SIMPANG
Tujuan Pembelajaran
Mengetahui Cara
Jenis-jenis Pengendalian
Persimpangan Simpang
Agenda Pertemuan
1. Definisi Persimpangan
2. Jenis Persimpangan
3. Tipe Simpang
4. Konflik pada persimpangan
5. Bentuk pengendalian simpang
6. Perambuan
Definisi Persimpangan
Menurut Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Kota
Direktorat Jenderal Bina Marga (1992), persimpangan adalah
tempat bertemunya dua atau lebih dari lengan atau ruas
jalan.
Simpang merupakan bagian penting dari jaringan jalan
karena berpengaruh terhadap pergerakan di jaringan jalan.
Definisi lainnya : Persimpangan adalah simpul dalam jaringan
transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu yang
dapat menimbulkan konflik MKJI (1997).
Untuk mengendalikan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas
untuk menetapkan siapa yang mempunyai hak terlebih dahulu
untuk menggunakan persimpangan
Jenis Persimpangan
Menurut F.D. Hobbs (1995)
a. Sebidang Simpang sebidang (at-grade junctions) merupakan perpotongan jalan pada suatu
bidang datar.
Perancangan jumlah simpang jalan tidak boleh lebih dari 4 buah terutama pada
simpang yang memiliki gerakan membelok semua.
Jika volume lalu lintas belok kanan dan kiri yang besar maka perlu penambahan jalur
dengan cara pelebaran (flaring), yaitu salah satu bentuk pelebaran jalan, baik pada
arus yang mendekat arus utama maupun pada arus keluar.
b. Tidak Simpang tak sebidang (grade separated juntions) merupakan simpang dengan atau
Sebidang tanpa fasilitas persilangan jalan berpotongan.
Jalan tak sebidang (interchange) yaitu jalan berpotongan melalui atas atau bawah.
Membutuhkan daerah yg luas dan tata letaknya dipengaruhi oleh topografi.
Kombinasi a Menurut Edward K. Morlok (1978), dari segi pandang untuk kontrol kendaraan, jenis
dan b persimpangan terdiri dari :
a. Simpang bersinyal; Simpang bersinyal merupakan simpang yang pengaturan lalu
lintasnya dikendalikan oleh lampu pengatur lalu lintas sehingga tabrakan kendaraan
akibat gerakan - gerakan yang berlawan dapat dihindarkan.
b. Simpang tak bersinyal; Simpang tak bersinyal merupakan simpang yang pengaturan
lalu lintasnya tidak dikendalikan oleh lampu pengatur lalu lintas tetapi jalan pada salah
satu jalan mempunyai daerah milik jalan (right of- way).
Simpang Sebidang…1)
Simpang Sebidang…2)
• Simpang tiga
• Simpang empat
• Simpang
dengan banyak
cabang jalan
Persimpangan Tidak Sebidang
Persimpangan tidak sebidang adalah bentuk pengaturan yang
ideal suatu persimpangan.
Digunakan untuk mengendalikan persimpangan dengan arus
yang tinggi atau pada jalan bebas hambatan atau jalan tol.
Prinsip pengaturan persimpangan tidak sebidang adalah
mengendalikan persimpangan dengan jalan meminimalisir
jumlah titik konflik sekecil mungkin khusunya untu jenis titik
konflik “berpotongan” (crossing).
Salah satu persimpangan tidak sebidang pertama di
Indonesia adalah Jembatan Semanggi di Jakarta.
Fly Over Persimpangan dengan pengaturan fly over adalah memisahkan bidang jalan yang
satu dengan yang lainnya dengan cara mengangkat satu bidang jalan tertentu
sehingga berada diatas bidang jalan yang lain. Pemisahan bidang jalan ini dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan titik konflik berpotongan.
Underpass Under pass pada prinsipnya sama dengan dengan fly over, bedanya ruas jalan yang
akan diprioritaskan ditempatkan di sebelah bawah sisi jalan lain atau dengan kata
lain dimasukkan kedalam permukaan tanah.
Semanggi Persimpangan dengan sistem semanggi adalah bentuk pengaturan yang paling ideal
dan artistik untuk persimpangan. Pada prinsipnya pengaturan dengan sistem ini
adalah menghilangkan titik konflik berpotongan.
Namun pengaturan dengan sistem semanggi ini tidak memberi kesempatan pada arus
belok kanan langsung. Arus belok kanan diberikan dengan cara belok kiri terlebih
dahulu setelah melewati areal persimpangan.
Simpang Susun Simpang susun adalah bentuk yang lebih rumit dan lebih lengkap dari semanggi. Jika
ada persimpangan semanggi tidak ada kesempatan untuk arus yang akan berbelok
kearah kanan, pada persimpangan susun kesempatan itu diberikan untuk ke segala
arah atau jurusan. Contoh pengaturan simpang susun banyak dilakukan di jalan bebas
hambatan (ekspressway/motorway/highway).
Simpang Simpang ketupat dikenal juga sebagai diamond interchange merupakan persimpangan
Ketupat jalan utama dengan dengan jalan yang lebih rendah kelasnya (minor) , dimana jalan
utamanya bebas hambatan dipisah pada bidang yang berbeda, sedang hubungan
dengan jalan minor terjadi pada persimpangan sebidang, yang biasanya
dikendalikan dengan lampu lalu lintas. Di Indonesia jenis persimpangan ini dapat kita
jumpai pada ruas jalan toll yang bersinggungan dengan jalan arteri biasa.
Simpang Tak Sebidang
Contoh simpang tidak sebidang..1)
Flyover Pasupati
Underpass Cibubur
Simpang Ketupat
Persilangan
Tipe Kaki Simpang
Menurut Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik untuk
Jalan Perkotaan Direktorat Jenderal Bina Marga (1992),
bentuk simpang sebidang yaitu terdiri atas simpang 3 (tiga)
dan simpang 4 (empat).
Pengaturan Pengaturan
simpang tanpa Dengan Prioritas
lampu lalu lintas
Pengaturan Pengaturan
Persimpangan dengan Bundaran
Sebidang (Roundabout)
Persimpangan APILL
dengan prioritas
Pengaturan dengan
rambu/marka
(yield, stop,
kanalisasi)
Pengaturan dengan
bundaran
Persimpangan dengan Prioritas
Pemasangan rambu Stop pd seluruh kaki simpang ini dilakukan dgn pertimbangan :
a. Angka kecelakaan sudah cukup tinggi yakni lebih besar dari 5 kejadian per th.
b. Rata-rata tundaan kendaraan mencapai lebih dari 30 detik.
c. Arus kendaraan dari masing-masing pendekat minimal sudah mencapai 500
kendaraan per jam selama 8 jam operasi tertinggi per hari.
d. Pertimbangan untuk memakai lampu sinyal belum ada dananya.
Persimpangan Dengan Kanalisasi
Kanalisasi simpang dimaksud
untuk mengarahkan kendaraan
ataupun memisahkannya dari
arah pendekat yang mau belok
ke kiri, lurus, ataupun belok ke
kanan.
Kanalisasi dapat berupa pulau
dengan kerb yang lebih tinggi
dari jalan ataupun hanya
berupa garis marka jalan.
Persimpangan dengan Bundaran
Bundaran atau roundabout merupakan pulau di tengah-tengah
simpang yang lebih tinggi dari permukaan jalan rata-rata, dan
bukan berupa garis marka, sehingga secara nyata tidak ada
kendaraan yg akan melewatinya. Pengemudi yg memasuki simpang
begitu melihat adanya bundaran di tengah sudah akan terkondisi utk
memperlambat laju kendaraannya. Selain itu bundaraan dapat
berfungsi mengarahkan dan melindungi kendaraan belok kanan.
Digunakan bila lahan mencukupi untuk membangun bundaran di
tengah persimpangan.
Persimpangan ini mempunyai kapasitas kurang lebih sama dengan
lalu lintas.
Aturan yang berlaku pada bundaran lalu lintas adalah kendaraan
yang berada di bundaran mendapat prioritas terlebih dahulu.
Pengaturan dengan
Bundaran (Roundabout)