi Ibu Menyusui di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang
cara menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Cara menyusui yang baik dan benar 


Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Bidan /
perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah persalinan
(nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.

Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:


a.    Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
b.    Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu dan areola.
c.     Jelaskan  pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya
Empat hal pokok yakni :
1.      Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
2.      Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah putting susu.
3.      Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4.      Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping kepala dan bahu.
d.    Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lainnya
menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu
demikian rupa sehingga mudah memasukkannya ke mulut bayi.
e.     Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke
puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.
f.     Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
g.    Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke payudara dan bukan
sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulut bayi
h.    Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi menyentuh payudara
i.      Perhatikanlah selama menyusui itu.

        Teknik Melepaskan Hisapan Bayi


Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan
cara :
a.                   Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
b.                  Menekan dagu bayi ke bawah
c.                   Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
d.                  Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.

Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI


Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelum menyusukan dengan
payudara yang lainnya dengan cara :
a.                  Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi bersendawa.

b.                  Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya

B.     Ciri-ciri bayi menyusu dengan benar


1.      Bayi tampak tenang
2.      Badan bayi menempel pada perut ibu
3.      Dagu bayi menempel pada perut ibu
4.      Mulut bayi terbuka cukup lebar
5.      Bibir bawah bayi juga terbuka lebar
6.      Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian bawah mulut bayi
7.      Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak ada bunyi.
8.      Putting susu tidak merasa nyeri.
9.      Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.
10.   Kepala bayi tidak ada posisi tengadah.

C.    Posisi menyusui


1.      Posisi menyusui ibu bersalin normal
Ibu yang melahirkan secara spontan bias lebih leluasa dalam memilih memilih posisi
meyusui,sambil duduk atau berbaring menyamping. Jika posisi duduk yang dipilih:
-          Gunakan kursi yang nyaman
-          Upayakan telapak kaki menginjak lantai
-          Gunakan dingklik (bangku kecil) sebagai pengganjal bila posisi kaki agak menggantung
2.      Posisi menyusui ibu yang melahirkan melalui persalinan Seksio Caesaria (SC)
Football position adalah posisi menyusui yang disarankan untuk ibu yang melahirkan
melalui persalinan SC. Pada posisi ini:
-          Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.
-          Upayakan letak kepala bayi berada tepat dibawah payudara dan membentuk garis lurus
dengan badan bayi
-          Posisi ini aman karena bawah perut ibu yang masih nyeri akibat operasi dapat terlindungi
-          Posisi ini merupakan pososo yang paling nyaman bagi ibu maupun bayinya.
3.      Posisi menyusui ibu dengan bayi kembar
Sama dengan ibu yang melahirkan melalui persalinan SC, Football position juga tepat
untuk bayi kembar, dimana kedua bayi disuse bersamaan kiri dan kanan, dengan cara:
-          Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memegang bola.
-          Letakkan tapat dibawah payudara ibu.
-          Posisi kaki bayi boleh dibiarkan menjuntai keluar.
-          Untuk memudahkan, kepala bayi diletakkan pada satu bidang datar yang memiliki
ketinggian kurang lebih sepinggang ibu.
-          Dengan demikian ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja.
-          Cara lain adalah dengan meletekkan bantal diatas pangkuan ibu.
4.      Posisi menyusui ibu dengan ASI berlimpah
Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya deras,
terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak, dengan cara:
-          Ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi diletakkan diatas perut ibu dalam posisi berbaring
lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau
-          Bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan
posisi ini, maka bayi tidakakan tersedak

D.    Gambar Posisi Menyusui


Menyusui dengan berbaring
                         

Menyusui dengan posisi berbaring


Menyusui dengan posisi berdiri

Memposisikan puting susu pada mulut bayi


1)  The Cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan
punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai
kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah Anda, dan
letakkan kepalanya pada siku Anda.
2)  The cross cradle hold.
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan
posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi
menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3)  The football hold.
Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi terselip
di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi
terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara
besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang bayi.
4)  Saddle hold.
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga
bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda
duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5)  The lying position.
Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda lebih banyak kesempatan untuk
bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat bayi
menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa perut bayi
menyentuh Anda.

E.     Masalah-masalah dalam pemberian ASI


Masalah masalah menyusui pada bayi:
1.      Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan buah hati. Pada
saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena kurang
ASI.
2.      Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
Bingung Puting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula dalam botol
yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan
mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi,
langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor
pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet
dot.
Tanda bayi bingung puting antara lain:
1.      Bayi menolak menyusu
2.      Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar
3.      Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting antara lain:
1.      Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir.
2.      Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat.
3.      Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil mempunyai
masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih
untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh
dengan kasih sayang dan bila memungkinkan disusui.
4.      Bayi dengan Ikterus
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini
terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi.
     Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
1.      Segeralah menyusui bayi setelah lahir.
2.      Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.
Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan mendapat kolustrum.
Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, bilirubin dapat dikeluarkan melalui
feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.
5.      Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir
sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit keras),
dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat
kelainan, ibu harus tetap menyusui karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot
rahang dan lidah. Anjuran menyusui pada keadaan ini dengan cara:
1.      Posisi bayi duduk.
2.      Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
3.      Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4.      Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir dan langit-
langit).
6.      Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar adalah dengan posisi
memegang bola (football position). Pada saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu
secara bergantian. Susuilah bayi sesering mungkin. Apabila bayi ada yang dirawat di rumah
sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat
maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh
bayi Anda.

7.      Bayi Sakit


Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan makanan per
oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka berikan ASI. Menyusui bukan
kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang
tepat dapat mencegah timbulnya muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI
sedikit tapi sering kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan
tengkurap atau miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.

8.      Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)


Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan
dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak lidah
dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola dengan baik, maka proses
laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat membantu dengan
menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” putting dan areola dengan
benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.

9.      Bayi yang Memerlukan Perawatan


Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih menyusu,
sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak terdapat fasilitas, maka ibu
dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara penyimpanan ASI perahpun juga perlu
diperhatikan, agar tidak mudah basi.

10.  Menyusui dalam Keadaan Darurat


Masalah pada keadaan darurat misalnya: kondisi ibu yang panik sehingga produksi
ASI dapat berkurang; makanan pengganti ASI tidak terkontrol.
Rekomendasi untuk mengatasi keadaan darurat tersebut antara lain: pemberian ASI harus
dilindungi pada keadaan darurat, pemberian makanan pengganti ASI (PASI) dapat diberikan
dalam kondisi tertentu dan hanya pada waktu dibutuhkan; bila memungkinkan pemberian
PASI tidak menggunakan botol.
Masalah masalah menyusui pada ibu :
1.      Ibu Melahirkan Dengan Bedah Sesar.
Meskipun seorang ibu menjalani persalinan sesar tetapi ada juga yang mempunyai
keinginan kuat untuk tetap memberikan ASI pada bayinya. Namun demikian, ada beberapa
keadaan yang dapat mempengaruhi ASI baik langsung maupun tidak langsung antara lain:
pengaruh pembiusan saat operasi, psikologi ibu.
Ibu dengan pasca persalinan sesar tetap dapat memberikan ASI nya. Hal yang perlu
diperhatikan pada kondisi ini adalah :
a.       Mintalah segera mungkin untuk dapat menyusui.
b.      Cari posisi yang nyaman untuk menyusui seperti : lying flat on your back, clutch (football)
hold, side lying, cross cradle (transition) hold.
c.       Mintalah dukungan dari keluarga.
d.      Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberikan ASI.
2.      Ibu Sakit.
Ibu sakit bukan merupakan alasan untuk berhenti menyusui. Justru dengan tetap
menyusui, ASI akan melindungi bayi dari penyakit. Perlu diperhatikan, pada saat ibu sakit
diperlukan bantuan dari orang lain untuk mengurus bayi dan rumah tangga. Dengan harapan,
ibu tetap mendapatkan istirahat yang cukup.
Periksalah ke tenaga kesehatan terdekat, untuk mendapatkan pengobatan yang tidak
mempengaruhi ASI maupun bayi.
3.      Ibu Penderita Hepatitis (hbsag +) Dan Ibu Penderita Hiv/Aids (+).
Masih ada perbedaan pandangan mengenai penularan penyakit HIV/AIDS atau
Hepatitis melalui ASI dari ibu penderita kepada bayinya. Ada yang berpendapat bahwa ibu
penderita HIV/AIDS atau Hepatitis tidak diperkenankan untuk menyusui. Namun demikian,
WHO berpendapat: ibu penderita tetap dianjurkan memberikan ASI kepada bayinya dengan
berbagai pertimbangan. Antara lain: alasan ekonomi, aspek kesehatan ibu.
4.      Ibu penderita TBC paru.
Pada ibu penderita TBC paru tetap dianjurkan untuk menyusui, karena kuman TBC
tidak ditularkan melalui ASI. Ibu tetap diberikan pengobatan TBC paru secara adekuat dan
diajarkan cara pencegahan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi diberikan INH
sebagai profilaksis. Pengobatan pada ibu dilakukan kurang lebih 3 bulan kemudian dilakukan
uji Mantoux pada bayi. Bila hasil negatif terapi INH dihentikan dan imunisasi bayi dengan
vaksinasi BCG.

5.      Ibu penderita diabetes.


Bayi tetap diberikan ASI, namun kadar gula darahnya tetap dimonitor.
6.      Ibu hamil.
Pada saat ibu masih menyusui, terkadang hamil lagi. Dalam hal ini tidak
membahayakan bagi ibu maupun bayi, asalkan asupan gizi pada saat menyusui dan hamil
terpenuhi. Namun demikian, perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang dapat dialami antara
lain: puting susu lecet, keletihan, ASI berkurang, rasa ASI berubah dan dapat terjadi
kontraksi uterus dari isapan bayi.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Bidan /
perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah persalinan
(nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.
Selain itu, adapun masalah-masalah dalam menyusui yaitu sebagai berikut :
-                   Bayi Sering Menangis
-                   Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
-                   Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
-                   Bayi dengan Ikterus
-                   Bayi dengan Bibir Sumbing
-                   Bayi Kembar
-                   Bayi Sakit
-                   Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
-                   Bayi yang Memerlukan Perawatan
-                   Menyusui dalam Keadaan Darurat

B.     Saran
Adapun saran-saran bagi ibu menyusui yaitu sebagai berikut:
-                   Memperhatikan keadaan bayi saat menyusui
-                   Memperhatikan posisi bayi saat menyusui
-                   Menciptakan suasana yang nyaman saat menyusui
DAFTAR PUSTAKA

-          Suherni, dkk. 2009.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya


-          Maryunani, Anik.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Pospartum).Jakarta:TIM
-          http://www.kti-skripsi.com/2010/04/kti-k1ebidanan-cara-menyusui.html
-          http://www.google.com/images?um....
-          http://www.lusa.web.id/masalah-menyusui-pada-bayi/
-          http://bayidananak.com/2010/03/29/beberapa-posisi-menyusui-yang-benar/
-          http//www.mantri-suster-co cc/2010/01/sap-teknik.menyusui –yg-baik-dan benar-html
TUGAS MAKALAH

CARA MENYUSUI YANG BENAR


DAN MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

DISUSUN OLEH

NAMA    : RINA FATRIANI


NIM         : PO 7124009 089
KELAS    :II B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai