Anda di halaman 1dari 36

11.

SIMPANG
Tujuan Pembelajaran

Mengetahui Cara
Jenis-jenis Pengendalian
Persimpangan Simpang
Agenda Pertemuan
1. Definisi Persimpangan
2. Jenis Persimpangan
3. Tipe Simpang
4. Konflik pada persimpangan
5. Bentuk pengendalian simpang
6. Perambuan
Definisi Persimpangan
 Menurut Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Kota
Direktorat Jenderal Bina Marga (1992), persimpangan adalah
tempat bertemunya dua atau lebih dari lengan atau ruas
jalan.
 Simpang merupakan bagian penting dari jaringan jalan
karena berpengaruh terhadap pergerakan di jaringan jalan.
 Definisi lainnya : Persimpangan adalah simpul dalam jaringan
transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu yang
dapat menimbulkan konflik MKJI (1997).
 Untuk mengendalikan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas
untuk menetapkan siapa yang mempunyai hak terlebih dahulu
untuk menggunakan persimpangan
Jenis Persimpangan
Menurut F.D. Hobbs (1995)
a. Sebidang Simpang sebidang (at-grade junctions) merupakan perpotongan jalan pada suatu
bidang datar.
Perancangan jumlah simpang jalan tidak boleh lebih dari 4 buah terutama pada
simpang yang memiliki gerakan membelok semua.
Jika volume lalu lintas belok kanan dan kiri yang besar maka perlu penambahan jalur
dengan cara pelebaran (flaring), yaitu salah satu bentuk pelebaran jalan, baik pada
arus yang mendekat arus utama maupun pada arus keluar.
b. Tidak Simpang tak sebidang (grade separated juntions) merupakan simpang dengan atau
Sebidang tanpa fasilitas persilangan jalan berpotongan.
Jalan tak sebidang (interchange) yaitu jalan berpotongan melalui atas atau bawah.
Membutuhkan daerah yg luas dan tata letaknya dipengaruhi oleh topografi.
Kombinasi a Menurut Edward K. Morlok (1978), dari segi pandang untuk kontrol kendaraan, jenis
dan b persimpangan terdiri dari :
a. Simpang bersinyal; Simpang bersinyal merupakan simpang yang pengaturan lalu
lintasnya dikendalikan oleh lampu pengatur lalu lintas sehingga tabrakan kendaraan
akibat gerakan - gerakan yang berlawan dapat dihindarkan.
b. Simpang tak bersinyal; Simpang tak bersinyal merupakan simpang yang pengaturan
lalu lintasnya tidak dikendalikan oleh lampu pengatur lalu lintas tetapi jalan pada salah
satu jalan mempunyai daerah milik jalan (right of- way).
Simpang Sebidang…1)
Simpang Sebidang…2)

• Simpang tiga
• Simpang empat
• Simpang
dengan banyak
cabang jalan
Persimpangan Tidak Sebidang
 Persimpangan tidak sebidang adalah bentuk pengaturan yang
ideal suatu persimpangan.
 Digunakan untuk mengendalikan persimpangan dengan arus
yang tinggi atau pada jalan bebas hambatan atau jalan tol.
 Prinsip pengaturan persimpangan tidak sebidang adalah
mengendalikan persimpangan dengan jalan meminimalisir
jumlah titik konflik sekecil mungkin khusunya untu jenis titik
konflik “berpotongan” (crossing).
 Salah satu persimpangan tidak sebidang pertama di
Indonesia adalah Jembatan Semanggi di Jakarta.
Fly Over Persimpangan dengan pengaturan fly over adalah memisahkan bidang jalan yang
satu dengan yang lainnya dengan cara mengangkat satu bidang jalan tertentu
sehingga berada diatas bidang jalan yang lain. Pemisahan bidang jalan ini dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan titik konflik berpotongan.
Underpass Under pass pada prinsipnya sama dengan dengan fly over, bedanya ruas jalan yang
akan diprioritaskan ditempatkan di sebelah bawah sisi jalan lain atau dengan kata
lain dimasukkan kedalam permukaan tanah.
Semanggi Persimpangan dengan sistem semanggi adalah bentuk pengaturan yang paling ideal
dan artistik untuk persimpangan. Pada prinsipnya pengaturan dengan sistem ini
adalah menghilangkan titik konflik berpotongan.
Namun pengaturan dengan sistem semanggi ini tidak memberi kesempatan pada arus
belok kanan langsung. Arus belok kanan diberikan dengan cara belok kiri terlebih
dahulu setelah melewati areal persimpangan.
Simpang Susun Simpang susun adalah bentuk yang lebih rumit dan lebih lengkap dari semanggi. Jika
ada persimpangan semanggi tidak ada kesempatan untuk arus yang akan berbelok
kearah kanan, pada persimpangan susun kesempatan itu diberikan untuk ke segala
arah atau jurusan. Contoh pengaturan simpang susun banyak dilakukan di jalan bebas
hambatan (ekspressway/motorway/highway).
Simpang Simpang ketupat dikenal juga sebagai diamond interchange merupakan persimpangan
Ketupat jalan utama dengan dengan jalan yang lebih rendah kelasnya (minor) , dimana jalan
utamanya bebas hambatan dipisah pada bidang yang berbeda, sedang hubungan
dengan jalan minor terjadi pada persimpangan sebidang, yang biasanya
dikendalikan dengan lampu lalu lintas. Di Indonesia jenis persimpangan ini dapat kita
jumpai pada ruas jalan toll yang bersinggungan dengan jalan arteri biasa.
Simpang Tak Sebidang
Contoh simpang tidak sebidang..1)

Flyover Pasupati

Flyover Pelangi Antapani

Fly Over Antapani Bandung Fly Over Pasupati Bandung

Underpass Cibubur

Underpass Cibubur Fly Over Antapani Bandung


Contoh simpang tidak sebidang..2)

Simpang Semanggi Simpang Susun

Simpang Ketupat
Persilangan
Tipe Kaki Simpang
 Menurut Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik untuk
Jalan Perkotaan Direktorat Jenderal Bina Marga (1992),
bentuk simpang sebidang yaitu terdiri atas simpang 3 (tiga)
dan simpang 4 (empat).

Sumber : Standar Spesifikasi Perencanaan untuk Jalan Perkotaan, 1992


Jenis Simpang 4 Lengan

Sumber : MKJI, 1997


Jenis Simpang 3 Lengan

Sumber : MKJI, 1997


Bentuk Konflik di Persimpangan
 Berpotongan (crossing) yaitu dua arus berpotongan
langsung.
 Bergabung (merging) yaitu dua arus bergabung.
 Berpisah (diverging) yaitu dua arus berpisah
 Bersilangan (weaving) yaitu dua arus saling
bersilangan, terjadi pada bundaran lalu lintas.
Sumber : Guide Traffic Engineering Practice : Intersection at grade, NAASRA, 1988
Titik Konflik
 Titik konflik : perpotongan pergerakan kendaraan-
kendaraan dan kendaraan-orang.

 Potensi titik konflik tergantung :


 Jumlah kaki simpang

 Jumlah lajur kaki simpang

 Jumlah pengaturan simpang

 Jumlah arah pergerakan


Titik Konflik Bundaran

Titik Konflik Simpang 4


Sumber : MKJI 1997
Bentuk Pengendalian Persimpangan

• Persimpangan tanpa pengendalian (Uncontrolled


Persimpangan Intersection) Persimpangan dengan prioritas
Sebidang/ (Priority Intersection) (Indonesia sebelah kiri),
Persimpangan Persimpangan dengan Bundaran lalin,
Sederhana Persimpangan dengan rambu/marka.
• Persimpangan dengan Lampu lalin (APILL)

• Jembatan layang yang disebut juga Flyover


• Terowongan yang disebut juga Underpass
Persimpangan • Interchange merupakan persilangan yang bisa
Tidak Sebidang berpindah dari ruas yang satu ke ruas yang lain,
(jembatan semanggi/ simpang diamond,
Simpang Susun, Simpang Ketupat)
Pengaturan
dengan Rambu
dan atau Marka,
Kanalisasi

Pengaturan Pengaturan
simpang tanpa Dengan Prioritas
lampu lalu lintas

Pengaturan Pengaturan
Persimpangan dengan Bundaran
Sebidang (Roundabout)

Pengaturan Kriteria suatu


simpang dengan persimpangan
lampu lalu lintas. perlu dipasang
lampu lalu lintas
Penentuan Pengendalian Simpang
Dilihat dari cara pengaturan arus
lalu lintas di persimpangan
 Persimpangan tanpa pengendalian
 Persimpangan dengan pengendalian rambu beri
kesempatan (giveway) dan rambu stop
 Persimpangan dengan pengendalian pemisahan
lajur (chanelized)
 Persimpangan dengan pengendalian bundaran
(roundabout)
 Persimpangan dengan pengendalian lampu lalu
lintas (traffic signal)
Pengaturan Persimpangan Sebidang
Pengaturan Pengaturan
simpang tanpa simpang dengan
lampu lalu lintas lampu lalu lintas.

Persimpangan APILL
dengan prioritas

Pengaturan dengan
rambu/marka
(yield, stop,
kanalisasi)

Pengaturan dengan
bundaran
Persimpangan dengan Prioritas

 Indonesia saat ini sebenarnya


menganut aturan-aturan dan
perioritas bagi kendaraan yang
datang dari sebelah kiri,
walaupun dalam kenyataannya
ketentuan ini tidak berjalan
Persimpangan Rambu atau Marka Yield
 Persimpangan arus di jalan
utama (mayor) bersimpangan
dengan jalan kecil (minor) maka
kendaraan yang berada di
jalan utama mendapat hak
terlebih dahulu.
 Untuk menegaskan hal tersebut
digunakan rambu lalu lintas
'beri kesempatan' berupa
segitiga terbalik yang
ditempatkan di jalan minor,
Persimpangan Rambu atau Marka Stop
 Untuk lebih mempertegas
digunakan rambu 'stop' dimana
pengemudi di jalan minor wajib
berhenti.
 Selain itu dilengkapi pula
marka jalan sebagai pelengkap
rambu Beri Kesempatan dan
Rambu Stop.
1. Rambu Yield ; biasanya dipasang pada jalan arah minor pada simpang. Pengemudi
yang melihat rambu ini diwajibkan untuk memperlambat laju kendaraannya dan
baru boleh meneruskan perjalanannya bilamana kondisi lalu-lintas cukup aman.
2. Rambu Stop ; pengemudi yang melihat rambu pada rambu Stop ini diwajibkan untuk
menghentikan kendaraannya pada garis stop, sekalipun tidak ada kendaraan yang
datang dari arah lain, dan baru boleh meneruskan perjalanannya bilamana kondisi
lalu-lintas cukup aman. Rambu Stop biasanya dipasang pada jalan arah minor pada
simpang dengan pertimbangan : Jarak pandangan tidak memenuhi syarat karena
kondisi geometrik maupun oleh sebab lainnya, Angka kecelakaan cukup tinggi,
Adanya simpangan dgn kendaraan lain yg mendapat prioritas seperti kereta api
misalnya.
Terdapat dua macam pemasangan rambu Stop ini, yakni:
1. Two Way Stop Sign. Yakni pemasangan rambu Stop dari 2 arah, biasanya dari
arah jalan minor.
2. Multy Way Stop Sign. Yakni pemasangan rambu Stop pada seluruh kaki simpang.

Pemasangan rambu Stop pd seluruh kaki simpang ini dilakukan dgn pertimbangan :
a. Angka kecelakaan sudah cukup tinggi yakni lebih besar dari 5 kejadian per th.
b. Rata-rata tundaan kendaraan mencapai lebih dari 30 detik.
c. Arus kendaraan dari masing-masing pendekat minimal sudah mencapai 500
kendaraan per jam selama 8 jam operasi tertinggi per hari.
d. Pertimbangan untuk memakai lampu sinyal belum ada dananya.
Persimpangan Dengan Kanalisasi
 Kanalisasi simpang dimaksud
untuk mengarahkan kendaraan
ataupun memisahkannya dari
arah pendekat yang mau belok
ke kiri, lurus, ataupun belok ke
kanan.
 Kanalisasi dapat berupa pulau
dengan kerb yang lebih tinggi
dari jalan ataupun hanya
berupa garis marka jalan.
Persimpangan dengan Bundaran
 Bundaran atau roundabout merupakan pulau di tengah-tengah
simpang yang lebih tinggi dari permukaan jalan rata-rata, dan
bukan berupa garis marka, sehingga secara nyata tidak ada
kendaraan yg akan melewatinya. Pengemudi yg memasuki simpang
begitu melihat adanya bundaran di tengah sudah akan terkondisi utk
memperlambat laju kendaraannya. Selain itu bundaraan dapat
berfungsi mengarahkan dan melindungi kendaraan belok kanan.
 Digunakan bila lahan mencukupi untuk membangun bundaran di
tengah persimpangan.
 Persimpangan ini mempunyai kapasitas kurang lebih sama dengan
lalu lintas.
 Aturan yang berlaku pada bundaran lalu lintas adalah kendaraan
yang berada di bundaran mendapat prioritas terlebih dahulu.
Pengaturan dengan
Bundaran (Roundabout)

Wajib mengitari bundaran


B. Pengaturan Simpang dengan Lampu
Lalin
 Mengurangi atau menghilangkan titik konflik dengan memisahkan
pergerakan arus lalin pada waktu yang berbeda-beda.
 Bila arus sudah semakin tinggi, atau dua jalan dengan tingkatan yang sama
bertemu maka digunakan lampu lalu lintas.
 Isyarat lampu ditetapkan berdasarkan Vienna Convention on Road Signs
and Signals tahun 1968.
 Urutan lampu menyala adalah:
 Lampu merah menyala, kendaraan berhenti

 Lampu merah dan kuning menyala, kendaraan bersiap untuk berjalan

 Lampu hijau, kendaran berjalan

 Lampu kuning, kendaraan berhenti kecuali terlalu dekat dengan garis


henti atau kalau berhenti dapat mengakibatkan celaka maka kendaraan
masih bisa berjalan
Perambuan
Rambu Yield dan Rambu Stop

Rambu beri kesempatan/ Rambu Yield Rambu berhenti/ Rambu Stop


Rambu APILL

Anda mungkin juga menyukai