Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep Kasus Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


1. Pengertian
Kekurangan Energi Kronis merupakan keadaan yang menyebabkan berbagai
masalah dalam kehamilan yang ditandai dengan pengukuran lingkar lengan atas
(LiLA) kurang dari 23,5 cm (Depkes RI, 2008) Kekurangan Energi Kronik
(KEK) adalah keadaan dimana inu menderita keadaan kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu (Arisman,2010). Kekurangan Energi Kronis (KEK) ditandai
dengan lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil kurang dari 23,5 cm atau dibagian
merah pita LiLA, artinya wanita tersebur mempunyai resiko Kekurangan Energi
Kronis (Irianto, 2014).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita


keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK merupakan
gambaran status gizi ibu di masa lalu, kekurangan gizi kronis pada masa anak-
anak baik disertai sakit yang berulang, akan menyebabkan bentuk tubuh yang
kuntet (stunting) atau kurus (wasting) pada saat dewasa. Ibu yang memiliki
postur tubuh seperti ini berisiko mengalami gangguan pada masa kehamilan dan
melahirkan bayi BBLR (Sutanto, 2015).

2. Penyebab KEK
Kristandyo,dkk, (2016) mengatakan, keadaan KEK pada ibu hamil dilatar
belakangi oleh kehamilan dengan satu atau lebih keadaan “ 4 Terlalu”, yaitu :
a. Terlalu muda(usia <20 tahun)
b. Terlalu tua(usia >45tahun)
c. Terlalu sering(jarak <2 tahun )
d. Terlalu banyak (jumlah anak >3 orang)
Selain hal tersebut terdapat faktor lainnya yang dapat menyebabkan KEK, antara
lain faktor sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, faktor pola
konsumsi, faktor perilaku), faktor biologis (usia ibu hamil, jarak kehamilan,
paritas, berat badan saat hamil).
3. Faktor Resiko Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah
asupan makanan, penyakit infeksi, pendidikan,pengetahuan, ekonomi, umur ibu
hamil, jarak kelahiran dan paritas (Arisman, 2010)

a. Umur ibu hamil


Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, karena kemampuan
mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan dari pada
situasi-situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari,
penalaran analog dan berpikir kreatif, mencapai puncaknya dalam usia dua
puluhan. Usia reproduksi wanita di golongkan menjadi dua, yaitu usia
reproduksi sehat dan usia reproduksi tidak sehat. Usia reproduksi sehat yaitu
mulai dari umur 20 tahun sampai 35 tahun. Sedangkan usia reproduksi tidak
sehat yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.

Semakin muda ataupun semakin tua usia ibu hamil akan berpengaruh terhadap
gizi yang diperlukan. Usia muda memerlukan tambahan gizi yang cukup
banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang berada dalam kandungan.
Sedangkan usia ibu yang tua juga memerlukan energi yang besar karena organ
yang terdapat dalam tubuh sudah melemah dan diharuskan untuk bekerja
secara maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling
baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan
gizi ibu hamil akan lebih baik

b. Asupan makanan
Asupan makanan adalah sejumlah makanan yang dikonsumsi seseorang dengan
tujuan untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tiap
zat gizi yang masuk akan memberikan fungsi yang penting bagi tubuh,
misalnya sebagai sumber tenaga yang dapat digunakan untuk menjalankan
aktivitas.
Asupan makanan juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola
konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau
penyakit pada ibu. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk
mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat
berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat
menyebabkan malnutrisi.

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita
yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal
dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.Penyediaan pangan dalam
negeri yaitu : upaya pertanian dalammenghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran dan buahbuahan.Pengukuran konsumsi makanan sangat penting
untukmengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal inidapat
berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yangmenyebabkan
malnutrisi.

c. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinyakurang gizi sebagai akibat
menurunnya nafsu makan, adanya gangguanpenyerapan dalam saluran pencernaan
atau peningkatan kebutuhan zatgizi oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi
dengan keadaan gizikurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan
sebabakibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaangizi yang
jelek dapat mempermudah infeksi.

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksidan juga infeksi akan
mempermudah status gizi dan mempercepatmalnutrisi, mekanismenya yaitu :

1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnyaabsorbsi dan


kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,muntah dan
perdarahan yang terus menerus.
3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibatsakit atau parasit
yang terdapat pada tubuh.

d. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah or

Anda mungkin juga menyukai