Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MINGGUAN

MATA KULIAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Nama Mahasiswa : Nurul Halimatusa’diah


No. Mahasiswa : 192153037
Kelas : A

A. Jawaban pertemuan ke-1


Pertemuan ke-1 Tidak ada tugas
B. Jawaban Petemuan ke-2
1. Seorang administrator pendidikan menjalankan tugasnya didasari oleh
nilai-nilai kebenaran, baik pada tataran praktis maupun tataran teoritis
melalui ilmu penetahuan tentang administrasi pendidikan. Jelaskan melalui
pendekatan filsafat , apakah benar administrasi pendidikan dipandang
sebagai ilmu pengetahuan?
Jawaban :
Pengetahuan (knowledge) adalah segala ssuatu yg diperoleh melalui
berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi dan
wahyu. Sedangkan ilmu atau ilmu pengetahaun adalah Pengetahuan yang
memenuhi kriteria dari segi ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, dan
AXIOLOGIS secara konsekuen dan penuh disiplin dan administrasi
pendidikan telah memenuhi criteria itu, sehingga dapat diketahui jika
benar, administrasi pendidikan dipandan sebagai ilmu pengetahuan.
2. Dilihat dari landasan ontologis, administrasi pendidikan memiliki
kedudukan, metode, potensi, normative, positivisme, dan rasionalisme.
Jelaskan?
Jawaban :
a) Kedudukan ontologi Administrasi Pendidikan adalah pangkal dasar
dalam pengembangn pemikiran terhadap pembenaran dan kebenaran.
b) Metode ontology Administrasi Pendidikan dengan metode berpikir
yang bekerja cepat dan tepat. Administrasi Pendidikan senantiasa
menanyakan sesuatu yang telah dimengerti atau dikenal, karena
pertanyaan adalah bagian dari nalar sebagai produk pemikiran manusia.
c) Potensi ontologi Administrasi Pendidikan adalah pemikiran manusia
terhadap isi dunia ini yang bagi para ilmuwan Administrasi Pendidikan
dimana saja dan kapan saja untuk melakukan tindakan dan pemikiran
tentang penciptaan pengaturan dan keteraturan itu secara optimal.
d) Normatif ontologi Administrasi Pendidikan Keberadaan hakikat
kandungan normatif ontologi dibedakan atas dua aspek: Kebenaran
adalah keharmonisan dan sintesis yg maksimal dalam hal pemberian
pengertian atau pemahaman terhadap ontologi ilmu Administrasi
Pendidik. Kedua, Kebaikan adalah keharmonisan dalam hal penilaian
dan pilihan nilai terhadap ontologi ilmu Administrasi Pendidikan.
e) Positivisme Administrasi Pendidikan, Aliran positivisme pada dsrnya
berpangkal dari hati nurani manusia yg memancarkan kebenaran yang
diproses dalam pemikiran dengan menghubungkan realita konkret
maupun realita abstraksi tentang fenomena atau nomena Administrasi
Pendidikan yg selanjutnya dipersepsikan melalui suatu argumentasi.
f) Rasionalisme Administrasi Pendidikan adalah suatu metode yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan di bidang Administrasi
Pendidikan yang beranggapan bahwa sumber pengetahuan berasal dari
akal pikiran. Tapi tidak mengingkari adanya pengalaman pengalaman yg
menjadi perangsang terhadap proses pemikiran.
3. Landasan efistemologi administrasi pendidikan berhubungan dengan
objektivisme, subjektivisme, dan skeptisme administrasi pendidikan.
Jelaskan?
Jawaban :
a) Objektivisme Administrasi Pendidikan
Penelusuran objektivitas pemikiran dalam Administrasi
Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, objek
materialnya, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran perhatian secara
detail tentang makna kandungan penalaran dalam pemikiran
manusia yang mempelajari ilmu Administrasi Pendidikan. Kedua,
objek formalnya, yaitu ilmu Administrasi Pendidikan memiliki
ruang lingkup kajian dengan metode yg jelas.
b) Subjektivisme Administrasi Pendidikan
Fenomena sosial menunjukan bahwa pemikiran
subjektivisme telah berada di semua lini kehidupan, baik kehidupan
birokrasi, pengusaha, maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.
c) Skeptisisme Administrasi Pendidikan
Skeptisisme adalah suatu kondisi atau perasaan yang
dialami seseorang akibat tidak terpenuhinya sesuatu yang
diinginkan yang menunjukan jenis kepastian tertentu yang tidak
dimiliki oleh para birokrasi bersangkutan sebagi pengelola yang
berdampak negatif, dimana kepercayaan publik semakin berkurang
dan kecurigaan semakin brtambah.

C. Jawaban Pertemuan ke-3


1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi formal dan organisasi informal?
Jawaban :
Menurut Chester I. Barnard (1968) organisasi formal adalah sistem kerjasama
yang komplek dari unsur fisik, biologis, individu, dan sosial dalam hubungan
kerja sama yang teratur dari dua individu atau lebih. Sedangkan organisasi
informal merupakan ikatan kebersamaan yang dibentuk secara sukarela oleh
para anggotanya untuk memperoleh kepuasan berafiliasi. Salah satu tujuan
utamanya adalah memperoleh persahabatan (Hicks,1987: 175). Organisasi ini
didirikan dengan tidak mengenal bentuk atau struktur yang jelas dan tegas.
Melainkan dibentuk karena rasa kebersamaan, pesahabatan, persaudaraan,
karena memiliki kesamaan citra, persepsi atau maksud atau keperluan yang
relatif sama dari para anggota yang membentuknya. Para anggotanya
berkumpul untuk menutupi kerinduan berafiliasi, solidaritas dalam memenuhi
naluri sosial atau sekuritas sosial (Barnard dalam Hick:1987:176)
Keanggotaannya bersifat sukarela demi membentuk persahabatan. Sangsi
bersifat sosial. Senioritas biasanya menjadi ciri yang dituakan, secara
sosiologis diterima sebagai pemimpin yang dihormati. Interaksi didalamnya
merupakan interaksi sosial yang luwes tanpa batas penghalang yang rigid dan
kaku bersifat spontanitas.
2. Jelaskan hubungan organisasi (organization) dengan manajemen
(management)?
Jawaban :
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”, berarti “to manage”,
yaitu: mengelola, mengatur, menata, dan sebagainya. Selanjutnya, Simon
(1987) menafsirkan bahwa pengelolaan sebagai seni untuk menyelesaikan
sesuatu kegiatan pengelolaan yang menekankan pada proses dan metode untuk
menjamin suatu tindakan yang tepat. Selain itu, pengelolaan pendidikan
mencakup semua kegiatan yang lazim disebut pengelolaan, pengaturan, dan
penataan pendidikan, yang mana telah diketahui bahwa kegiatan manajemen
pendidikan tersebut telah dilakukan semenjak proses pendidikan berlangsung.
Semua komponen yang terdapat dalam pengertian pengelolaan tesebut
merupakan suatu sistem yang terpadu, yakni antara satu dengan lainnya saling
berkaitan secara utuh. Artinya, perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan,
dan diawasi. Pengorganisasian juga harus direncanakan, diarahkan, dan
kemudian dikendalikan. Begitu pula pengendalian pun harus direncanakan,
diorganisasikan, dan diarahkan. Oleh karena itu pengelolaan pendidikan
merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pendayagunaan segenap
sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Mengapa pengelolaan pendidikan diperlukan dalam mencapai tujuan
pendidikan?
Jawaban :
Muljani A. Nurhadi (1983:5), mengatakan bahwa pengelolaan pendidikan
adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerjasama, sekelompok manusia, yang tergabung dalam organisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
sebelumnya agar efektif dan efisien. Dengan memperhatikan uraian-uraian di
atas, dapat ditegaskan bahwa pengelolaan pendidikan memiliki karakteristik
yang khas yang tidak sama dengan pengelolaan dibidang yang lain.
4. Pengelolaan pendidikan dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula
dipandang sebagai tugas (kewajiban). Jelaskan?
Jawaban :
Pengelolaan dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang
sebagai tugas (kewajiban). Pengelolaan sebagai proses dapat dinyatakan
sebagai keseluruhan tingkat yang dilalui mulai dari pengambilan
keputusan, penentuan tujuan, pembagian tugas dan pelaksanaan kerja
sampai tujuan yang dirumuskan terwujud. Sedangkan pengelolaan sebagai
tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan, pengelolaan dinyatakan
sebagai kerja yang harus dilaksanakan oleh individu atau kelompok orang
yang diawali dengan pengambilan keputusan, penentuan tujuan,
pelaksanaan dan pembagian tugas sampai mewujudkan tujuan yang telah
dirumuskan (IKIP Bandung, 1994:11).
5. Dalam administrasi pendidikan teradapat beberapa pendekatan yang
ditempuh agar criteria efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dapat
tercapai, yaitu a) pendekatan oranganisasi klasik; b) pendekatan hubungan
manusia (human approach); dan c) pendekatan prilaku (behavior
approach). Jelaskan?
Jawaban :
1) Pendekatan Organisasi Klasik
Gerakan ini mencari upaya untuk dapat menggunakan orang secara efektif
dalam organisasi industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga
bekerja layaknya sebagai mesin. Frederick Taylor dan teman-temannya
berkeyakinan bahwa para pekerja yang didorong motivasi ekonomi dan
keinginan psikologis yang terbatas yang memerlukan arahan-arahan tetap.
2) Pendekatan Hubungan Manusia
Pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang
sebagai reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik. Pendekatan hubungan
manusia ini dipelopori oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang yang
pertama kali mengenal pentingnya faktor-faktor manusia dalam administrasi.
Mary Follet juga banyak menulis yang berkenaan dengan sisi manusia dalam
administrasi. Mary Follet percaya bahwa masalah yang mendasar dalam semua
organisasi adalah mengembangkan dan mempertahankan hubungan dinamis
dan harmonis. Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet,
konflik tersebut merupakan suatu proses yang normal bagi pengembangan
sesuatu yang mengakibatkan terjadinya konflik.
3) Pendekatan Prilaku
Pendekatan prilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara
hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan
proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.

D. Jawaban Petemuan ke-4


1. Jelaskan pengertian satuan pendidikan pada pengelolaan kelas?
Jawaban :
Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum
sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan demikian, manajemen
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses
belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan
bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu
sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996).
2. Sebutkan dan jelaskan tentang prinsip-prinsip pengelolaan sekolah?
Jawaban :
Harl R. Douglass, A.M. Ph.D. (Modern Administration of Secondary Schools,
1963:13-17) merumuskan tentang prinsip-prinsip manajemen pendidikan
sebagai berikut:
a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan
mekanisme kerja
Tujuan dari suatu organisasi, merupakan titik akhir yang
berkedudukan penting, karena itu tujuan harus disadari serta
dihayati oleh para pelaksananya. Hal tersebut perlu ditandaskan
kepada mereka, karena mereka sering kehilangan arah terhadap
tujuan umum, apabila ia setelah terlibat dalam tugasnya.
Mereka lupa akan fungsi organisasi yang sebenarnya hanya
sebagai alat atau wadah saja.
b. Mengkoordinasi wewenang dan tanggungjawab
Kalau orang ingin melihat hasil tanggunggjawab seseorang
terhadap perkerjaannya, maka ia harus diberi wewenang dan
kesempatan yang sesuai dengan tanggungjawab yang
diberikannya dalam tempat pekerjaannya. Apabila seseorang
ketua bidang studi bertanggungjawab untuk memajukan
pengajaran dalam bidangnya, maka ia harus mendapat bantuan
dari kepala sekolah dan pengawas, agar tetap berwibawa di
hadapan para guru dalam bidang studi tersebut. Dan apabila ia
kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya, maka harus diberi
kesempatan dan kekuatan yang lebih baik, sehingga ia dapat
menyelesaikan tanggungjawab dengan memuaskan.
c. Memberi tanggungjawab hendaknya sesuai dengan sifat-sifat
dan kemampuannya
Tanggungjawab yang diberikan pada seseorang harus sesuai
dengan watak orang itu sendiri. Penempatan orang itu harus
sesuai dengan bakat-bakatnya, latihan-latihan yang pernah
diperolehnya dan pengalaman yang pernah dialaminya.
d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
Agar supaya pimpinan tidak akan mengalami kesalahan serius
(blunder), maka faktor- faktor psikologis manusia ini harus
dipahami benar-benar. Dalam setiap situasi kerjasama setiap
individu itu memerlukannya adanya kemaun, ambisi,
prasangka, dan sebagainya, hal-hal yang peka ini perlu
diketahui oleh pimpinan. Demikianlah dalam merumuskan
“policy” atau prosedur, hendaknya tidak hanya
mempertimbangkan pada pengaruh yang tidak langsung yang
berupa sikap-sikap dari orang- orang yang terlibat dalam
pelaksanaan harus juga mendapat perhatian dengan sebaik-
baiknya.
3. Jelaskan beberapa masalah dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana
pemecahannya?
Jawaban :
Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12)
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah
kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan
pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi,
sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat
pula. Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan ingin
diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan-
kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah yang
dapat diterima masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan
berusaha mencapainya dengan cara-cara lain bahkan berbuat tidak baik.
Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang tidak baik itu
oleh Rodolf Dreikurs, cs. yang dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni
digolongkan menjadi empat yaitu:
a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting
behaviors). Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga
perlu mendpat pertolongan ekstra.

b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors),


misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional (marah-marah,
menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas.

c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking


behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai,
memukul, menggigit dan sebagainya.
d. Peragaan ketidak mampuan (passive behaviors), yaitu sama sekali menolak
untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa apapun yang
dilakukannya akan mengalami kegagalan.
e. Relativitas nilai-nilai
Pengertian relativitas ini ialah suatu kondisi atau keadaan yang selalu
berhubungan dengan faktor-faktor lain. Dalam pelaksanaan kegiatan
manajemen, nilai-nilai yang ada pada sesuatu prinsip ialah tergantung atau
ada hubungan dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan kerja, termasuk
nilai-nilai yang ada dalam prinsip-prinsip lain. Karena itu tidak dibenarkan
suatu keputusan yang mengakibatkan konflik antara prinsip yang satu
dengan prinsip yang lain.
4. Sebutkan dan jelaskan usaha-usaha pencegahan masalah-masalah dalam
pengelolaan kelas?
Jawaban :
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung
efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan
dan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan yang bersifat pencegahan
(preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun
kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan
dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif
merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak
kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua , yaitu tindakan yang seharusnya
segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan
penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang
terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.

E. Jawaban Pertemuan ke-5


1. Silahkan deskripsikan sejumlah fungsi pemimpin pendidikan?
Jawaban :
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja, antara lain :
1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan
penuh rasa kebebasan.

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta


dalam memeberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan.

3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu


membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian
menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.

4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan


kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar
dari pengalaman.
5. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari
proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara
jujur dan objektif.
6. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi
2. Sebutkan dan jelaskan tentang tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
Jawaban :
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan
yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan
sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya
akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota-anggota staf, sifat
hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi
kualitas hasil kerja yang mungkin dapat di capai oleh lembaga pendidikan
tersebut. Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut
melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan
kerja yang dipimpinnya, maka kemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan
kedalam empat tipe, yaitu : tipe otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis
dan tipe pseudo demokrasi.
1. Otoriter (Authoritarian), brtindak sbagai diktator
2. Laissez-faire (Tak acuh), tdk mmberikan kpemimpinannya
3. Demokratis (Pemimpin brada di tengah2 klompoknya)
4. Pseudo demokrasi (Semi demokratis atau manipulasi diplomatik)
3. Sebutkan sejumlah keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin?
Jawaban :
Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
pendidikan. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki
keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin
yang baik.
2. Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani adalah hubungan antar manusia. Ada dua macam
hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari: (1)
hubungan fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan karena tugas
resmi atau pekerjaan resmi; dan (2) hubungan pribadi atau hubungan
informal atau hubungan personel, ialah hubungan yang tidak didasarkan
atas tugas resmi atau pekerjaan, tetapi lebih bersifat kekeluargaan.
Yang menjadi inti dalam hubungan ini, apakah itu hubungan fugsional atau
hubungan personal, adalah saling menghargai. Bawahan menghargai atasan
dan sebaliknya atasanpun harus menghargai bawahan.
3. Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan
partisipasi anggota-anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi
yang dimiliki para anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara
maksimal. Inti dari proses kelompok adalah hubungan insani dan
tanggungjawab bersama. Pemimpin harus jadi penengah, pendamai,
moderator dan bukan menjadi hakim.
4. Keterampilan dalam administrasi personil
Administrasi personil mencakup segala usaha untuk menggunakan keahlian
dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara efektif dan
efisien. Kegiatan dalam administrasi personil ialah: seleksi, pengangkatan,
penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan dan
pengembangan serta kesejahteraan. Menemukan yang paling penting dari
kegiatan di atas ialah kegiatan seleksi dalam memilih orang yang paling
sesuai dengan tugas dan pekerjaannya yang berpedoman pada “the right
man in the right place”.
5. Keterampilan dalam menilai.
Penilaian atau evaluasi ialah suatu usaha untuk mengetahui sampai di mana
suatu kegiatan atau tujuan sudah dapat dilaksanakan atau sudah dicapai.
Yang dinilai biasanya ialah; hasil kerja, cara kerja dan orang yang
mengerjakannya.
4. Sebutkan beberapa pendekatan tentang teori munculnya pemimpin?
Jawaban :
Munculnya pemimpin dikemukakan dalam beberapa teori, yaitu :
1. Teori pertama, berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin
karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin; dengan kata lain ia
mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini
tidak setiap orang bisa menjadi pemimpin, hanya orang-orang yang
mempunyai bakat dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka
munculah istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut teori genetis.
2. Teori kedua, mengatakan bahwa seeorang akan menjadi pemimpin kalau
lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Setiap
orang bisa menjadi pemimpin asal diberi kesempatan dan diberi pembinaan
untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak mempunyai bakat atau
pembawaan. Maka munculah istilah “leaders are built not borned”. Teori ini
disebut teori sosial.
3. Teori ketiga, adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah untuk
menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina supaya
berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini tergantung
kepada lingkungan, waktu dan keadaan. Teori ini disebut teori ekologis.
Teori keempat, disebut teori situasi. Menurut teori ini setiap orang bisa
menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki
kelebihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain
dimana kelebihan-kelebihannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi
pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.

F. Jawaban Pertemuan ke-6


1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kurikulum?
Jawaban :
Pengelolaan kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha
peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit
adalah jadwal pelajaran, semua pelajaran baik teori maupun praktik yang
diberikan kepada siswa selama mengikuti pendidikan tertentu (pemberian
bekal pengetahuan dan keterampilan). Kurikulum dalam arti luas adalah semua
pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada siswa selama
mengikuti pendidikan.

2. Sebutkan komponen-komponen kurikulum dan berikan peranan masing-


masing dalam pelaksanaan pengelolaan kurikulum di sekolah?
Jawaban :
1. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum dibedakan menjadi dua, yakni di tingkat pusat dan
yang dilaksanakan di sekolah. Perencanaan tingkat pusat, meliputi tujuan
pendidikan, bahan pelajaran, sedangkan perencanaan yang dilakukan sekolah
adalah menyusun rencana kegiatan sekolah terkait dengan proses belajar
mengajar di kelas. Kegiatan tersebut antara lain: merencanakan program
tahunan, program semesteran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, jadwal pelajaran, dan sebagainya.
2. Pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar, yang dapat
terbagi menjadi tiga tahap yaitu: persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan
penutupan. Tahap persiapan pelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan guru
sebelum mulai mengajar, antara lain: memeriksa ruang kelas, mengabsen
siswa, kesiapan alat dan media, serta kesiapan siswa. Tahap pelaksanaan
pelajaran, adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru
dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang
diajarkan. Tahap ini terbagi atas tiga bagian yaitu: pendahuluan, pelajaran inti,
dan evaluasi. Tahap penutupan yaitu kegiatan yang terjadi di kelas sesudah
guru selesai melaksanakan tugas mengajar.
3. Pengawasan atau Penilikan Kurikulum
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah dilaksanakannya evaluasi baik
formatif maupun sumatif. Kedua jenis evaluasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar dilihat dari prestasi atau hasil
yang telah dikuasai siswa, yang pada akhirnya diarahkan untuk mengkaji
seberapa jauh kurikulum telah dilaksanakan. Evaluasi formatif adalah evaluasi
atau penilikan yang dilakukan oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai
dipelajari oleh siswa. Evaluasi sumatif atau dikenal dengan tes sumatif adalah
tes yang diselenggarakan oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu
(semester atau caturwulan). Tes sumatif ini dalam pelaksanaannya sering
disebut dengan ulangan umum yang biasanya diselenggarakan secara serentak
untuk seluruh sekolah.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : struktur kurikulum, beban belajar,
dan kalender akademik?
Jawaban :
a. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama kegiatan pendidikan yang diselenggarakan
dalam satuan pendidikan tertentu. Misalnya di TK, SD, SMP, maupun
SMTA.
b. Beban belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Kalender akademik
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif
belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Kegiatan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan, karena pembelajaran merupakan implementasi dari
kegiatan kurikulum. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran tersebut?
Jawaban :
Kegiatan kurikulum dalam implementasinya tidak dipisahkan dari kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan, yang harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kurikulum
Kurikulum yang dinyatakan sebagaimana tertuang Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 Tahun 2005, maka dalam pengelolaannya harus memperhatikan
hal berikut:
a. Struktur kurikulum
b. Beban belajar

2. Proses Pembelajaran
a. Perencanaan proses pembelajaran, yaitu membuat rencana pembelajaran
melalui program pembelajaran kemudian program yang sudah direncanakan
itu diadministrasikan.

b. Pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu pelaksanaan proses pembelajaran


yang dilaksanakan oleh kepala/wakil TK/SD/SMP bidang kurikulum dan
guru.

c. Penilaian hasil pembelajaran, yaitu program penilaian hasil belajar siswa


yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan, dan didasarkan
pada Standar Penilaian Pendidikan.

d. Pengawasan proses pembelajaran, yaitu hasil pengawasan pembelajaran


antara lain berupa hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta
catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja kepala dan guru dalam
pengelolaan pembelajaran.

3. Pengelolaan Penilaian Pendidikan


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP Nomor 19 2005).
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Penilaian Pendidikan menurut PP Nomor 19 2005 Bab XI dibagi menjadi
lima bagian, yaitu : (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar,
menengah, dan pendidikan tinggi; (2) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
(3) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; (4) Penilaian hasil belajar
oleh pemerintah; dan (5) Kelulusan.
G. Jawaban Pertemuan ke-7
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan peserta didik?
Jawaban :
Salah satu bidang garapan dari pengelolaan pendidikan di sekolah adalah
pengelolaan peserta didik. Dalam hal ini pengelolaan peserta didik menurut
Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982) adalah merupakan suatu
penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta
didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga
2. Sebutkan sejumlah ruang lingkup pengelolaan peserta didik beserta
penjelasannya?
Jawaban :
Ruang lingkup administrasi kesiswaan (pengelolaan peserta didik) meliputi:
1. Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka
tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di
sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka
akan lulus dari sekolah. Yang direncanakan adalah hal-hal yang harus
dikerjakan berkenaan dengan penerimaan peserta didik sampai dengan
pelulusan peserta didik.
2. Penerimaan Siswa Baru (PSB)
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah,
karena merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah,
mewarnai sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah tersebut. Biasanya
penerimaan siswa baru dilakukan pada menjelang tahun ajaran baru
mengingat prosesnya tidak singkat. Penerimaan siswa baru ini harus
berdasarkan perhitungan yang tepat, sehingga perlu ditentukan dahulu
daya tampung sekolah yang bersangkutan.
3. Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru mencakup kegiatan pada hari-hari pertama sekolah.
Masa Orientasi Siswa (MOS), pendekatan dan tehnik-tehnik yang
digunakan
4. Penempatan Peserta Didik
Sebelum peserta didik yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar,
terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok
belajarnya. Menurut William A. Jeager yang diperhatikan dalam
pengelompokkan belajar yaitu:
a. Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan peserta didik menurut
umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan peserta didik
berdasarkan pada perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan,
minat dan sebagainya. Dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada
lima macam, yaitu:
1) Friendship Grouping
2) Achievement Grouping
3) Aptitude Grouping
4) Attention or Interest Grouping
5) Intelligence Grouping
5. Pembinaan Peserta Didik
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh
peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta
memiliki keabsahan. Tentunya setiap kegiatan yang berkenaan dengan
prestasi peserta didik menjadi topik pembicaran khusus di kalangan para
penyelenggara pendidikan. Karena kemajuan peserta didik merupakan
faktor yang sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya
proses pendidikan.
6. Pengaturan Kedisiplinan Peserta Didik
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Banyak para ahli yang memberikan
pengertian sesuai dengan sudut pandang mereka. The Liang Gie (1972)
memberikan pengertian disiplin sebagai berikut: “Disiplin adalah suatu
keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa
senang hati”.
7. Peserta Didik yang Mutasi dan Drop Out
Ada beberapa macam mutasi. Pertama, adalah mutasi intern, yaitu mutasi
yang dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri.
Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam
suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh
peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.
Kedua, adalah mutasi ekstern, yaitu perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan.
Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis
sekolah yang berlainan. Drop out adalah keluar dari sekolah sebelum
waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh
karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang
sudah terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop
out adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tingginya angka
drop out juga bisa mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah.
8. Pencatatan dan Pelaporan Kemajuan Peserta Didik
Pencatatan dan pelaporan tentang di sekolah sangat diperlukan sejak
diterima di sekolah itu sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah
tersebut. Untuk itu diperlukan beberapa peralatan dan perlengkapan yang
dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pencatatan dan pelaporan
tersebut.
9. Layanan-Layanan Khusus yang Menunjang Kelancaran Pengelolaan
Peserta Didik
a. Bimbingan di Sekolah
b. Perpustakaan Sekolah
c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
d. Kantin Sekolah
e. Transportasi Sekolah
f. Asrama Bagi Peserta Didik
3. Jelaskan bagaimanakah peranan guru dalam pelayanan peserta didik?
Jawaban :
Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan
kreativitas peserta didik dalam berbagai aspek. Salah satu tugas utama guru
adalah membentuk anak didik mencapai kewaspadaannya masing-masing. Hal
inipun merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidikan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor penyelenggara
pendidikan, guru, peserta didik, sarana dan fasilitas belajar mengajar,
kurikulum sebagai pedoman dasar bagi terselenggaranya tujuan pendidikan.
4. Terdapat sejumlah problem munculnya ketidakdisiplinan peserta didik.
Jelaskan?
Jawaban :
Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak
disiplin sebagai berikut.
a) Perilaku tidak disiplin disebabkan oleh guru
b) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kondisi sekolah yang tidak
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain.
c) Perilaku tidak disiplin dapat disebabkan oleh siswa yang datang dari
keluarga yang broken home.
d) Perilaku tidak disiplin dapat disebabkan oleh kurikulum yang kaku
atau kurang fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai