Anda di halaman 1dari 29

Laporan Survey Topografy

KATA PENGANTAR

Laporan Survey Topografi pada Kegiatan Penyelidikan Tanah Dan Topografi, Di Jalan
Juanda Samarinda. ini disusun untuk memenuhi salah satu tahapan pekerjaan sesuai dengan
Surat Perjanjian Kontrak antara PT Daya Anugrah Mandiri dengan Tomy Prianto selaku
Konsultan Perencana Individu.

Laporan ini merupakan penyempurnaan dari hasil asistensi dan diskusi dengan PT Daya
Anugrah Mandiri Samarinda. Diharapkan laporan ini dapat mengakomodasikan
tanggapan/masukan dan saran dari semua pihak.

Secara umum laporan Pekerjaan Survey Topografi ini berisi tentang rencana kegiatan
survey, pelaksanaan survey pengukuran di lapangan, pengolahan dan penyajian data dalam
bentuk tabel dan gambar.

Konsultan Individu menyampaikan terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang
diberikan, semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.

Samarinda, Oktober 2020


Hormat Kami,

TOMY PRIYANTO.ST
Team Leader

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi i


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................. 2
1.3. PETA LOKASI KEGIATAN ......................................................................... 2
1.4. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 3

BAB II PELAKSANAAN PENGUKURAN TOPOGRAFI ............................................. 4


2.1. METODOLOGI PELAKSANAAN SURVEY PENGUKURAN DAN
PEMETAAN TOPOGRAFI ........................................................................... 4
2.2. KEGIATAN SURVEY PENGUKURAN DAN
PEMETAAN TOPOGRAFI ........................................................................... 4
1. Pekerjaan Persiapan ................................................................................ 4
2. Persiapan Survey Lapangan .................................................................. 6
2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEY PENGUKURAN DAN
PEMETAAN .................................................................................................. 6
1. Setting Out Patok-patok Kayu. ............................................................... 6
2. Pemasangan Patok- patok Tetap/ Bench Mark (BM) ............................ 6
3. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal ............................................... 7
4. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal ................................................... 8
5. Pengukuran Detail Situasi..................................................................... 10
6. Pengukuran Profil ................................................................................. 10
2.4. PENGOLAHAN DATA ............................................................................... 11
1. Pengolahan Data Kerangka Horizontal................................................. 12
2. Pengolahan Data Kerangka Vertikal................................................... 13
3. Pengolahan Data Detail Situasi............................................................. 14
2.5. PENGGAMBARAN .................................................................................... 15
2.6. SISTEM REFERENSI .................................................................................. 16
1. Sistem Koordinat Geografis.................................................................. 17

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi ii


.
LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

2. Sistem Koordinat Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) ... 17


2.7. SISTEM TINGGI ......................................................................................... 18
1. Sistem Tinggi Ellipsoid ...................................................................... 18
2. Sistem Tinggi Orthometrik ................................................................. 18

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEY PENGUKURAN .......................... 19


3.1 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................... 19
3.2 BAGAN ORGANISASI PELAKSANA .................................................... 20
3.3 PERSIAPAN PERALATAN ....................................................................... 21
1. Peralatan Survey Pengukuran ............................................................... 21
2. Persiapan Peta Kerja ............................................................................. 21
3. Koordinasi Dengan Instansi Terkait ..................................................... 21

BAB IV PENGOLAHAN DATA ........................................................................................ 22


4.1. HITUNGAN TERHADAP HASIL PENGUKURAN KERANGKA
DASAR HORIZONTAL ............................................................................. 22

BAB V PENYAJIAN DATA ............................................................................................. 59


5.1 PROSES PENGGAMBARAN .................................................................... 59
5.2 PENYAJIAN DATA ................................................................................... 59
5.3 HASIL PEKERJAAN ................................................................................... 59

BAB VI PENUTUP .............................................................................................................. 60


LAMPIRAN DOKUMENTASI .................................................................................

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi i ii


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam rangka membantu PT DAYA ANUGRAH MANDIRI untk melakukan pengembangan
pembangunan sevagai pendukung dan pendorong sektro pembangunan dan pemicu
pertumbuhan pengembangan harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus di
tingkatkan dengan tingkat perekonomian agar semakin meningkat

Untuk dapat melancarkan Pembangnan PT. DAYA ANUGRAH MANDIRI maka diperlukan
penyelidikan tanah yang maksimal agar dapat menentukan dimensi pondasi yang di harapkan
yang di niai dari segi keaman dan kekuatan struktur bangunan tersebut

Untuk kebutuhan penyusunan perencanaan penyelidikan tanah dan topografi yang memenuhi
persyaratan teknis perlu dilakukan Pekerjaan Survey Topografi.

Sebagai hasil utama dari pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan topografi di lokasi
rencana adalah peta lay out lahan, Long section, Gambar Cross section dilengkapi dengan
data koordinat dan elevasi titik- titik kontrol.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 1


LaLpaoproarnanSuSruvrevyeyToTpoopgorgarfayfy

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan topografi pada lokasi pekerjaan adalah
untuk menyiapkan data-data topografi yang teliti yang meliputi data-data : koordinat, elevasi,
gambar dan peta yang mencakup seluruh luas lahan

Tujuannya adalah agar data-data hasil pekerjaan survey topografi yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai pedoman didalam perencanaan penyelidikan tanah dan topografi

1.3. PETA LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 2


LaLpaoproarnanSuSruvrevyeyToTpoopgorgarfayfy

1.4. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilakukan pada survey topografi mencakup hal- hal sebagai berikut :
 Pengumpulan data dan informasi.
 Melakukan koordinasi dengan Owner Pekerjaan
 Pelaksanaan survey pengukuran topografi di lapangan.
 Komputerisasi / pengolahan data.
 Penggambaran dan penyajian data.
 Penyusunan Laporan

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 3


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

BAB II
PELAKSANAAN PENGUKURAN TOPOGRAFY

Mengacu pada lingkup pekerjaan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja Pengukuran
Topografi, secara garis besar pelaksanaan pengukuran Topografi pada Penyelidikan Tanah
PT DAYA ANUGRAH MANDIRI, Juanda Samarinda.
meliputi :

2.1 METODOLOGI PELAKSANAAN SURVEY PENGUKURAN DAN


PEMETAAN TOPOGRAFI
Metodologi Pelaksanaan Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi Pada
Perencanaan Penyelidikan Tanah PT DAYA ANUGRAH MANDIRI, Juanda
Samarinda. dapat diperinci seperti pada gambar 2.1.

2.2 KEGIATAN SURVEY PENGUKURAN DAN PEMETAAN TOPOGRAFI

Kegiatan Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi, secara garis besar meliputi
tahapan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan meliputi menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
membantu kelancaran pekerjaan. Sebelum melaksanakan pekerjaan tentunya
perlu untuk menyiapkan data-data sekunder diantaranya:
a. Peta Rupa Bumi terbaru skala 1: 50.000.
b. Peta Situasi Existing hasil pengukuran yang pernah dilakukan sebelumnya,
yang mencakup kawasan lokasi proyek.
c. Pengumpulan informasi yang pasti mengenai data titik-titik kerangka dasar
nasional, yang ada di sekitar lokasi pengukuran yang dapat digunakan sebagai
titik ikat pengukuran kerangka horizontal dan vertikal.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 4


.
LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

PENYIAPAN
PROSEDUR KERJA

MOBILISASI

PERSONIL PERALATAN ADMINISTRASI

PENYIAPAN PETA DASAR &


VERIFIKASI TITIK-TITIK
REFERENSI

PEMASANGAN PATOK DAN


BENCH MARK (BM)

PENGUKURAN

SITUASI DAN KERANGKA KERANGKA


SPOT ELEVASI HORIZONTAL VERTIKAL

INVENTARISASI DATA

DATA PROCESSING

PENGGAMBARAN

LONGSECTION CROSSECTION VOLUME

PRA CETAK

FINAL CETAK
- HARD COPY
- SOFT COPY
(CD
)
Gambar 2. 1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 5


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

2. Persiapan Survey Lapangan


Pekerjaan persiapan terdiri dari persiapan peralatan dan bahan untuk pelaksanaan
survey pengukuran lapangan. Kegiatan persiapan survey lapangan antara lain
mencakup pekerjaan :
a. Pembuatan patok-patok Bench Mark ( BM )
b. Membuat peta rencana kerja yang berisi rencana batas-batas pengukuran,
distribusi Bench Mark dan rencana jalur pengukuran kerangka horizontal dan
vertikal.
c. Menyiapkan gambar / skets batas-batas rencana kerja.

2.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEY PENGUKURAN DAN PEMETAAN

Pekerjaan Survey Pengukuran dan Pemetaan disini secara garis besar meliputi
kegiatan :

1. Setting Out Patok-patok Kayu.

a. Patok kayu berukuran 5cm x 5cm x 50cm. Bagian yang tertanam 35 cm dan
yang muncul diatas tanah 15 cm.

b. Setiap patok diberi cat warna merah dan diberi paku payung pada bagian
atasnya, dan diberi nomor (kode) / sta.

c. Setting out patok patok kayu dengan pembuatan Sta.jarak antar patok setiap
25 meter pada daerah tikungan dipasang patok lebih rapat.

2. Pemasangan Patok- patok Tetap/ Bench Mark (BM)


Pemasangan BM mengacu pada Spesifikasi antara lain :
a. Bench mark dibuat dengan menggunakan rangka beton yang berukuran 20 x
20 cm dengan panjang 1 meter, yang terbuat dari campuran beton, diberi
kerangka besi ditengah tengahnya, dipasangi baut dan di beri nomor / kode
pengenal yang dicat dibagian atasnya.
b. BM dipasang pada tempat yang aman dan mudah dicari serta dipasang sesuai
dengan tempat yang telah direncanakan pada tahap persiapan. Bench Mark
ditanam dengan kedalaman 0,75 m sehingga bagian yang berada di atas
permukaan tanah 0,35 m.
c. Jumlah BM baru yang telah dipasang di lapangan sebanyak 3 buah.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 6


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

3. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal

Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dilakukan dengan menggunakan metoda


polygon terbuka terikat sebagian Azimuth, Pengukuran polygon bertujuan untuk
membuat atau menambah titik-titik kerangka dasar horizontal pemetaan.
Titik-titik polygon ini kemudian akan digunakan sebagai titik referensi dalam
pekerjaan pengukuran koordinat (X,Y).

Jalur poligon utama membentuk jaringan memanjang yang terbuka , melalui


kedua ujung titik awal proyek jalan atau Bench Mark yang diamati dengan
Azimuth awal dan diamati dengan menggunkan Global Positioning System untuk
memberi nilai Koordinat awal dan Akhir Pengukuran diamati Azimuth
menggunakan T0 Wild
 Total Station adalah suatu alat ukur (sudut dan jarak) suvey digital elektronik
yang mampu memberikan data yang dibutuhkan di lapangan ( distation alat)
bila dibandingkan dengan alat ukur manual maka TS secara fisik merupakan
gabungan dari alat ukur sudut dan jarak ditambah unit prosesing dan
perekaman. Sehingga metode penen tuan parameter posisi masih mengacu
pada metode konvensional

 Mengukur Sudut Horizontal,Bidik Target Utama, Dihalaman Pertama Dari


layar Mode MEAS, Tekan (OSET) Akan Menyala, Sehingga Tekan (OSET)
Sekali lagi, Sudut Horizontal Di Target Pertama akan menjadi 0, Bidik Target
Kedua (2 Target) , Tampil Horizontal Angle (HAR) Antara Kedua Titik
Tersebut

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 7


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

 Sebagai titik bantu akan dipasang patok kayu ukuran (0,5 x 0,5 x 0,5) m, di
tengahnya dipasang paku payung sebagai titik sentring, dicat merah dan diberi
nomor/kode pengenal, bagian patok kayu ditanam sedalam 35 cm

4. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal merupakan pengukuran tinggi yang


dimaksudkan untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik di muka bumi serta
menentukan ketinggian terhadap suatu bidang referensi (bidang datum) atau
ketinggian tertentu.

Pengukuran posisi vertikal dilakukan dengan menggunakan metode sipat datar.


Pengukuran sipat datar ini terdiri dari pengukuran sipat datar utama dan
pengukuran sipat datar cabang.

Pengukuran sipat datar utama adalah pengukuran kerangka dasar vertikal


sedangkan pengukuran sipat datar cabang digunakan sebagai kerangka
pengukuran spot elevasi. Pengukuran sipat datar cabang diikatkan pada titik titik
sipat datar utama dan titik-titik spot elevasi diikatkan pada sipat datar utama atau
pada sipat datar cabang.

Jalur Pengukuran Sipat Datar Primer akan mengikuti jalur Pengukuran Poligon
Primer kecuali bila ditemui daerah yang terjal atau gunung sehingga tidak
memungkinkan dilakukan pengukuran waterpass, maka akan menggunakan cara
trigonometris.

Beda tinggi didefinisikan sebagai selisih jarak terpendek antara dua bidang nivo
yang melalui dua titik di atas permukaan bumi. Karena ketinggian titik
bereferensi terhadap permukaan air laut rata-rata (MSL) yang mengikuti lengkung
bumi, maka setiap bidang nivo yang melalui titik-titik di permukaan bumi akan
merupakan bidang atau garis yang sejajar dengan permukaan air laut rata-rata
(relatif sejajar).

Beda tinggi ditentukan dengan :

ΔH AB = b–m

Dimana :

b = Bacaan benang tengah ke rambu belakang

m = Bacaan benang tengah ke rambu muka

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 8


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Gambar 2. 2 Pengukuran Sipat Datar

Adapun spesifikasi teknis pengukurannya adalah:


 Alat sipat datar yang akan digunakan adalah Automatic Level
 Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon utama
 Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas, tengah, bawah)
 Dalam satu seksi diukur dua kali ( double stand ) dengan sistem rambu lompat.
 Jumlah slag tiap seksi harus genap
 Pada waktu pembidikan diusahakan agar jarak belakang (DB) sama dengan
jarak muka (DM) apabila dB   DM hasil hitungan beda tinggi perlu
dikorelasi terhadap faktor koreksi garis bidik
 Pengukuran per seksi dilakukan pergi dan pulang
 Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali pada patok kayu atau BM
 Dalam pengukuran sipat datar, rambu-rambu harus digunakan secara selang-
seling sehingga rambu yang diamati pada titik awal akan menjadi rambu titik
akhir pada setiap seksi
 Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harus diukur
 Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana: D adalah jarak dalam km
Pengukuran sipat datar meliputi pengukuran sipat datar utama dan sipat datar
sekunder.

5. Pengukuran Detail Situasi

Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan metode tachimetri terhadap semua


detail bangunan fasilitas yang ada. Pengukuran situasi dimaksudkan untuk
mendapatkan detail situasi yang dilengkapi dengan garis- garis kontur ketinggian.
Semua kenampakan yang ada, baik yang alamiah maupun buatan manusia harus

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 9


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

diukur dengan teliti dan benar. Alat ukur yANg digunakan adalah Theodolit
Wild T-0.

Metode pengukuran situasi adalah sebagai berikut :

Bangunan

U V

4
1 d4 o
d1
d3 dB
M 3
d2 2
A B

Gambar 2. 3 Pengukuran Situasi Metoda Tachimetri

Misalnya titik A dan B adalah titik kerangka dasar atau titik – titik pengukuran
poligon cabang. Titik 1 dan 2 diukur dari titik A dengan besaran 1, 2 dan
jarak d1, d2. Dari besaran tersebut dapat diketahui posisi 1 dan 2. Untuk
menentukan titik 3 dan 4 diukur dengan menggunakan titik penolong O yang
diikatkan ketitik B dengan besaran B, 3, 4 dan jarak d3, d4 maka posisi titik
tersebut dapat diketahui.

Posisi setiap detail topografi tersebut kemudian digambarkan di dalam komputer


dengan menggunakan Software Auto CAD Land Desktop 2009

6. Pengukuran Profil
Pengukuran profil dimaksudkan untuk mendapatkan gambar geometrik bentuk
permukaan tanah. Data hasil pengukuran profil, terutama diperlukan untuk
menentukan besaran volume galian dan timbunan (cut and fill), serta diperlukan
untuk merencanakan bentuk Profile Design jalan, agar sesuai dengan
ketentuan/persyaratan teknis perencanaan jalan.
Pengukuran profil terdiri dari profil memanjang dan profil melintang.
a. Pengukuran Profil Memanjang :
1) Alat yang digunakan Waterpas (automatic leveling).
2) Pada Area Perkerasan Eksisting.
a) Pengukuran dilakukan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 10


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

b) Pengukuran dengan interval setiap jarak 25 meter.

3) Pada Area Bukan Perkerasan.


a) Pengukuran dilakukan disepanjang garis as jalan
b) Pengukuran dengan interval setiap jarak 25 meter.
c) Dilakukan pengukuran profil memanjang disepanjang melintang
pada sepanjang trase jalan eksisting dan sungai / saluran / parit.

b. Pengukuran profil melintang (Cross Sections)


1) Pada Area Perkerasan (eksisting).
a) Pengukuran dilakukan tegak lurus sepanjang jalan.
b) Pengukuran dengan interval setiap jarak 5 meter
c) Alat yang digunakan Automatic Levelling

2) Pada Area Bukan Perkerasan.


a) Pengukuran dilakukan disepanjang jalan.
b) Pengukuran dengan interval setiap jarak 25 meter.
c) Alat ukur yang digunakan Theodolite ET-1005
d) Dilakukan pengukuran profil melintang pada sepanjang trase jalan
eksisting dan sungai / saluran / parit.
e) Pengukuran hingga jarak 30m dari as jalan, masing-masing sisi
kanan dan kiri jalan

2.4 PENGOLAHAN DATA


Data hasil pengukuran diinventarisasi ke file masing - masing pengolahan data dalam
hal ini software yang digunakan yaitu spread sheet “Excel”. Sebelum dilakukan
perhitungan data, hasil ukuran telah dihitung dilapangan secara pendekatan
menggunakan calculator dan hasilnya harus memenuhi Spesifikasi Teknis
pengukuran sehingga bila ada pengukuran yang belum memenuhi syarat tersebut
maka harus dilakukan pengukuran ulang.

1. Pengolahan Data Kerangka Horizontal

Hitung perataan metoda bowditch adalah salah satu metoda hitung perataan
pendekatan dimana pembagian koreksi yang diberikan kepada suatu seksi dihitung
dari kesalahan penutup yang sesuai dengan besarnya perbandingan jarak tiap seksi
dengan jumlah jaraknya dalam satu kring.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 11


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Hitung perataan bowditch untuk ini dapat dilakukan untuk hitungan :


a) Jaring Polygon
b) Jaring Sipat Datar

Metoda Bowditch untuk jaring polygon


Hitungan dan perataan jarring polygon dengan menggunakan metoda bowditch
dilakukan dalam tahapan berikut ;

a. Perataan sudut
- Menghitung jumlah sudut :
Σβ=β1+β2+β3+….+βn
- Menghitung salah penutup sudut :
fβ= Σβ-(α akhir – α awal) + (n ± 2) * 180º
- Besarnya salah penutup sudut ini harus << dari toleransi yang ditetapkan
yaitu besar 10n√n.
- Menghitung koreksi untuk masing – masing sudut :
k βi = ƒβ / n
- Menghitung besarnya sudut jurusan :
αij = α awal + βi + kβi - 180˚

b. Perataan Absis dan Ordinat


- Menghitung absis :
Δx = dij sin αij
- Menghitung ordinat :
Δy = dij cos αij
- Salah penutup absis :
fx = (x akhir – x awal)-ΣΔx
- Salah penutup ordinat :
fy = (y akhir – y awal)- ΣΔy

karena polygon tertutup, maka (x akhir–x awal)= 0 dan (y akhir–y awal) = 0


Toleransi salah linier jarak adalah :
ƒ = √(ƒx2 + ƒy2) / Σd
- Pembagian koreksi absis dan ordinat untuk masing – masing titik:
Koreksi absis :
Kxij = ( dij / Σd)*ƒx

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 12


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Koreksi ordinat :
Kyij = ( dij / Σd)*ƒy
- Menghitung koordinat masing – masing titik :
Xi = Xi + Δx + kxij
Yi = Yi + Δy + kyij

2. Pengolahan Data Kerangka Vertikal

Ukuran beda tinggi di hitung per-seksi dengan rumus :


d hl + d h2
dh =
2
d h1 = beda tinggi pada stand 1
d h2 = beda tinggi pada stand 2
Proses ini dilakukan pada ukuran pergi pulang.

Proses selanjutnya adalah hitungan kerangka dasar vertikal dilakukan sebagai


berikut :

a. Menghitung kesalahan penutup Beda Tinggi (KBT) antara dua buah titik BM
sesuai dengan jalur pengukuran.
 dh pergi +  d h pulang + KBT = 0
 dh pergi / pulang = Jumlah beda tinggi pergi / pulang
KBT = Kesalahan penutup Beda Tinggi

b. Kesalahan penutup beda tinggi tersebut dikoreksikan pada setiap beda tinggi
sama rata sebagai berikut.

KBT
dhi = n

n = Jumlah beda tinggi

Pengolahan data kerangka dasar vertikal yang pengukurannya menggunakan


metoda sipat datar, data pengukurannya dihitung menggunakan Metoda
Bowditch.

Dalam pengukuran sipat datar, hasil yang diperoleh masih dihinggapi oleh
kesalahan– kesalahan, hingga hasil hitungan beda tinggi dari hasil

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 13


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

pengukuran tidak sama dengan beda tinggi yang diketahui. Maka besarnya
salah penutup beda tinggi dapat dihitung sebagai berikut :

Fh = Σh – (T akhir – T awal)
Dimana :
fh = Salah penutup beda tinggi
Σh = Jumlah beda tinggi yang didapat dari hasil pengukuran
T akhir = Tinggi titik akhir (diketahui)
T awal = Tinggi titik awal (diketahui)

Pengolahan data kerangka vertikal / sipat datar adalah proses hitungan beda
tinggi hasil pengukuran sipat datar serta tinggi titik ikat, sehingga didapat
ketinggian patok (BM) terhadap suatu bidang referensi tinggi tertentu, dalam
hal ini terhadap muka air laut rata-rata (MSL).

3. Pengolahan Data Detail Situasi

Pengolahan data detail situasi dilakukan dengan menggunakan program


komputer, dengan mengikatkan terhadap titik koordinat hasil pengukuran
kerangka horizontal dan vertikal.

2.5 PENGGAMBARAN

Pelaksanaan proses penggambaran Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Rantau


Pulung - Sei Benu Muda Kabupaten Kutai Timur meliputi :
 Penggambaran Peta Lay out Jalan
 Penggambaran Longsection
 Penggambaran Crossection
 Penggambaran peta Lokasi

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 14


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Proses penggambaran tersebut secara detail dapat dilihat pada diagram :

DATA HASIL HITUNGAN


( X, Y, h )

PENGGAMBARAN
LONGSECTION/CROSSECTION PENGGAMBARAN SITUASI
/ KONTUR SOFTWARE AUTO CAD
SOFTWARE SURFER DAN
SOFTWARE LDD

EDGEMATCHING
(Penggabungan)

EDITING I

PROSES KARTOGRAFI

PRA CETAK

EDITING II

SOFT COPY
PETA DIGITAL

Gambar 2. 4 Proses Penggambaran

2.6 SISTEM REFERENSI

Untuk menyatakan suatu posisi di permukaan bumi perlu didefinisikan suatu sistem
referensi yang digunakan atau sering disebut datum. Secara geometrik datum ini
terkait dengan antara lain :

1. Elipsoida yang digunakan, yaitu berkaitan dengan dimensi elipsoida meliputi


kedudukan dan orientasinya terhadap bumi, ukuran dan bentuk yang dinyatakan
dalam parameter jari–jari ekuator (a) dan penggepengan (f).

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 15


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

2. Sistem koordinat yang digunakan


World Geodetic System 1984 (WGS-84) digunakan sebagai model bumi.
Kedudukan spheroid referensi WGS-84 terhadap bumi bersifat global, artinya
pusat spheroid berimpit dengan pusat bumi (geosentric). Sumbu Z terletak pada
bidang Meridian Nol (Greenwich). Sumbu Y tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z
dan membentuk sistim tangan kanan. Spheroid referensi WGS-84 pada dasarnya
mirip dengan Geodetic Reference System 1980 (GRS-80) dengan dengan
parameter – parameter sebagai berikut :
- Setengah Sumbu Panjang
(a) = 6.378.137,000
Ellipsoida
- Setengah Sumbu Pendek
(b) = 6.356.752,314
Ellipsoida
- Penggepengan (a-b)/a = 1/298,252572236

WGS-84 digunakan untuk hitungan koordinat pada sistim pengamatan satelit


GPS. Dengan demikian koordinat yang diberikan dari hasil pengamatan GPS
akan selalu mengacu ke datum yang sama, yaitu dalam sistem datum global
WGS-84. Selanjutnya Indonesia mengadopsi elipsoida referensi ini menjadi salah
satu parameter Datum Geodesi Nasional Indonesia 1995 (DGNI ’95).

Berkaitan dengan Sistem Koordinat, pada pengukuran topografi Perencanaan


Teknis Jalan menggunakan sistem koordinat :

1. Sistem Koordinat Geografis / Geodetic


2. Sistem Koordinat Proyeksi / Universal Transverse Mercator (UTM)

1. Sistem Koordinat Geografis

Model bumi yang diterapkan untuk menyatakan koordinat geografis yang bersifat
geodetik adalah spheroid. Koordinat yang diperoleh dari hasil pendefinisian
datum ini disebut sistem koordinat geodetik yang dinyatakan dengan lintang
geodetik (), bujur geodetik (), dan tinggi dinamis (h).

h
b

ZP

a Y
L
B
XP

YP

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi


X

16
LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Gambar 2. 5 Sistem Koordinat Geografis / Geodetic

Posisi titik P pada permukaan bumi seperti gambar di atas dinyatakan dalam
L,B,H atau dalam Xp,Yp, Zp.

2. Sistem Koordinat Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM), merupakan Proyeksi Cylinder


Transversal Conform yang memotong bumi pada dua meridian standar. Seluruh
permukaan bumi dibagi dalam 60 wilayah yang disebut zone UTM. Tiap zone
mempunyai meridian tengah sendiri. Faktor perbesaran di meridian tengah =
0,9996. Indonesia terbagi dalam 9 zone mulai dari meridian 90 o BT sampai
meridian 144o BT dengan batas paralel 5o LU dan 11o LS, sedangkan bujur
meridian tengah dan nomor zone UTM dimulai dari zone 46 dengan bujur
meridian tengah 93o BT sampai zone 54 dengan bujur meridian tengah 141o BT.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Gambar 2. 6 Proyeksi Silinder Transversal

Tabel 2. 1 Zone Universal Transverse Mercator

Zone Batas (BT) Bo (BT)


46 90o – 96o 93o
47 96o – 102o 99o
48 102o – 108o 105o
49 108o – 114o 111o

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 17


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

50 114o – 120o 117o


51 120o – 126o 123o
52 126o – 132o 129o
53 132o – 138o 135o
54 138o – 144o 141o

2.7 SISTEM TINGGI

Untuk menyatakan posisi vertikal suatu titik pada perencanaan jalan semabayang
menuju kota Bontan, maka digunakan 2 sistem tinggi yaitu :
1. Sistem tinggi Ellipsoid
2. Sistem tinggi Orthometrik

1. Sistem Tinggi Ellipsoid

Sistem tinggi ellipsoid adalah tinggi suatu titik diukur dari ellipsoida referensi
sampai ke titik tersebut.

2. Sistem Tinggi Orthometrik

Sistem tinggi ellipsoid adalah tinggi suatu titik diukur dari permukaan geoid
referensi sampai ke titik tersebut. Biasanya geoid dianggap berimpit dengan
permukaan laut rata-rata MSL (Mean Sea Level).
Untuk memperoleh nilai elevasi MSL secara praktis di lapangan, (tinggi
orthometrik = 0,000 meter), maka dapat dihitung melalui pengamatan pasang
surut laut.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 18


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEY PENGUKURAN

Dalam penyusunan program kerja untuk pelaksanaan proyek ini, konsultan berpedoman
pada kriteria-kriteria untuk pelaksanaan yang telah ditentukan dalam kontrak kerja

3.1 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tim yang dibentuk dan ditugaskan untuk melaksanakan Pekerjaan Survey


Pengukuran Kegiatan Perencanaan peningkatan jalan Poros Sungai Tempurung,
Kutai Lama Kec. Anggana.
ini antara lain terdiri :

Tabel 3. 1 Tim Pelaksana Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi

No. Jabatan Pendidikan Jumlah


1. Koordinator Lapangan Sarjana Teknik Sipil 1 (satu) orang
2. Surveyor Sarjana Teknik Sipil 1 (satu ) orang
3. Asisten Surveyor Sarjana Teknik Sipil 1(satu) orang
4. Operator Cad Sarjana Teknik Sipil 1 (satu) orang

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 19


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

3.2 BAGAN ORGANISASI PELAKSANA

Bagan organisasi disusun sesuai dengan jumlah dan jenis keahlian personil yang
diperlukan.

Koordinator
Lapangan
(Geodetic Engineer)

Operator
Surveyor Cad
1 1

Asisten Juru
Surveyor Hitung
1 2

Tenaga Lokal

Gambar 3. 1 Bagan Organisasi Pelaksana

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 20


.
LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

3.3 PERSIAPAN PERALATAN


Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan Kegiatan Perencanaan peningkatan jalan
Poros Sungai Tempurung, Kutai Lama Kec. Anggana., meliputi :

1. Peralatan Survey Pengukuran


Peralatan survey pengukuran di lapangan yang diperlukan, antara lain terdiri dari
:

Tabel 3. 2 Peralatan Survey dan Pengukuran Topografi

No. Jenis Alat Merk Jumlah


1. Total Station Topcon 1 (satu) unit
2. Pita Ukur (50 m) Yamayo 1 (satu) buah
2. Kamera Yamayo 2 (dua) buah
3. Rol Meter ( 5 m ) 1 (satu) buah
4. GPS Garmin 1 (satu) buah
.

2. Persiapan Peta Kerja


Mempersiapkan rencana lokasi pemasangan BM dan rencana jalur pengukuran di
lapangan.

3. Koordinasi Dengan Instansi Terkait


Sebelum melaksanakan survey pengukuran lapangan terlebih dahulu melakukan
koordinasi dengan PT DAYA ANUGRAH MANDIRI Juanda Samarinda

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 21


.
LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 HITUNGAN TERHADAP HASIL PENGUKURAN KERANGKA DASAR


HORIZONTAL
Sebagai titik ikat / referensi pengukuran Kerangka Dasar Horizontal pada lokasi
pengukuran di lapangan digunakan koordinat Rencana titik awal Proyek atau Sta.
0+000 dengan besaran koordinat sebagai berikut :

Koordinat Jalan desa sungai tempurung


Koordinat lokasi Pekerjaan
BM 1 N 9947080.690 E 515263.200
CP 01 N 9947090.640 E 515261.860

Tabel 4. 1 Koordinat Titik Awal dan Akhir Proyek

Hitungan poligon dilakukan terhadap jaringan yang terbuka dimana pada titik Awal
Proyek diamati dengan Arah Azimuth ke arah stationing 0+000. Adapun hasil
hitungan Azimuth berikutnya ke arah stationing curve terhadap Alinyemen Horizontal
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 22


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

Hasil perhitungan total station Perencanaan Penyelidikan Tanah,


PT DAYA ANUGRAH MANDIRI

No Easting Northing Elevasi Ketersangsn


1 515,195,834 99471203,56 20,000 TB
2 515,188,447 99471026,92 20,000 BS
3 515194.46 9947124.59 19.9 JL
4 515195.63 9947129.77 19.89 JL
5 515196.22 9947118.49 20.3 TEMBOK
6 515212.57 9947116.62 22.31 TB
7 515203.43 9947118.68 21.25 TB
8 515200.58 9947117.45 21.35 TEMBOK
9 515203.59 9947128.94 21.23 TEMBOK
10 515202.52 9947124.81 21.12 TEMBOK
11 515206.22 9947124.32 21.33 D
12 515206.92 9947128.13 21.32 TEMBOK
13 515205.48 9947119.71 21.39 D
14 515201.24 9947120.45 21.03 TEMBOK
15 515215.77 9947125.65 21.83 D
16 515209.61 9947122.38 21.74 D
17 515215.45 9947113.74 23.21 TEMBOK
18 515216.62 9947115.9 22.82 D
19 515217.16 9947117.18 22.71 D
20 515217.56 9947119.35 22.23 D
21 515226.87 9947117.16 22.98 D
22 515228.1 9947112.39 25.14 TB
23 515229.7 9947122.77 25.48 TEMBOK
24 515226.08 9947114.63 24.75 D
25 515225.86 9947111.39 24.95 TEMBOK
26 515234.38 9947109.21 26.68 TEMBOK
27 515235.69 9947112.39 26.45 D
28 515238.77 9947108.14 29.07 TEMBOK
29 515240.11 9947111.31 28.97 D

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 23


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

30 515242.12 9947108.61 30.05 TB


31 515245.05 9947119.13 29.25 TEMBOK
32 515242.57 9947112.44 29.72 D
33 515239.14 9947107.7 30.15 TEMBOK
34 515236.83 9947100.67 30.53 TEMBOK
35 515242.68 9947096.19 30.34 TB
36 515243.21 9947092.02 30.28 BS
37 515232.31 9947087.92 30.21 TEMBOK
38 515246.84 9947084.1 30.2 TEMBOK
39 515265.13 9947079.46 30.81 TEMBOK
40 515256.55 9947103.91 30.21 TB
41 515269.75 9947092.48 30.43 TEMBOK
42 515264.65 9947094.91 30.31 D
43 515257.06 9947097.88 30.03 D
44 515273.76 9947110.09 31 TEMBOK
45 515266.11 9947112.92 30.04 TEMBOK
46 515268.13 9947106.76 30.27 D
47 515262.08 9947107.45 30.19 D
48 515263.2 9947080.69 30.16 BM
49 515261.86 9947090.64 30.2 CP
50 515220.19 9947116.54 22.6 D
51 515223.88 9947115.43 23.59 D
52 515232.42 9947118.48 25.61 D
53 515226.91 9947114.12 24.9 JL
54 515226.4 9947111.69 25.01 JL
55 515217.11 9947114.13 23.05 JL

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 24


LLaappoorraann SSuurrvveeyy TTooppooggrraaffyy

BAB V
PENYAJIAN DATA

5.1 PROSES PENGGAMBARAN


Untuk menampilkan semua hasil ukuran supaya memberikan informasi baik secara
spasial dan atribut, maka di lakukan proses penggambaran yang menggunakan software
AutoCAD dan Land Desktop 2000.
Proses awal yang dilakukan dengan menggambarkan posisi setiap kerangka dasar dan
cabang dalam posisi yang benar sesuai dengan ukuran dilapangan. Kemudian detail
topografi dan Cross section serta Long section digambarkan dari titik–titik tersebut
dengan mengetahui merencanakan Alinyemen Horizontal maupun Alinyemen Vertikal
sesuai standart Bina Marga.

5.2 PENYAJIAN DATA


Setelah melalui semua tahapan-tahapan proses topografi untuk Alinyemen Horizontal
maupun Alinyemen Vertikal, sesuai dengan kebutuhan, maka gambar Rencana
Geometrik Jalan Desa. disajikan dalam kertas A3 80 gram.

5.3 HASIL PEKERJAAN


Adapun hasil utama dari pekerjaan survey pengukuran topografi yang ditampilkan
dalam laporan ini antara lain sebagai berikut :
a. Jalur pengukuran kerangka horizontal, vertikal.
b. Tabel daftar koordinat dan Elevasi Bench Mark (BM).
c. Gambar Layout lokasi.
d. Gambar Long section dan Cross section
e. Data ukur Lapangan
f. Dokumentasi Lapangan

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 59


L
LLaaapppooorrraaan
nn S
SSu
uurrrvvveeeyyy T
TTooopppooogggrrraaafffyyy

BAB VI PENUTUP

Seluruh kegiatan survey pengukuran topografi pada pelaksanaan pengukuran Topografi


dalam Kegiatan Perencanaan Penyelidikan Tanah, PT DAYA ANUGRAH MANDIRI Juanda
Samarinda telah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan hasil ukuran dinyatakan
baik karena semua memenuhi toleransi ukuran yang di persyaratkan.

Dari perhitungan diketahui bahwa hasil survey pengukuran topografi memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan dan dinyatakan dalam 2 sistem koordinat yaitu : sistem koordinat
UTM, sistem koordinat geografis dan disajikan dalam ukuran kertas A4 80 gram.

Seluruh hasil survey pengukuran topografi, digambarkan, dan direncanakan Geometrik jalan
dengan software AutoCAD 2000 dan kontur dengan program AutoCAD Land Desktop 2000.

Perencanaan Penyelidikan Tanah Dan Topografi 60

Anda mungkin juga menyukai