Pertemuan ke-1 Tidak ada tugas B. Jawaban Petemuan ke-2 1. Seorang administrator pendidikan menjalankan tugasnya didasari oleh nilai-nilai kebenaran, baik pada tataran praktis maupun tataran teoritis melalui ilmu penetahuan tentang administrasi pendidikan. Jelaskan melalui pendekatan filsafat , apakah benar administrasi pendidikan dipandang sebagai ilmu pengetahuan? Jawaban : Pengetahuan (knowledge) adalah segala ssuatu yg diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi dan wahyu. Sedangkan ilmu atau ilmu pengetahaun adalah Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, dan AXIOLOGIS secara konsekuen dan penuh disiplin dan administrasi pendidikan telah memenuhi criteria itu, sehingga dapat diketahui jika benar, administrasi pendidikan dipandan sebagai ilmu pengetahuan. 2. Dilihat dari landasan ontologis, administrasi pendidikan memiliki kedudukan, metode, potensi, normative, positivisme, dan rasionalisme. Jelaskan? Jawaban : a) Kedudukan ontologi Administrasi Pendidikan adalah pangkal dasar dalam pengembangn pemikiran terhadap pembenaran dan kebenaran. b) Metode ontology Administrasi Pendidikan dengan metode berpikir yang bekerja cepat dan tepat. Administrasi Pendidikan senantiasa menanyakan sesuatu yang telah dimengerti atau dikenal, karena pertanyaan adalah bagian dari nalar sebagai produk pemikiran manusia. c) Potensi ontologi Administrasi Pendidikan adalah pemikiran manusia terhadap isi dunia ini yang bagi para ilmuwan Administrasi Pendidikan dimana saja dan kapan saja untuk melakukan tindakan dan pemikiran tentang penciptaan pengaturan dan keteraturan itu secara optimal. d) Normatif ontologi Administrasi Pendidikan Keberadaan hakikat kandungan normatif ontologi dibedakan atas dua aspek: Kebenaran adalah keharmonisan dan sintesis yg maksimal dalam hal pemberian pengertian atau pemahaman terhadap ontologi ilmu Administrasi Pendidik. Kedua, Kebaikan adalah keharmonisan dalam hal penilaian dan pilihan nilai terhadap ontologi ilmu Administrasi Pendidikan. e) Positivisme Administrasi Pendidikan, Aliran positivisme pada dsrnya berpangkal dari hati nurani manusia yg memancarkan kebenaran yang diproses dalam pemikiran dengan menghubungkan realita konkret maupun realita abstraksi tentang fenomena atau nomena Administrasi Pendidikan yg selanjutnya dipersepsikan melalui suatu argumentasi. f) Rasionalisme Administrasi Pendidikan adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan di bidang Administrasi Pendidikan yang beranggapan bahwa sumber pengetahuan berasal dari akal pikiran. Tapi tidak mengingkari adanya pengalaman pengalaman yg menjadi perangsang terhadap proses pemikiran. 3. Landasan efistemologi administrasi pendidikan berhubungan dengan objektivisme, subjektivisme, dan skeptisme administrasi pendidikan. Jelaskan? Jawaban : a) Objektivisme Administrasi Pendidikan Penelusuran objektivitas pemikiran dalam Administrasi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, objek materialnya, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran perhatian secara detail tentang makna kandungan penalaran dalam pemikiran manusia yang mempelajari ilmu Administrasi Pendidikan. Kedua, objek formalnya, yaitu ilmu Administrasi Pendidikan memiliki ruang lingkup kajian dengan metode yg jelas. b) Subjektivisme Administrasi Pendidikan Fenomena sosial menunjukan bahwa pemikiran subjektivisme telah berada di semua lini kehidupan, baik kehidupan birokrasi, pengusaha, maupun kehidupan sosial kemasyarakatan. c) Skeptisisme Administrasi Pendidikan Skeptisisme adalah suatu kondisi atau perasaan yang dialami seseorang akibat tidak terpenuhinya sesuatu yang diinginkan yang menunjukan jenis kepastian tertentu yang tidak dimiliki oleh para birokrasi bersangkutan sebagi pengelola yang berdampak negatif, dimana kepercayaan publik semakin berkurang dan kecurigaan semakin brtambah.
C. Jawaban Pertemuan ke-3
1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi formal dan organisasi informal? Jawaban : Menurut Chester I. Barnard (1968) organisasi formal adalah sistem kerjasama yang komplek dari unsur fisik, biologis, individu, dan sosial dalam hubungan kerja sama yang teratur dari dua individu atau lebih. Sedangkan organisasi informal merupakan ikatan kebersamaan yang dibentuk secara sukarela oleh para anggotanya untuk memperoleh kepuasan berafiliasi. Salah satu tujuan utamanya adalah memperoleh persahabatan (Hicks,1987: 175). Organisasi ini didirikan dengan tidak mengenal bentuk atau struktur yang jelas dan tegas. Melainkan dibentuk karena rasa kebersamaan, pesahabatan, persaudaraan, karena memiliki kesamaan citra, persepsi atau maksud atau keperluan yang relatif sama dari para anggota yang membentuknya. Para anggotanya berkumpul untuk menutupi kerinduan berafiliasi, solidaritas dalam memenuhi naluri sosial atau sekuritas sosial (Barnard dalam Hick:1987:176) Keanggotaannya bersifat sukarela demi membentuk persahabatan. Sangsi bersifat sosial. Senioritas biasanya menjadi ciri yang dituakan, secara sosiologis diterima sebagai pemimpin yang dihormati. Interaksi didalamnya merupakan interaksi sosial yang luwes tanpa batas penghalang yang rigid dan kaku bersifat spontanitas. 2. Jelaskan hubungan organisasi (organization) dengan manajemen (management)? Jawaban : Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”, berarti “to manage”, yaitu: mengelola, mengatur, menata, dan sebagainya. Selanjutnya, Simon (1987) menafsirkan bahwa pengelolaan sebagai seni untuk menyelesaikan sesuatu kegiatan pengelolaan yang menekankan pada proses dan metode untuk menjamin suatu tindakan yang tepat. Selain itu, pengelolaan pendidikan mencakup semua kegiatan yang lazim disebut pengelolaan, pengaturan, dan penataan pendidikan, yang mana telah diketahui bahwa kegiatan manajemen pendidikan tersebut telah dilakukan semenjak proses pendidikan berlangsung. Semua komponen yang terdapat dalam pengertian pengelolaan tesebut merupakan suatu sistem yang terpadu, yakni antara satu dengan lainnya saling berkaitan secara utuh. Artinya, perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan, dan diawasi. Pengorganisasian juga harus direncanakan, diarahkan, dan kemudian dikendalikan. Begitu pula pengendalian pun harus direncanakan, diorganisasikan, dan diarahkan. Oleh karena itu pengelolaan pendidikan merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pendayagunaan segenap sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 3. Mengapa pengelolaan pendidikan diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan? Jawaban : Muljani A. Nurhadi (1983:5), mengatakan bahwa pengelolaan pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama, sekelompok manusia, yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, sebelumnya agar efektif dan efisien. Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa pengelolaan pendidikan memiliki karakteristik yang khas yang tidak sama dengan pengelolaan dibidang yang lain. 4. Pengelolaan pendidikan dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Jelaskan? Jawaban : Pengelolaan dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Pengelolaan sebagai proses dapat dinyatakan sebagai keseluruhan tingkat yang dilalui mulai dari pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pembagian tugas dan pelaksanaan kerja sampai tujuan yang dirumuskan terwujud. Sedangkan pengelolaan sebagai tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan, pengelolaan dinyatakan sebagai kerja yang harus dilaksanakan oleh individu atau kelompok orang yang diawali dengan pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pelaksanaan dan pembagian tugas sampai mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan (IKIP Bandung, 1994:11). 5. Dalam administrasi pendidikan teradapat beberapa pendekatan yang ditempuh agar criteria efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dapat tercapai, yaitu a) pendekatan oranganisasi klasik; b) pendekatan hubungan manusia (human approach); dan c) pendekatan prilaku (behavior approach). Jelaskan? Jawaban : 1) Pendekatan Organisasi Klasik Gerakan ini mencari upaya untuk dapat menggunakan orang secara efektif dalam organisasi industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga bekerja layaknya sebagai mesin. Frederick Taylor dan teman-temannya berkeyakinan bahwa para pekerja yang didorong motivasi ekonomi dan keinginan psikologis yang terbatas yang memerlukan arahan-arahan tetap. 2) Pendekatan Hubungan Manusia Pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang sebagai reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik. Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang yang pertama kali mengenal pentingnya faktor-faktor manusia dalam administrasi. Mary Follet juga banyak menulis yang berkenaan dengan sisi manusia dalam administrasi. Mary Follet percaya bahwa masalah yang mendasar dalam semua organisasi adalah mengembangkan dan mempertahankan hubungan dinamis dan harmonis. Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut merupakan suatu proses yang normal bagi pengembangan sesuatu yang mengakibatkan terjadinya konflik. 3) Pendekatan Prilaku Pendekatan prilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
D. Jawaban Petemuan ke-4
1. Jelaskan pengertian satuan pendidikan pada pengelolaan kelas? Jawaban : Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan demikian, manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996). 2. Sebutkan dan jelaskan tentang prinsip-prinsip pengelolaan sekolah? Jawaban : Harl R. Douglass, A.M. Ph.D. (Modern Administration of Secondary Schools, 1963:13-17) merumuskan tentang prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut: a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan mekanisme kerja Tujuan dari suatu organisasi, merupakan titik akhir yang berkedudukan penting, karena itu tujuan harus disadari serta dihayati oleh para pelaksananya. Hal tersebut perlu ditandaskan kepada mereka, karena mereka sering kehilangan arah terhadap tujuan umum, apabila ia setelah terlibat dalam tugasnya. Mereka lupa akan fungsi organisasi yang sebenarnya hanya sebagai alat atau wadah saja. b. Mengkoordinasi wewenang dan tanggungjawab Kalau orang ingin melihat hasil tanggunggjawab seseorang terhadap perkerjaannya, maka ia harus diberi wewenang dan kesempatan yang sesuai dengan tanggungjawab yang diberikannya dalam tempat pekerjaannya. Apabila seseorang ketua bidang studi bertanggungjawab untuk memajukan pengajaran dalam bidangnya, maka ia harus mendapat bantuan dari kepala sekolah dan pengawas, agar tetap berwibawa di hadapan para guru dalam bidang studi tersebut. Dan apabila ia kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya, maka harus diberi kesempatan dan kekuatan yang lebih baik, sehingga ia dapat menyelesaikan tanggungjawab dengan memuaskan. c. Memberi tanggungjawab hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya Tanggungjawab yang diberikan pada seseorang harus sesuai dengan watak orang itu sendiri. Penempatan orang itu harus sesuai dengan bakat-bakatnya, latihan-latihan yang pernah diperolehnya dan pengalaman yang pernah dialaminya. d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia Agar supaya pimpinan tidak akan mengalami kesalahan serius (blunder), maka faktor- faktor psikologis manusia ini harus dipahami benar-benar. Dalam setiap situasi kerjasama setiap individu itu memerlukannya adanya kemaun, ambisi, prasangka, dan sebagainya, hal-hal yang peka ini perlu diketahui oleh pimpinan. Demikianlah dalam merumuskan “policy” atau prosedur, hendaknya tidak hanya mempertimbangkan pada pengaruh yang tidak langsung yang berupa sikap-sikap dari orang- orang yang terlibat dalam pelaksanaan harus juga mendapat perhatian dengan sebaik- baiknya. 3. Jelaskan beberapa masalah dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana pemecahannya? Jawaban : Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12) dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan- kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah yang dapat diterima masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain bahkan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang tidak baik itu oleh Rodolf Dreikurs, cs. yang dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu: a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga perlu mendpat pertolongan ekstra.
b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors),
misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas.
c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking
behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya. d. Peragaan ketidak mampuan (passive behaviors), yaitu sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan. e. Relativitas nilai-nilai Pengertian relativitas ini ialah suatu kondisi atau keadaan yang selalu berhubungan dengan faktor-faktor lain. Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen, nilai-nilai yang ada pada sesuatu prinsip ialah tergantung atau ada hubungan dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan kerja, termasuk nilai-nilai yang ada dalam prinsip-prinsip lain. Karena itu tidak dibenarkan suatu keputusan yang mengakibatkan konflik antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain. 4. Sebutkan dan jelaskan usaha-usaha pencegahan masalah-masalah dalam pengelolaan kelas? Jawaban : Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua , yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
E. Jawaban Pertemuan ke-5
1. Silahkan deskripsikan sejumlah fungsi pemimpin pendidikan? Jawaban : Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain : 1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
dalam memeberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. 5. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif. 6. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi 2. Sebutkan dan jelaskan tentang tipe-tipe kepemimpinan pendidikan? Jawaban : Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin dapat di capai oleh lembaga pendidikan tersebut. Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka kemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu : tipe otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis dan tipe pseudo demokrasi. 1. Otoriter (Authoritarian), brtindak sbagai diktator 2. Laissez-faire (Tak acuh), tdk mmberikan kpemimpinannya 3. Demokratis (Pemimpin brada di tengah2 klompoknya) 4. Pseudo demokrasi (Semi demokratis atau manipulasi diplomatik) 3. Sebutkan sejumlah keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin? Jawaban : Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah: 1. Keterampilan dalam memimpin Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. 2. Keterampilan dalam hubungan insani Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari: (1) hubungan fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas resmi atau pekerjaan resmi; dan (2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang tidak didasarkan atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih bersifat kekeluargaan. Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fugsional atau hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan. 3. Keterampilan dalam proses kelompok Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan insani dan tanggungjawab bersama. Pemimpin harus jadi penengah, pendamai, moderator dan bukan menjadi hakim. 4. Keterampilan dalam administrasi personil Administrasi personil mencakup segala usaha untuk menggunakan keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan efisien. Kegiatan dalam administrasi personil ialah: seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang paling penting dari kegiatan di atas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yang paling sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right man in the right place”. 5. Keterampilan dalam menilai. Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai di mana suatu kegiatan atau tujuan sudah dapat dilaksanakan atau sudah dicapai. Yang dinilai biasanya ialah; hasil kerja, cara kerja dan orang yang mengerjakannya. 4. Sebutkan beberapa pendekatan tentang teori munculnya pemimpin? Jawaban : Munculnya pemimpin dikemukakan dalam beberapa teori, yaitu : 1. Teori pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin, hanya orang-orang yang mempunyai bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka munculah istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut teori genetis. 2. Teori kedua, mengatakan bahwa seeorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Setiap orang bisa menjadi pemimpin asal diberi kesempatan dan diberi pembinaan untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak mempunyai bakat atau pembawaan. Maka munculah istilah “leaders are built not borned”. Teori ini disebut teori sosial. 3. Teori ketiga, adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung kepada lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut teori ekologis. Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki kelebihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebihannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
F. Jawaban Pertemuan ke-6
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kurikulum? Jawaban : Pengelolaan kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran, semua pelajaran baik teori maupun praktik yang diberikan kepada siswa selama mengikuti pendidikan tertentu (pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan). Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada siswa selama mengikuti pendidikan.
2. Sebutkan komponen-komponen kurikulum dan berikan peranan masing-
masing dalam pelaksanaan pengelolaan kurikulum di sekolah? Jawaban : 1. Perencanaan kurikulum Perencanaan kurikulum dibedakan menjadi dua, yakni di tingkat pusat dan yang dilaksanakan di sekolah. Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan pendidikan, bahan pelajaran, sedangkan perencanaan yang dilakukan sekolah adalah menyusun rencana kegiatan sekolah terkait dengan proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan tersebut antara lain: merencanakan program tahunan, program semesteran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, jadwal pelajaran, dan sebagainya. 2. Pelaksanaan kurikulum Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar, yang dapat terbagi menjadi tiga tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan penutupan. Tahap persiapan pelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum mulai mengajar, antara lain: memeriksa ruang kelas, mengabsen siswa, kesiapan alat dan media, serta kesiapan siswa. Tahap pelaksanaan pelajaran, adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Tahap ini terbagi atas tiga bagian yaitu: pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi. Tahap penutupan yaitu kegiatan yang terjadi di kelas sesudah guru selesai melaksanakan tugas mengajar. 3. Pengawasan atau Penilikan Kurikulum Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah dilaksanakannya evaluasi baik formatif maupun sumatif. Kedua jenis evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar dilihat dari prestasi atau hasil yang telah dikuasai siswa, yang pada akhirnya diarahkan untuk mengkaji seberapa jauh kurikulum telah dilaksanakan. Evaluasi formatif adalah evaluasi atau penilikan yang dilakukan oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Evaluasi sumatif atau dikenal dengan tes sumatif adalah tes yang diselenggarakan oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu (semester atau caturwulan). Tes sumatif ini dalam pelaksanaannya sering disebut dengan ulangan umum yang biasanya diselenggarakan secara serentak untuk seluruh sekolah. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender akademik? Jawaban : a. Struktur kurikulum Struktur kurikulum meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama kegiatan pendidikan yang diselenggarakan dalam satuan pendidikan tertentu. Misalnya di TK, SD, SMP, maupun SMTA. b. Beban belajar Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. c. Kalender akademik Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. 4. Kegiatan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, karena pembelajaran merupakan implementasi dari kegiatan kurikulum. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tersebut? Jawaban : Kegiatan kurikulum dalam implementasinya tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, yang harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Kurikulum Kurikulum yang dinyatakan sebagaimana tertuang Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, maka dalam pengelolaannya harus memperhatikan hal berikut: a. Struktur kurikulum b. Beban belajar
2. Proses Pembelajaran a. Perencanaan proses pembelajaran, yaitu membuat rencana pembelajaran melalui program pembelajaran kemudian program yang sudah direncanakan itu diadministrasikan.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh kepala/wakil TK/SD/SMP bidang kurikulum dan guru.
c. Penilaian hasil pembelajaran, yaitu program penilaian hasil belajar siswa
yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan, dan didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan.
d. Pengawasan proses pembelajaran, yaitu hasil pengawasan pembelajaran
antara lain berupa hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja kepala dan guru dalam pengelolaan pembelajaran.
3. Pengelolaan Penilaian Pendidikan
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP Nomor 19 2005). Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Penilaian Pendidikan menurut PP Nomor 19 2005 Bab XI dibagi menjadi lima bagian, yaitu : (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi; (2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik; (3) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; (4) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah; dan (5) Kelulusan. G. Jawaban Pertemuan ke-7 1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan peserta didik? Jawaban : Salah satu bidang garapan dari pengelolaan pendidikan di sekolah adalah pengelolaan peserta didik. Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga 2. Sebutkan sejumlah ruang lingkup pengelolaan peserta didik beserta penjelasannya? Jawaban : Ruang lingkup administrasi kesiswaan (pengelolaan peserta didik) meliputi: 1. Perencanaan Peserta Didik Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah. Yang direncanakan adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik. 2. Penerimaan Siswa Baru (PSB) Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah, mewarnai sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah tersebut. Biasanya penerimaan siswa baru dilakukan pada menjelang tahun ajaran baru mengingat prosesnya tidak singkat. Penerimaan siswa baru ini harus berdasarkan perhitungan yang tepat, sehingga perlu ditentukan dahulu daya tampung sekolah yang bersangkutan. 3. Orientasi Siswa Baru Orientasi siswa baru mencakup kegiatan pada hari-hari pertama sekolah. Masa Orientasi Siswa (MOS), pendekatan dan tehnik-tehnik yang digunakan 4. Penempatan Peserta Didik Sebelum peserta didik yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Menurut William A. Jeager yang diperhatikan dalam pengelompokkan belajar yaitu: a. Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan peserta didik menurut umur, jenis kelamin, dan sebagainya. b. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan, minat dan sebagainya. Dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada lima macam, yaitu: 1) Friendship Grouping 2) Achievement Grouping 3) Aptitude Grouping 4) Attention or Interest Grouping 5) Intelligence Grouping 5. Pembinaan Peserta Didik Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan. Tentunya setiap kegiatan yang berkenaan dengan prestasi peserta didik menjadi topik pembicaran khusus di kalangan para penyelenggara pendidikan. Karena kemajuan peserta didik merupakan faktor yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya proses pendidikan. 6. Pengaturan Kedisiplinan Peserta Didik Apa yang dimaksud dengan disiplin? Banyak para ahli yang memberikan pengertian sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai berikut: “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. 7. Peserta Didik yang Mutasi dan Drop Out Ada beberapa macam mutasi. Pertama, adalah mutasi intern, yaitu mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya. Kedua, adalah mutasi ekstern, yaitu perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tingginya angka drop out juga bisa mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah. 8. Pencatatan dan Pelaporan Kemajuan Peserta Didik Pencatatan dan pelaporan tentang di sekolah sangat diperlukan sejak diterima di sekolah itu sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Untuk itu diperlukan beberapa peralatan dan perlengkapan yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pencatatan dan pelaporan tersebut. 9. Layanan-Layanan Khusus yang Menunjang Kelancaran Pengelolaan Peserta Didik a. Bimbingan di Sekolah b. Perpustakaan Sekolah c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) d. Kantin Sekolah e. Transportasi Sekolah f. Asrama Bagi Peserta Didik 3. Jelaskan bagaimanakah peranan guru dalam pelayanan peserta didik? Jawaban : Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas peserta didik dalam berbagai aspek. Salah satu tugas utama guru adalah membentuk anak didik mencapai kewaspadaannya masing-masing. Hal inipun merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor penyelenggara pendidikan, guru, peserta didik, sarana dan fasilitas belajar mengajar, kurikulum sebagai pedoman dasar bagi terselenggaranya tujuan pendidikan. 4. Terdapat sejumlah problem munculnya ketidakdisiplinan peserta didik. Jelaskan? Jawaban : Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin sebagai berikut. a) Perilaku tidak disiplin disebabkan oleh guru b) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kondisi sekolah yang tidak menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain. c) Perilaku tidak disiplin dapat disebabkan oleh siswa yang datang dari keluarga yang broken home. d) Perilaku tidak disiplin dapat disebabkan oleh kurikulum yang kaku atau kurang fleksibel.